“Levi, kemarilah nak, sepertinya ini ada surat yang datang dari kampus tempat kamu mengajar nak. Coba kemarilah dan ambil suratnya, Bunda harus mengambil beberapa baju dulu untuk dijemur.”
“Surat dari kampus? Bentar Bunda, Levi kesana sekarang.”
“Ini dia suratnya nak, ambilah dan baca isinya disana. Bunda mau jemur baju anak-anak dulu yah.”
“Baik Bunda terima kasih, nanti abis buka isi surat ini saya akan kesana untuk membantu.”
Kepada yth
Bapak Levi Strikeheart
Di tempat
Dengan surat ini kami hendak menyatakan dengan resmi bahwa tertanggal 6 Mei 2021, Bapak Levi Strikeheart telah dikeluarkan dari segala bentuk kerjasama yang selama ini terbangun dengan pihak kampus.
“Apaaa!!!” raut muka Levi tiba-tiba berubah, dia tidak percaya dengan berita buruk yang baru saja dia terima.
Tapi bagaimana mungkin mereka bisa melakukan hal seperti ini kepada saya? Saya tidak pernah melakukan hal yang buruk, saya bahkan memberikan sepenuh waktu dan kemampuan saya untuk mengajar disana.
Levi merasa kesal dan cukup kecewa dengan pemecatan secara sepihak yang dilakukan oleh pihak kampus kepadanya. Dia harus pergi kesana pikirnya, dia harus menanyakan secara langsung apa yang sebenarnya sudah terjadi hingga dia harus dikeluarkan seperti ini.
*****
“Pak tolong kasih saya waktu untuk menjelaskan hal ini.”
“Pak Levi, maaf tapi seperti yang telah saya katakan tadi, bapak sudah dikeluarkan dari kampus ini. Pihak rektorat sendiri yang langsung turun tangan mengurus hal ini.”
Saat ini Levi sedang berbicara dengan bagian ketenagakerjaan kampus.
“Iyah okay saya tahu itu, tapi Pak tolong pertimbangkan lagi baik-baik, masa saya dikeluarkan seperti ini, selama ini saya sudah bekerja dengan baik. Bapak juga ingat kan kalau saya sudah beberapa kali mendapatkan penghargaan sebagai dosen pengajar terbaik di kampus ini?”
“Ya saya tahu Pak Levi, tapi semua itu tidak mengubah seluruh gangguan yang Pak Levi telah berikan pada pihak kampus. Masalah hutang yang Bapak miliki dengan pihak kreditor membuat kampus harus membuat keputusan seperti ini, mereka sudah terlalu sering membuat onar disini dan meresahkan para mahasiswa atas nama Bapak.”
“Tapi Pak itu kan bukan kesalahan saya, mereka sendiri yang datang kemari untuk membuat keonaran, saya tidak pernah mengijinkan atau membawa mereka untuk datang ke tempat ini.”
“Saya mengerti, tapi Pak Levi coba pikirkan lagi baik-baik, mereka itu datang karena Bapak belum membayar hutang kepada mereka. Jadi sebaiknya sekarang Pak Levi segera urus saja pembayaran hutang Bapak kepada mereka.”
“Tapi Pak tolonglah, bukan saya tidak mau membayar mereka. Tapi ada banyak hal yang terjadi Pak, s-saya harus bantu membayar beberapa biaya sewa, biaya berobat anak-anak yang sakit. Jadi ayo tolonglah saya Pak, tanpa pekerjaan ini bagaimana saya bisa membayar hutang-hutang saya dan bagaimana nasib anak-anak di tempat kami.”
“Itu semua adalah urusan Bapak sendiri. Kami pihak kampus tidak mau berurusan dengan itu. Beberapa hari lagi Pak Levi akan mendapatkan biaya pemutusan hubungan kerja dan setelah itu kami tidak ingin berurusan lagi dengan Bapak. Maaf saya sedang sibuk, ada banyak pekerjaan lain yang harus saya selesaikan, sebaiknya sekarang Bapak keluar dari tempat ini sebelum saya memanggil pihak keamanan.”
Levi sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa. Dia hanya bisa keluar dari ruang ketenagakerjaan dengan perasaan hampa tanpa sebuah harapan.
Apa yang akan terjadi setelah ini? Apa yang harus dia lakukan untuk bisa mendapatkan pekerjaan? Itu semua pertanyaan-pertanyaan yang mengalir di benak pikirannya saat ini.
Hari itu Levi berjalan pergi meninggalkan kampus dengan perasaan penuh kekecewaan. Dia tidak menyangka di hari kepulangannya dari rumah sakit, ada berita buruk lain yang menimpa hidupnya.
