TERPERANGKAP CINTA CEO DINGIN

TERPERANGKAP CINTA CEO DINGIN

last updateLast Updated : 2025-10-22
By:  AyashiyaaUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
10Chapters
21views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Salsa, mewujudkan wasiat ibunya, menikahi Gian, sahabat masa kecilnya. Cinta yang Salsa simpan sejak lama bertepuk sebelah tangan. Rupanya Gian, terpaksa menikahinya, justru membenci Salsa dan menganggapnya penghalang kebahagiaannya dengan wanita lain. Pengkhianatan Gian dengan Gina menghancurkan hati Salsa, mendorongnya untuk memilih perceraian dan pergi dari kehidupannya. Takdir berkata lain. Kecelakaan tragis merenggut ingatan Salsa. Salsa pun amnesia. Dalam kondisi amnesia, ia berjuang membangun hidup baru sebagai penjual di toko pakaian. Sebuah tugas mengantarkan pakaian pesanan membawanya bertemu dengan Ken, CEO dingin dan misterius yang menyimpan pesona tersembunyi. Pertemuan itu mengubah segalanya. Ken tertarik pada Salsa yang polos dan penuh semangat. Kedekatan mereka bersemi menjadi cinta, dan mereka memutuskan untuk menikah. Namun, kebahagiaan Salsa di ambang kehancuran. Ken menyimpan rahasia besar tentang masa lalunya. Begitu juga Salsa yang sudah sembuh dari amnesianya tapi lebih memilih menyembunyikan semuanya. Bagaimana kelanjutan dari cerita novel ini? Temukan jawabannya dalam "Terperangakap Cinta CEO Dingin”.

View More

Chapter 1

KEMANA GIAN

"Tut... tut... tut..."

Nada sambung itu terdengar lagi, memecah keheningan rumah mewah yang terasa begitu dingin. Salsa menempelkan ponsel ke telinga, napasnya tertahan. Ini sudah panggilan ke sekian, dan Gian tetap tak menjawab.

"Ke mana sih dia?" gumamnya, kecemasan mulai merayap, mencengkeram hatinya.

Dicobanya sekali lagi, seolah berharap keajaiban.

"Tut... tut... tut..."

Hampa. Salsa memejamkan mata, bayangan terburuk mulai menari-nari di benaknya. "Angkat dong, Gian," bisiknya, suaranya tercekat.

Setelah beberapa kali mencoba menelepon tanpa hasil, Salsa akhirnya menyerah. Jemarinya gemetar saat membuka aplikasi pesan, lalu mulai mengetik.

”Sayang, kamu di mana? Kok semalam nggak pulang? Aku khawatir banget."

Salsa menatap layar ponselnya, setiap notifikasi yang muncul membuatnya melambung dalam harapan, lalu jatuh lagi saat menyadari itu bukan dari Gian.

"Ya ampun, ke mana sih dia? Nggak biasanya begini," gumamnya sambil menggigit bibirnya, berusaha menenangkan badai di hatinya.

Dengan perasaan gundah, Salsa akhirnya memutuskan untuk bangkit dari tempat tidur.

"Sudahlah, mungkin nanti juga ada kabar," bisiknya pada diri sendiri. Ia melangkah menuju kamar mandi, membiarkan air hangat menyiram tubuhnya, berharap dapat mengusir sedikit rasa khawatir yang menghantuinya.

Setelah selesai mandi dan berpakaian rapi, Salsa turun ke lantai bawah. Rumah mewah itu terasa hampa tanpa kehadiran Gian. Mereka memang berasal dari keluarga berada, sehingga semua pekerjaan rumah tangga sudah diurus oleh asisten rumah tangga.

Salsa berjalan menuju ruang makan, di mana meja sudah tertata rapi dengan berbagai hidangan lezat. Namun, nafsu makannya hilang entah ke mana. Ia hanya mengambil sedikit nasi dan beberapa potong buah, lalu duduk dengan tatapan kosong.

"Non Salsa sarapan dulu, nanti sakit," ujar Bi Inah, asisten rumah tangga yang sudah lama bekerja di keluarga itu, suaranya penuh perhatian.

Salsa hanya tersenyum tipis. "Iya, Bi. Ini Salsa makan," jawabnya lirih.

Bi Inah menatap Salsa dengan prihatin. Ia tahu ada sesuatu yang mengganggu pikiran non majikannya itu. "Den Gian belum pulang ya, Non?" tanyanya hati-hati.

Salsa menggeleng pelan. "Belum, Bi. Aku juga nggak tahu dia di mana."

Bi Inah menghela napas. "Sabar ya, Non. Mungkin Den Gian lagi ada urusan penting."

Salsa hanya mengangguk tanpa menjawab. Ia tahu Bi Inah hanya berusaha menghiburnya, tapi hatinya tetap saja tidak tenang. Ia berharap Gian segera pulang dan memberikan penjelasan.

