Share

Part 02

Author: Erisha.LA
last update Huling Na-update: 2021-08-18 17:05:07

Setelah selesai jam kuliahnya Ara segera keluar dari kelasnya, saat jalan tiba-tiba ada yang memanggil namanya.

"Ara tunggu," ucap Syifa dan Nabila sambil berlari menghampri Ara

"Eh Syifa, Nabila. Ada apa?" tanya Ara

"Ngajakin kamu ke kantinlah, lagian ngapai kamu buru-buru, mau kemana emang?" tanya Nabila

"Yahh sorry kayaknya aku nggak bisa deh, soalnya aku mau cari Xander," ucap Ara

"Ngapain cari Xander?" tanya Syifa

"Buat bantuin ngerjain skripsi, emang kalian udah selesai skripsi?" tanya Ara

"Iya belum juga sih, tapi beneran ni nggak bisa kita makan dulu ke kantin," ucap Syifa

"Sorry bener-bener nggak bisa, besok saja ya ntar aku traktir kalian deh," ucap Ara

"Ya sudah lah biar saja yang mau berduaan sama Xander," ucap Nabila

"Ye apaan sih kamu La, ya sudah aku duluan ya bye," ucap Ara

Sampai didepan kelas Xander, ternyata Xander masih ada kelas, Ara pun memutuskan menunggunya di bangku taman yang ada di samping kelas Xander. Sekitar setengah jam Xander baru keluar dari kelasnya dan dia melihat Ara yang sedang duduk dan sambil membaca novel kesukaanya. Xander pun menghampiri Ara dan menutup matanya dari belakang menggunakan tanggannya.

"Xander nggak usah bercanda ya, ini aku tahu pasti kamu," ucap Ara

"Kok bisa tahu sih," ucap Xander lalu duduk disamping Ara

"Iya tahu dong," ucap Ara

"Kamu baca apa sih kok kelihatannya asik?" tanya Xander

"Biasa lagi baca novel, o, ya. Jadi kan hari ini bantuin aku ngerjain skripsi paling cuma bentaran doang soalnya tinggal yang terakhir aja binggung," ucap Ara

"Iya jadi, ya sudah kalau gitu kita ngerjainnya di perpustakaan saja," ucap Xander

"Ya sudah ayo kalau gitu," ucap Ara pun berdiri dan langsung menarik tangan Xander mereka berdua gandengan tangan sepanjang jalan menuju ke perpustakaan dan semua mata tertuju pada mereka berdua, semua mahasiswa dan mahasiswi dikampus tempat mereka kuliah mengira Ara dan Xander adalah pasangan kekasih karena mereka sangat serasi akan tetapi itu dugaan di awal mereka setelah mereka tahu bahwa Ara dan Xander bukan pasangan kekasih pasti ada salah satu mahasiswi yang nggak suka Ara terlalu dekat dengan Xander, karena dikampus banyak wanita mengidolakannya dan banyak juga yang ingin menjadi kekasihnya Xander akan tetapi Xander tidak pernah memperdulikan itu, setiap ada wanita yang mendekati dia pasti ia acuhkan atau bahkan mencari seribu satu alasan agar bisa cepat pergi dari wanita yang ingin mendekatinya jadi setiap ada wanita yang mengajak Xander ngobrol hanya akan dijawab singkat dan tentunya langsung to the point berbeda dengan Ara yang bisa dekat dengan Xander karena mereka adalah teman dari kecil. Dan tentunya Xander juga mempunyai perasaan kepada Ara hanya saja Xander masih ragu mengungkapkannya karena dia tidak mau merusak persahabtannya yang sudah terjalin lama.

Sampai di perpustakaan Ara dan Xander mencari tempat duduk yang berada di pojokan karena di perpustakaan lagi banyak orang jadi tinggal meja dan bangku yang kosong di pojokan, mereka pun langsung duduk dan Ara langsung mengeluarkan Laptop beserta buku dari dalam tasnya. Setelah itu Ara mulai mengerjakannya skripsinya dengan dibantu oleh Xander. Sampai tak sadar mereka sudah tiga jam berada di perpustakaan hingga yang tadinya banyak orang diperpustakaan kini sudah tidak ada hanya ada penjaga dan dirinya beserta Xander. Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk pulang.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • My Friend   Bab 21

    Setelah dua minggu penuh kenangan di Paris, tibalah hari di mana Xander dan Ara harus kembali ke Manhattan. Perjalanan mereka di Paris telah mempererat hubungan dan menghadirkan banyak momen berharga yang akan selalu mereka kenang. Di atas pesawat yang membawa mereka pulang, keduanya duduk berdampingan, saling berpegangan tangan, mengingat hari-hari penuh keajaiban yang baru saja mereka alami.Saat pesawat mendarat di Bandara JFK, Manhattan, kehidupan kembali memanggil mereka dengan ritme cepat dan hiruk-pikuk yang khas. Xander dan Ara keluar dari bandara, bertukar pandang dengan senyum penuh arti, sebelum menuju taksi yang akan membawa mereka pulang.Di dalam taksi, mereka terdiam sejenak, menikmati sisa-sisa suasana Paris yang masih lekat di hati mereka. Ara menyandarkan kepalanya di bahu Xander, merasa nyaman dan damai. "Aku akan merindukan Paris," bisiknya."Aku juga," jawab Xander, mencium rambutnya. "Tapi Manhattan punya pesonanya sendiri. Kita akan menciptakan lebih banyak kena

