“Pak Levi tolong bersabar,” pinta Carlos menenangkan. “Tuan Baron Lee, beliau telah sengaja datang kemari secara langsung untuk meminta maaf kepada Bapak atas kesalahan cucunya tempo hari.”
Setelah diperkenalkan oleh Carlos, Tuan Baron Lee tersenyum kepadanya. Datang dengan maksud meminta maaf, tidak serta merta membuat kharisma dan wibawa yang dipancarkan oleh pria tua berumur 70 tahunan ini menghilang. Dia terlihat kuat dan punya pengaruh yang sangat besar kepada orang-orang yang ada di sekitarnya.
Levi berupaya menghargai pria tua tersebut. Dia menunggu sampai Pak Tua yang bernama Tuan Baron Lee itu berbicara kepadanya.
“Levi Strikeheart, seperti yang dikatakan oleh Carlos, nama saya Baron Lee, saya adalah kakek dari Gita Indah Mutiara yang tempo hari tak sengaja menabrak Bapak.”
Mendengar nama dari pelaku yang sudah menabrak dirinya tempo hari, Levi terlihat marah. Dia bukan kesal karena Gita sudah menabrak dirinya, tapi dia kesal karena kelakukan ugal-ugalan di jalan raya yang hampir saja merenggut nyawa dari seorang anak gadis yang masih sangat kecil. Baginya perbuatan seperti itu benar-benar tindakan yang tidak terpuji.
Tuan Baron Lee kembali meneruskan kata-katanya.
“Sebelum kesini sebenarnya saya sudah melihat beberapa keterangan profile yang Bapak miliki. Saya sangat kagum dengan anak muda seperti Bapak yang pintar dan pekerja keras. Reputasi yang Bapak miliki di kampus pun sangat bagus, saya dengar Bapak bahkan pernah terpilih beberapa kali sebagai dosen terbaik disana.”
“Ya itu benar, tapi maaf Tuan Baron Lee, tapi bisakah Bapak berbicara langsung tentang maksud tujuan Bapak menemui saya.”
“Baiklah begini, saya datang kesini untuk meminta maaf atas kelakuan dari cucu saya yang sangat buruk, dia sudah bersalah karena membuat Bapak sampai harus dirawat di rumah sakit ini selama beberapa hari. Saya sendiri yang akan menanggung seluruh pengeluaran yang harus Bapak bayarkan terkait biaya perawatan rumah sakit ini. Selain itu ada satu hal lagi yang ingin saya berikan kepada Bapak untuk menunjukan kalau kami semua benar-benar sangat menyesal atas kejadian ini.”
Levi mendengarkan kata-kata selanjutnya dari Tuan Baron Lee sambil memperhatikan apa yang sebenarnya diinginkan oleh orang tua kaya raya ini dari dirinya.
“Saya ingin memberikan sejumlah uang kompensasi sebesar 500 juta kepada Pak Levi dengan harapan Bapak bisa memaafkan kesalahan yang telah dilakukan oleh cucu saya. Saya juga berharap dengan uang nominal yang cukup besar ini Pak Levi bisa membantu anak-anak rumah yatim untuk mendapatkan beberapa pakaian baru atau beberapa barang lain yang dibutuhkan. Tapi kembali lagi seluruh penggunaan uang kompensasi ini tentu saja saya serahkan sepenuhnya kepada Pak Levi.”
“Maaf,” sela Levi memotong percakapan. “Tapi saya tidak mengerti dengan maksud Tuan Baron Lee melakukan semua hal ini untuk saya. Saya tekankan disini, saya tidak membutuhkan uang kompensasi apapun dari Bapak. Saya hanya berharap agar cucu Bapak bisa mendekam di penjara untuk waktu yang cukup lama. Dia perlu belajar disana pentingnya menjaga sikap. Dia tidak bisa terus berlaku semaunya seperti itu dengan membahayakan nyawa banyak orang di sekitarnya. Karena itu, maaf Tuan Baron Lee saya tidak ingin membicarakan hal seperti ini lagi dengan Bapak.”
Baron Lee terdiam sesaat, sepertinya dia benar-benar kehabisan kata-kata. Dia memikirkan cara lain agar pemuda yang cukup keras kepala ini mau mendengarkan penjelasannya lebih lanjut.
