Share

Tamu Tidak Diundang

"Masih pagi, tapi mataku sudah terkontaminasi." Eza langsung protes begitu melihat sahabarnya keluar dari kamar dengan rambut setengah kering.

"Brengsek banget sih kau, Za. Untung sudah selesai, kalau tidak kau sudah jadi mayat sekarang."

"Nyesal aku khawatir sama kau. Kalau aku tahu kau enak-enakan di sini, mending aku lanjut tidur."

"Tapi aku berdarah Za." Tidak ada angin, tidak ada hujan. Gita tiba-tiba saja ingin membahas ihal random.

"Apanya yang berdarah? Emang seganas apa Alan?"

"Kami baru pertama melakukannya dan begitu tembus langsung berdarah." Gita menatap gelas Eza dengan kening berkerut bingung.

"Kok bisa? Bukannya waktu dulu kau bilang .... Ya gitu deh." Eza kesulitan mencari padanan kata yang tepat, untuk mengatakan sesuatu yang terjadi di masa lalu.

Bisa saja sih Eza berbicara tanpa filter, tapi takutnya itu akan membangkitkan trauma Gita. Setelah berhasil dengan Alan, dia tentu tidak mau membuat sahabatnya kembali hancur dengan mengingat masa lalu.

"Mungkin waktu dulu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status