...
15 menit pun telah berlalu. Rika dan kakaknya memasuki parkiran sekolah, Rika masih saja terngiang soal perkataan kakaknya barusan. "Rik? Rika?"Lamunanku pun buyar. "hah? iya kak kenapa?" jawabku kaget "Kamu kenapa sih kok bengong?" tanya kakakkku heran "Mmm.. nggak kenapa-napa kak, hhehe.." jawabku sambil menggaruk-garuk kepala "Hm.. ya sudah ayok keluar" "Hah? keluar apa kak?" tanyaku heran "Keluar rumah..ya keluar dari mobil lah, kok kamu abis bengong malah nambah bego sih, hahaha" jawab kakakku sambil tertawa. "Iiihh kakakk.. aku ngga bego tauuu" "Iiihh dasar kamu ini, udah bego nambah bego, pura-pura ngga bego lagi, padahal bego. Haha" Gelak tawa kakakku pecah. "Kakakkk.iiss jahat kali lah sama Rika" sambil melipat tangan dan menggembungkan pipinya. "Kamu sih, kalo bego itu jangan dipelihara napa, udah tau kita itu mau keluar dari mobil, kamu malah nanyak, keluar apa kak?.. " "Iiis aku kan tadi lagi ngga konsen aja, makanya lambat loading. Kakak ini lah ngga bisa maklumin Rika" Cercah Rika sambil kesal "Lah sekali-kali dong jail sama adek sendiri, abisnya dari perjalanan sampai sekolah ini hening aja trus, kamunya kebanyakan bengong, kakak jadi orang longor diem trus, kayak cuma kakak yang di mobil ngga ada siapa-siapa, sepiii.." "Iiii ya udah sih, tapi kan jangan bilang aku bego, aku kan ngga bego" "Kamu kan memang bego. Hahaha..." Gelak tawa kakakku kembali pecah "Iiis kakak ini, jadi kakak kok jahat banget sih" "Yaudah -yaudah, kakak cuma bercanda kok, jangan di masukin ke hati ya masukin ke pantat aja biar keluarnya wangi. Hahaha..." Suara tawa kakakku semakin pecah"Iiihhh kakak nih lah, kirain mau minta maaf, Taunya malah dijailin lagi" "Iyaiya kakak minta maaf" "Aduhh perut kakak sampai sakit ketawa mulu" sambil memegang perutnya yang sakit" Eeeh udah mau jam 7, ayok keluar nanti kamu telat loh masuk kelasnya" melihat jam yang sudah menuju ke angka 06.50 "Hah? iya kak ayook"...Rika dan kakaknya pun keluar dari mobil dan mulai menyusuri koridor sekolah."Rika kita pisah disini ya, kakak mau ke kantor Dimas" "Kkantor pak Dimas..Oo.. iiya kakk" jawabku mulai gugup"Loh kamu kenapa? kok jawabnya gugup gitu?" tanya Kak Ali sambil menyeringai kepadaku "Hah? apa sih kak, ngga kenapa-napa kok, ya udah Rika kekelas ya kak. Assalamualaikum" sambil menyalim kak Ali "Wa'alaikumsalam" Jawab Ali "Dadah kakk" melambai tangan sambil berlari kearah kelasKak Ali menjawab lambaianku sambil berbalik menuju kearah kantor Dimas....Diperjalanan kearah kantor Dimas, Kak Ali sempat lupa nanyak ke Rika, dimana kantor Dimas. Kak Ali ingin bertanya ke murid yang berlawanan arah dengannya, ketika ingin memanggil. Matanya langsung menangkap sebuah gantungan pintu yang bacaannya 'Ruang Kantor Dimas Renandra' yang terpasang dibagian tengah atas pintu. Kak Ali pun tidak jadi memanggil murid tersebut, dan langsung menuju kantor Dimas. Toktoktok.. "Assalamualikum" ucap Kak Ali sambil membuka pintu "Wa'alaikumsalam. Bang Ali? silahkan duduk" Jawab Dimas sambil menutup laptop yang dari tadi menemaninya"Ada apa bang Ali kesini? apa ada masalah?" Tanya Dimas kepada Kak Ali "Ngga ada mas, aku cuma pengen bicara tentang pernikahan kamu dan Rika" "Ada apa bang? apa.. Rika mencari cara untuk menolak pernikahan ini lagi?" Tanya Dimas agak takut "Mmm.. ngga sih, mas. dia cuma nanyak kenapa saya harus jodohin Rika sama kamu" "Terus, abang jawab apa?" Tanya lagi Dimas dengan sangat penasaran"Yaa saya jawab karena kamu mencintainya, saya bilang ke Rika kalo saya merasa kamu cocok dengannya, dan kamu bisa menjaga, melindungi, serta kamu bisa membuat Rika mencintaimu mas" "Bang Ali bilang ke Rika, kalo aku mencintai Rika? kenapa bang, gimana nanti kalo aku ketemu Rika, aku