BEIJING- 8:11 AM
HIGH SCHOOL OF BEIJING
Proses belajar mengajar di kelas Angel kini sudah berjalan dengan baik. Semua siswa maupun siswi sibuk memperhatikan sang guru mata pelajaran yang sedang menerangkan panjang kali lebar di depan papan tulis. Terkecuali ada salah siswi yang tidak memperhatikan sang guru karena sedang uring-uringan sendiri. Siapalagi siswi tersebut kalau bukan Angel Anneliese.
Angel terus menarik matanya untuk menatap ke arah bangku kosong yag ada di sebelah kanannya yang tak lain adalah kursi Evie Belinda sahabatnya.
“Evie kemana?” tanya Angel pada dirinya sendiri dengan nada pelan.
BRAK! Tiba-tiba saja seseorang membuka pintu kelas dengan begitu keras dan berhasil membuat semua orang menatap ke arah ambang pintu untuk melihat siapa yang sudah berani membuka pintu kelas dengan keras disaat jam pelajaran seorang guru killer sedang berlangsung.
Evie Belinda, dialah orang yang sudah membuka pintu k
Evie dan Angel berdiri di depan sekolah mereka untuk menunggu jemputan masing-masing. Angel yang menunggu Nick untuk menjemputnya dan Evie yang menunggu Hilde untuk menjemputnya. Di saat mereka menunggu jemputan masing-masing, mereka mengobrol ringan untuk menepis rasa bosan karena menunggu jemputan."Sebenarnya hari ini lo mau ke mana sama daddy lo sampai lo harus pulang sama dia?" tanya Evie pada Angel dengan menggunakan nada penasarannya.Angel menggelengkan kepalanya tanda tidak tahu bahwa dirinya dan Nick nantinya mau ke mana."Aku nggak tahu Nick mau bawa aku kemana sampai nyuruh aku pulang sama dia," jawab Angel dengan nada yang terdengar sedikit sedih.Evie menganggukkan kepalanya ta
Nick, Angel dan kedua orang tua Nick sedang duduk berkumpul di ruang tamu keluarga. Sorot mata Angel menatap Narang dan Jacob secara bergantian. Senyuman manis tidak pernah hilang dari bibir mungilnya. Rasa tenang untuk malam ini berhasil memeluk tubuh Angel.Apa seperti ini rasanya keluarga bahagia?Kira-kira seperti itulah yang diucapkan dan dipertanyakan terus oleh otak Angel dalam hatinya."Sepertinya, keluarga kita sekarang terasa lengkap saat Angel datang ke sini," kata Narang lalu menggerakkan tangannya untuk mengelus lembut rambut panjang Angel.Jacob yang mendengarkan penuturan Narang langsung menganggukkan kepalanya tanda setuju dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Narang."Kamu dengar sendiri apa kata Mama kamu kan, Nick?" tanya Jacob lalu mengalihkan sorot matanya untuk menatap Nick yang sedang terduduk di sampingnya.Nick hanya menatap papanya dengan datar lalu berd
Angel, Nick, Jacob dan Narang sedang makan pagi dengan bahagia. Pasalnya kebahagiaan keluarga Nick semakin bertambah semenjak Angel datang. Sikap polos dan juga manjanya berhasil membuat Jacob dan juga Narang merasa senang."Angel suka makan apa?" tanya Narang kepada Angel dengan nada lembutnya.Angel tersenyum lembut lalu menunjuk Nick dengan ekspresi manjanya. Nick langsung menatap tajam ke arah Angel, sedangkan Narang dan Jacob langsung tertawa melihat tingkah lucu Angel karena jawaban Angel yang begitu menggelikan."Jadi ceritanya kamu suka makan Nick?" tanya Narang dengan nada menggoda kepada Angel.Angel menggelengkan kepalanya lalu tersenyum lucu.
