Devan menunggu Azura dibelakang panggung hingga Azura selesai dengan semua kegiatannya membersihkan make up dan segalanya.
Azura berjalan bersama managernya dan juga Boby, dia berhenti melihat Devan bersandar disana dan tersenyum kearahnya. "Ayo aku antar kamu pulang ke hotel ?"Azura tersenyum sangat sensual dan berjalan kearah Devan dengan percaya diri, dia terlatih untuk terlihat sempurna bagaikan dewi yang tangguh."Baiklah, tapi aku yang membawa mobil bagaimana ?"Devano tersenyum dan tidak keberatan.Mereka keluar dari tempat acara dan menuju tempat parkir, Azura sempat memeluk lengan Devan manja. Devano sampai salah tingkah akibat ulah Azura."Dev, yang mana mobil kamu". Azura berubah sangat manis, dan Devano curiga wanita ini mabuk.Azura mengambil kunci mobil Devano sambil melakukan aksi yang menggoda Devano, dia menyentuh perut dan berkahir di kantong celana Devano, tatapan mata sensual itu ditujukan Azura untuk Devano, lalu Azura mengecup bibir Devano sekilas.Azura berjalan kearah mobil yang berbunyi karena Azura menekan tombol unlock . Devan mengikutinya dari belakang sambil mengusap bibirnya yang beruntung.Azura sudah siap dikursi kemudi, tapi Devano memintanya untuk berganti tempat. Devano takut akan kondisi Azura saat ini."Eits...kau sudah berjanji bukan. Tenang saja aku tidak mabuk." Azura mengedipkan matanya lalu menutup pintu. Dengan terpaksa Devan duduk dibangku sebelah Azura.Awalnya Azura masih normal mengendarai mobil, meski dia diam saja saat Devan bertanya apapun kepadanya . Setelah merasa dia bisa mengendalikan dirinya, Azura menginjak gas mobil dengan kuat, Devano sampai terkejut bukan main."Hei, Hei, Azura kita bisa mati konyol jika kau seperti ini."Tapi Azura hanya diam dan tersenyum tipis. Dengan sengaja Azura menyetir seperti orang gila membuat Devano jantungan, dia bahkan menutup matanya berulang kali."Masih ingin mendekatiku huh ?". Azura mengejek Devano."Azura ini tidak lucu""Kau pikir aku merasa lucu kau mendekatiku hanya karena satu malam yang kita lewati bersama ?"Azura menatap sinis Devano, pria itu tersadar ternyata semua sudah direncanakan Azura."Tapi karena malam itu aku menemukan tujuan hidupku Azura.""Oh good, kau pria ke dua yang mengatakan hal itu padaku. Tapi nanti pasti kau juga meninggalkanku Brengsek". Azura memukul setir kuat, dia kembali membelokan mobil sambil mengebut.Devano terguncang-guncang karena aksi berbahaya Azura ini."Jauhi aku mengerti, jika tidak kau akan menyesal. Aku bukan seperti wanita yang kau pikirkan.""Tidak akan Azura. Kau yang aku inginkan," Azura menghempaskan setirnya hingga Devano pusing. Azura mengambil sesuatu didalam stoking yang dia gunakan. Sebuah pisau lipat sudah digenggam Azura," menjauhlah, jika tidak aku akan menyuruh orang lain membunuhmu."Azura memainkan pisau itu dieher Devan. Dengan cepat Devano mengambil pisau itu hingga melukai tangannya sendiri.Devano membuat posisi Azura terhimpit dengan jok mobil dan tubuh Devano, pria itu lalu membuat posisi bangku. Hingga Azura jadi terlentang dan Devano diatasnya.Ciuman pembuka diberikan Devano kepada Azura, berniat menolak tapi malah Azura membalas ciuman itu.Tangan Devano menyentuh pinggang Azura dan satunya lagi mengusap wajah Azura. Bibir Devano beralih ke leher Azura, dan sebelah