Dalam sebuah adegan sesuai dengan skenario, Katrina menampar Cassie karena cemburu. Seharusnya adegan itu tidak dilakukan dengan sebenarnya, namun yang terjadi tidaklah sesuai dengan semestinya.
Sudah diarahkan sutradara agar saat menampar tidak mengenai muka Cassie, karena sudah diakali dengan trik kamera, namun kebencian Katrina pada Cassie sudah sampai puncaknya, sehingga momen itu gunakan Katrina dengan sungguh-sungguh, dan Cassie benar-benar kesakitan.
Awalnya Cassie tidak menganggap itu sebagai hal yang serius, bukanlah sebuah kesengajaan, namun karena disaksikan juga oleh Kiano, di ruang Casting Manager, dia minta screen test tidak di lanjutkan. Sutradara juga tidak berkenan dengan apa yang dilakukan Katrina.
Cassie di panggil sutradara, "Cassie!!" panggil sutradara. Cassie langsung menghampiri sutradara, "ya mas.. ada apa?" tanya Cassie sambil mendekati sutradara
"Apa yang kena tampar tadi?" tanya sutradara sambil melihat dengan pasti ke wajah Cassie, dia melihat ujung bibir Cassie agak berdarah. "Emang keras ya ditamparnya?" selidik sutradara
Cassie sikapnya biasa saja, meskipun ujung bibirnya sedikit berdarah, "gak apa-apa kok mas, biasa aja sih.." jawab Cassie
Kiano keluar dari ruang casting manager, dia minta Katrina ikut dia keruang kerjanya. Di dalam ruangan itu Katrina di tegur oleh Kiano, "kamu punya masalah apa sama Cassie? Saya bisa saja tidak teruskan kontrak kamu, kalau seandainya kamu cari masalah." tegur Kiano
Katrina mencoba berdalih, "maaf mas ... aku terlalu maksimal aktingnya, jadi kebawa emosi, aku gak sengaja mas." dalih Katrina
"Kamu mau saya perlihatkan rekamannya? Terlihat jelas kalau kamu sedang melampiaskan kebencian pada Cassie, dia anak baru Katrin, jangan bikin dia kapok!!"
"Sekali lagi saya minta maaf mas, saya juga akan minta maaf sama Cassie mas.." ujar Katrina
Kiano memaafkan Katrina, dan dia memberikan ultimatum pada Katrina, kalau sampai terjadi lagi, maka Kiano tidak bisa memaafkan lagi. Kiano meminta pada Katrina untuk menemui Cassie dan meminta maaf. Dengan berat hati, dia temui Cassie yang masih di ruang casting.
Cassie yang lagi menyendiri di sudut ruang casting dihampirinya, "heh gembel!! Maafin gue ya? Lu gak sakit kan?" tanya Katrina dengan sombongnya. "Gak mbak.. gak apa-apa mbak." ujar Cassie memaafkan
"Gue kalau akting begitu, suka lepas kontrol, makanya kalau jadi lawan akting gue, harus hati-hati lu." jelas Katrina menyombongkan diri
"Ya mbak, saya juga minta maaf mbak." ucap Cassie dengan menundukkan kepala.
Kiano masuk ke ruangan casting, "teman-teman semua, maaf ya tadi ada insiden kecil, sehingga screen test hari ini terpaksa tidak di lanjutkan." terang Kiano. "Saya mengharapkan, insiden seperti ini tidak lagi terjadi, kita sama-sama cari makan di produksi ini." lanjut Kiano.
Sutradara ikut menimpali, "harusnya insiden seperti itu tidak terjadi, kalau masing-masing tidak merasa lebih dari yang lain, mau bersikap rendah hati." timpal sutradara.
Cassie yang juga hadir di situ hanya diam dan menundukkan kepala, dia hanya mendengarkan apa yang dikatakan Kiano dan sutradara.
