Share

20. Suatu Malam, Saat Menaiki Bianglala

“Kalau ngantre, Aku enggak mau.”

Senja tersenyum senang, dia mengangguk. “Tenang aja, Bang. Hari ini ada pertunjukan Fire Ball, orang-orang pasti lebih kepengen nonton itu.” Senja memeluk lengan Radhika, lalu menariknya. Dia juga memberi isyarat pada Tasya dan Raka, agar mengikutinya.

Sepanjang jalan Radhika mendengar Senja beberapa kali terkekeh dan dia senyum-senyum sendiri, seperti orang bodoh. Radhika menjadi curiga, pasti ada yang sedang bocah ini rencanakan.

“Tuh kan, sepi,” kata Senja saat mereka hampir sampai di wahana Bianglala.

Seperti yang dikatakan Senja, tidak ada yang mengantre. Namun, Bianglala itu belum berputar, berarti kuota masih belum memenuhi. Senja menarik Radhika dan berlari menuju wahana itu.

“Sisa berapa kereta, Kak?” tanya Senja pada petugas yang berjaga di wahana itu.

“Sisa dua, Kak. Kalau sudah terpenuhi, wahana akan langsung dijalankan.”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status