BAB DUA EMPAT ~Cinta? Bullshit!
Barcelona, Spanyol—Eropa | At 08:35 AM
Alby mengusap sisi kepala Alessia untuk membangunkannya. Alih-alih terusik Alessia malah semakin merapatkan selimutnya, menikmati elusan halus di kepalanya. Alby tersenyum geli, merundukkan kepalanya dan berbisik tepat di samping telinga Alessia.
"Bangun, Darling."
Alessia tidak merasa terganggu sama sekali. Wanita itu hanya menguap sembari memutar badannya, membelakangi Alby.
Alby menggeleng pelan, "Alessia.."
"Lima menit, By. Aku masih mengantuk." gumam Alessia pelan.
Melihat itu Alby memerhatikan Alessia lekat-lekat. Alessia memang ratunya tidur, tetapi Alby tidak pernah menyangka jika Alessia bisa semenyebalkan ini. Biasanya wanita itu akan terbangun ketika ruangannya terang, tapi untuk kali ini Alessia bahkan tidak repot untuk bangun dan malah menutup wajahn
BAB DUA LIMAAussage"Kau masih lama?"Pertanyaan Alby sontak membuat Alessia menengadah. Wanita itu sedari pagi memang mengabaikan Alby dan lebih berfokus pada desainnya. Mengingat hari ini adalah hari terakhir penyerahan rancangan bangunan setelah kemarin rapat terselenggara.Alessia menopang pipi, sudut bibirnya sedikit terangkat sambil menatap Alby lekat. "Jangan katakan kau merindukan ku, Mr. Stevano?"Alby menyandarkan tubuhnya pada pinggiran meja. Tatapannya sedari tadi tidak lepas dari Alessia yang sejak pagi mengabaikannya. "Kau ingin jawaban jujur?""Tentu saja.""Well, harus ku akui aku memang merindukan mu, Ms. Alessia."Alessia menyeringai, binar matanya berkilat geli. "Oh, apa kau baru saja mengatakan perasaan mu, Sir?"Alby mengulas senyum, "Sungguh tidak elit kalau ini caraku, Ms. Alessia. Bukankah kau sudah mengenalku dengan baik?"Kali ini Alessia benar-benar memutar kursi berhadapan dengan Alby
BAB DUA ENAM Datum "Wake up, Ale." Arabella meraih selimut Alessia dan membuangnya ke sembarang arah. Wanita itu bahkan sudah meniban tubuh mungil Alessia dan memaksanya untuk bangun. Sulit. Membangunkan ratu tidur itu memang membutuhkan tenaga ekstra. Kesabaran sangat dibutuhkan di sini. Sejak kembalinya Alessia siang tadi mereka belum sempat bertukar kabar dan ketika Keira melihat bahwa Alessia sudah sampai di New York, mereka akhirnya bergegas menemui Alessia di penthouse Alby. Alessia mengumpat kesal, merasa sesak begitu Arabella dan Keira masih setia diam di atas tubuhnya. "Kalian mengganggu waktu tidurku, Girls." "Oh, kami tidak peduli, Baby." kekeh Keira duduk di samping kiri Alessia. Mereka mengelilingi Alessia dengan berbagai tatapan. Alessia tahu apa yang membawa mereka sampai mengganggu tidurnya. Hanya saja, bukankah terlalu berlebihan. "Kalian pergi berdua tanpa Zavier. Ah, apa kalian berkencan di sana, Ale?
BAB DUA TUJUH Truth Alessia menumpukan kepala dilipatan tangannya. Setelah pembicaraan singkat dengan Michael, Alessia memang sedikit terkejut. Pasalnya, Alessia mengenal baik Ayahnya yang sangat keras kepala sepertinya. Michael tidak akan mengatakan hal seperti tadi jika bukan karena dia sengaja mengalah dengannya. Alessia mendengus. Mengalah? Pertanyaannya ... Kenapa tiba-tiba? Bukankah Zavier sudah menjebaknya masuk kedalam permainan bisnis mereka? Lalu untuk apa Michael mengalah? Mengakui kekalahannya? "Apa kau lelah, Ms. Alessia?" Seruan Logan seketika membuat Alessia mengangkat wajahnya dan mendapati Logan tersenyum manis di depan mejanya. Sentym lelaki itu masih sama, menyebalkan menurutnya. Alessia menegakkan tubuhnya lalu menggeleng, tampak tidak tertarik. "Tidak. Dan juga, tidak perlu formal denganku." ucap Alessia membuat Logan mengangguk. Padahal, sekali pun Alessia memintanya untuk tidak formal, kadan
BAB DUA DELAPAN Trust me "Aku sudah menyepakati hal itu sedari lama." Alby mengangguk paham. Memerhatikan Alessia lekat-lekat ketika wanita itu bercerita. Setelah pertemuan tidak sengaja dengan Rey yang telah menjelaskan posisi Alessia, akhirnya mau tidak mau Alessia menceritakan segalanya kepada Alby. Menceritakan mulai dari latar belakang Alessia dan perjodohan para tetua, hingga kesepakatan konyol dengan Michael ayahnya. Alessia merasa lega. Ada perasaan nyaman ketika Alessia bisa dengan jujur mengakui siapa dirinya dan tak perlu lagi menyembunyikan apapun. Alby sudah tahu rahasia terbesarnya juga mengetahui bahwa dirinya memiliki musuh. Alessia rasa mungkin Alby memang seorang yang tepat untuk membantunya sampai akhir, mengingat pria itu sudah mengetahui seluruh cerita hidupnya. Well, meski belum sepenuhnya semua sebenarnya. Alessia menaikkan satu alis ketika manik birunya bersitatap dengan Alby. Dan Alessia baru menyadari kalau sedari tad