ngga bisa mengontrol diriku karna Rika tau kalo aku mencintainya" sambil mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. "Kamu ngga usah khawatir, Rika harus tau kalo kamu mencintainya, supaya dia bisa belajar mencintaimu juga, mas" "Tapi, bagaimana kalo Rika malah makin menjauh" "Sepertinya ngga deh" sambil mengusap dagu "Maksud abang?" Tanya Dimas penasaran"Pas aku bilang kalo kamu mencintainya, wajah Rika langsung merah padam gitu, pas aku panggil-panggil Rika, eeh Rikanya malah bengong. aku ngga tau tuh si Rika bengongin apa sampai wajahnya merah gitu abis denger aku ngomong" Jelas kak Ali sambil tersenyum lebar "Benarkah?" Tanya Dimas menahan rasa senangnya "Ya benerlah, ngga mungkin saya bohong" "Makasih ya bang, udah semangatin saya buat bisa ngedeketin Rika lagi, saya jadi semakin percaya diri buat bikin Rika mencintai saya" sambil tersenyum lebar kepada Ali "Ya sama-sama, saya juga seneng kok bantuin kamu, kan saya juga yang kepengen kamu nikah sama Rika, jadi harus bisa semangatin dong" "Oia..aduuh maaf ya bang, kayaknya saya harus mulai ngajar nih bang" melihat jam tangan sudah menuju angka 07.33 "Aduuh udah jam segini, maaf ya mas udah bikin kamu lambat ngajarnya" "Iya, ngga papa kok bang" sambil mengambil beberapa buku pelajaran"Ya udah, saya juga mau pergi untuk kerja" "Iya bang, sekalian aja kita jalannya, pisahnya pas pertengahan koridor" "Ok mas, ayok" sambil mengulurkan jempol dan tersenyum"Alhamdulillah, selesai juga. Badanku pegel semua" Rika membaringkan dirinya ke atas ranjang sambil meregangkan tubuhnya. Tanpa sadar, Rika pun tertidur dengan tubuh masih terbalut gaun pernikahan.20 menit kemudian"Rik, bangun sayang" mendengar ada yang memanggil, Rika sedikit terbangun sambil menggeliat."Bentar kak, 5 menit lagi"'Kakak? Apa dia pikir ini udah pagi? Apa dia lupa kalau udah nikah?' Batin Pak Dimas."Sayang, mandi dulu. Biar ngga gatel badannya. Atau mau saya bantu mandikan?" Pak Dimas mendekatkan bibirnya tepat di samping telinga Rika. Rika sedikit mengerutkan dahinya.'Kenapa suara Kakak mirip Pak Dimas?Hmm..Pak Dimas ya' Dengan terkejutnya, Rika membuka mata dan terbangun. Rika melihat Pak Dimas berada di sampingnya, seketika Rika teringat bahwa mereka sudah menikah dan sah menjadi suami istri. Jadi wajar saja, jika Pak Dimas berada di kamar tidur Rika."Astagfirullah, saya kaget pak" Rika mengelus dada tanda menenangkan hatinya."Kaget kenapa?" Walaupun bingung,
Tok Tok Tok"Assalamualaikum, kakak masuk ya" Kak Ali membuka pintu kamar, berjalan kearah mempelai wanita yang sudah terbalut oleh baju yang pernah dicoba ketika di toko baju pernikahan."Waalaikumussalam Kak Ali?" Rika melihat Kak Ali berjalan kearahnya, Rika sedang terduduk di ranjang yang sudah dihiasi dengan susunan butiran bunga berbentuk love."Masya Allah, cantik banget adikku ini" Kak Ali duduk di samping Rika sambil memegang tangan Rika dengan lembut. Mendengar ucapan Kak Ali, Rika menoleh kearah Kak Ali dan tanpa sadar mengeluarkan air mata yang sudah menggenang di kelopak matanya. Kak Ali terkejut dan langsung mengambil tisu."Kamu kenapa nangis sayang?" melihat Rika yang terus menerus mengeluarkan air mata, Kak Ali mengambil beberapa tisu untuk diletakkan pada bagian bawah mata Rika, agar air mata Rika tidak melebar kemana-mana."Nanti makeupnya luntur loh, jangan nangis lagi ya. Kasian Dimas nanti pas liat kamu. Kaget karna wajah kamu udah bengkak karna nangis mulu" Rika
