Happy reading!
------
Berjalan di bawah atap langit yang sudah menggelap. Melangkah santai bersama pejalan lain dengan iringan hawa dingin yang menusuk lembut renik kulit. Sambil berjalan yang beberapa meter lagi sampai rumah, Estelle beberapa kali menggosok-gosok kedua telapak tangannya kemudian meniupkan hawa panas tubuhnya pada tangan yang masih saja terasa dingin.
Rencananya ingin pulang sebelum langit menggelap. Namun, Callie memaksanya untuk ikut makan dengan mereka. Makan malam yang benar-benar sulit ia telan. Bagaimana tidak? Setelah Dave mempertanyakan tentang masalah percintaan orang tuanya. Suasana di antara mereka langsung berubah aneh. Dingin dan tegang, sungguh membuatnya tidak nyaman. Dave bahkan terus menerus memandangnya dengan tajam, tatapan yang seolah menyuruhnya untuk segera pergi. Jika saja Callie tidak berkali-kali membuatnya rileks, mungkin ia akan tersedak setiap kali menyuap makanan.
Estelle menggeleng seraya menghe
Happy reading!------Dengan langkah gontai, Estelle keluar dari gang buntu yang bertemankan cahaya temaram. Semenit lalu, Joe kembali pergi meninggalkannya. Pria itu bilang punya waktu banyak untuknya malam ini. Namun, begitu dering telepon memanggil, Joe segera pergi setelah memeluk tanpa memberi kepastian yang bisa menenangkannya. Hanya sebuah perintah untuk menunggunya.Menunggu untuk apa? Apa yang sebenarnya pria itu lakukan sampai seolah sulit untuk menemuinya?Estelle mendesah, lalu berjongkok di tepi gang, kakinya tidak kuat lagi untuk menompang seluruh berat tubuhnya. Wanita itu terisak sambil memeluk kedua lututnya. Sakit, pertemuan ini sungguh menyesakkan dadanya. Estelle tidak ingin berpisah kembali tanpa ada kejelasan. Lagi, dirinya hanya bisa meraba hubungannya dan menunggu seperti orang bodoh."Itu, suara wanita ...," gumam Estelle, bisa ia dengar jelas saat Joe berbicara pada seseorang di telepon. Suara wanita yang ter
Happy reading!------Derik kertas terdengar dalam suasana sunyi yang hangat. Api yang menyala melahap rakus kayu-kayu di dalam perapian, selimut yang terbentang menutupi perut hingga kaki membuat tubuh semakin terasa hangat dan nyaman.Dua iris terus membaca serius setiap barisan kalimat yang tercetak tinta hitam. Mendapatkan bacaan yang dibutuhkan, membuat Estelle menciptakan dunianya sendiri. Mengabaikan teh panas yang sudah tidak lagi mengepulkan hawa panas, bahkan kehadiran Alan di sana juga tidak wanita itu hiraukan.Pemilik lingkar aswad itu pun memindai meja yang terisi dengan beberapa buku. Dahinya langsung mengeryit ketika membaca semua judul dari buku-buku milik sang kakak, semua berkaitan tentang psikologis.Pikiran Alan seketika ditarik mundur ke masa lalu dan berhenti ketika kakaknya juga melakukan hal yang sama saat Noel sedang dalam perawatan di rumah sakit. Pria dua puluh tahun itu pun berpikir, untuk apa Estelle memb
Happy reading!------Dua manik mata indah yang dibingkai kacamata itu sudah menatap fokus layar laptop yang sedang berada dalam pangkuannya sejak dua jam lalu. Duduk bersandar di atas sofa panjang yang berada dalam kamar. Dave tidak sendiri, pria itu di temani Lea yang ia dudukan di samping kanannya.Berselancar dengan serius mencari jejak Bertha dari nomor identitas yang belum lama ia dapatkan. Dave heran, mengapa Bertha memiliki banyak nomor identitas?Apa wanita itu sering berpergian menggunakan identitas palsu? Tetapi, nama yang tercantum semuanya adalah nama asli, yang berbeda hanya nomor penduduk saja. Apa ini cara untuk mengelabuinya? Mencari satu persatu semua nomor ini untuk menemukan yang asli? Benar-benar cerdas! Siapa pun itu, telah berhasil membuat Dave kesal."Shit!" makinya, melihat data yang tiba-tiba tidak bisa di akses. Ini bukan yang pertama, melainkan sudah sampai ke sekian kali terjadi seperti ini.Dave pu