BAB DUA SEMBILAN Angry girl Alby menatap Elena datar. Kemarin ketika ia mendapat telepon mengenai Elena yang tersandung kasus dengan perusahaan kosmetik yang di bintanginya, membuat Alby lantas memaksa Elena untuk kembali ke New York. Sehabis makan siang Alby lalu mengunjungi Elena ketika wanita itu sampai di New York dua jam yang lalu. "Aku baru sampai, Al. Kenapa kau terus menatapku begitu?" keluh Elena dengan wajah memelas. Tentu saja. Setelah perjalanan panjangnya dari perancis ke New York membuat sendi-sendinya lelah. Dan ketika dirinya sudah disini Alby langsung menghakiminya dengan tatapan datarnya? Oh, yang benar saja! Alby menatap Elena bosan, "Berapa kali kontrak kerja yang kau batalkan dan harus mengganti rugi dua kali lipat dari bayaranmu? Ini bukan hanya sekali, dua kali, El. Kapan kau bisa bertanggung jawab atas pekerjaanmu sendiri?" omel Alby membuat Elena memanyunkan bibir. Memang sejak awal keputusannya memilih terjun
BAB TIGA PULUHBastard boyAlby menatap Jean serius. Pagi ini Jean memberikan data tentang Elena ketika Alby sampai di gedung Stevano international. Ketika semalaman Alby meminta data Elena yang sempat membuat Jean kesulitan akhirnya hari ini selesai juga.Alby mengambil dokumen yang di berikan Jean lalu mulai membacanya. Data itu lengkap sesuai dengan yang Alby inginkan. Isinya ada beberapa kegiatan yang sempat Elena lakukan juga mengenai keseharian wanita itu. Alby terus membaca karena sampai di tengah dokumen semuanya masih baik-baik saja. Tidak ada yang salah."Bellenzo?" gumam Alby membaca kontrak kerja sama yang Elena batalkan. "Perusahaan milik De Hill?""Saya dengar dalam dua bulan terakhir CEO Hill corporate sudah mengambil alih perusahaan itu, Tuan."Alby menautkan jemarinya, "De Hill disini adalah Vegan? Bandit narkoba di pasar gelap?""Setelah dia keluar dari penjara, kini dia menghilang tanpa jejak. Akuisisi perusahaan Be
BAB TIGA SATU~Feast and explanationLimousin hitam metalik milik Alby memasuki pekarangan kediaman Stevano. Deretan mobil mewah berjajar rapi hampir memenuhi halaman parkir. Alessia sempat terpana beberapa saat melihat itu."Apa setiap tahun selalu ramai seperti ini, By?" tanya Alessia tanpa menoleh.Alby melirik Alessia, "Tidak juga. Kemungkinan karena ini pesta terakhir yang Grandma inginkan, Stevano pasti banyak mengundang relasi lama."Alessia mengangguk seakan paham. Setelah mobil mereka berhenti, barulah Alessia menyadari mereka turun tepat di pintu masuk. Belum sempat bertanya Alby lebih dulu keluar ketika Jean membuka pintu penumpang. Alby mengulurkan tangan ke arah Alessia —membantunya turun. Alessia menerimanya dan keluar dari mobil lalu berjalan berdampingan dengan Alby di sebelahnya."Well, lagi-lagi kita menjadi pusat perhatian disini. Menyebalkan." gumam Alessia pelan yang masih bisa Alby dengar.Mereka berjalan anggun me
BAB TIGA DUA~I caught youUsai acara kini mereka berkumpul di ruang keluarga Stevano karena tamu undangan sudah mulai meninggalkan mansion beberapa menit yang lalu. Alessia sebenarnya ingin pergi dari sini juga, tetapi apa daya ketika Clara memintanya untuk tinggal semalam. Tidak ingin mengecewakannya di hari ulangtahunnya akhirnya Alessia setuju untuk menginap di kediaman Stevano.Mereka tengah berbincang dengan teman-teman Alby yang baru saja sampai. Alessia mengenali dua dari tiga orang yang datang. Logan menghampirinya. "Aku hampir tidak mengenalimu, Ms. Alessia." sapanya.Alessia tersenyum kecil, "Aku hampir bosan mengatakan ini. Tidak perlu formal denganku, ingat? Dan ya, terima kasih."Logan terkekeh, "Kau juga akan menginap?"Alessia mengangkat satu alis. "Apa maksud mu dengan 'juga'?""Kami tentu akan menginap, Ale."Alessia menyipitkan mata. "Kalian bertiga?"Logan hanya tersenyum menanggapi.Dari kejauhan Ales