BAB SEMBILANBELAS
He's came back
Sinar mentari menyelinap di sela-sela horden kaca. Alessia bergerak membuka matanya, mengerjap begitu silau menembus retinanya. Well, pagi yang cukup menyegarkan. Alessia mengucek pelan kelopak matanya sambil menguap, kali ini ia benar-benar membuka matanya hingga dapat dengan jelas melihat wajah Alby terpampang di depannya.
Benar. Setelah pertengkaran mereka semalam, Alby memang memaksa Alessia untuk tidur dan mengukungnya dalam pelukan—membuat Alessia tidak bergerak dan akhirnya tertidur. Bahkan, posisi mereka masih sama seperti semalam.
Melihat wajah damai Alby, Alessia tidak dapat menahan diri melarikan jemarinya di sana—mengusap lembut pahatan sempurna wajah tampan Alby. Garis wajahnya yang tegas, hidung mancung, alis tebal, bulu mata lentik dan jangan lupakan bibir seksi yang sering kali membuat Alessia menyerah akan kebutuhannya.
Albyazka Stevano benar-benar godaan.
Rambut hitam legam Alby
BAB DUAPULUHLiked or hated?Perjalanan panjang Los Angeles—New York menghabiskan waktu yang tidak sebentar. Sebab itu pula Alessia menjadikan perjalanan kepulangannya sebagai alasan untuk melakukan hibernasi. Nyaris sepanjang pagi bahkan hingga menjelang sore, Alessia baru memaksa matanya untuk terjaga. Cukup melelahkan sebenarnya, tapi mau bagaimana lagi, Alessia merasa perlu memastikan kebenaran atas tindakan Vegan. Ia yakin masalah ini tidak akan hanya berhenti ketika dia meninggalkan Los Angeles kemarin malam."Orang mati akan minder melihat bagaimana kau tidur, Ale."Sapaan Alby mengalihkan perhatian Alessia. Perempuan itu melemparkan tatapan sinis yang di balas cengiran menyebalkan Alby. Well, untuk fakta yang satu ini kalian sudah pasti tahu kan? Diktator, pemaksa, seenaknya sendiri dan yang terkahir—tidak mau di bantah. Dengan semua paket lengkap menyebalkan Alby mana mungkin Alessia bisa dengan mudah pergi setelah apa yang terjadi ke
BAB DUA SATU Explanation Pagi hari yang cukup mengecewakan. Pagi-pagi sekali Alessia sudah bangun lebih awal. Perempuan itu bahkan sudah mandi dan rapi dengan setelan kantor yang membuatnya terlihat siap untuk pergi ke kantor. Masalahnya, begitu Alessia membuka pintu kamar. Ia dikejutkan dengan pernyataan Alby yang melarang ya untuk pergi bekerja. Alas aya pun sangat konyol, demi keselamatan katanya. Alessia memanyunkan bibir, pertanda kesal setelah dia susah payah mencoba membujuk Alby tetapi tetap tidak pria itu Indahkan. Oh, ayolah.. Dia Alessia Mikhayla. Hal semacam ini bukan hal baru untuknya. Pistol dan adegan ekstrim lainnya sudah menjadi mainan Alessia sejak lama, tapi, kenapa Alby justru mengaitkan hal itu sebagai ancaman? “Alby kau tidak bisa seenaknya melakukan ini padaku.” Lagi. Protesan Alessia tidak Alby dengarkan. “Kau tidak seharusnya terus membantahku, Ale. Aku yang bertanggung jawab atas dirimu mulai saat ini.” “Sekar
BAB DUA DUA ~Falling in love?Alessia mengepalkan kedua tangan sembari menutup matanya. Pernyataan-pernyataan yang Rey katakan sedikit mengusik pikiran Alessia. Apalagi, ketika Rey juga sudah mengetahui tentang sosok Elena. Wanita cantik yang pernah membuat Alessia kehilangan kendali melihat kedekatan antara dia dan Alby.Ya, Tuhan.. Kenapa semuanya semakin sulit?"Anda ingin langsung pulang, Ms?"Suara Edgar membuat Alessia membuka matanya. Melirik Edgar dari kaca spion sebelum mengalihkan pandangan keluar jendela. "Central Park.""Sorry?"Alessia berdeham tidak minat, "Aku tahu kau mendengarnya."Setelahnya Edgar memilih diam seraya membelokkan stir ke tempat tujuan yang Alessia sebutkan. Tak butuh waktu lama mobil mereka sampai di central Park.Alessia sendiri langsung berlalu turun tanpa menunggu Edgar mencari tem
