Share

Iyalah!

Dua slice pizza dilahap Yasa dengan cepat, hampir tanpa jeda sama sekali. Ternyata perutnya memanglah benar-benar lapar, dan tidak dirasakannya sejak menginjakkan kaki di Surabaya pagi tadi.

“Rakus!” ledek Aya dengan kekehan geli melihat suaminya yang makan begitu lahap.

Yasa ikut terkekeh dengan mulut yang masih mengembung penuh. “Perutku laper ternyata.” kepalanya menoleh sebentar pada meja yang berada di depan sofa. Ada sebuah kotak pizza lagi di sana. “Itu yang di meja, masih ada isinya gak? Aku masih laper kayaknya.”

Aya tergelak hingga kepalanya terhempas sekilas ke belakang. “Masih, tapi itu punya Asa, dia gak mau tadi, malah pengen cari makan di luar.”

“Aku makan ya?”

Aya mengangguk-anggukkan kepalanya. Merasa kasihan dengan sang suami yang ternyata belum mengisi perutnya sejak pagi. Lalu terlintas bayangan Astro. Apa pria itu juga sama? Belum makan sedari pagi karena menunggunya di luar ruangan.

“Belajarlah mencin

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status