Happy reading!------"Apa foto itu sudah selesai di bereskan?" tanya Dave seraya membubuhkan tanda tangannya ke sebuah dokumen persetujuan anggaran Hotel Polaris."Sudah Direktur, dan Pak Sam juga sudah mengambilnya."Dave menegakkan kepalanya. Menutup dokumen kemudian menyerahkannya kembali pada Gavin. "Sam? Kapan terakhir kali kamu bicara dengannya?"Dahi Gavin terlipat kecil, merasa heran dengan pertanyaan atasannya, tidak biasanya Dave menanyakan hal-hal seperti ini. "Em, sekitar siang tadi.""Siang? Ya sudah, kamu boleh keluar." Dave melirik pada jam tangannya, sudah jam tujuh malam. Ia ingat, siang tadi juga menghubungi Sam, tetapi panggilannya masih saja dialihkan. Bahkan dua jam lalu Dave pun masih mencoba mengontak temannya itu dan hasilnya masih sama."Baik, Direktur."Telunjuk Dave mengetuk pelan tepi meja, ia diam bersandar dengan mata memandang lekat punggung Gavin yang semakin menjauh lalu menghilan
Happy reading!------"Gugup?"Estelle mengangguk mantap menjawab pertanyaan Dave yang sedang duduk di sebelahnya itu. Mereka tengah berada di dalam mobil yang melaju menuju tempat acara. Sebuah acara pertunangan yang sudah lama di nantikan oleh semua. Akhir dari benang yang terpintal kusut mungkin akan terlihat malam ini."Apa hatimu sudah siap?" tanya Dave lagi.Wanita itu hanya mendesah, tidak tahu pasti apa yang dirasakan hatinya. Estelle benar-benar gelisah. Apakah tindakannya ini benar? Joe sudah memperingatkan dirinya untuk menunggu. Namun, hanya menunggu tanpa penjelasan juga sulit untuk dirinya bertahan. Percakapan malam itu terhenti begitu saja dengan meninggalkan luka dan menciptakan rasa penasaran yang lebih besar di hatinya.Bisakah ia melihat prianya bertukar cincin dengan wanita lain di depan matanya? Sudah lama Estelle meyakinkan dirinya kalau ia harus bisa bertahan, tetapi malam ini rasa keberaniannya tiba-tiba
Happy reading!------Mata yang penuh dengan luka dan rindu itu tidak berkedip sedikit pun, bahkan sampai Joe berdiri tepat di depannya, Estelle tetap memandang sendu prianya. Ternyata benar, ini adalah acara pertunangan kekasihnya. Sudah bisa memastikan seperti ini, rasanya ingin pulang saja.Dave yang melihat kedatangan Joe pun langsung melirik dan merangkul posesif pinggang partnernya."Mom, acara akan segera di mulai. Temani--" Joe langsung terdiam saat matanya tidak sengaja melirik pada Estelle. Lidahnya pun langsung mengelu melihat kekasih yang beberapa hari lalu ia temui sekarang muncul kembali di hadapannya. Mimpi? Melihat penampilan Estelle yang berbeda, cukup membisikkan ragu di hatinya.Caroline mengusap lembut bahu putranya. Diamnya Joe yang tiba-tiba membuat ia cemas, terlebih saat melihat tatapannya terarah jelas pada Estelle. "Sayang? Jangan menatap wanita milik orang lain, kamu sudah memiliki pasangan sendiri, Joe," ca
Happy reading!------"Hentikan!"Dua wanita di sana sama-sama tersentak begitu mendengar seruan pria yang sedikit keras dari arah belakang mereka. Julia yang ingin melayangkan tamparan pun jadi diurungkan kembali.Dave melangkah tegas mendekati dua wanita yang ribut di tengah lorong gedung. Siapa yang mengira, ia yang ingin menjemput partner malah melihat pertengkaran yang membuat hatinya panas. Jika saja yang ingin melayangkan tamparan adalah Estelle, mungkin ia hanya akan menjadi penonton yang baik.Pria bertuxedo hitam itu berdiri angkuh di tengah dua wanita di sana. Lingkar emeraldnya belum luput dari pasangan malamnya itu. Dahinya terlipat kecil melihat wajah Estelle yang benar-benar tidak ia suka, anak kecil pun akan tahu kalau wanita itu sedang menahan tangis. Berwajah seperti itu di depan orang yang ingin menamparnya, membuatnya cemas saja!Dave mendebas frustasi, pasangannya itu benar-benar terlihat bodoh. Rasanya sia
Happy reading!------Sunyi sudah menyebar sejak lima belas menit lalu. Ruang mobil terasa kian dingin dengan kebisuan mereka. Satu orang fokus menyetir sedang dua orang lagi sibuk tenggelam dalam pikiran masing-masing.Malam yang terasa panjang walau tidak sampai dua jam mereka menghadiri pesta. Estelle yang duduk di samping Dave terus saja menatap kosong punggung kursi di depannya itu. Kepalanya terisi penuh dengan rasa tidak percaya karena terus saja memikirkan perdebatan yang berakhir menyakitkan.Hamil? Jantung dan hatinya telah di remukkan paksa mendengar itu. Estelle langsung meminta pulang pada Dave, kepergian mereka bahkan tidak di ketahui oleh pemilik acara. Hanya Julia yang tahu.Estelle menghela pelan, membuang rasa sesak yang semakin mencekik. Padahal ia sudah menyiapkan mental, jika benar malam ini adalah acara pertunangan Joe, maka dirinya harus rela melepaskan. Namun, mendengar fakta kalau pasangan Joe itu hamil ... en