Tanpa pekerjaan bagaimana dia bisa membayar seluruh hutang-hutang yang dia miliki. Bahkan dengan pekerjaan yang ada saja itu sudah sangat sulit untuk membayarnya, terlebih lagi sekarang tanpa pekerjaan tetap masalah yang harus dia hadapi jadi bertambah berat.
*****
Di depan pelataran rumah yatim Levi melihat ada beberapa orang berpakaian preman yang mengganggu rumah mereka. Para preman itu sedang memaki-maki Bunda Reyha dan mengancam akan menyakiti dirinya seandainya dia tidak memberitahu dimana keberadaan Levi sekarang juga.
Bunda Reyha terlihat sangat ketakutan. Tapi dia juga tidak mau memberitahu apa yang mereka minta. Bunda Reyha tidak akan membiarkan hal buruk menimpa putranya, bahkan kalau itu berarti dia sendiri yang harus menerima perlakuan buruk dari para preman garang yang mengancam keselamatan jiwanya.
“Hentikaaan!” teriak Levi garang. “Jauhkan tangan kotor kalian dari Bunda Reyha.”
Salah satu preman yang sedang memegang kerah baju Bunda Reyha melirik ke arah Levi kemudian melepaskan genggamannya.
“Nah ini dia orang yang kita cari-cari dari kemarin hari. Kemana aja kamu hah? Sudah hampir satu minggu lebih kamu menipu kami. Mana janji kamu untuk membayar hutang minggu lalu, Bos kami sudah tidak sabar lagi dengan janji-janji manis yang dikeluarkan oleh cowok tidak tahu diri seperti kamu.”
Beberapa preman yang ada di sekitar mulai berjalan mengitari Levi seperti sekawanan serigala kelaparan yang menunggu perintah dari pemimpinnya untuk menyerang.
“Kemarin saya sudah bilang akan membayarnya dan itu memang akan saya lakukan seandainya saja saya tidak mengalami kecelakaan.”
“Allaaahhh dasar pembohong hah, kamu berniat untuk melarikan diri kan? Kami sudah sering bertemu dengan orang-orang tidak tahu diri seperti kamu, jadi jangan banyak alasan, bayar kami sekarang juga, dan jangan lupa kamu harus menambahkan biaya bunga untuk kami menunggu sebesar 20 juta.”
“20 jutaa? Ini benar-benar pemerasan, saya tidak pernah berjanji untuk membayar bunga sebesar itu.”
“Ya memang, tapi karena kamu membuat kami menunggu selama satu minggu lebih maka kami memberikan biaya keterlambatan sebesar 20 juta. Ayo cepat jangan banyak cincong lagi, bayar uangnya sekarang juga, tunai atau transfer, yang penting cepaatt.”
*****
Levi membawa uang dari dalam rumah yatim sebesar 75 juta.
“Ini, hanya segini uang yang saya punya saat ini, nanti saya akan bayarkan kekurangannya beberapa hari lagi.”
“Apaaa hanya segini, hutang kamu itu 200 juta, ini bahkan belum cukup untuk menutupi biaya bunganya.”
“200 juta? Tidak saya hanya berhutang sebanyak 100 juta.”
“Kamu pikir kami ini meminjamkan uang dengan gratis hah, kamu itu harus bayar biaya bunganya. Cepatttt serahkan atau jangan salahkan kami kalau bertindak lebih buruk kepada kalian semua.”
“Tidak, saya tidak pernah berjanji untuk hal ini, saya hanya akan membayar pinjaman saya sebesar 100 juta itu sesuai dengan jumlah pinjaman dan bunga normal yang harus saya bayarkan.”
Mendengarkan penolakan dari Levi, preman itu menjadi semakin geram, mereka sudah tidak sabar lagi untuk melumat mulutnya yang tidak tahu diri itu. Dia memberikan sebuah isyarat kepada teman-temannya yang lain untuk segera bergerak dan memberinya pelajaran.
“Leviiiii!!” teriak Bunda Reyha memperingatkan.
Salah satu preman yang ada di belakang tubuh Levi berupaya untuk menggapai tubuhnya.
Tubuh Levi terperangkap oleh rangkulan salah satu preman yang berbadan cukup besar, sedangkan teman-teman mereka yang lain sudah bergerak cepat datang mendekat untuk menghajar dirinya.