“Pak Levi saya tahu kalau Bapak juga salah satu dari anak-anak yang terlantar. Sejak kecil Pak Levi sudah ditinggalkan oleh orang tua Bapak. Tapi sebenarnya kalau boleh jujur Gita pun punya masalah yang sama dengan Bapak.”
“Masalah yang sama? Maksudnya?”
“Gita, waktu masih kecil dia adalah cucu saya yang sangat manis dan baik hati kepada semua orang. Dia bahkan tidak tega untuk menginjak seekor semut. Saat itu saya sangat senang dengan sifat baik yang dimiliki oleh anak ini. Tapi sejak kecelakaan yang terjadi, sikap anak ini berubah. Ayah dan Ibu Gita telah meninggal dunia di hari yang sama pada saat kecelakaan itu terjadi. Gita cukup beruntung dia bisa selamat hari itu, tapi sebenarnya di hari yang sama, saya sudah kehilangan sosok gadis yang baik hati pada dirinya.”
Setelah mendengar cerita dari Tuan Baron Lee, Levi mulai menaruh lebih banyak perhatian kepadanya. Dia ingin mendengar dengan lebih jelas mengenai sosok kelam Gita yang telah menabrak dirinya beberapa hari yang lalu.
“Saya tahu ini mungkin tidak bisa dipakai menjadi sebuah alasan yang membenarkan kesalahan, tapi di usianya yang ke 10 tahun Gita sudah berubah menjadi anak yang sangat tidak terkendali. Dia menyalahkan banyak orang atas kematian kedua orang tuanya. Dia terus berubah menjadi anak yang menutupi dirinya dari orang lain, dia menjadi anak yang sangat angkuh dan membenci banyak orang. Saya tidak tahu bagaimana saya bisa merubah kembali sikapnya seperti semula, tapi saya berjanji dengan adanya kejadian seperti ini saya akan mendidik Gita dengan lebih baik lagi di masa depan. Jadi tolong bantu orang yang sudah tua ini, ampuni kesalahan cucu saya dan pikirkan apa yang telah dialami oleh gadis ini sepanjang hidupnya, dia juga punya masalah yang sama seperti Pak Levi dan juga anak-anak yatim lainnya.”
Levi berdiam diri, awalnya dia merasa sangat kesal dengan kelakuan Gita. Tapi setelah mendengar secara langsung kisah hidup Gita, Levi jadi berdiam diri. Dia tidak tahu lagi harus berbuat apa, Gita punya masa lalu yang kelam sama seperti dirinya sendiri dan anak-anak lain yang ada di rumah yatim. Mereka adalah anak-anak yang menderita secara mental karena telah ditinggal pergi oleh kedua orang tua mereka pada usia yang masih sangat muda.
“Okay saya sudah mendengar seluruh penjelasan Bapak tadi dan saya sudah cukup mengerti masalahnya. Baik kalau begitu saya akan memaafkan dia, tapi itu bukan berarti saya mau menerima uang kompensasi dari Bapak. Tidak, saya tidak ingin menerima uang sepeserpun dari Bapak.”
Tuan Baron Lee merasa sangat senang setelah mendengar kata-kata itu, tapi dia tidak mengerti apa maksud Levi tadi berkata kalau dia tidak ingin menerima uang seperserpun darinya.
“Saya hanya meminta kepada Tuan Baron Lee agar bisa memegang kata-kata Bapak sebelumnya. Didik dia, pastikan anak itu mengerti apa yang harus dia perbaiki saat ini, sikapnya yang buruk seperti itu akan menyakiti dirinya sendiri ataupun orang lain yang ada di sekitar dia.”
Setelah berdiam beberapa saat, Levi kembali meneruskan kata-katanya.
“Kalau seandainya saja saya adalah sanak keluarganya yang sayang sama dia, saya pasti akan mengajari anak itu untuk bersikap baik. Lebih baik sakit sekarang, daripada dia terus berubah sikap menjadi lebih buruk lagi di kemudian hari. Saya tahu sebagai anak yatim kita punya masa lalu yang kelam, tapi itu juga tidak bisa menjadi alasan kalau kita boleh bersikap buruk seperti itu. Hanya itu saja kata-kata yang ingin saya sampaikan kepada anda Tuan Baron Lee. Bapak tidak perlu lagi khawatir tentang masalah saya dengan Gita, mulai hari ini juga saya sudah memaafkan kesalahannya.”