Jam menunjukkan pukul 11.15 pm, Rika berusaha untuk terus menutup matanya. Tapi, tidak kunjung tertidur. Bagaimana bisa, tentu saja Rika tidak bisa tidur karena dia terus memikirkan hari esok. Dimana hari yang akan mengubah status dirinya menjadi seorang istri. Rika terus menerus gelisah, dan selalu mengubah posisi tidurnya agar dengan cara itu Rika bisa merasa nyaman dan mulai tertidur. Tapi usaha itu gagal, bahkan matanya tampak segar tanpa sayu sedikit pun."Kenapa susah banget buat tidur. Biasanya aku bisa langsung tidur" Rika bangun dan mendudukkan dirinya dengan kaki disilang. Rika terus terdiam dengan posisi seperti itu. Dan entah kenapa, Kak Ali langsung terlintas di dalam pikirannya. Rika beranjak dari ranjang dan berjalan menuju kamar Kak Ali. Rika diam beberapa saat ketika sudah sampai di depan pintu kamar Kak Ali. Rika mulai mengetuk pintu kamar dan langsung membuka pintu. Kak Ali tidak pernah mengunci pintu kamarnya. Karena Ketika masih kecil disaat Rika sedang tidak bis
TriririingTak terasa bel berbunyi tanda waktu belajar usai, Rika mulai bersiap memasukkan buku dan alat tulisnya ke dalam tas."Rik, yuk pulang" ajak Indra"Yuk" Suasana kelas sudah sepi hanya tersisa Rika, Indra, dan Pak Dimas yang sedang menyusun tumpukan buku untuk dibawa ke kantornya. Rika dan Indra hendak berjalan menuju luar kelas. "Rika, ke sini bantu Bapak bawa buku ke kantor" mendengar Pak Dimas, Rika dan Indra langsung datang menghampiri."Saya bantu juga ya pak" Indra menawarkan diri untuk membantu. Pak Dimas langsung menolak tawaran Indra."Ngga usah, bukunya ngga terlalu banyak kok. Kamu pulang aja" "Kalau gitu, saya nungguin Rika aja pak""Rika nanti pulang bareng saya, jadi kamu pulang duluan aja" mendengar hal itu Rika terkejut mendengar ucapan calon suaminya itu.'Kenapa makin kesini makin berani aja Pak Dimas ngajakin aku pulang bareng. Masalahnya di sini tuh ada Indra. Dengan gampangnya ngomong gitu ke dia?' batin Rika."Kok bareng sama Bapak?" tanya Indra yang b
Setelah sampai di depan kelas, aku membuka pintunya dan masuk menuju tempatku duduk, di sampingku sudah ada penghuni yang bahkan tidur sambil mendengkur." Yaelah..tidur "" Indra...bangun...pak Dimas manggil kamu tuh " Bisik ku kepadanya, dan di respon dengan sangat baik, hehehe...dia terkejut dan langsung berdiri. Matanya masih terpejam, dan agak lunglai berdirinya." Iya pak..ada apa? " aku pun Langsung tertawa puas melihat tingkah Indra. Yang si empunya nama langsung sadar kalau aku sedang menjahilinya. Dia pun langsung duduk kembali, dan mengacak-acak rambutku. " Kaget aku tau, kirain beneran di panggil " ucap Indra, yang awalnya mengantuk sudah tidak lagi. Dia melihatku terus, aku bingung...kenapa? apa aku keterlaluan?" Hehehe...sorry..abisnya kamu tidur sih, ya aku jailin deh " aku fikir dia ingin membalas ucapan ku yang ini, Ternyata dia malah nanya ke aku tentang kesehatan ku." Gimana keadaan kamu? udah baikan? eh..tapi dilihat dari ekspresi kamu, kayaknya sehat wal afiyat
Ketika sudah di dekat mobil, pak Dimas Langsung sigap membuka pintu mobil untuk ku. Karna masih terpikirkan kejadian kemarin, aku pun langsung memasuki mobil tanpa memberikan ekspresi ataupun ucapan terimakasih. Tapi, tidak begitu dengan ekspresinya. Dia masih memakai senyuman manis nya itu. Setelah itu, dia menutup pintu yang sedari tadi di pegang olehnya, dan berjalan menuju pintu yang ada di sebrang, membuka pintunya sendiri lalu masuk. Aku berfikir akan langsung menuju ke sekolah, karna kak Ali sudah masuk ke dalam rumah. Tapi, aku sama sekali tidak mendengar suara mobil di hidupkan." Kok ngga berangkat? " ucapku tanpa melihat ke arahnya, dan hanya terus melihat ke depan." Saya mau ngomong sesuatu sama kamu Rik " walaupun aku menatap lurus ke depan. Tapi, aku merasa dia melihat ke arah ku." Ya ngomong aja " masih setia dengan pandanganku yang tetap lurus melihat ke depan." Saya mau minta maaf karna sudah diemin kamu. Itu.. " belum sempat ucapannya selesai, Langsung ku potong d