BAB DUA TIGA Pleasant "Aku kehilangan jejaknya." Arabella menaikkan satu alisnya, memberinya tatapan heran. "Menurutmu dia sudah tahu keberadaannya terlacak?" Keira menyesap honey milknya santai sembari mengedarkan pandangan ke arah Girls Knight. "Aku tidak tahu. Tapi ku rasa kemungkinan dia meminta bantuan lain untuk menghilangkan jejaknya." Ini ma berupa kemungkinan, karena sepengetahuannya, Vegan sulit menyembunyikan diri dari kadar pelacakannya. Terbukti ketika dia baru saja keluar dan Keira langsung menerima signal dirinya. "Bergabung dengan seseorang?" sahut Velove menebak. "Itu bisa saja terjadi. Masalahnya adalah kita tidak tahu apa yang mereka rencanakan. Targetnya pun sudah pasti bukan hanya Alessia, ini mencakup kita semua." "Hal itu sudah pasti. Tapi, apa malam penembakan itu kau melihat wajah mereka?" Sontak pertanyaan Velove membuat Alessia tersadar. Sejak tadi, pkirian Alessia sibuk berkelana. Perem
BAB DUA EMPAT ~Cinta? Bullshit!Barcelona, Spanyol—Eropa | At 08:35 AMAlby mengusap sisi kepala Alessia untuk membangunkannya. Alih-alih terusik Alessia malah semakin merapatkan selimutnya, menikmati elusan halus di kepalanya. Alby tersenyum geli, merundukkan kepalanya dan berbisik tepat di samping telinga Alessia."Bangun, Darling."Alessia tidak merasa terganggu sama sekali. Wanita itu hanya menguap sembari memutar badannya, membelakangi Alby.Alby menggeleng pelan, "Alessia..""Lima menit, By. Aku masih mengantuk." gumam Alessia pelan.Melihat itu Alby memerhatikan Alessia lekat-lekat. Alessia memang ratunya tidur, tetapi Alby tidak pernah menyangka jika Alessia bisa semenyebalkan ini. Biasanya wanita itu akan terbangun ketika ruangannya terang, tapi untuk kali ini Alessia bahkan tidak repot untuk bangun dan malah menutup wajahn
BAB DUA LIMAAussage"Kau masih lama?"Pertanyaan Alby sontak membuat Alessia menengadah. Wanita itu sedari pagi memang mengabaikan Alby dan lebih berfokus pada desainnya. Mengingat hari ini adalah hari terakhir penyerahan rancangan bangunan setelah kemarin rapat terselenggara.Alessia menopang pipi, sudut bibirnya sedikit terangkat sambil menatap Alby lekat. "Jangan katakan kau merindukan ku, Mr. Stevano?"Alby menyandarkan tubuhnya pada pinggiran meja. Tatapannya sedari tadi tidak lepas dari Alessia yang sejak pagi mengabaikannya. "Kau ingin jawaban jujur?""Tentu saja.""Well, harus ku akui aku memang merindukan mu, Ms. Alessia."Alessia menyeringai, binar matanya berkilat geli. "Oh, apa kau baru saja mengatakan perasaan mu, Sir?"Alby mengulas senyum, "Sungguh tidak elit kalau ini caraku, Ms. Alessia. Bukankah kau sudah mengenalku dengan baik?"Kali ini Alessia benar-benar memutar kursi berhadapan dengan Alby
BAB DUA ENAM Datum "Wake up, Ale." Arabella meraih selimut Alessia dan membuangnya ke sembarang arah. Wanita itu bahkan sudah meniban tubuh mungil Alessia dan memaksanya untuk bangun. Sulit. Membangunkan ratu tidur itu memang membutuhkan tenaga ekstra. Kesabaran sangat dibutuhkan di sini. Sejak kembalinya Alessia siang tadi mereka belum sempat bertukar kabar dan ketika Keira melihat bahwa Alessia sudah sampai di New York, mereka akhirnya bergegas menemui Alessia di penthouse Alby. Alessia mengumpat kesal, merasa sesak begitu Arabella dan Keira masih setia diam di atas tubuhnya. "Kalian mengganggu waktu tidurku, Girls." "Oh, kami tidak peduli, Baby." kekeh Keira duduk di samping kiri Alessia. Mereka mengelilingi Alessia dengan berbagai tatapan. Alessia tahu apa yang membawa mereka sampai mengganggu tidurnya. Hanya saja, bukankah terlalu berlebihan. "Kalian pergi berdua tanpa Zavier. Ah, apa kalian berkencan di sana, Ale?
BAB DUA TUJUH Truth Alessia menumpukan kepala dilipatan tangannya. Setelah pembicaraan singkat dengan Michael, Alessia memang sedikit terkejut. Pasalnya, Alessia mengenal baik Ayahnya yang sangat keras kepala sepertinya. Michael tidak akan mengatakan hal seperti tadi jika bukan karena dia sengaja mengalah dengannya. Alessia mendengus. Mengalah? Pertanyaannya ... Kenapa tiba-tiba? Bukankah Zavier sudah menjebaknya masuk kedalam permainan bisnis mereka? Lalu untuk apa Michael mengalah? Mengakui kekalahannya? "Apa kau lelah, Ms. Alessia?" Seruan Logan seketika membuat Alessia mengangkat wajahnya dan mendapati Logan tersenyum manis di depan mejanya. Sentym lelaki itu masih sama, menyebalkan menurutnya. Alessia menegakkan tubuhnya lalu menggeleng, tampak tidak tertarik. "Tidak. Dan juga, tidak perlu formal denganku." ucap Alessia membuat Logan mengangguk. Padahal, sekali pun Alessia memintanya untuk tidak formal, kadan