"Apa yang dialami Cassie adalah hal yang serius ya, jangan anggap saya terlalu istemewakan Cassie, saya hanya sedang menguji keseriusan saya, untuk melahirkan bintang baru, tidak lebih dari itu." Kiano kembali mengingatkan
Adhinatha sebagai produser pelaksana ikut memberikan penjelasan, "screen test hari ini sudah selesai ya, yang mau pulang silahkan pulang, besok kita kembali melakukan screen test, mohon datang tepat waktu." jelas Adhinatha
Masing-masing crew membereskan peralatan shootingnya, Katrina langsung pulang, sementara Cassie masih di tahan sama Kiano. Cassie dan Make up artis di panggil Kiano ke ruangannya. Kiano menyelidiki masalah Katrina dengan menginterogasi Jois,
"Mak Jois, apa yang yey tahu soal Katrina sampai menampar Cassie?" tanya Kiano
"Eike emang sebel sama nenek rese itu boss, baru datang aja tadi udah perintah eike, minta ini, minta itu lah, kerjaannya ngerumpi terus boss." terang Jois
"Maksud saya, dia punya masalah apa sama Cassie, biasanya yey tahu gossipnya?"
"Biasa boss ... dese jealous sama Cassie, karena boss lebih perhatian sama Cassie."
"Okey, saya jadi tahu masalah yang sebenarnya, terima kasih mas Jois."
Kiano menanyakan pada Cassie, "apa yang kena tampar Katrina tadi Cassie? Jawab yang jujur jangan ada yang kamu sembunyikan." tanya Kiano
"Cuma pipi saya pak, gak apa-apa kok pak." jawab Cassie
"Kenapa kamu masih melindungi Katrina? Saya tahu ujung bibir kamu berdarah ya? Soalnya saya menyaksikan Cassie!!" tegas Kiano
"Maaf pak, saya kasihan sama mbak Katrina, saya gak tega lihat dia kena marah." ucap Cassie dengan polosnya
"Kamu jangan terlalu baik sama orang Cassie, nanti orang kurang ajar sama kamu, mbok ya kamu galak dikit kenapa sih?"
"Saya gak bisa seperti itu pak, saya lebih senang mengalah pak."
Kiano geleng-geleng kepala Mendengar jawaban Cassie, yang sangat polos dan lugu. Tapi, kalau sudah akting berubah total semuanya. Kiano juga mengingatkan Cassie, kalau dia mendapat fasilitas jemputan,
"Oh ya Cassie, mulai besok saya tidak mau lihat kamu datang ke kantor naik ojek, kamu akan di jemput sama unit produksi." pesan Kiano
"Gak usah pak, saya naik ojek saja, soalnya kasihan sama tetangga saya, dia biasa antar saya kemana-mana." tolak Cassie
Kiano sampai bingung bagaimana harus menjelaskan pada Cassie, karena dia tidak sadar kalau dia itu Bintang Utama, yang keselamatan dan nyawanya sangat berarti bagi sebuah produksi serial TV. Kalau terjadi apa-apa dengan dirinya, maka semua akan terima resikonya.
"Gini Cassie, saya bukan mau istimewakan kamu, tapi kamu harus sadari bahwa kamu itu bintang utama, yang nyawa dan keselamatan kamu harus saya jaga. Kalau ada apa-apa sama kamu, maka akan kacau semuanya." jelas Kiano
"Saya gak mau ada anggapan saya di istimewakan pak, dan saya gak mau bapak di fitnah karena menyukai saya."
"Kamu gak usah peduli soal itu, saya aja gak peduli kok, kenapa kamu harus pikirkan itu? Saya punya alasan mengistimewakan kamu Cassie." pungkas Kiano
Kiano menjelaskan pada Cassie, tidak ada satu orang pun yang bisa mencampuri hak dia, bahkan Papanya yang komisaris perusahaan saja dia tidak pedulikan, apa lagi kalau cuma artis atau karyawan.
Kiano tegaskan pada Cassie, dia harus patuhi aturan yang dia buat, dia tidak ingin dibantah. Akhirnya Cassie bersedia menerima fasilitas antar jemput, dia mengerti apa yang di inginkan Kiano.
"Baik pak! saya bersedia untuk diantar dan di jemput, besok saya akan datang tepat waktu pak." ujar Cassie.