Beberapa bulan kemudian, pada hari minggu pagi anak-anak yatim sedang bermain dengan ceria di sekitar pelataran taman rumah. Levi terlihat sedang bercanda gurau dengan mereka semua.Tito sedang mengejar Maria yang sedang menjerit-jerit kegirangan. Bunda Reyha sedang duduk di dekat pintu masuk. Dia senang melihat anak-anak yang dia asuh terlihat bahagia.Bunda Reyha juga melihat Levi sudah semakin dewasa, sudah waktunya bagi pria itu untuk mencari pasangan hidup. Sekarang keadaan di rumah yatim sudah jauh lebih baik, dengan memanfaatkan uang kiriman dari Tuan Baron, Levi telah membelanjakan uang itu untuk membeli makanan, beberapa peralatan, juga memperbaiki rumah yatim yang sudah sangat tua.Bunda Reyha memang sudah sembuh dari sakitnya, tapi karena usianya sudah sangat tua, sekarang dia tidak boleh bekerja terlalu banyak. Bunda Reyha duduk di kursi sambil menikmati alunan musik dan angin sepoi-sepoi.
Gadis itu menyukai Levi, pikir Dylan. Baru kali ini dia sadar kalau pria yang dicintai oleh Gita selama ini adalah pria itu.Itulah alasannya kenapa Gita selalu ingin berada di dekat pria itu, alih-alih bersama dengannya.Gita waktu itu tidak berani menyatakan perasaannya, karena saat itu Levi juga tidak pernah mengatakan kalau dia menyukai gadis ini.Tapi sekarang mereka berdua harus menikah, tidak mungkin mereka menghentikan acara ini.Dylan merasa ragu apakah dia harus meneruskan resepsi pernikahan, tapi bagaimana dengan para tamu undangan yang sudah datang, itu akan sangat buruk kalau mereka menghentikannya sekarang.*****Enam bulan telah berlalu, selama masa-masa itu Levi bekerja di kampus menyibukan dirinya dengan pekerjaan tanpa kenal lelah.Dia ingin melupakan segala hal yang terkait dengan keluarga Wang dan Lee, walau begitu tet
“Pak Levi, kemari.” Billy memanggil Levi untuk berkumpul bersama mereka berempat. Walau singkat tapi mereka berlima pernah menjadi satu tim menjaga Gita. Tak terasa sudah 3 bulan lamanya Levi bekerja di kediaman Tuan Baron Lee. Di waktu yang sangat singkat itu banyak hal yang sudah terjadi. Levi kembali teringat saat pertama kali dia bertemu dengan Gita adalah karena sebuah kecelakaan, setelah itu mereka kembali dipertemukan karena Levi harus mengikat perjanjian kerja dengan Tuan Baron demi melunasi hutang-hutangnya kepada para rentenir. Di kesempatan lain, Levi juga teringat dia harus berkelahi dengan beberapa preman di klub malam karena harus menyelamatkan Gita dari tangan lelaki busuk. Setelah itu kejadian demi kejadian tak terduga bersama Gita membuat dia menjadi semakin menyukai gadis itu. Kenangan malam hari di Paradise Land, adalah kenangan yang paling sulit untu
Pagi itu Gita terbangun dari tidurnya. Dia meminta Ibu Asti untuk memanggil Levi datang menghadap ke kamarnya, tapi sepertinya ada sesuatu yang tidak diketahui oleh gadis itu.Kemarin malam Levi sudah pergi meninggalkan kediaman Tuan Baron Lee, tanpa meminta ijin terlebih dahulu kepadanya.Gita tiba-tiba saja merasa seperti ditinggalkan, sudah dua kali dia diperlakukan seperti ini oleh pria itu dan kali ini juga jantung Gita kembali terasa sakit.Gita tidak tahu apa yang terjadi pada perasaannya, tapi setiap kali dia mendengar kalau pria itu pergi meninggalkannya, jantungnya selalu terasa sangat sakit.Ada perasaan penolakan, perasaan ditinggalkan, perasaan diacuhkan juga perasaan ingin mengejar pria itu untuk membawanya kembali di sisinya.Gita tahu hanya tersisa beberapa minggu lagi saja sebelum dia menikah dengan Dylan, tapi apa yang terasa pada hatinya saat ini membuat dia in
