Share

Part 03

Author: Erisha.LA
last update Last Updated: 2021-08-18 17:06:25

Sebelum mengantarkan Ara pulang Xander mengajak ke Apartemennya terlebih dahulu untuk mengambil jaket yang tertinggal di Apartemen. Dari kampus menuju Apartemen Xander membutuhkan waktu setengah jam perjalanan. Apartemen Xander berada di lantai paling atas jadi kalau malam bisa melihat pemandangan malam kota Paris. Kini Ara dan Xander sudah berada dalam Apartemennya, Ara duduk di sofa menunggu Xander yang sedang mengambil jaketnya di dalam kamar.

"Xander apa kamu tidak punya minuman, aku haus banget,"ucap Ara

Xander yang baru saja keluar dari kamarnya langsung meletakan jaket dan tasnya di sofa.

"Ada Ra, kamu mau minum apa?"tanya Xander

"Kalau ada jus jeruk,"ucap Ara

"Bentar aku ambilin dulu minumannya,"ucap Xander

"Makasih Xander kamu memang teman terbaik yang aku punya,"jawab Ara

Tak lama kemudian Xander datang dengan membawa dua gelas minuman yang berisi jus jeruk untuk Ara dan dirinya.

"Kamu tinggal di Apartemen sendirian?"tanya Ara

"Aku jarang menempati Apartemen ini, hanya beberapa kali saja menginap,"ucap Xander

"Kenapa memanngya?"tanya Ara

"Iya kamu tahu sendiri mama aku gimana kalau aku nggak pulang beberapa hari saja sudah ngomel-ngomel suruh pulang, apa lagi kalau nggak diturutin pakai acara drama deh,"ucap Xander

"Hahaha iya lah pasti tante Feli cemas kalau kamu nggak ada di rumah apa lagi kamu anak satu-satunya,"ucap Ara

"Iya tapi kan aku sudah dewasa Ra,bmasa aku suruh di rumah muluk,"ucap Xander

"Aku tahu Xander kamu udah dewasa, tapi setidaknya kamu bilang dulu kalau kamu pergi atau menginap entah di mana, jadi mama kamu nggak bakal khawatir,"ucap Ara

"Iya ya, Ra. Aku mau ngomong sesuatu sama kamu boleh?"tanya Xander

"Kamu mau tanya apa Xander, langsung tanya saja Xander biasanya juga langsung to the point,"ucap Ara

Xander pun menggeser duduknya jadi di samping Ara dan kini nggak ada jarak antara mereka berdua.

"Xander ngapain sih kamu duduknya dekat-dekat banget?"tanya Ara

Xander yang langsung tiba-tiba memeluk Ara, setelah itu Xander langsung mendekatkan wajahnya ke wajah Ara dan mencium bibir Ara dengan lembut. Ara yang terkejut dengan perlakuan Xander hanya mematung tanpa perlawanan, namun lama kelamaan ciuman Xander berubah menjadi lumatan ia menuntut Ara membalas ciuman Xander. Ara yang sudah terlena mengikuti permainan Xander tak sampai situ Xander juga meremas buah dada milik Ara, dan tanpa sadar Ara mengeluarkan desahan. Xander yang sudah di liputi hawa nafsu langsung membaringkan Ara di sofa.

Sambil mereka masih berciuman tangan Xander tak tinggal diam ia membuka baju Ara dan membuangnya ke lantai dan kini terlihatlah buah dada Ara yang sangat menantang dengan hanya memakai bra warna hitam. Tak sampai situ kini Xander mencium ceruk leher Ara yang membuat Ara semakin mendesah dan tangan Xander juga berusaha melepas celana Jeans Ara, setelah sudah terlepas kini Ara hanya memakai dalaman saja, Xander kini melihat ke wajah Ara dan meminta persetujuannya untuk melanjutkannya.

"Ra, apa boleh kita melajutkannya?"tanya Xander

"Lanjutkan Xander aku sudah nggak tahan lagi,"ucap Ara

Xander sangat senang karena mendapatkan persetujuan dari Ara, Xander pun tak menyia-nyiakan kesempatan ini, Xander langsung melepaskan bra dan celana dalam Ara. Begitu juga Xander ia juga melepaskan semua bajunya. Ara sangat terkejut dan takut melihat punya Xander yang begitu besar akan memasuki miliknya, Xander yang mengetahui perubahan wajah Ara, ia langsung mencium Ara.

