Lolongan serigala keluar dari mulut Lexa, ia berlari menghadang Alexander lalu merubah wujudnya menjadi seekor serigala merah.
Jose tersentak, jatuh ke belakang dengan posisi duduk, matanya mengerjap beberapa kali, ia hampir pingsan melihat dengan mata kepala sendiri, istri cantiknya berubah menjadi seekor serigala.
"Jadi dia seorang manusia serigala. Pantas saja, dia bisa melumpuhkan seorang laki-laki dengan satu pukulan. Tapi benarkah di zaman sekarang masih ada manusia serigala." Jose berbicara sendiri bagaikan orang linglung.
"Oh, demi laki-laki itu, kau bisa sejauh ini, sepupuku sayang." Alexander menyindir.
Lexa yang sudah berubah menjadi serigala merah langsung berlari menerjang Alexander, seketika Serigala berwarna hitam yang tak lain adal
"Apa maumu?" Jose siaga menghadapi Lexa. Bayangan makhluk mengerikan yang dilihatnya tadi, membuat Jose syok berat.Bastian bingung dengan sikap kedua majikannya. Biasanya Jose akan selalu menempel kepada Lexa dan sangat posesif namun kali ini Jose sangat cuek bahkan terkesan menjauhinya. Ingin ia bertanya tapi sepertinya waktunya belum pas untuk Bastian meminta Jose untuk bercerita. "Tuan, selesaikan urusan Tuan, saya keluar sebentar." Bastian mengurai cekalan tangan Jose di lengannya. Bagaimanapun bosnya harus bicara secara privat dengan istrinya. "Jangan Tian! Tetap di sini!" pinta Jose.Lexa menatap tajam kepada dua orang yang ada di depannya. Ia maju selangkah, mulutnya terbuka mengeluarkan angin. "Hush," tubuh Bastian terdorong keluar melewati pintu. Tubuh pemuda itu seringan kapas, terbang dari hadapan Jose dan mendarat di lantai lorong hotel.Pintu menutup dengan sendirinya lalu terkunci secara otomatis.Bastian beberapa kali mengerjap, mencerna kejadian yang menurutnya tidak
"Tapi sekarang jam satu malam, Tuan." Bastian protes. "Aku tidak peduli! Cepat cuci mukamu lalu bersiaplah!" Jose menarik tubuh Bastian agar segera berdiri. 'Dasar bos gila, tadi diusir sekarang ingin menjemputnya.' Bastian dengan lesu pergi mencuci muka di kamar mandi dan segera keluar untuk melakukan tugasnya.Karena jarak hotel dan stasiun sangat dekat. Jose, Bastian dan para Bodyguard mereka sudah sampai di stasiun kereta dalam hitungan menit. "Tuan, Anda sudah menyiapkan kata-kata untuk merayu Nyonya Muda?" Bastian yang saat ini sekamar dengan Jose bertanya dengan lesu karena masih merasakan kantuk yang menderanya. Segelas kopi yang diminumnya tidak bisa menghalau rasa kantuknya. Ia sengaja meneteskan obat mata agar penglihatannya tidak buram. "Merayu?" Jose menatap Bastian dengan tanda tanya. Ia hampir lupa dengan masalah yang menjadi penyebab Lexa pergi dari sisinya. "Ya, merayunya, Tuan telah menyakiti hati Nyonya Muda. Anda harus merayunya agar hatinya luluh." Bastian t
Jose terkulai tak berdaya di atas salju. 'Dimana ini, Alex, sedang apa kau di sana, Sayang?'Jose menatap punggung Lexa yang semakin menjauhinya. Bayangan istrinya itu semakin tidak terlihat. Ia menyesal karena telah meninggalkannya. Andai waktu bisa diputar. Hubungan mereka tidak akan memburuk dan bertemu dengan orang-orang yang ingin melenyapkan Lexa.Serigala yang melumpuhkan Jose berjalan Dengan bangga ingin meraih tubuh Jose. Kerumunan segerombol Serigala terdengar bersorak-sorai melolongkan suara kemenangan.Baru saja tangan serigala itu ingin menyentuh tubuh Jose, dari balik gundukan salju muncul Lexa yang menatap tajam mereka dengan berkacak pinggang. "Jauhkan tangan kotormu dari tubuh suamiku!" Lexa mendesis menatap segerombolan pemberontak. Ia bersumpah akan mencabik-cabik tubuh gerombolan pemberontak itu karena berani menyentuh dan menyakiti Jose.Serigala itu menghentikan gerakan tangannya. Ia menatap Lexa dengan tatapan meremehkan. "Cih, serigala betina rupanya. Hahaha, i
Lexa perlahan-lahan merubah wujudnya menjadi seekor manusia serigala. Dimulai dari rambut merahnya yang memanjang melebihi pinggulnya. Kuku-kukunya yang memanjang serta gigi taringnya yang keluar. Matanya pun berubah menjadi merah menyala sedangkan bajunya sudah robek menjadi potongan-potongan kecil karena tubuhnya berubah menjadi kekar dan dipenuhi dengan bulu berwarna merah.Jose yang kaget, langsung mundur beberapa langkah ke belakang. Laki-laki itu tidak menyangka Lexa akan segera memperlihatkan wujud aslinya kepadanya saat ini."Inilah wujud asliku. Apakah kau tidak takut dan masih bilang rindu padaku?" tanya Lexa.Jose menahan nafas, jantungnya berdetak tidak karuan. Ada rasa ketakutan di dalam hatinya. Mulutnya terkunci rapat dan tubuhnya bergetar karena takut.Namun mengingat awal perkenalan mereka dan kebersamaannya bersama Lexa. Membuat Jose sedikit demi sedikit mempunyai keberanian untuk menatapnya secara langsung. Apalagi di malam pertama mereka, Lexa membuktikan bahwa gad
