Share

5. Weding Day.

Author: HANINA
last update Last Updated: 2021-03-12 04:29:22

"Halo Ana apa khabar? Gimana pesanan baju pengantin untuk calon menantuku, apa sudah siap?" Hari ini Ruth momynya Jose mengunjungi butik langganannya.

"Khabar baik nyonya Armando, tentu sudah siap nyonya. Suatu kehormatan bagi butik kami, menerima pesanan baju pengantin untuk calon menantu keluarga Armando. Untuk itulah tim kami bekerja keras agar hasilnya maksimal, sesuai dengan keinginan nyonya."

"Maaf jika mendadak, pasti merepotkanmu. Maklum anak muda zaman sekarang, segala kemauannya harus terpenuhi walaupun kadang tidak masuk akal. Yaaa seperti pernikahan yang mendadak ini."

"Saya pribadi mengucapkan terimakasih banyak atas kepercayaan nyonya kepada kami. Jujur banyak keuntungan yang bisa kami dapat dengan gaun pengantin rancangan kami yang nyonya pesan untuk pernikahan yang paling dinanti tahun ini di jagad dunia bisnis dan selebriti."

"Ha ha ha kau berlebihan Ana." Ruth mengibas-ibaskan tangannya.

"Perkenalkan, ini Lexa calon menantuku."

"Selamat siang tante, perkenalkan nama saya Lexa." Lexa muncul dari belakang Mommynya Jose memberi salam.

"Selamat datang nona Lexa, anda sangat cantik sekali pantas saja tuan muda Jose ingin menikah secara mendadak." Ana sang perancang busana berjalan mengitari Lexa dengan menatap kagum seolah sedang mengaudisi seorang model. "Mari sini cantik, langsung kita coba saja gaunya." Ana beserta asistennya menarik Lexa ke ruang fitting baju. Tampak beberapa asisten, membantu Lexa mengenakan baju pengantin yang sangat indah dan elegan.

"Bagaimana pendapat anda nyonya?" Ana meminta pendapat nyonya Ruth setelah melihat Lexa muncul dari balik tirai ruang fitting baju.

"Wowww sempurna, cantik sekali. Kau hebat Ana, sentuhan tanganmu sungguh menghasilkan keajaiban." Nyonya Ruth berdecak kagum.

"Anda berlebihan nyonya, banyak perancang busana yang lebih hebat dari saya di luar sana." Ana tersenyum merendah.

"Ckkk saya jujur Ana, gaun ini sungguh sangat bagus. Cuma di bagian samping potonganya diperhalus sedikit. Sisanya sudah tepat."

"Itu juga karena modelnya sangat cantik nyonya, jadi bisa menutupi kekurangan pada gaunya. Mmmm bolehkah saya mengambil foto nona Lexa untuk endorse butik saya, sebagai gantinya saya tidak akan mengambil upah untuk gaun-gaun pernikahan yang nyonya pesan."

"Noooo, keinginan anak saya menikah adalah suatu kebahagiaan yang luar biasa bagi kami, setelah sekian lama lelah memaksanya untuk menikah. Jadi biarkan saya tetap membayar dan silahkan ambil gambar calon menantu saya sebanyak yang kau mau, asal photo yang sopan dan tidak vulgar."

"Terimakasih nyonya, terimakasih atas kemurahan hati nyonya. Mari cantik kita coba gaun yang lain untuk acara resepsi." Lexa mengekor masuk, mencoba gaun lainnya yang juga sangat cantik dan pas di lekuk tubuh Lexa.

Terdengar bel pintu berbunyi sesaat setelah Jose datang bersama Ramon dan Sergio.

"Mom dimana Lexa, aku ingin melihatnya.

"Hush tidak boleh, mulai detik ini kau dilarang menemuinya sampai besok di hari pernikahanmu Jose." Nyonya Ruth merentangkan tanganya, menghalau Jose yang ingin pergi melangkah ke arah ruang fitting baju.

"Mommmm sebentar saja, aku mohon. Aku ingin melihat apakah gaun pengantinnya cocok untuknya." Jose memelas.

"Tidak boleh, tahan sebentar lagi. Besok juga kamu bebas mau melihatnya sampai puas."

"Ha ha ha teman kami ini memang sudah tidak sabar tante." Ramon terbahak melihat ibu dan anak saling debat.

"Oh hai Ramon, Sergio. Terimakasih kalian berdua sudah mau datang untuk fitting baju, segera saja ke ruang samping buat fitting yaaa."