  • My Friend   Bab 20

    Kehangatan sinar matahari pagi menerobos tirai kamar hotel, menyentuh wajah Ara yang tertidur. Xander sudah bangun, mengamati Ara dengan senyum lembut. “Betapa damainya dia,” pikir Xander, mengingat perjalanan mereka dari masa lalu yang penuh cobaan hingga saat ini.Ara membuka mata perlahan, mendapati Xander yang menatapnya. "Selamat pagi," bisiknya dengan suara serak."Selamat pagi," jawab Xander, mengecup keningnya. "Siap untuk petualangan hari ini?"Ara tersenyum lebar, mengangguk. "Tentu saja. Paris selalu menyimpan keajaiban."Setelah sarapan di kafe terdekat dengan croissant hangat dan kopi yang menggugah selera, mereka berjalan menuju Montmartre. Suasana jalanan yang ramai dipenuhi oleh seniman jalanan dan kios-kios yang menjual berbagai barang seni.Di depan Basilika Sacré-Cœur, Xander dan Ara menikmati pemandangan kota yang memukau. Mereka mengambil foto bersama, tertawa bahagia, menikmati setiap momen kebersamaan."Tempat ini selalu punya aura magis," kata Ara sambil memand

  • My Friend   Bab 19

    Paris, Prancis – Musim Panas, Tiga Tahun Kemudian... Langit Paris dihiasi awan-awan putih yang berarak perlahan, membingkai menara Eiffel yang megah dan Seine yang berkilauan di bawah sinar matahari. Xander dan Ara sedang duduk di sebuah kafe di tepi sungai, menikmati secangkir kopi dan croissant yang segar. Senyum tipis menghiasi wajah mereka, meskipun masih ada bayang-bayang masa lalu yang samar-samar terlihat di balik mata mereka. "Aku masih tidak percaya kita akhirnya ke sini," ujar Xander sambil menyesap kopinya. Dia menatap mata Ara yang bersinar di bawah sinar matahari. Ara tersenyum lebar. "Aku selalu tahu kita akan sampai di sini suatu hari. Paris adalah tempat impianku sejak kecil." Mereka berjalan menuju Notre Dame setelah sarapan, menyusuri jalan-jalan berbatu yang dipenuhi aroma roti panggang dan kopi segar. Suara musisi jalanan bermain akordeon mengisi udara dengan melodi yang ceria, dan orang-orang berlalu lalang dengan tawa dan percakapan yang menggema di sepanjang

  • My Friend   Bab 18

    Ara tersenyum kecil dan menikmati pelukan Xander. "Kami memiliki bayi yang sangat indah, hebat dan sempurna," ujarnya sambil membelai tangan Xander.Xander menatap bayi mereka yang tertidur dengan tenang di atas ranjang dan berkata, "Aku sangat bersyukur memiliki anak yang seperti dia. Dia adalah hadiah terbesar dalam hidup kita.""Aku setuju," ujar Ara sambil menarik tangan Xander ke arah dirinya dan berputar, sehingga ia menghadap Xander sambil tetap tertutup dalam pelukan Xander."Kamu dan anak kita selalu akan menjadi prioritas utama dalam hidupku," ujar Xander tersenyum."Dan keluarga kita selamanya akan menjadi yang terbaik," balas Ara tersenyum lebar.Mereka saling bertatapan dengan senyum di wajah mereka. Namun, suddently Xander terbangun dari mimpinya.Itu hanya mimpi, pikirnya dalam hati. Dia merasa sedikit sedih karena mimpi indahnya tiba-tiba berakhir. Namun, dia menggelengkan kepalanya untuk mengusir rasa sakit itu lalu bergegas bangun dari tempat tidurnya.Setelah mencuc

  • My Friend   Bab 17

    Xander dan Ara menjalani kehidupan yang bahagia bersama bayi laki-laki mereka. Xander selalu pulang dari kantor dengan cepat, tidak peduli seberapa sibuknya dia di kantor, agar dia bisa memberikan perhatian penuh kepada bayi mereka. Ara merasa senang melihat begitu banyak perubahan dalam hidup mereka setelah memfokuskan diri pada keluarga.Bayi mereka mulai tumbuh dan berkembang, dan setiap perkembangan baru diakui dengan sukacita. Setiap kali bayi mereka mencapai tonggak penting dalam kehidupannya, seperti belajar merangkak atau berjalan, mereka merayakan dengan penuh kegembiraan. Keluarga kecil mereka menjadi prioritas nomor satu.Namun, semakin besar bayi mereka, semakin Xander merasa khawatir. Ia merasa khawatir tentang bagaimana ia bisa mempersiapkan anaknya untuk masa depan, dan memastikan bahwa ia memiliki segala sesuatu yang dibutuhkannya di dunia ini. Ia sering merenungkan masa depan bayi laki-lakinya, dan bekerja dengan keras untuk menjamin kesejahteraan mereka.Ara melihat

  • My Friend   Bab 16

    Setelah liburan itu, mereka kembali ke kehidupan sehari-hari yang sibuk. Xander kembali fokus kepada proyeknya, dan Ara mempersiapkan segala kebutuhan untuk kelahiran bayinya. Namun, satu peristiwa terjadi yang mengubah segalanya.Pada suatu pagi, Xander mendapat telepon dari salah satu karyawannya yang mengabarkan bahwa proyek yang mereka kerjakan mengalami masalah besar dan membutuhkan perbaikan yang mendesak. Xander langsung berangkat ke kantor dan bekerja tanpa henti untuk menyelesaikan masalah tersebut.Sementara itu, Ara merasakan sakit pada perutnya dan merasa khawatir untuk bayinya. Ia memutuskan untuk pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang dibutuhkan. Setelah pemeriksaan, dokter mengatakan bahwa bayinya harus dilahirkan dengan segera karena ada masalah dengan kesehatannya.Xander merasa tidak tahu harus berbuat apa saat mendapat kabar ini. Ia sedih dan khawatir, tetapi harus tetap fokus menyelesaikan proyek. Ia meminta stafnya untuk melaporkan penyelesaian proy

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status