"Oh ya pak, ibu saya gak mau di rawat di rumah sakit, dia takut kalau masuk rumah saki."
"Yaudah, gak apa-apa asal dia mau di urusin sama perawat, nanti saya kirim perawat buat menjaga ibu kamu, biar kamu tidak kuatir meninggalkan ibu kamu."
Cassie mau menolak tidak jadi, dia ingat ucapan Kiano, kalau dia tidak suka di bantah, akhirnya dia menuruti apa yang sudah diatur Kiano. Cassie semakin mengagumi Kiano, baginya Kiano adalah sosok laki-laki yang ideal.
"Suatu saat saya akan cerita sama kamu, kenapa saya menyuruh kamu untuk memperhatikan ibu kamu." Tutup Kiano.
Apa yang akan diceritakan Kiano pada Cassie?
Bersambung
Cassie mencoba menghubungi nomor ponsel pengirim video tersebut. Namun, tidak bisa tersambung. Berkali-kali Cassie mencoba menghubunginya. Tapi, hasilnya tetap sama, tidak bisa dihubungi sama sekali.Waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Mata Cassie semakin sulit untuk terpejam. Cassie benar-benar dalam kebingungan, rencana pernikahannya sudah diujung tanduk. Dari tampilan video yang dikirim kepadanya, rasanya sudah sulit dia bisa memperbaiki hubungan dengan Kiano.Dalam video itu tersajikan Kiano sedang memeluk Jovanca di parkiran sebuah Mall. Seperti apa yang dilihat Regina saat memergoki Kiano memeluk Jovanca. Kejadian itu merupakan bagian dari peristiwa saat Kiano menolong Jovanca yang sakit. Berdasarkan cerita Kiano dan Jovanca hanyalah memberikan kesan Kiano hanya menolong Jovanca.Bahasa verbal yang disampaikan jelas berbeda penyampaiannya dengan visual, karena secara visual akan memberikan berbagai penafsiran. Inilah yang membuat Cassie sanga
Malam sudah larut saat Kiano antar Cassie pulang, meskipun mereka pasangan yang sebentar lagi menikah ibu Cassie tetap khawatir dengan Cassie. Di hadapan Kiano ibu Cassie mempertanyakannya,“Kok larut malam pulangnya nak Kiano?” tanya ibu Cassie. Kiano menjawab apa adanya pertanyaan ibu Cassie, “maaf bu.. tadi pulang shooting saya ajak Cassie ngobrol soal acara lamaran.” Jawab Kiano.Ibu Cassie tidak terima begitu saja jawaban Kiano, namun mengingatkan Cassie dan Kiano; “kalian kan bulan depan menikah, harus hati-hati menjaga hubungan. Hubungan kalian sangat rentan kalau tidak diwaspadai.” Nasehat ibu Cassie.Setelah Kiano pamit pulang, ibu Cassie kembali mencecar Cassie, “emang gak bisa dibicarakan di rumah soal lamaran itu, Kasih? Kenapa harus larut malam pulangnya?” ceca ibu Cassie. Cassie minta maaf sama ibunya,“Maaf bu.. aku yang ajak mas Kiano untuk bicara di kapal pesiarnya, kar
Saat tim produksi dan artis melakukan rembukan Kiano datang ke lokasi tanpa pemberitahuan. Kedatangan Kiano yang tiba-tiba membuat suasana menjadi ramai, karena Kiano langsung nimbrung di tengah-tengah crew dan pemain. “Ada apa nih? Lagi gak pada shooting ya? “ Tanya Kiano memecah keramaian. Robby sebagai sutradara langsung menjawab pertanyaan Kiano, “kebetulan nih bapak ada.. kita sedang membahas ritme kerja yang sedang menurun pak.” Jawab RobbyDengan antusias Kiano pun ingin mendengar apa yang menjadi persoalannya, “oke.. saya suka kalian peduli terhadap hal ini, saya akan menjadi pendengar dari semua yang akan kalian kemukakan.” Ujar KianoMelihat kehadiran Kiano Jovanca hatinya berbunga-bunga, sebaliknya Cassie malah biasa-biasa saja. Robby meneruskan pembicaraan, “Tadi Jovanca sudah mengemukakan apa yang merusak mood-nya, begitu juga dengan Cassie.” Tambah RobbyDengan tanpa perasaan sunkan Jovanca menghampiri Kiano, dia mengemukakan tentang apa yang meru