Tuan Baron Lee sangat terkejut setelah mendengarkan seluruh kata-kata tegas penuh kejujuran yang telah diucapkan oleh pria muda ini kepadanya. Belum pernah dalam hidupnya selama ini dia melihat ada seorang pria muda yang punya keteguhan hati sepertinya. Dia menolak seluruh tawaran uang kompensasi yang hendak dia berikan, bahkan pria ini mau memaafkan cucunya dengan sukarela tanpa menerima uang seperserpun darinya.
“Baik, kalau begitu saya mengerti. Saya ingin mengucapkan banyak terima kasih atas kebaikan dan ketulusan yang Pak Levi sudah tunjukan untuk cucu saya. Saya berjanji akan mendidik cucu saya ini menjadi lebih baik. Saya akan memastikan Gita tidak akan melakukan kesalahan yang sama seperti ini lagi di masa depan.”
Setelah itu mereka berdua tertawa terbahak-bahak. Hari itu Levi dan Tuan Baron Lee tanpa terasa sudah menjadi sahabat dekat tanpa memandang perbedaan usia ataupun jabatan dan status sosial mereka.
*****
Bunda Reyha menangis termehek-mehek ketika dia melihat sosok pria tampan di depan rumah yang sedang berjalan lurus ke arahnya.
“Leviii kamu sudah pulang.” Bunda Reyha menangis meraung-raung sambil merangkul kepadanya, dia memeluk tubuh Levi sekuat tenaga memastikan kalau Levi tidak akan pernah pergi lagi dari sisinya.
Pada saat itu Bunda Reyha memang tidak mengatakan sepatah kata pun lagi kepadanya, tapi dari pelukannya saja Levi sudah tahu betapa besarnya perasaan cinta kasih yang Bunda Reyha perlihatkan kepadanya.
Levi melihat ke arahnya dengan pandangan mata penuh kelembutan. Dari seluruh kesulitan yang dia alami selama ini, hanya satu yang membuatnya merasa menjadi seorang pria yang paling beruntung di dunia, yaitu karena dia memiliki Bunda Reyha yang mau melindunginya dan memperhatikan anak-anak terlantar lain seperti dirinya.
“Iyah, ini Levi anakmu yang paling bandel ini sudah kembali pulang Bunda,” jawabnya sambil tersenyum manis memperlihatkan kedua lesung pipitnya yang menawan.
Bunda Reyha tersenyum dan kembali memeluknya.
“Bunda sepertinya terasa lebih kurus?” tanya Levi kepadanya merasa khawatir dengan keadaan tubuh dan kesehatan fisik dari Bunda Reyha yang semakin hari semakin menurun.
Sudah beberapa kali Levi mendapati Bunda Reyha terjatuh sakit.
“Apa Bunda tidak makan lagi karena kita tidak punya banyak makanan? Apa uang yang Levi kasih kemarin sudah habis? Bagaimana dengan anak-anak yang lain, apa mereka sudah makan malam ini?”
Ada begitu banyak pertanyaan yang terlintas di pikiran Levi. Kadang Levi merasa sedih karena sampai saat ini dia tidak bisa memberikan penghasilan yang cukup layak bagi kehidupan mereka berdua bersama anak-anak yatim.
“Kamu gak perlu khawatir tentang itu Nak, kita semua sudah makan tadi, ayo kita masuk ke dalam rumah, mereka semua sudah menunggu kamu pulang dari kemarin.”
Itu adalah kata-kata terakhir yang Bunda Reyha ucapkan kepadanya sebelum mereka berdua masuk ke dalam rumah dan bertemu dengan seluruh anak-anak penghuni rumah yatim.
Di dalam sana Levi disambut ceria oleh anak-anak yatim yang sudah menjadi seperti adik-adiknya sendiri. Malam itu Levi mendapatkan kehangatan sebuah keluarga yang tidak terbatas pada hubungan darah daging.