Nick dan Angel kini sedang menuju ke apartemen Angel. Nick melirik Angel sekilas lalu menepuk lembut paha sugar baby-nya itu. Angel tersentak kaget lalu mengalihkan atensinya yang tadi menatap ponselnya beralih ke sugar daddy-nya."Kenapa, Daddy?" tanya Angel dengan nada kebingungan kepada Nick."Main apa sampai ketawa-ketiwi kayak gitu?" tanya Nick dengan nada datarnya tanpa melirik Angel."Ini ... Aku lagi nonton kartun. Kamu mau lihat juga?" tanya Angel kepada Nick dengan nada lembutnya.Nick memutar bola matanya dengan malas."Lo udah umur tujuh belas ke atas dan doyannya masih nonton kartun?" tanya Nick."Malu sama umur sendiri, Ngel," kata Nick lagi dengan nada malasnya kepada Angel.Angel mengerucutkan bibirnya lalu kembali menatap ke arah layar ponselnya."Pokoknya no cartoon no life!" seru Angel dengan nada k
Suara dentuman sendok, garpu dan piring saling beradu di ruang makan apartemen milik Angel. Angel dan Evie sedang makan malam bersama dan larut dalam obrolan kecil mereka."Lo enggak lupa, kan, kalau besok bakalan upacara?" tanya Evie kepada Angel.Angel menatap Evie dengan tatapan malasnya."Kamu kira aku lagi amnesia sampai-sampai lupa kalau besok itu bakalan hari senin dan upacara bendera?!" sergah Angel dengan begitu kesal kepada Evie.Evie hanya menyengir dan menampilkan deretan gigi putihnya."Besok lo juga enggak lupa, kan, kalau kita bakalan les buat ujian nasional kita nantinya?" tanya Evie."Ingat, Ngel. Kurangi cinta cinta dan bucin-bucinan terus. Tambahi nilai pelajaran dan kepintaran buat masa depan," jelas Evie kepada Angel lalu meminum air putihnya."Dih ... Maaf ... Aku udah pintar dari lahir. Jadi, enggak usah belajar bel
Angel dan Nick masih duduk tenang di atas kursi mereka masing-masing di ruang makan apartemen Angel. Angel mengerjapkan matanya berkali-kali untuk mencerna apa yang baru saja diutarakan oleh mulut Nick dengan begitu santainya. Beberapa menit Angel terdiam dan menerawang dan tiba-tiba Angel langsung mengalihkan pandangannya untuk menatap Nick yang sedang terduduk santai di sampingnya sambil mengunyah sepotong waffle."Kamu lagi enggak enak badan, kan?" tanya Angel secara tiba-tiba kepada Nick.Nick yang mendengarkan pertanyaan yang baru saja diutarakan oleh mulut Angel langsung mengalihkan pandangannya untuk menatap ke arah Angel yang duduk di sampingnya. Sorot pandangan mata Nick langsung menatap dengan begitu tajam ke arah Angel."Maksud lo nanya kayak gitu sama gue apaan?!" tanya Nick kembali kepada Angel dengan nada yang begitu kesal.Angel mengerucutkan bibirnya dengan lucu lalu menggelengkan kepalanya. Nick men
Mata pelajaran matematika sedang berlangsung di dalam kelas Angel dan Evie. Sesekali Evie dan Angel menguap lebar untuk melawan rasa kantuknya."Vie ... Seketika aku merasa rugi pas mau gantikan tempat duduk ketua kelas," bisik Angel pada telinga Evie dengan nada malasnya.Evie berdecak begitu kesal lalu mengalihkan pandangannya untuk menatap kearah Angel."Ck ... Kan, tadi gue udah bilang kalolau lo jangan sok-sokan buat jadi pahlawan! See! Sekarang kita duduk di barisan tempat duduk terlaknat di kelas ini!" kata Evie."Tempat duduk paling depan barisan tengah dan menjadi tempat paling favorit untuk guru menatap ke arah sini!" seru Evie lagi dengan begitu kesal.Angel mengerucutkan bibirnya lalu menggerakkan tangannya untuk mengelus dan menepuk-nepuk pundak Evie. Evie yang mendapat perlakuan itu dari Angel langsung menatap Angel dengan begitu tajam. Angel yang ditatap hanya bisa menyengir kuda."Anak-anak! Kalian kemarin sudah baca papan pe
Evie dan Angel masih setia untuk menunggu jemputan mereka berdua di depan gerbang sekolah."Vie ... Emangnya, hari ini kamu dijemput sama Hilde?" tanya Angel."Iya. Soalnya tadi pagi dia bilang sendiri sama gue waktu nganterin gue ke sekolah," jawab Evie.Angel tiba-tiba mengerucutkan bibirnya, membuat Evie yang tadinya fokus pada layar ponselnya beralih untuk menatap ke arah Angel."Kenapa?" tanya Evie heran.Angel menggelengkan kepalanya sebagai jawaban, membuat Evie merasa geram saja kepadanya."Ck! Lo kenapa, sih?!" tanya Evie kesal."Hah! Jemputan kita kenapa lama banget, sih?!" tanya Angel."Enggak tahu," jawab Evie acuh."Gue aja kesal banget kalau nunggu mulu," katanya lagi.Angel menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, dia mendukung kalimat Evie."Kalau misalnya kita berdua nungguin sampai malam. Jangan harap gue bakalan maafin si Hilde!" kata Evie kesal.Angel menatap ke arah Evie."Lo ngapain n