Happy reading :)
-----------------------
"Good morning," sapa Emily saat ia membuka pintu kamar dan mendapati Eve tengah menyesap teh hangat dengan sandwich tuna. Eve tertegun mendengar sapaan tersebut apalagi yang menyapa dirinya di pagi hari adalah Emily.
Seorang Emily yang terkenal angkuh dan dingin, tapi apa tadi? Ia menyapa dengan sapaan good morning bukan?
"Eve? Apa yang kau pikirkan?" Wanita itu duduk bergabung dengan Eveline di sampingnya.
"Ah, tidak. Hanya saja sedikit terkejut," jawab Eve dengan senyum simpul.
"Karena sapaanku tadi?" Emily meraih teh hangat dan menyesapnya perlahan.
"Maafkan aku, bagaimana tidurmu?" Eve kembali menggigit potongan sandwich tuna.
"Malam yang indah, bagaimana denganmu?"
"Ah kau masih belum cocok untuk berbasis basi," kekeh Eve.
"Ya aku merasa aneh, apa aku terlalu banyak bicara?"
"Uhuk! Uhuk!" Eve segera meraih teh miliknya dan meminum hingga tandas.
"Tidak Em
Happy reading ;)-----------------"Emily harusnya aku tak berhak bertanya ini padamu, tapi kau sungguh tak tahu pria yang kau selamatkan waktu itu adalah Mike?" tanya Eve saat mereka telah berhenti di sebuah kursi panjang yang menghadap ke arah kolam."Ada banyak pria bahkan wanita yang sempat ku selamatkan. Jadi, aku tak perlu mengingat siapa mereka bukan?" Wanita itu tersenyum dan kembali menatap air mancur di hadapannya."Ya kau benar.""Tak ada gunanya untukku mengetahui siapa, latar belakang mereka seperti apa. Jika aku ingin menolong akan ku tolong, selesai." Emily mengambil air mineral dan menenggaknya perlahan."Tapi, bagaimana bisa kau bergabung dengan Loginova?" tanya Eve memandang lekat wanita di sampingnya."Itu tak penting, bagaimana jika kita melanjutkan perjalanan kita. Sekarang kita akan berkunjung ke mana?" Emily bertanya seraya meraih ponsel yang bergetar di dalam saku."Bagaimana jika kita berkunjung ke The
Happy reading ;)------------------"Aku akan mengajak kalian makan di suatu tempat," ujar Daryl seraya meraih kunci mobil yang baru saja tergantung bebas di jemari Emily."Shit!" kesal Emily. Sedang Eveline mengedikn bahu dan membuka pintu mobil penumpang. Emily menghembuskan nafas kasar dan mengikuti Eveline.Mobil segera melaju kencang saat pria itu menginjak gas berbaur dengan jalanan kota. Ada seberkas sinar bahagia dalam hati Daryl. Bagaimana bisa kini ia akan makan bersama dengan wanita yang dulu sulit di taklukkan.Sekarang ia percaya bahwa tak hanya bumi yang berputar namun keadaan pun demikian. Pria itu segera membelokkan mobil ke arah Montcalm Royal London House Hotel. Ia segera keluar dan menyerahkan kunci mobil pada petugas yang berjaga di sana."Jika kau berani macam macam denganku-""Tak akan, percayalah." Pria itu tersenyum simpul dan berjalan lebih dulu ke arah lift yang tak jauh dari sana.Daryl hanya terkekeh
Happy reading ;)-----------------"Mengapa kau tak mengajak bodyguard mu sendiri?" Jeff menginjak gas, menyalip truk yang berada di depannya."Aku hanya tak ingin ada kekacauan di sana," jawab Mike seraya menggulir tab membaca beberapa informasi mengenai masalah yang ada di kantor cabang London."Kekacauan?"Mike menghela nafas. "Ya, karena yang akan aku temui adalah seorang wanita." Pria itu melempar pandangan pada jendela."Kau fikir aku tak akan mengacaukan jika kau berselingkuh darinya?""Tidak akan, bahkan kau akan menyetujui alasanku." Mike tersenyum dan merapikan jas burgundy yang melekat ketat menampakan otot yang bersembunyi di baliknya. Sedang Jeff dengan kesal membukakan pintu mobil untuk Mike.Ia berjalan mengikuti langkah Mike. "Hati hati dalam bertindak, aku bisa saja membunuhmu kapanpun aku mau.""Aku tahu," jawab Mike santai dan tersenyum tenang pada beberapa staff yang menyambut kedatangannya di d
Happy reading ;)------------------Mike segera berlalu, namun ia terhenti di depan pintu dan berbalik seraya menunjuk Anderson di sebrang sana."Kau, awasi dan laporkan padaku tikus tikus brengsek yang mencoba mengambil sesuatu yang bukan miliknya.""Ya, Bos." Anderson segera berdiri dan membungkuk hormat. Tak ada yang tahu bahwa selama ini pria itu adalah mata mata Mike untuk mengurus para koruptor di perusahaan.***"Hah, tak aneh jika semua perusahaan melakukan korupsi," ujar Jeff saat mereka tengah berada di dalam lift."Anak cabang saja memiliki beberapa koruptor sialan, begitu pula perusahaan besar dan pemerintahan pun telah terisi orang orang serakah." Mike melonggarkan dasi dan membuka kancing kemeja teratas berusaha membebaskan udara yang masuk dalam dadanya."Aku akan senang hati jika kau meminta bantuanku untuk mengurusnya.""Baiklah, akan ada saatnya aku menghubungi mu untuk mengurus tikus tak berguna itu."
