LOGINSoraya Estenne hidup dalam bayang-bayang diplomasi. Sebagai istri seorang diplomat berpengaruh, ia telah belajar bertahan dalam dunia yang penuh senyum palsu, pesta resmi, dan rahasia yang harus ia kubur dalam-dalam. Hingga suatu malam, segalanya runtuh. Nama Soraya terseret dalam skandal penggelapan dana bantuan internasional. Rekening pribadinya menjadi bukti utama, dan seluruh dunia menatapnya dengan tuduhan. Damien Vargan adalah satu-satunya pengacara yang bisa menyelamatkannya. Pria yang reputasinya sekuat tatapannya, yang memenangkan kasus paling mustahil dan menghancurkan lawan-lawannya tanpa berkeringat. Mereka hanya perlu bekerja sama. Menjaga jarak. Tetap profesional. Tapi setiap pertemuan larut malam di ruang strategi, setiap argumen tajam, setiap tatapan yang terlalu lama, menarik mereka semakin dalam ke dalam permainan berbahaya. Mereka harus memilih… menyelamatkan reputasi, atau membakar segalanya demi Skandal terlarang yang tak pernah mereka rencanakan.
View MoreKehadiran itu datang tanpa suara, seperti bayangan yang memisahkan diri dari kegelapan untuk berdiri di samping cahaya. Tidak ada sapaan, tidak ada denting gelas yang beradu, hanya perubahan drastis pada tekanan udara di sekitar Soraya. Bulu kuduk di tengkuknya meremang, bukan karena dinginnya pendingin ruangan ballroom Hotel Lux, melainkan karena radar instingnya mendeteksi bahaya yang familiar, bahaya yang kini menjadi candu baginya.Aroma musk yang tajam bercampur dengan tobacco mahal dan hint aroma laut yang dingin menyusup ke indra penciumannya, menyingkirkan aroma parfum citrus ringan milik tamu-tamu lain. Aroma itu adalah tanda tangan Damien Vargan.Soraya langsung menoleh, gerakan lehernya cepat dan antisipatif.Soraya bertemu tatap dengan Damien yang entah sejak kapan sudah berdiri di sampingnya. Pria itu tampak menjulang, mengenakan tuksedo hitam pekat yang dipotong sempurna mengikuti tubuh atletisnya, dengan dasi kupu-kupu yang sedikit miring, memberikan kesan rogue yang m
Limo hitam mengkilap itu berhenti tepat di depan lobi utama Hotel Lux, membelah karpet merah yang telah digelar untuk menyambut para tamu kehormatan malam itu. Pintu mobil dibuka oleh seorang doorman berseragam lengkap, dan detik berikutnya, kilatan lampu blitz dari puluhan kamera wartawan meledak serentak, mengubah malam yang gelap menjadi siang yang menyilaukan dan kacau.George melangkah keluar lebih dulu, sosoknya yang tinggi tegap dalam balutan tuksedo hitam klasik langsung menarik magnet perhatian. Ia tersenyum, melambai sekilas dengan karisma yang sudah dilatih selama puluhan tahun, sebelum berbalik dan mengulurkan tangan ke dalam mobil.George dan Soraya tiba di acara tepat waktu. Soraya menyambut uluran tangan itu, tangan yang sama yang semalam ia tepis, tangan yang sama yang meremasnya dengan ancaman. Namun malam ini, di hadapan lensa kamera yang lapar, tangan itu terasa seperti sutra. Soraya keluar dengan anggun, gaun malam berwarna hitam backless membalut tubuhnya dengan
Bunyi klik pelan dari pintu kamar tidur utama yang tertutup itu terdengar lebih nyaring daripada ledakan meriam di telinga George. Pria itu berdiri mematung di tengah ruangan yang luas, tepat di sisi ranjang tempat ia baru saja mengusir istrinya dengan arogansi yang biasa ia miliki. George menduga, bahkan sangat yakin, bahwa langkah kaki Soraya akan terhenti di ambang pintu. Dalam benaknya, ia sudah membayangkan skenario di mana Soraya akan berbalik, wajahnya basah oleh air mata, lututnya gemetar, lalu menjatuhkan diri di kaki George sambil memohon ampun karena telah lancang menolak sentuhan suaminya. George sudah menyiapkan skenario pemaafan yang agung di kepalanya, ia akan mendiamkan istrinya selama lima menit, membiarkannya menangis, lalu mengangkatnya kembali ke ranjang, menunjukkan bahwa dialah satu-satunya pemberi rasa aman bagi wanita itu.Tapi skenario itu hancur berantakan.Soraya keluar kamar begitu saja. Dia berjalan tanpa menoleh. Punggungnya tegak, langkahnya tidak ragu,
Udara di dalam bangunan raksasa itu terasa sejuk, berbau lilin yang terbakar, kayu tua, dan kesunyian yang mengintimidasi. Langit-langit yang menjulang tinggi dengan lukisan-lukisan para kudus seolah menatapnya dari atas, menghakimi sosok wanita kecil yang berlutut sendirian di tengah deretan bangku kosong. Cahaya matahari sore menembus kaca patri berwarna-warni, menjatuhkan bayangan ungu dan merah darah ke lantai, seolah mewarnai jalan yang Soraya lalui dengan memar dan luka.Soraya berlutut di baris depan, tepat di hadapan altar yang agung. Di sana, patung Sang Juruselamat tergantung dengan kepala tertunduk, ekspresi penderitaan yang abadi terukir di wajah-Nya. Soraya tidak langsung berlutut. Dia berdiri di sana sejenak, meremas tas tangannya, merasakan kontradiksi yang menyakitkan antara kesucian tempat ini dan kekotoran yang ia bawa di dalam jiwanya.Tubuhnya masih mengingat sentuhan Damien, kulitnya masih menyimpan jejak keringat dan aroma dosa yang baru saja ia lakukan di pentho
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.