tangannya membuka resleting gaun Azura. Azura juga membuka satu persatu kancing kemeja Devano, dia heran dengan dirinya yang juga menginginkan Devano, padahal dia tidak pernah seperti ini sebelumnya. Bahkan dia pernah mencoba dengan teman kencannya, tapi dia tidak bergairah sama sekali. mereka melakukan kegiatan panas itu didalam mobil hingga desahan Azura membuat Devano semakin menginginkan Azura."Kau benar-benar seksi sekaligus gila Azura." Kata Devano sambil meraih puncak kenikmatan mereka berdua."Aku akan terus berusaha mendapatkanmu honey.."Bersambung šLima tahun berlaluā¦
āSAHā¦,ā ucap semua orang dan Devan mencium keningAzura sangat mesra. Akhirnya jarak yang terjadi diantara mereka kini sirna, danDevano sangat bersyukur atas semua yang terjadi padanya dan Azura. Dia tidakmenyesali apa yang terjadi, tidak sama sekali ! karena semua yang terjadiantara dia dan Azura membawa mereka pada tahap dimana semua perkataan oranglain tentang hubungan mereka tidak penting. Karena yang terpenting adalahmereka saling mencintai.
Hai...setelah Part ini akan ada ekstra part tambahan ya... Jadi sabar menanti oke. Gak lama kok aku up nya. Ingatkan saja jika nanti kelamaan. Wkwkwk...****Jangan tanya bagaiman dinginnya tubuh mu saat terkena salju di musim dingin. Sungguh ini benar-benar sangat dingin, Devano bahkan menyadari kalau wajahnya sedikit kaku karena dia sudah lima jam berada diluar untuk menatap kearah cctv rumah itu.Dia sudah yakin kalau sebentar lagi dia akan konyol dengan pingsan atau mati kedinginan. Devan menghembuskan napasnya yang sudah mengeluarkan hawa dingin. Sementara itu Azura memberontak didalam kamarnya. Alfa sialan itu mengambil ponsel dan juga ipadnya. Benar-benar membuat Azura terkurung.āBukaā¦Mom, dad. KALIAN TIDAK BISA MEMPERLAKUKAN KU BEGINI, AKU BERHAK MENENTUKAN PILIHANKU.āTeriak Azu
Mobil Devano sampai kedalam rumah Azura, sebelum turun Azura sempat melirik Devan sekilas. Devan tersenyum padanya dan menggenggam erat tangan Azura."Boleh aku minta ciuman untuk langkah awal ku ?" Azura memutar bola matanya malas namun dia tetap memberikan sebuah kecupan lembut di pipi Devano."Ah setelah badai ini berlalu aku akan membuat bibir seksi itu bengkak." Azura tertawa dan mereka segera turun dari dalam mobil.Begitu sampai didalam rumah ternyata Zia dan Reikhan sudah menunggu Azura."Ah ternyata kita kedatangan tamu tidak diundang." Sarkas Zia."Mom__,""Azura naik kekamar mu."
Salju yang turun lebat di London tidak menghentikan aktifitas dari orang-orang yang tinggal disana.Seperti Azura yang masih harus pergi untuk melakukan pemotretan dan mengurus panti asuhan yang dia miliki.Azura merapatkan mantelnya saat dia turun dari dalam mobil bersama Bobby, dan seperti dugaan Bobby kalau dibelakang mereka adalah mobil Devano yang memang sudah mengikuti mereka sedari keluar dari pekarangan mansion.Azura tertegun melihat wajah kusut Devano yang terburu-buru menghampirinya.Sedikit tidak tega melihat pria yang dia cintai harus seperti ini."Azura, bisa kita bicara ?" Azura hanya mampu membisu, seolah jika dia berbicara maka semua akan berantakan.Sementara Bobby memilih kembali masuk kedalam mobil, sebenarnya Bobby sangat tidak ingin berbicara pada Devano. Dia masih sakit hati atas penyekapan yang dilakukan Devan ke