Share

Terungkap

Author: umayiska
last update Last Updated: 2025-10-02 10:59:02

"Tapi kak, bagaimana dengan pak Dimas? apakah..pak Dimas mau menikah dengan ku?" tanyaku spontan

"Kenapa kamu bertanya seperti itu? tentu saja Dimas mau menikah dengan mu Rika, kalau Dimas tidak mau, nggak mungkinkan sudah sampai sini, dan berbicara denganmu soal pernikahan ini, Dimas nggak mau?" jawab Ali dengan jelas

"Iya juga ya kak" ucapku sambil menundukkan kepala

"menikah? aku belum ada kepikiran sampai situ..dan lagi..aku menikah dengan seorang guru di sekolah ku, dan termasuk wali kelasku juga..bagaimana jika teman-temanku tau kalau aku sudah menikah, jika pemilik sekolah tau aku sudah menikah, mereka pasti akan mengeluarkan aku dari sekolah..aku nggak mau berhenti sekolah..aku masih ingin belajar, masih ingin bebas bermain dengan teman-temanku..bukan mengurus rumah dan suami setiap hari..dan lagi aku juga enggak bisa masak.. Ohiaa apa dengan cara ini pernikahan bisa batal? Aku bilang saja. aku masih belum sanggup untuk menjadi ibu rumah tangga, dan lagi aku kan tidak bisa masak. Hemm mungkin itu bisa berhasil" ucapku dalam hati

"Rik? Rika?"

Seketika lamunan ku buyar, ketika kak Ali terus memanggil namaku.

"Ehh iya kak"

"Kamu kenapa bengong?"

"Maaf kak, aku masih kepikiran dengan pernikahan yang kakak bilang ini"

"Rika, maafkan kakak karna buat kamu sampai bengong memikirkan pernikahan ini, tapi ini demi kebaikan kamu Rika"ucap jelas kak Ali

"Tapi kak, aku.. belum bisa masak dan lagi aku belum siap untuk jadi ibu kak"

"Pffftt.."(tawa yang ditahan kak Ali)

"Kenapa kakak ketawak, emang ada yang lucu ya?"

"Lucu aja, kamu sampai rela ngeluarin aib kamu yang gak bisa masak itu, cuma demi membatalkan pernikahan ini?" tanya kak Ali

"Ngg-ggak kak, aku cuma pengen bilang ini sekarang biar pak Dimas nggak nyesel nantinya" jawabku agak terbata-bata

"Kenapa saya harus menyesal? Saya akan menyesal jika pernikahan ini batal dan enggak bisa menikahi kamu, dan lagi saya ingin istri yang mendampingi saya ketika saya mengalami susah maupun senang bukannya koki, Rika" senyum pak Dimas kepadaku

Aaah ada apa ini? kenapa aku ini? perasaan apa ini? kenapa kata-kata pak Dimas membuat jantungku berdetak begitu cepat? Aisss semoga wajah ku nggak memerah, malu banget kalo tiba-tiba merah...Iiiiihhh perasaan apa sih ini, aneh bangetttt aahh bodo amat lah.

"Rika? Kenapa wajahmu memerah gitu?" tanya kak Ali sambil tersenyum-senyum kepadaku

"Mm-mungkin aku kelelahan kali ya kak? hehehehe.. aa-aku pergi kekamar dulu ya kak"

"Cuma kakak aja nih yang dipanggil?"

"Hah? ohh p-pak Dimas saya permisi mau kekamar" ucapku betul-betul salting efek ketahuan kalau mukaku memerah .

"Iya, silahkan istirahat semoga mimpi indah dan sampai bertemu besok" ucap pak Dimas sambil tersenyum

"Ii-iya sampai bertemu besok" jawab ku sambil berjalan cepat menuju kamar.

Ketika sudah dikamar dalam keadaan sudah berganti baju dengan baju tidur dan sudah berbaring telentang sambil memegang bantal untuk menutupi sebagian wajahnya yang masih memerah.

"Aduhhhh.. aku kenapa sih?"

"Kenapa hanya dengan kata-kata yang keluar dari mulut pak Dimas dan senyuman yang membuatku betul-betul nggak tau harus kayak mana, sampai aku salting lagi di depan pak Dimas efek wajahku memerah. Uuuuhhh malu bangett..."