"Siap tante, kami ikut senang. Akhirnya Jose yang akan menikah duluan. Jangan khawatir, kami akan jaga Jose agar tidak mengintip calon istrinya." Sergio menggoda Jose yang mukanya sudah di tekuk karena tidak boleh menemui Lexa.

"Nggak usah berpikir yang macam-macam Jose, Mommy akan membawa Lexa untuk menginap di hotel. Jadi tenangkan dirimu untuk istirahat agar besok kau tidak grogi saat mengucap janji pernikahan."

"Hufft baiklah Mom, aku mengaku kalah. Come on dude, kita langsung aja fitting bajunya." Jose menarik kedua temannya.

~~~~~~~~~

Keesokan harinya, saat Lexa membuka matanya hal yang diingat adalah pernikahanya dengan Jose yang akan berlangsung dalam beberapa jam lagi. Sungguh ia tidak dapat menghindar lagi. Perasaan yang campur aduk antara maju dan mundur berperang dalam batinnya.

"Tok tok tok, permisi nona. Sudah saatnya menuju mansion keluarga tuan Armando." Margaritha pelayan pribadi Lexa datang untuk membantu Lexa bersiap.

"Hmmmm lakukan tugasmu Mag."

Sesampainya di mansion keluarga Armando, Lexa langsung dibawa ke kamarnya Jose untuk dirias dan ganti baju pengantin.

Para make up artis yang di datangkan nyonya Ruth untuk mendandani Lexa bekerja sangat cepat dan profesional. Dengan make up tipis, wajah Lexa semakin cantik mempesona. Untuk tatanan rambut bagian depan ditarik keatas di ikat menggerombol lalu dijepit, jepitan khusus yang tersambung dengan weding veil yang akan menutupi wajah Lexa. Bagian rambut belakang dibiarkan tergerai dan di curly bagian ujungnya. Lexa tidak mengenakan giwang, telinganya dibiarkan polos. Nyonya Ruth memberikan kalung berlian yang sangat mewah untuk dikenakan di leher jenjang Lexa, yang mana kalung tersebut sangat serasi dengan gaun pengantin bermodel bahu terbuka.

Kalung bertahtakan berlian yang merupakan kalung turun temurun, diwariskan kepada menantu keluarga Armando. Dulu kalung tersebut pernah dikenakan nyonya Ruth saat menikah dengan Joseph Armando, ayah kandung Jose.

"Nona, ayah anda sudah datang." Margaritha membuyarkan lamunan Lexa. Lexa membalikkan badan dan mendapati ayahnya yang sudah berdiri merentangkan tangannya. Lexa berlari memeluk tubuh tegap ayahnya.

"Papa Lexa rindu." Lexa memeluk tubuh ayahnya dengan erat, tidak mempedulikan make up di wajahnya yang akan berantakan karena airmata yang mengalir di pipinya.

"Sssttt jangan menangis,wajahmu jadi jelek. Papa tidak suka putri Papa saat menikah nanti wajahnya kelihatan jelek." Felipe ayahnya Lexa terkekeh menggoda putrinya.

"Papa Lexa -------

"Iya papa tahu, apapun asal bisa membuatmu bahagia. Papa menghormati keputusanmu sayang, papa percaya pasti ada alasan mengapa kamu ingin menikah secara mendadak. Papa tidak percaya dengan rumor murahan yang beredar di luar sana." Felipe ayah Lexa tersenyum menguatkan batin Lexa yang pasti sangat bimbang ketika detik-detik pernikahan sudah di depan mata. "Nah gitu dong senyum."

"Terimakasih pa."

"Adik-adikmu tidak bisa ikut kemari karena harus ujian. Tapi calon suamimu sudah mengatur pesta pernikahan di Rio De Janeiro setelah pesta yang disini beres. Bibi dan yang lainya sudah dibawah. Seakan tahu pikiran putrinya Felipe menjelaskan satu persatu keberadaan anggota keluarganya berada. Ayo kita turun sekarang acaranya akan segera dimulai."

Para make up artis kembali merapikan make up wajahnya Lexa yang sedikit berantakan akibat airmata yang mengalir di kedua pipinya.

Felipe menggandeng putrinya menuju tempat pernikaham yang berada di halaman belakang mansion keluarga Armando. Halaman yang sangat luas itu sudah disulap begitu cantik hanya dalam waktu semalam. Dekor dengan tema garden yang dipenuhi dengan aneka bunga impor terlihat megah sesuai dengan image Jose Armando, pewaris tunggal dari kerajaan bisnis Armando corp. Di tengah-tengah venue di bangun panggung mini yang mana akan digunakan kedua mempelai untuk mengucapkan janji suci pernikahan."

