Enjoy Reading
.
.
Gorden yang menghiasi kaca besar itu di sibak lebar agar cahaya mentari dapat masuk keruangan secara bebas. Dari sini ia dapat melihat hamparan hutan yang mengelilingi tempat ini. Kini Alex sudah sampai di Negaranya Spanyol dan mendiami salah satu mansion terpencil yang di bangunnya ketika dalam masa persembunyian. Tempat yang begitu tenang jauh dari hiruk pikuk kota yang menyesakkan dan tempat teraman untuk bersembunyi sementara waktu.
Sementara di atas ranjang tak jauh darinya, Aira masih terlelap dalam gulungan selimut. Kerutan kecil muncul di dahi ketika cahay
Enjoy Reading..Satu minggu kemudianGedung megah T.I.X milik keluarga besar Teixeira menjulang tinggi dengan terdiri dari 83 lantai. Menjadi perusahaan pusat dan impian semua orang untuk memulai karir yang bagus serta dapat mensejahterahkan hidup.Perusahaan itu memiliki standar yang tinggi untuk para karyawannya, tapi setimpal dengan gaji besar yang didapat.Hari ini adalah hari besar bagi perusaan itu karna akan diadakan rapat pemegang saham, menggeser pemimpin lama dan menggantinya dengan seseorang yang dianggap berkompeten.Disebuah ruangan besar, petinggi perusahaan ata
Enjoy Reading....Flashback.....Jemari panjang itu menarik laci kaca tempat penyimpanan dasi, disana berjajar rapi dasi yang sudah ditata di dalam wadahnya. Kembali bergerak meraba satu persatu hingga jatuh pada pilihan warna biru tua dengan corak putih. Sigap memakaikan dasi pada kerah kemeja dengan begitu cekatan. Setelah selesai berpindah mengambil salah satu rompi hitam yang tergantung dan memakainya, terakhir mengambil jaz bewarna senada sebagai bagian luar.
Enjoy Reading..."sialaann kau Alex..! Bagaimana bisa ini terjadi, aaa....!!!" jerit Morinka sambil menyapu seluruh kosmetik di atas nakas hingga benda itu berhamburan keseluruh lantai.Bukan hanya benda itu yang menjadi sasarannya seluruh pajangan di dalam kamar pun tak luput dari amukan.Sorot mata tajam memandang arah cermin yang memantulkan wajahnya. Morinka begitu menyeramkan dengan rambut panjang tergerai dan acak-acakan, kedua mata memerah oleh api kemarahan dan dendam. Deru nafas bersahutan, satu senyum sinis terulas, secepat kilat tangan kanan meraih lampu meja dan melemparkannya kearah kaca besar sampai tak berbentuk."Lihat saja, aku akan membunuhmu seperti Allard sialaan itu...! Aku akan membunuhmu Alex, h
Enjoy Reading . . Stiven menghubungi seseorang melalui sambungan telpon.Wajahnya mengeras menahan amarah, ia tak menyangka Alex bisa lolos dari orang-orangnya padahal ia sudah menyuruh mereka mengirim banyak untuk membunuh Alex, tapi rupanya bocah itu terlalu licin sehingga dengan mudah lolos dan malah semua orang yang telah dikirim tewas. Awalnya ia berfikir rencanya sudah berhasil membuat Alex terkurung di mansion, tapi ternyata selama dua tahun bocah itu mengelabuhinya, dia sangat ahli melakukan sandiwara, sampai semua terpedaya dan masuk jebakannya. Stiven takkan tahu jika salah seorang pengawal yang dikirim untuk menjaga mansion di Taiwan tak mengabarinya. Dan yang lebih membuatnya murka,
Enjoy Reading......Aira menatap layar televisi dengan bosan sejak Alex meninggalkan mansion ia tak punya kegiatan lain, hanya duduk dan makan. Tak diperbolehkan melakukan aktifitas seperti dulu, walaupun pekerjaannya hanya bersih-bersih, tapi itu cukup menyenangkan karna ia bisa bercengkrama dengan yang lainnya. Jika seperti ini ia jadi rindu kebersamaannya bersama Joana dan Lina. Sekarang semua pelayan selalu menatapnya dengan pandangan aneh dan segan, kenyataan itu membuatnya menjaga jarak dari para pelayan disini.Aira mendesah pelan kala merasakan kebosanan yang amat sangat. Tayangan televisipun menjadi tak menarik lagi untuknya. Ia meletakkan kepalanya pada punggung sofa, menatap langit-langit kamar dengan pandangan koson
Enjoy Reading..Kilatan lampu blits kamera terus menyoroti satu obyek baru saja memasuki pelataran yang di dominasi karpet merah. Mobil Royal Royce warna hitam pekat itu menarik atensi semua wartawan termasuk para tamu. Seorang pengawal dengan setelan jaz rapi begitu sigap membuka pintu belakang mobil tersebut.Flas Camera semakin kerap ketika tubuh tinggi tegap itu keluar dari mobil mewahnya. Satu tangan lelaki itu mengulur ke dalam dan di sambut pemilik jemari lentik dari dalam.Kini tubuh keduanya sudah berdiri sempurna bersisian dengan tangan si wanita melingkar sempurna di lengan si pria. Dilihat dari sisi manapun pasangan itu tampak serasi, tampan dan cantik.Bahkan banyak wanita menatap iri pada wan
Enjoy Reading...Tubuh atletis terbalut setelan jaz mewah bewarna hitam itu semakin memasuki mansion. Langkahnya begitu lebar menuju tangga penghubung lantai dua. Sepatu pantofel bewarna gelap terdengar nyaring ketika menaiki tangga demi tangga.Langkahnya terhenti pada sebuah kamar yang pintunya terbuka lebar. Dari ambang pintu mata legam itu semakin menyorot tajam pada satu obyek. Gadis cantik nan anggung dengan gaun pesta bewarna gold.Sungguh di balik sikap tenangnya, pancaran netra itu tak bisa menyembunyikan rasa kagumnya pada makhluk satu ini. Semuanya begitu sempurna ketika melekat di tubuhnya. Apalagi punggung terbukanya, ingin sekali ia mengelus dan mencumbu punggung indah itu.Sh
"Alex..." Panggilan itu membuat tubuh Alex menegang seketika. Suara itu adalah suara yang sangat dibenci Jug tak ingin didengar lagi. Bunyi heels terketuk lantai semakin terdengar mendekat, kedua mataAlex memejam lalu membuka. Pandangan itu seketika menajam juga dingin. Alex berbalik, pertama kali yang dilihatnya netra sayu Evelin. Kaki berbalut heels lima lima cm itu semakin mendekat, satu tangan Envelin bahkan terulur bermaksud meraih jaz lelaki tersebut. Tapi sebelum terjadi Alex sudah memundurkan langkahnya hingga tangan Evelin melayang sia-sia di udara. "Jangan coba-coba menyentuhku!" Ucapan itu terlampau dingin sampai Evelin menarik kembali lengannya. Cairan bening sudah menumpuk di pelupuk mata. "Aku merindukanmu, aku senang kau sudah kembali." suara Evelin begitu lirih, wajahnyapun tertunduk dalam merasa bersalah karna telah mengkh