"Tapi kok, ditengok-tengok lagi pak Dimas makin ganteng yaa dengan senyuman yang mengembang tadi, aku baru kali ini liat pak Dimas senyum, apalagi sedekat tadi"

"Eeehh Rika, kenapa kamu malah mikirin pak Dimas sih? Iiis kurang kerjaan banget, udah ahh mending aku tidur biar nggak telat lagi besok"

....

(Toktoktok) terdengar suara pintu diketuk.

"Rika bangun kamu mau telat lagi..ini udah jam 6 loh" panggil kak Ali kepada Rika

"Astagfirullah, iya kakk, Rika udah bangun" kaget Rika sambil membuka mata.

Rika pun tergesa - gesa mengambil handuk dan pergi kekamar mandi, baru 5 menit Rika pun sudah keluar dari kamar mandi. Dan sudah memakai baju seragam sekolah.

"Kakkk aku pergi dulu yaa" ucap Rika selesai mengikat sepatunya.

"Makan dulu, kakak udah buatin kamu sarapan nih" panggil kak Ali

"Kak aku udah mau telat nih, masak baru 2 hari sekolah aja udah telat sih kak" ucap kesalnya.

"Haiih tengok jam sana" suruh kak Ali

"hah?" (sambil menengok jam)

"Jam 6 kurang.." ucap Rika sambil melongo dan menahan kesal.

"Kakakkk!!!!" teriak Rika marah

"Aduuhh ngga usah triak-triak napa" balas kak ali sambil menutup telinganya

"Kak Ali jahat banget sih, kalau tau jam segini, mending tadi aku mandinya agak lama, udah nggak tau lagi ini badan bersih apa engga, udah panik banget tau kakk, ampe lempar sana lempar sini ngga karuan" tukas Rika kesel

"Maafin kakak deh. Tapi kaa, ini itu untuk kebaikan kamu, kalau kakak bilangnya masih jam 5, pasti kamu duduk dulu mageran dulu, baru pergi mandi, dan akhirnya pergi sekolahnya sama aja terbirit-birit. Nah, coba tengok, kamu buru-buru mandi dan sekarang udah siap tinggal santai sarapan"

Rika pun menundukkan kepalanya. Bener juga sih yang kak Ali bilang, kalo bukan karna kak Ali bohong samaku tentang jam, mungkin aku nggak bakal secepat ini selesai. Ucapku dalam hati

"Iya deh kakk, aku juga minta maaf udah teriak-teriak nggak jelas tadi "

"Iya.. kakak maafkan, nah sekarang sarapan yuk" ajak kak Ali

"Iya kak"

"Oia, nanti kakak antar kamu keskolah yaa" ucap kak Ali sambil makan

"Hah? Ada angin apanih, kok tiba-tiba mau nganterin Rika keskolah?" ucap Rika penasaran

"Kakak skalian mau ketemu Dimas, ada yang ingin kakak bicarakan dengannya"

"Pak Dimas? Wali kelas Rika?"

"Ooo ternyata dia wali kelas kamu toh, lumayan dong ini kesempatan kamu dan Dimas mulai pdkt sebelum kalian menikah, supaya kalau kalian udah nikah, kalian itu engga canggung lagi dengan satu sama lain" Jelas kak Ali

"Kak?" Panggilku

"Iya, kenapa?" Jawab kak Ali

"Kakak begitu inginnya ya, aku menikah dengan pak Dimas?"

"Ya kakak ingin skali, karna kakak yakin Dimas bisa ngebahagiain kamu. Karna.." ucap kak Ali gantung.

"Karna apa kak?"

"Karna dia mencintaimu, makanya kakak sangat ingin kamu dengan Dimas, karna kakak yakin dia akan tetap selalu berusaha membuatmu bahagia dan yang paling penting, membuatmu..mencintainya"

"Hah? pak Dimas mencintaiku?"

"Ya sayang"

Ada apa dengan ku? kenapa jantungku berdetak dengan cepat? perasaan apa ini? engga-engga..ngga mungkin, engga mungkin aku mencintai pak Dimas secepat ini. Batin Rika

"Rik?"

"Rikaa?"