Semua mata tertuju kepada mempelai wanita, saat ketikan piano yang melantunkan weding song mulai terdengar. Jose sudah berdiri diatas panggung bersama seorang pendeta. Jose terlihat sangat tampan, rambut coklatnya disisir kebelakang. Setelan tuxedo mahal yang melekat ditubuh atletisnya semakin membuat penampilan Jose makin sempurna. Sepasang mata coklat itu memandang Lexa dengan penuh kekaguman.

Setelah Ayah Lexa menyerahkan genggaman tangan Lexa kepada Jose, pendeta mulai melakukan pemberkatan dan pembacaan doa pernikahan. Kedua mempelai mengucapkan Janji suci pernikahan tanpa suatu hambatan, di ikuti pemasangan cincin pernikahan pada masing-masing jari manis mempelai. Kini tiba saatnya Jose membuka weding veil yang menutupi wajah Lexa. Mata Jose tak berkedip mengagumi wajah Lexa yang tampak sangat cantik hari ini. Hidung mungil yang mancung, bibir merah yang sexi dan sepasang bola mata yang berwarna biru itu begitu menyihir Jose ketika memandangnya.

"Ehmmmm dipersilahkan mempelai pria untuk mencium mempelai wanita." Jose terkesiap dari lamunannya dan tersenyum kikuk. Segera ia mencium bibir Lexa dengan mesra. Sambutan riuh tepuk tangan menggema memberi selamat kepada kedua mempelai.

TBC.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • My Mysterious Wife (INDONESIA)   132. Epilog*

    Lexa sangat ketakutan setelah mengetahui keadaan bayi perempuannya yang kejang-kejang di usianya yang berusia dua hari. Bayi mungil itu harus dirawat secara intensif di ruangan khusus. Sepertinya bayi itu mempunyai kontak batin dengan Lexa yang juga mengalami kesedihan yang sangat mendalam."Dewi Bulan, tolonglah aku. Jangan kau ambil juga putriku. Aku baru saja kehilangan putraku. Jika putriku juga kau ambil aku tidak bisa bertahan hidup." gumam Lexa sambil menatap pintu ruangan perawatan putrinya yang sedang menjalani pemeriksaan."Sayang, bertahanlah. Putri kita pasti baik-baik saja. Dia adalah sosok yang kuat sepertimu. Aku percaya itu," bisik Jose menguatkan Lexa yang menangis dalam diam. Ia tahu jika Lexa sangat khawatir kepada putri mereka setelah hilangnya putra mereka yang kemungkinan besar sudah meninggal."Jo, aku ibu yang jahat. Setelah membunuh putra kita, aku juga menelantarkan putri kita. Sehingga sekarang keadaannya sangat memprihatinkan."Jangan berkata begitu, aku sud

  • My Mysterious Wife (INDONESIA)   131. Dia Membutuhkanmu*

    Seketika tubuh Jose menegang ketika mendengar pertanyaan dari Lexa. "Jawab, di mana putra kita?" tanya Lexa dengan tubuh yang bergetar.Jose tidak tahu harus menjawab apa. Ia meremas rambutnya frustasi karena dia tidak tahu di mana keberadaan putranya. Yang ia tahu, Lexa dan Xander bertempur di kejauhan dengan posisi Xander yang membawa putranya. Namun sekarang Lexa menanyakan keberadaan bayi itu padanya. Entah Jose harus menjawab bagaimana. "Sayang, saat aku sadar. Aku tidak menemukan keberadaanmu. Aku hanya menemukan Tian dan bayi perempuan kita. Dan menurut Tian …." Jose menjeda ucapannya. Kau dan Xander bertempur di sini dengan keadaan terakhir yang dilihat oleh Tian, Xander yang menggendong putra kita.""Apa? Xander yang menggendong putra kita? Tapi sekarang di mana Xander berada?"Jose menatap ragu kepada Lexa. Karena ia sendiri pun tidak tahu keberadaan Xander. "Bukankah kau yang di sini bersama Xander? Seharusnya kau yang lebih tahu."Seketika Lexa menangis setelah lamat-lama

  • My Mysterious Wife (INDONESIA)   130. Setelah Pertempuran*

