Share

Bab 47 Badai Pasti Berlalu?

Mutiara menumpukan sikunya pada meja kerja dengan kedua telapak tangan menutup wajah. Semua berita sudah habis ia tonton. Dari berbagai diksi sang pembawa berita itu hampir semua isinya menyudutkan dirinya.

Inilah kenyataan di negeri ini. Sedikitnya pelajaran soal tabayyun. Hanya sekedar pencari berita yang mengahrapkan sebuah rating tinggi diberi sedikit bumbu hiperbola yang menyuguhkan sesuatu yang mengenyangkan dan apa yang disukai penontonnya.

Mutiara terisak. Ia sudah menahan diri, tapi tetap mengalir ternyata. Ponselnya sudah berdering sejak tadi, tetapi diabaikan olehnya. Dea terus-menerus menghubungi dan Mutiara bergeming.

Hatinya sakit sekali. Dan yang paling membuatnya sakit kali ini, tidak ada Motaz yang menemani.

Mungkin, Mutiara sudah merasa aman ketika bersama Motaz, mungkin karena kata-kata lelaki itu bahwa ia sudah tidak sendirian lagi sehingga itu yang membuat tanpa sadar Mutiara mengandalkan Motaz.

---

Motaz baru saja tiba di bandara Ngurah Rai, Bali. Ponselnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status