Hubungan antara Jovanca dengan Cassie dan Kiano seperti api dalam sekam. Di permukaan terlihat baik-baik saja, namun secara diam-diam Jovanca tetaplah merencanakan sesuatu untuk menghancurkan rencana pernikahan Cassie dan Kiano. Sehari-hari di lokasi antara Jovanca dan Cassie terlihat harmonis, tidak ada yang tahu kalau Jovanca tidak saja antgonis dalam perannya di sinetron. Saat tibanya waktu sholat Jovanca pun sholat bersama Cassie. Sehingga tabiat jahatnya Jovanca tidak akan ada yang menduganya. Wajahnya cantik dan ayu, tutur katanya juga lembut layaknya orang baik-baik, tapi di balik itu semua Jovanca tidak segan untuk menggunting dalam lipatan. Karakter aslinya Jovanca perlahan-lahan mulai kelihatan di mata Cassie, sejak dia terlalu kepo dengan hubungan Cassie dan Kiano. Cassie menegur Jovanca yang mulai terlalu jauh mencampuri hubungannya dengan Kiano. Dia mengkoreksi dandanan Cassie yang di matanya terlalu biasa. “Cassie.. Kiano pernah protes gak dengan pe
Di kantor, Kiano sedang berbicara dengan Regina untuk melanjutkan pembicaraan yang tertunda.“Kamu serius gak tahu apa yang direncanakan Regina? Masak sih kamu sepolos itu Kiano?” Tanya Regina membuka pertanyaan. Kiano berpikir keras mendengar pertanyaan Regina. Dia mencoba mengingat kembali peristiwa saat ketemu Jovanca.“Aku sih gak berpikir negatif pada Jovanca, Gin.. karena pertemuan itu tidak disengaja.” Jawab Kiano“Pertemuannya memang kebetulan Kiano, tapi masak iya tiba-tiba ketemu kamu Jovanca sakit? Logis gak menurut kamu?”Kiano sebetulnya tahu kalau Jovanca hanya pura-pura sakit, karena pada kenyataannya setelah sampai di apartemen dia sehat – sehat saja. Dan Kiano sangat sadar kalau Jovanca sudah masuk perangkap Jovanca, hanya saja dia tidak mungkin mengakui itu pada Regina.“Aku sih sebetulnya tahu kalau Jovanca pura-pura sakit Gin, yang aku gak tahu itu apa motifnya melakukan semua itu?” Tanya Kiano“Ya apalagi kalau bukan sen
Mendengar ucapan Mama Kiano seketika Cassie tersadar dengan posisi Kiano dihadapan Mamanya. Cassie mengenang kebaikan Kiano dan keseriusan Kiano untuk menikahinya. Bagaimana Kiano menahan hasrat untuk tidak menodai kesucian Cassie, yang sudah tidak mampu menahan hasratnya.Sementara Cassie juga berpikir bahwa, kesalahan yang dilakukan Kiano bukanlah kehendaknya. Dan bukanlah sebuah kesalahan yang patal. Terlalu naif kalau Cassie terus menerus menolak menikah dengan Kiano hanya karena itu. Cassie juga berpikir, belum tentu dia menemukan lelaki yang lebih baik dari Kiano.Cassie berdiri dari duduknya, dihampirinya Mama Kiano dan dipeluknya sambil menumpahkan airmatanya,“Cassie sangat bahagia bisa menjadi bagian hidup Mama.. Cassie sangat mencintai Kiano dan Mama.” Ujar Cassie sambil berurai airmata.Mama Kiano pun tidak mampu menahan keharuannya. Meskipun masih dengan penuh tanda tanya dia membalas pelukan Cassie,&ld