"Ehh iya kak kenapa?"

"Kok malah ngelamun sih kamu"

"Mau berangkat skolah sekarang nggak?"

"Hah? iya kak, ayo"

Merekapun pergi ke skolah, ketika diperjalanan, Rika trus terngiang-ngiang soal perkataan kakaknya barusan. Dan Rika berharap, Rika akan tetap bersikap normal ke pak Dimas walau ketika berpapasan maupun hal lain, walaupun dia tau kalau pak Dimas mencintainya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • My Teacher My Husband    Malam Selesai Acara

    "Alhamdulillah, selesai juga. Badanku pegel semua" Rika membaringkan dirinya ke atas ranjang sambil meregangkan tubuhnya. Tanpa sadar, Rika pun tertidur dengan tubuh masih terbalut gaun pernikahan.20 menit kemudian"Rik, bangun sayang" mendengar ada yang memanggil, Rika sedikit terbangun sambil menggeliat."Bentar kak, 5 menit lagi"'Kakak? Apa dia pikir ini udah pagi? Apa dia lupa kalau udah nikah?' Batin Pak Dimas."Sayang, mandi dulu. Biar ngga gatel badannya. Atau mau saya bantu mandikan?" Pak Dimas mendekatkan bibirnya tepat di samping telinga Rika. Rika sedikit mengerutkan dahinya.'Kenapa suara Kakak mirip Pak Dimas?Hmm..Pak Dimas ya' Dengan terkejutnya, Rika membuka mata dan terbangun. Rika melihat Pak Dimas berada di sampingnya, seketika Rika teringat bahwa mereka sudah menikah dan sah menjadi suami istri. Jadi wajar saja, jika Pak Dimas berada di kamar tidur Rika."Astagfirullah, saya kaget pak" Rika mengelus dada tanda menenangkan hatinya."Kaget kenapa?" Walaupun bingung,

  • My Teacher My Husband    Hari H

    Tok Tok Tok"Assalamualaikum, kakak masuk ya" Kak Ali membuka pintu kamar, berjalan kearah mempelai wanita yang sudah terbalut oleh baju yang pernah dicoba ketika di toko baju pernikahan."Waalaikumussalam Kak Ali?" Rika melihat Kak Ali berjalan kearahnya, Rika sedang terduduk di ranjang yang sudah dihiasi dengan susunan butiran bunga berbentuk love."Masya Allah, cantik banget adikku ini" Kak Ali duduk di samping Rika sambil memegang tangan Rika dengan lembut. Mendengar ucapan Kak Ali, Rika menoleh kearah Kak Ali dan tanpa sadar mengeluarkan air mata yang sudah menggenang di kelopak matanya. Kak Ali terkejut dan langsung mengambil tisu."Kamu kenapa nangis sayang?" melihat Rika yang terus menerus mengeluarkan air mata, Kak Ali mengambil beberapa tisu untuk diletakkan pada bagian bawah mata Rika, agar air mata Rika tidak melebar kemana-mana."Nanti makeupnya luntur loh, jangan nangis lagi ya. Kasian Dimas nanti pas liat kamu. Kaget karna wajah kamu udah bengkak karna nangis mulu" Rika

  • My Teacher My Husband    Tidur Bersama

    Jam menunjukkan pukul 11.15 pm, Rika berusaha untuk terus menutup matanya. Tapi, tidak kunjung tertidur. Bagaimana bisa, tentu saja Rika tidak bisa tidur karena dia terus memikirkan hari esok. Dimana hari yang akan mengubah status dirinya menjadi seorang istri. Rika terus menerus gelisah, dan selalu mengubah posisi tidurnya agar dengan cara itu Rika bisa merasa nyaman dan mulai tertidur. Tapi usaha itu gagal, bahkan matanya tampak segar tanpa sayu sedikit pun."Kenapa susah banget buat tidur. Biasanya aku bisa langsung tidur" Rika bangun dan mendudukkan dirinya dengan kaki disilang. Rika terus terdiam dengan posisi seperti itu. Dan entah kenapa, Kak Ali langsung terlintas di dalam pikirannya. Rika beranjak dari ranjang dan berjalan menuju kamar Kak Ali. Rika diam beberapa saat ketika sudah sampai di depan pintu kamar Kak Ali. Rika mulai mengetuk pintu kamar dan langsung membuka pintu. Kak Ali tidak pernah mengunci pintu kamarnya. Karena Ketika masih kecil disaat Rika sedang tidak bis