    "Coba dekati suara air itu, Tian. Jose seolah tertarik untuk mencari keberadaan Lexa di tepian sungai karena suara gemericik air sungai itu seperti suara air terjun."Baik, Tuan, hati-hati." Bastian mengarahkan Jose ke jalan yang lumayan datar untuk dilewati. Keadaan sekitar yang penuh dengan rimbunan semak belukar dan batu-batu licin membuat mereka harus hati-hati dalam melangkah."Sayang, sabar dulu, ya? Kita sebentar lagi akan bertemu dengan Mommy-mu." bisik Jose di telinga bayi yang masih menangis kencang itu. "Sepertinya dia lapar, Tuan. Karena setelah dilahirkan belum meminum susu ibunya," ucap Bastian."Ya, sepertinya begitu. Walaupun aku tidak terlalu tahu masalah tentang bayi yang baru lahir. Seperti di film-film, jika seorang wanita baru saja melahirkan. Pasti dia akan menyusui bayinya, mungkin bayi perempuanku ini juga menginginkan hal yang sama.""Benar, Tuan," jawab Bastian sedikit terkekeh karena membayangkan Jose seperti suami-suami yang berada di dalam film. "Di mana

  • My Mysterious Wife (INDONESIA)   129. Memanas*

    Lexa sangat marah, ia ingin segera membunuh Xander untuk membalaskan dendamnya. Sinar merah itu membuatnya kembali bertenaga, ia segera bisa bangkit untuk segera menerjang Xander. Karena laki-laki itulah yang telah membuatnya menjadi seorang janda. Dengan penuh rasa kebencian Lexa segera mendekati Xander lalu menyerangnya. Xander yang tidak menyangka akan perubahan pada diri Lexa segera menghindar ke belakang sambil menggendong bayi laki-laki yang berada di tangannya.'Apa yang terjadi? Kenapa bisa seperti ini?' keluh Xander dalam hati. 'Seharusnya tadi aku tidak membunuh laki-laki itu. Sepertinya aku telah menyulut kemarahannya sehingga kekuatan itu bisa muncul kembali, sial. Dengan keadaan Lexa yang sekarang. Mana mungkin aku bisa menaklukkannya semudah itu.'Lexa seperti gelap mata. Ia menatap marah kepada Xander dan di pikirannya saat itu adalah membunuh Xander. Bahkan ia mengabaikan keselamatan bayi yang berada dalam gendongan Xander. Lexa tidak mengingat lagi bayi miliknya. Bisa

  • My Mysterious Wife (INDONESIA)   128. Kebencian*

    Dengan sekali teriakan Lexa menggunakan seluruh tenaganya untuk mendorong bayi-bayinya keluar dari rahimnya. Suara tangisan bayi terdengar setelah keluar satu bayi dari perut Lexa."Lexa, bayimu sudah keluar." ucap Xander. "Bayi perempuan, cantik sekali," Xander menimang-nimang bayi yang masih penuh dengan darah. Ia sangat gembira melihat bayi Lexa sampai melupakan tujuan awalnya untuk membawa kabur Lexa. Xander segera menarik sebuah baju di salah satu mayat yang tergeletak di dekatnya untuk membungkus tubuh bayi yang baru lahir itu agar tidak kedinginan."Xander," Lexa memanggil Xander karena perutnya masih terasa sakit."Tunggu sebentar, masih ada satu bayi lagi di perutmu. Kau mengandung bayi kembar, kan?" tanya Xander yang berjalan mendekati Lexa. Ia meletakkan bayi perempuan yang sedang menangis itu di sebuah lempengan batu yang cukup lebar."Kau harus melakukan hal yang sama dengan tadi Lexa. Bagaimanapun kau harus mengeluarkan bayimu dengan segera atau kalau tidak dia akan mati

  • My Mysterious Wife (INDONESIA)   127. Melahirkan*

    "Tak akan kubiarkan kau membunuhnya." Lexa sangat marah, ia menggertakkan giginya dan seketika itu warna merah yang di tubuhnya semakin membara. Tiba-tiba emosinya terpancing dan ingin segera membunuh Xander detik itu juga.Xander sedikit pun tidak takut karena ia merasa aman telah mempunyai Jose dalam genggamannya.Jose yang masih sadar merasakan tubuhnya sangat lemah. Ia menyesal tidak mendengarkan saran dari Bastian. Karena kacerobohannya, sekarang ia membahayakan nyawanya sendiri maupun keselamatan Lexa. Jose tahu jika Xander akan menggunakannya sebagai tameng dalam bertempur melawan Lexa. Sehingga kemungkinan besar istrinya itu akan kalah jika Xander bisa memanfaatkan keadaan ini dengan pintar. Laki-laki licik itu memang sungguh sangat berbahaya."Aku tak menyangka kau berubah selicik itu, Xander." Lexa menggertakan giginya."Aku tidak peduli, dengan cara apa pun. Aku harus mengalahkanmu dan menjadikanmu milikku. Tadi orang-orangmu juga menggunakan cara licik dengan mengeroyokku.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status