Dylan datang ke Indonesia untuk mempersiapkan resepsi pernikahan yang akan mereka selenggarakan 1 bulan lagi.Dylan benar-benar sangat menyukai gadis ini. Setiap hari dia selalu membelikannya berbagai macam barang-barang mewah.Gita sering merasa tidak nyaman melihat perlakukan berlebihan yang diberikan oleh Dylan kepadanya.Akhir-akhir ini Gita jadi sering melamun, dia sering berpikir tentang perasaannya sendiri terhadap Dylan.Apakah dia benar-benar menyukai pria ini?Dylan adalah pria yang baik. Dia tampan, kaya raya, dan selalu berupaya menyenangkan hatinya.Tapi apa yang membuat dia selalu merasa gundah hingga detik ini.Bayangan Levi selalu muncul di dalam benak pikirannya.Gita tidak mengerti mengapa walau pria itu sering membuatnya kesal, tapi Gita selalu mengingat canda tawa, kata-kata, bahkan perintah pria i
Melihat buah dada besar yang menggantung sempurna di balik pakaian tidur seksi milik Ibu Diana membuat batang pria itu berdiri tegak tak terkendali. Batang milik Levi cukup besar untuk ukuran orang normal, jadi pada saat batang itu sedang berdiri tegak, itu sangat terlihat jelas menonjol di balik celana dalamnya. Ibu Diana tidak sengaja sudah melihat ereksi dari batang tangguh milik Levi. Sebagai seorang wanita tentu saja dia merasa malu melihat kejantanan milik pria itu sedang berdiri tegak. Levi sendiri masih belum sadar, dia masih terlalu sibuk memperhatikan keindahan dari kedua bukit kembar milik Ibu Diana. Ibu Diana yang sadar kalau pria itu sedang memperhatikan buah dadanya yang sedikit menyembul keluar segera menutup diri dengan menggunakan kedua tangannya. “Ma-maaf, sa-saya tidak bermaksud untuk melihat.” Muka Levi m
Gita tidak tahu apa yang sebenarnya direncanakan oleh Levi, kenapa dia dengan berani mengambil keputusan seperti ini.Ya, Gita tahu mungkin pria itu juga sudah kehabisan jalan, tapi apakah menyelesaikan masalah ini dengan menampilkan sebuah kebohongan lain akan membuat dirinya terbebas dari masalah.Tidak, Levi justru membawa dia pergi menuju ke tempat pembantaian, apa yang akan dikatakan orang-orang di sana saat mereka akhirnya melihat secara langsung kalau Gita tidak bisa bermain piano.Gita sudah tidak tahu lagi apa yang akan terjadi, dia hanya berjalan mengikuti petunjuk Levi menempati kursi piano.Gita menatap ke arah mata Levi dengan tatapan mata pasrah.Levi juga menatap ke arah mata Gita, mengedip dan mengangguk kepadanya seolah-olah dia yakin seratus persen kalau segalanya akan baik-baik saja.Levi meminta kepada sang maestro untuk segera memulai per
Dylan segera menenangkan mereka berdua dan meminta mereka tetap bekerja dengan baik. Dylan telah menjanjikan bonus yang sangat besar apabila mereka berhasil mengatasi kesulitan ini.Pemain bass dan terompet akhirnya kembali meneruskan gladi tanpa mempedulikan cacian Edward yang tidak kunjung berhenti.Levi memang sudah memberitahu kepada mereka semua tentang kondisi Edward yang sulit untuk dikendalikan, tapi di waktu yang sangat singkat ini mereka tidak punya pilihan lain selain mengandalkannya.Acara resepsi pernikahan sudah di mulai, para tamu undangan sudah mulai berdatangan menikmati jamuan acara yang dipersiapkan.Beruntung selain masalah pemain musik, tim penyelenggara acara rupanya menyiapkan gedung resepsi pernikahan ini dengan sangat baik.Keluarga mempelai pria dan wanita tampak menyukai apa yang telah mereka dapatkan dari pelayanan Paradise Land.P
“Wah cantik sekali,” ujar pegawai wanita yang sedang bertugas di sana.“Gita apakah menurut kamu kalung ini cukup cantik?”“Ya kalung ini bagus, pasti akan jadi hadiah yang berharga untuk Ibu kamu.”“Nona, tolong bungkuskan kalung ini. Saya akan membayarnya dengan kartu ini.”Pegawai wanita itu sangat senang menerima kartu transaksi pembayaran dari Dylan. Berhasil menjual sebuah kalung berharga miliaran akan membuat pegawai toko itu mendapatkan bonus yang besar dari manajernya.Beberapa pengunjung wanita merasa iri dengan Gita yang terlihat dekat dengan pria keren seperti Dylan Wang. Selain tampan, masih muda, dia juga sangat kaya raya, berani membeli kalung semahal itu.Pegawai wanita itu menyerahkan kotak kalung dengan dibungkus tas mewah yang merupakan hadiah dari toko.Dylan memberikan b