  • My Teacher My Husband    Menuju Hari H

    TriririingTak terasa bel berbunyi tanda waktu belajar usai, Rika mulai bersiap memasukkan buku dan alat tulisnya ke dalam tas."Rik, yuk pulang" ajak Indra"Yuk" Suasana kelas sudah sepi hanya tersisa Rika, Indra, dan Pak Dimas yang sedang menyusun tumpukan buku untuk dibawa ke kantornya. Rika dan Indra hendak berjalan menuju luar kelas. "Rika, ke sini bantu Bapak bawa buku ke kantor" mendengar Pak Dimas, Rika dan Indra langsung datang menghampiri."Saya bantu juga ya pak" Indra menawarkan diri untuk membantu. Pak Dimas langsung menolak tawaran Indra."Ngga usah, bukunya ngga terlalu banyak kok. Kamu pulang aja" "Kalau gitu, saya nungguin Rika aja pak""Rika nanti pulang bareng saya, jadi kamu pulang duluan aja" mendengar hal itu Rika terkejut mendengar ucapan calon suaminya itu.'Kenapa makin kesini makin berani aja Pak Dimas ngajakin aku pulang bareng. Masalahnya di sini tuh ada Indra. Dengan gampangnya ngomong gitu ke dia?' batin Rika."Kok bareng sama Bapak?" tanya Indra yang b

  • My Teacher My Husband    Menyelesaikan Masalah

    Setelah sampai di depan kelas, aku membuka pintunya dan masuk menuju tempatku duduk, di sampingku sudah ada penghuni yang bahkan tidur sambil mendengkur." Yaelah..tidur "" Indra...bangun...pak Dimas manggil kamu tuh " Bisik ku kepadanya, dan di respon dengan sangat baik, hehehe...dia terkejut dan langsung berdiri. Matanya masih terpejam, dan agak lunglai berdirinya." Iya pak..ada apa? " aku pun Langsung tertawa puas melihat tingkah Indra. Yang si empunya nama langsung sadar kalau aku sedang menjahilinya. Dia pun langsung duduk kembali, dan mengacak-acak rambutku. " Kaget aku tau, kirain beneran di panggil " ucap Indra, yang awalnya mengantuk sudah tidak lagi. Dia melihatku terus, aku bingung...kenapa? apa aku keterlaluan?" Hehehe...sorry..abisnya kamu tidur sih, ya aku jailin deh " aku fikir dia ingin membalas ucapan ku yang ini, Ternyata dia malah nanya ke aku tentang kesehatan ku." Gimana keadaan kamu? udah baikan? eh..tapi dilihat dari ekspresi kamu, kayaknya sehat wal afiyat

  • My Teacher My Husband    Menggoda

    Ketika sudah di dekat mobil, pak Dimas Langsung sigap membuka pintu mobil untuk ku. Karna masih terpikirkan kejadian kemarin, aku pun langsung memasuki mobil tanpa memberikan ekspresi ataupun ucapan terimakasih. Tapi, tidak begitu dengan ekspresinya. Dia masih memakai senyuman manis nya itu. Setelah itu, dia menutup pintu yang sedari tadi di pegang olehnya, dan berjalan menuju pintu yang ada di sebrang, membuka pintunya sendiri lalu masuk. Aku berfikir akan langsung menuju ke sekolah, karna kak Ali sudah masuk ke dalam rumah. Tapi, aku sama sekali tidak mendengar suara mobil di hidupkan." Kok ngga berangkat? " ucapku tanpa melihat ke arahnya, dan hanya terus melihat ke depan." Saya mau ngomong sesuatu sama kamu Rik " walaupun aku menatap lurus ke depan. Tapi, aku merasa dia melihat ke arah ku." Ya ngomong aja " masih setia dengan pandanganku yang tetap lurus melihat ke depan." Saya mau minta maaf karna sudah diemin kamu. Itu.. " belum sempat ucapannya selesai, Langsung ku potong d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status