“Levi, kemarilah nak, sepertinya ini ada surat yang datang dari kampus tempat kamu mengajar nak. Coba kemarilah dan ambil suratnya, Bunda harus mengambil beberapa baju dulu untuk dijemur.”“Surat dari kampus? Bentar Bunda, Levi kesana sekarang.”“Ini dia suratnya nak, ambilah dan baca isinya disana. Bunda mau jemur baju anak-anak dulu yah.”“Baik Bunda terima kasih, nanti abis buka isi surat ini saya akan kesana untuk membantu.”Kepada ythBapak Levi StrikeheartDi tempatDengan surat ini kami hendak menyatakan dengan resmi bahwa tertanggal 6 Mei 2021, Bapak Levi Strikeheart telah dikeluarkan dari segala bentuk kerjasama yang selama ini terbangun dengan pihak kampus.“Apaaa!!!” raut muka Levi tiba-tiba berubah, dia tidak percaya dengan berita buruk yang baru saja dia terima.&nbs
Rangkulan preman berbadan besar yang berada di belakang Levi menahan gerakannya dengan sangat erat. Rangkulan itu membuat Levi kesulitan, dia tidak bisa bergerak ke arah kiri ataupun kanan. Sementara itu preman lain yang bertindik anting bergerak mendekat berniat untuk memukuli wajahnya.Levi tahu dia harus bereaksi cepat agar bisa keluar dari kesulitan ini. Memanfaatkan keunggulan fisiknya yang memiliki jangkauan kaki cukup panjang, Levi melompat tinggi ke arah belakang mendesak preman yang sedang merangkul tubuhnya untuk mundur beberapa langkah.Sambil melakukan itu Levi juga mengarahkan kedua kakinya yang sedang melayang di udara untuk menginjak tepat pada permukaan wajah preman bertindik anting yang berada di depannya. Gerakan itu menahan preman bertindik anting itu hingga kesulitan untuk memukuli dirinya.Tidak ada seorang pun yang menduga kalau pria tampan berpenampilan lembut itu bisa melakukan reaksi perlawanan s
Levi memberanikan diri untuk mampir ke teras rumah Tuan Baron Lee. Sudah berjam-jam dia berpikir, tapi hanya ini satu-satunya cara yang bisa dia ambil. Tempat dimana dia bisa meminjam uang agar bisa membebaskan Bunda Reyha dari tangan para preman tersebut.“Selamat siang Pak, apakah ada yang bisa saya bantu?” tanya seorang tenaga keamanan yang bertugas menjaga pintu gerbang rumah mewah itu.“Saya ingin bertemu dengan Tuan Baron Lee,” jawab Levi kepadanya.“Apakah Bapak sudah pernah membuat janji sebelumnya dengan Tuan Baron Lee?”“Mmmh tidak, tapi Tuan Baron Lee pasti mengenal saya, saya pernah bertemu dengannya satu kali di rumah sakit. Tolong panggil beliau Pak dan katakan kalau saya Levi ingin bertemu secara pribadi dengannya.”“Maaf Pak Levi, tapi kalau Bapak belum pernah membuat janji sebelumnya, Tuan Baron Lee pasti tida
“Kyaaaaaa,” teriak gadis itu ketakutan setelah milihat ada piring yang sedang terbang cepat ke arahnya.Tapi dia tidak bisa melakukan apapun lagi, sekarang dia hanya bisa menutup kedua matanya dengan pasrah, berharap piring itu tidak melukai dirinya terlalu parah.Sudah sejak tadi dia menutup mata, tapi tidak ada apapun yang terjadi kepadanya.Dia tidak merasakan rasa sakit sama sekali. Apakah piring itu tidak berhasil mengenai mukanya?Sekarang dia mencoba untuk membuka matanya.Semua orang yang ada di ruangan itu terdiam, mereka terkejut ketika melihat ada seorang pria berbadan tegap yang saat ini sudah memegangi piring itu dengan tangan kanannya.Kegagahan dan ketampanan pria itu mempesona beberapa gadis yang ada di ruangan itu. Bahkan Bella yang sebelumnya hampir terkena pecahan piring tidak bisa menjauhkan pandangan matanya dari wajah sempurn