"Alex …." Desah Jose saat merasakan sentuhan sensual di pangkal pahanya lalu beralih ke kejantanannya."Alex, jangan bermain-main denganku." protes Jose saat merasakan Lexa hanya mengelus kejantanannya dan bermain-main dengan benda yang sudah mengeras itu."Kau selalu tidak sabar." cibir Lexa."Alex ayolah, aku sudah tidak tahan." protes Jose.Lexa hanya tertawa kecil melihat reaksi suaminya yang terlihat sangat tersiksa."Alex, a …." Jose terkesiap saat lidah basah istrinya sudah berputar di ujung kejantanannya. Tangannya mencengkram seprai seperti seorang pemuda yang akan kehilangan keperjakaannya. Ia sekarang paham, kenapa istrinya bisa sangat mahir dan mempunyai tenaga lebih untuk urusan menyenangkannya di atas ranjang.Jose menengadahkan wajahnya ke atas ketika merasakan kedua bola kejantanannya sudah berada di mulut istrinya. Terasa hangat dan nikmat. Lidah basah Lexa sudah menari-nari menyusuri bulatan daging itu secara bergantian.Napas Jose terengah, merasakan seluruh kejanta
"Siapa sih?!" keluh Jose yang merasa terganggu dengan suara ketukan pintu. Saat gairahnya sudah berada di ubun-ubun. Ada seseorang yang mengganggunya."Tunggu dulu, aku lihat siapa yang berani menganggu kita." ucap Lexa tersenyum geli melihat wajah jutek suaminya yang sedang menahan nafsu. "Huh …," Jose mendesah sebal, lalu menggulingkan tubuhnya yang semula mengungkung tubuh istrinya."Tutup tubuhmu, kau ingin orang lain melihat milikmu yang super mini itu?" ejek Lexa."Alex!" panggil Jose gemas karena ejekkan istrinya. Punggung mulus istrinya terlihat menggoda. Untuk sesaat gadis itu memakai kimono handuk sebelum membuka pintu."Ukuran mini?" desis Jose yang sekilas memandang kejantanannya yang masih tegak mengacung karena belum puas melabuhkan hasrat biologisnya kepada istri cantiknya."Sabar, Bung." Jose menutup tubuh polosnya dengan selimut bludru."Ada apa?!" tanya Lexa setelah melihat seorang omega dari klannya berdiri di depan pintu. "Ada segerombolan serigala liar yang seda
Setelah ketua pemimpin kerusuhan itu berhasil dilumpuhkan Lexa, semua mata memandang Lexa dengan tajam. Antara benci dan takut bercampur dalam hati segerombolan manusia serigala liar yang sedang mengacaukan bagian wilayah pinggiran klan Bulan Merah.Manusia-manusia serigala itu saling berpandangan, seolah sedang bermusyawarah. Mereka sedikit ragu dan takut karena pimpinan mereka bisa dikalahkan oleh Lexa dengan mudah. Sesuai rumor jika pimpinan klan Bulan Merah sangat kuat dengan kekuatan misterius yang tersembunyi. Kekuatan pemberian dari Dewi Bulan karena ia terpilih menjadi pemimpin di masa depan. Darah keturunan Xaviera, pemimpin terdahulu yang merupakan pendiri klan Bulan Merah."Ayo, tunggu apalagi?!" Lexa maju ke depan, memangkas jarak dengan serigala-serigala liar itu. Ia tidak akan mengakhiri pertempuran ini begitu saja jika mereka masih dalam mode siaga bertarung. Mereka masih dalam wujud serigala dan belum mau mengaku kalah."Aku hitung dalam hitungan angka tiga. Jika kalian
"Aku …." Jose berpikir sejenak.Wanita itu tiba-tiba gelisah, matanya menatap ke arah jalan di bawah bukit. Ia tahu waktunya telah habis. Lexa sedang berada di jalan yang menuju mansion. Namun ia juga tidak ingin misinya kali ini gagal. Tidak ada kesempatan bagus lagi di lain waktu."Kalau kau tidak ingin, aku tidak akan memaksamu." ucap wanita itu seolah tidak menginginkan Jose untuk menerima tawarannya.Suara lolongan anjing husky semakin dekat, tapi Jose masih bingung dengan keputusannya.'Sial, Lexa hampir sampai tapi kenapa si bodoh ini belum juga menyetujui tawaranku.' keluh wanita itu dalam hati."Ambil ini," wanita itu memberikan sebuah lonceng kecil kepada Jose."Apa ini?"Wanita itu memaksa Jose untuk menerimanya. "Jika kau berubah pikiran dan ingin menerima tawaranku. Kau bisa memanggilku lewat benda ini. Goyangkan lonceng tersebut sebanyak tiga kali dan aku pasti akan datang.""Bagaimana mungkin? Kau seperti penyihir saja." ucap Jose sambil membolak-balikkan lonceng tersebu