Selesai menyantap sarapan yang terasa hambar, Salsa kembali ke kamarnya. Ia meraih ponselnya, memeriksa sekali lagi apakah ada pesan atau panggilan dari Gian. Nihil. Hatinya mencelos. Dengan helaan napas panjang, Salsa meletakkan kembali ponselnya di atas meja.

"Sudahlah," bisiknya pada diri sendiri. "Nggak mungkin juga aku nungguin dia terus."

Salsa kemudian beranjak menuju lemari pakaiannya. Ia memilih setelan yang nyaman namun tetap modis, sesuai dengan citranya sebagai pemilik butik. Hari ini, ia harus profesional dan fokus pada pekerjaannya.

"Aku harus tetap produktif," gumamnya sambil memoleskan sedikit riasan di wajahnya. "Nggak boleh terus-terusan sedih begini."

Setelah merasa penampilannya cukup baik, Salsa mengambil tas kerjanya dan bersiap untuk pergi. Sebelum keluar kamar, ia melirik sekali lagi ke arah ponselnya, berharap ada keajaiban. Namun, layar itu tetap kosong.

"Ya sudah," ucapnya pasrah. "Semoga saja nanti ada kabar baik."

Salsa pun melangkah keluar kamar, meninggalkan kesunyian dan kekhawatiran di belakangnya. Ia menekan tombol starter, dan mesin mobilnya meraung halus. Ia menginjak pedal gas, meninggalkan rumah mewahnya menuju butik yang menjadi salah satu sumber penghasilannya. Di sepanjang perjalanan, pikirannya masih tertuju pada Gian, namun ia berusaha mengalihkan perhatiannya dengan mendengarkan musik dari radio.

Sesampainya di butik, Salsa disambut hangat oleh para karyawannya. Ia membalas sapaan mereka dengan senyum ramah, berusaha menyembunyikan kegelisahan yang masih menghantuinya.

"Selamat pagi, Bu," sapa salah seorang karyawannya.

"Pagi, semua," jawab Salsa. "Gimana kondisi butik hari ini?"

"Ramai seperti biasa, Bu," jawab karyawan tersebut.

Salsa mengangguk lega. Ia kemudian menuju ruang kerjanya dan mulai memeriksa laporan penjualan, stok barang, dan keuangan butik. Ia teliti memeriksa setiap detail, memastikan semuanya berjalan sesuai rencana.

"Bu, ini laporan penjualan minggu ini," ujar seorang karyawan sambil menyerahkan sebuah map.

Salsa menerima map tersebut dan mulai membacanya dengan seksama. Ia juga memeriksa laporan stok barang, memastikan tidak ada kekurangan atau kelebihan yang signifikan.

"Oke, stok barang aman. Penjualan juga bagus. Tingkatkan terus ya," ujar Salsa kepada para karyawannya.

Ia berharap dengan menyibukkan diri dengan pekerjaan, ia bisa melupakan sejenak masalahnya dengan Gian. Namun, bayangan suaminya itu tetap saja muncul di benaknya. "Ke mana Gian sebenarnya?" pikirnya.

Setelah menyelesaikan sebagian besar pekerjaannya, Salsa memutuskan untuk bersantai sejenak. Ia menikmati teh hangat yang disiapkan oleh salah seorang karyawannya sambil duduk di sofa empuk di ruang kerjanya. Matanya menerawang, pikirannya masih melayang-layang memikirkan Gian.

Tiba-tiba, suara notifikasi pesan W******p memecah keheningan. Salsa segera meraih ponselnya dan membuka pesan tersebut. Matanya membulat saat membaca pesan dari Bi Inah: "Non, Den Gian sudah pulang ke rumah."

Tanpa pikir panjang, Salsa langsung bangkit dari kursinya. Hatinya berdebar kencang, antara lega dan penasaran. Ia meraih tas dan kunci mobilnya, lalu bergegas keluar dari ruang kerjanya.

"Saya pamit duluan ya, semua," ucap Salsa kepada para karyawannya dengan nada sedikit terburu-buru.

"Iya, Bu. Hati-hati di jalan," jawab salah seorang karyawannya.

Salsa membalas dengan senyuman singkat, lalu melangkah cepat menuju mobilnya. Salsa memasukkan kunci ke dalam mobil, bersiap untuk pulang. Saat mesin mobil baru saja menyala, sebuah notifikasi muncul di layar ponselnya. Pesan dari Vania, sahabatnya.

"Sa, semalam Gian pulang nggak sih?"

Salsa mengerutkan kening. "Nggak kok, Van. Emang kenapa?" balasnya cepat, jari-jarinya menari di atas keyboard.

Tak lama, Vania mengirimkan sebuah foto. "Semalam aku lihat orang mirip Gian di apartemen temanku. Menurut kamu ini Gian bukan?"

Jantung Salsa berdebar gila, seolah ingin melompat keluar dari dadanya. Dengan tangan gemetar, ia menyentuh layar, membuka foto itu. Dan di sana, terpampang jelas...

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
10 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status