“Aaaaahhhh, aaaahhhh, aaaahhhh …”“Hei hentikan, jangan melakukan hal seperti itu sekarang di tempat ini, nanti bau amisnya bisa tercium.”“Tenanglah kawan, ini kan hanya sekedar pemanasan, biarkan kami menikmati gadis-gadis itu terlebih dahulu sebelum hidangan utama yang kita tunggu datang hari ini. Oh iyah kapan si gadis montok dan bahenol itu datang? Apa kamu sudah menghubungi dia untuk datang kemari?”“Ya, ya saya sudah mengubunginya, tapi kalian serius mau menggarap gadis itu di tempat seperti ini? Bagaimana kalau seandainya kakek dia tahu kita berempat sudah melakukan hal yang buruk pada cucunya? Dia itu cucu dari Tuan Baron Lee.”“Tenanglah kawan serahkan saja semuanya pada saya, Arya si pejantan tangguh dari gua kenikmatan hahahaha. Kamu nanti cukup duduk manis dan lihat saja langsung bagaimana saya menggerayangi tubuh
“Nona, boleh saya minta waktunya sebentar?” sapa Levi kepada seorang wanita muda berumur 30 an yang terlihat berasal dari golongan orang-orang kaya.“Siapa dia?” tanya salah satu teman wanita seumuran yang sedang berjalan bersamanya.“Haha saya juga tidak tahu Mona, tapi kalau pria setampan dia meminta waktu, saya tidak akan menolaknya,” ucap wanita muda itu sambil tersenyum melihat ke arah pria tampan itu.Dia memegang dada bidang dari pria itu sambil membayangkan apa yang bisa dia nikmati bersamanya.Levi merasa sedikit risih dengan belaian tangan nona muda itu pada bagian dadanya, tapi dia juga tidak bisa menolak, saat ini dia membutuhkan bantuan dari wanita itu.“Maaf tapi bisakah saya ikut bersama kalian berdua masuk ke dalam kelab malam itu?” tanya Levi sambil berusaha menjaga belaian tangan wanita muda itu untuk tidak bergera
Mendengar suara teriakan, kedua penjaga yang ada di dekat pintu ikut membantu Irvan dan Bima untuk mengamankan Danish yang terus-menerus berteriak membuat keributan.Sementara itu, dua penjaga lain yang berada dekat dengan Levi ikut melihat ke arah belakang untuk mengamati keributan yang baru saja terjadi.“Hei menurut kamu apa yang sebenarnya baru saja terjadi di dalam sana,” tanya salah satu penjaga berkumis tebal kepada teman di sebelahnya yang berkepala botak.“Haha mungkin itu ulah Tuan Arya lagi, sudah banyak kok pria muda seperti dia yang berteriak-teriak seperti itu saat mereka tahu teman perempuannya akan diperawani oleh Tuan Arya,” terang pria berkepala botak itu sambil mempraktekan salah satu gerakan maksiat andalannya.“Menurut kamu apa kita berdua juga nanti bisa ikut mencicipi gadis-gadis muda itu?”“Hmm entahlah, tidak semu
Jemari tangan Arya sudah menggerayangi seluruh tubuh Gita yang bertubuh sintal. Arya bisa merasakan kedua buah dada gadis itu sangat menggairahkan.Saat Arya meraba-raba tubuhnya, Gita terdengar mendesah beberapa kali menahan rasa nikmat yang diberikan oleh lelaki bertubuh besar itu.Tangan Arya yang kasar berbanding terbalik dengan tubuh Gita yang mulus.“Aahhh … Ahhh,” desah lembut gadis angkuh itu beberapa kali saat Arya kembali mengerayangi seluruh tubuhnya.Tangan Arya sekarang sudah menjelajah ke bagian bawah rok menuju penutup akhir yang melindungi bagian paling intim gadis itu.Arya tersenyum puas ketika melihat bagian intim gadis angkuh itu sekarang sudah sangat basah. Sebelum membuka penutupnya Arya menciumi bagian intim gadis itu dari luar.Gita memegang kepala Arya dengan kedua tangan, mengarahkan pria itu untuk menciumi tubuhny