"Aku akan melakukannya dengan hati-hati, jadi kamu tak perluh takut,"ucap Xander

Xander pun memasukkan miliknya ke milik Ara dengan hati-hati karena ini pertama kalinya bagi Ara. Xander terus mencoba memasukkannya dan akhirnya milik Xander bisa masuk seluruhnya, Xander diam untuk sejenak sambil mencium bibir Ara untuk menghilangkan rasa sakitnya.

Xander dan Ara pun melakukannya beberapa kali di sofa, hingga mereka berdua kecapean dan memutuskan tidur di Apartemen milik Xander. Xander mengendong Ara ke kamarnya dan mereka berdua pun tidur satu ranjang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • My Friend   Bab 21

    Setelah dua minggu penuh kenangan di Paris, tibalah hari di mana Xander dan Ara harus kembali ke Manhattan. Perjalanan mereka di Paris telah mempererat hubungan dan menghadirkan banyak momen berharga yang akan selalu mereka kenang. Di atas pesawat yang membawa mereka pulang, keduanya duduk berdampingan, saling berpegangan tangan, mengingat hari-hari penuh keajaiban yang baru saja mereka alami.Saat pesawat mendarat di Bandara JFK, Manhattan, kehidupan kembali memanggil mereka dengan ritme cepat dan hiruk-pikuk yang khas. Xander dan Ara keluar dari bandara, bertukar pandang dengan senyum penuh arti, sebelum menuju taksi yang akan membawa mereka pulang.Di dalam taksi, mereka terdiam sejenak, menikmati sisa-sisa suasana Paris yang masih lekat di hati mereka. Ara menyandarkan kepalanya di bahu Xander, merasa nyaman dan damai. "Aku akan merindukan Paris," bisiknya."Aku juga," jawab Xander, mencium rambutnya. "Tapi Manhattan punya pesonanya sendiri. Kita akan menciptakan lebih banyak kena

  • My Friend   Bab 20

    Kehangatan sinar matahari pagi menerobos tirai kamar hotel, menyentuh wajah Ara yang tertidur. Xander sudah bangun, mengamati Ara dengan senyum lembut. “Betapa damainya dia,” pikir Xander, mengingat perjalanan mereka dari masa lalu yang penuh cobaan hingga saat ini.Ara membuka mata perlahan, mendapati Xander yang menatapnya. "Selamat pagi," bisiknya dengan suara serak."Selamat pagi," jawab Xander, mengecup keningnya. "Siap untuk petualangan hari ini?"Ara tersenyum lebar, mengangguk. "Tentu saja. Paris selalu menyimpan keajaiban."Setelah sarapan di kafe terdekat dengan croissant hangat dan kopi yang menggugah selera, mereka berjalan menuju Montmartre. Suasana jalanan yang ramai dipenuhi oleh seniman jalanan dan kios-kios yang menjual berbagai barang seni.Di depan Basilika Sacré-Cœur, Xander dan Ara menikmati pemandangan kota yang memukau. Mereka mengambil foto bersama, tertawa bahagia, menikmati setiap momen kebersamaan."Tempat ini selalu punya aura magis," kata Ara sambil memand

  • My Friend   Bab 19

    Paris, Prancis – Musim Panas, Tiga Tahun Kemudian... Langit Paris dihiasi awan-awan putih yang berarak perlahan, membingkai menara Eiffel yang megah dan Seine yang berkilauan di bawah sinar matahari. Xander dan Ara sedang duduk di sebuah kafe di tepi sungai, menikmati secangkir kopi dan croissant yang segar. Senyum tipis menghiasi wajah mereka, meskipun masih ada bayang-bayang masa lalu yang samar-samar terlihat di balik mata mereka. "Aku masih tidak percaya kita akhirnya ke sini," ujar Xander sambil menyesap kopinya. Dia menatap mata Ara yang bersinar di bawah sinar matahari. Ara tersenyum lebar. "Aku selalu tahu kita akan sampai di sini suatu hari. Paris adalah tempat impianku sejak kecil." Mereka berjalan menuju Notre Dame setelah sarapan, menyusuri jalan-jalan berbatu yang dipenuhi aroma roti panggang dan kopi segar. Suara musisi jalanan bermain akordeon mengisi udara dengan melodi yang ceria, dan orang-orang berlalu lalang dengan tawa dan percakapan yang menggema di sepanjang

  • My Friend   Bab 18

    Ara tersenyum kecil dan menikmati pelukan Xander. "Kami memiliki bayi yang sangat indah, hebat dan sempurna," ujarnya sambil membelai tangan Xander.Xander menatap bayi mereka yang tertidur dengan tenang di atas ranjang dan berkata, "Aku sangat bersyukur memiliki anak yang seperti dia. Dia adalah hadiah terbesar dalam hidup kita.""Aku setuju," ujar Ara sambil menarik tangan Xander ke arah dirinya dan berputar, sehingga ia menghadap Xander sambil tetap tertutup dalam pelukan Xander."Kamu dan anak kita selalu akan menjadi prioritas utama dalam hidupku," ujar Xander tersenyum."Dan keluarga kita selamanya akan menjadi yang terbaik," balas Ara tersenyum lebar.Mereka saling bertatapan dengan senyum di wajah mereka. Namun, suddently Xander terbangun dari mimpinya.Itu hanya mimpi, pikirnya dalam hati. Dia merasa sedikit sedih karena mimpi indahnya tiba-tiba berakhir. Namun, dia menggelengkan kepalanya untuk mengusir rasa sakit itu lalu bergegas bangun dari tempat tidurnya.Setelah mencuc

  • My Friend   Bab 17

    Xander dan Ara menjalani kehidupan yang bahagia bersama bayi laki-laki mereka. Xander selalu pulang dari kantor dengan cepat, tidak peduli seberapa sibuknya dia di kantor, agar dia bisa memberikan perhatian penuh kepada bayi mereka. Ara merasa senang melihat begitu banyak perubahan dalam hidup mereka setelah memfokuskan diri pada keluarga.Bayi mereka mulai tumbuh dan berkembang, dan setiap perkembangan baru diakui dengan sukacita. Setiap kali bayi mereka mencapai tonggak penting dalam kehidupannya, seperti belajar merangkak atau berjalan, mereka merayakan dengan penuh kegembiraan. Keluarga kecil mereka menjadi prioritas nomor satu.Namun, semakin besar bayi mereka, semakin Xander merasa khawatir. Ia merasa khawatir tentang bagaimana ia bisa mempersiapkan anaknya untuk masa depan, dan memastikan bahwa ia memiliki segala sesuatu yang dibutuhkannya di dunia ini. Ia sering merenungkan masa depan bayi laki-lakinya, dan bekerja dengan keras untuk menjamin kesejahteraan mereka.Ara melihat

  • My Friend   Bab 16

    Setelah liburan itu, mereka kembali ke kehidupan sehari-hari yang sibuk. Xander kembali fokus kepada proyeknya, dan Ara mempersiapkan segala kebutuhan untuk kelahiran bayinya. Namun, satu peristiwa terjadi yang mengubah segalanya.Pada suatu pagi, Xander mendapat telepon dari salah satu karyawannya yang mengabarkan bahwa proyek yang mereka kerjakan mengalami masalah besar dan membutuhkan perbaikan yang mendesak. Xander langsung berangkat ke kantor dan bekerja tanpa henti untuk menyelesaikan masalah tersebut.Sementara itu, Ara merasakan sakit pada perutnya dan merasa khawatir untuk bayinya. Ia memutuskan untuk pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang dibutuhkan. Setelah pemeriksaan, dokter mengatakan bahwa bayinya harus dilahirkan dengan segera karena ada masalah dengan kesehatannya.Xander merasa tidak tahu harus berbuat apa saat mendapat kabar ini. Ia sedih dan khawatir, tetapi harus tetap fokus menyelesaikan proyek. Ia meminta stafnya untuk melaporkan penyelesaian proy

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status