Happy reading ;)-----------------"Emily?" tanya Eve menggoyah lengan wanita itu. Emily menyadarkan diri dan berdehem canggung lalu berbalik menatap Eveline. Sementara Daryl, pria itu melirik ke arah pandang Emily.Ia tersenyum simpul dan kembali menatap wanita di hadapannya. "Kau mau aku berikan kejutan, honey?" Daryl mencondongkan wajah mencoba mengikis jarak."Hentikan apapun yang ingin kau lakukan," balas Emily sarkas. Rahang pria itu mengetat tak suka. Bagaimana bisa Emily begitu setia pada pria brengsek seperti Mike."Kalian tidak makan? Berhentilah berkelahi." Eveline mulai menyantap makanan di sana."Sepertinya aku akan pergi ke toilet." Emily berdiri dan bergegas menuju toilet."Emily!" seru Daryl dan mampu menghentikan langkah wanita itu. Tak hanya Emily, semua pengunjung menoleh karena kerasnya suara itu. Termasuk Mike yang tengah berbincang dengan Angelina dan juga Jeff.Daryl dengan cepat menyusul Emily, meraih le
Happy reading ;)----------------"Tidak, aku tidak akan melepaskanmu cheri." Mike kembali menyesap bibir Emily secara perlahan namun kuat. Ia benar benar tak membiarkan wanita itu untuk berkilah atau menghindar sedikitpun."Kau memang pria brengsek," ujar Emily di sela ciuman mereka."Yeah, aku brengsek karena terlalu kuat menginginkan mu." Mike menjauhkan wajah memberi jarak."Kau bahkan masih bisa membual saat baru saja kau melamar seorang wanita." Emily menyeringai, tak ia sangka bahwa prianya memang bastard."A-apa?" Mike mengernyit menatap wanitanya dengan tatapan tak percaya."Jadi, kau salah paham?" Pria itu menghela nafas panjang. Ada kelegaan di hati namun tetap saja ini terasa konyol. Bagaimana bisa wanita itu mengira bahwa ia melamar Angelina?"Ah terserah padamu. Lebih baik kau lepaskan aku Mike!" Wanita itu menatap tajam Mike dan menghempas tangan pria itu yang mengukungnya."Hahahaha astaga.. ." Mike menut
Happy reading ;) ----------------- "Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Jeff saat mereka memutuskan jalan bersama setelah di tinggalkan oleh empat orang yang saling membenci. "Kau bahkan melihatnya, mengapa kau bertanya?" Eve mendelik sebal seraya melipat kedua tangan di dada. Jeff mendesah kasar. Benar, harusnya ia tak perlu bertanya pada wanita aneh yang sekarang tengah berjalan berdampingan dengannya. "Tunggu." Eveline menghentikan langkah dan berbalik menatap Jeff. "Bagaimana kau bisa berada di restoran yang sama?" "Entahlah, ia sendiri yang memiliki janji untuk bertemu di sana." Jeff kembali berjalan dan menghirup udara malam. "Memang kalian pergi kemana saja?" "Hanya ke kantor cabang dan bertemu wanita tadi, sepertinya ini rencana bodoh." Jeff menggaruk kepala yang tak gatal. "Maksudmu?" "Ya, aku tahu rencana mengenai Mike yang akan melamar adikku tapi, bukankah bodoh saat mereka bertemu di t
Happy reading ;) ------------------- "Cincin ini telah tersemat di sini. Lalu.. bisakah aku mengatakan tidak?" Wanita memandang kembali walnut Mike dengan segudang tanya. "Tidak bisa," jawab Mike cepat. Bagaimana bisa wanita itu menanyakan hal bodoh seperti tadi. Ia bahkan tak ingin mendengar sedikitpun kata penolakan darinya entah itu berupa tanya atau pernyataan. Yang jelas ia akan menggila jika wanita yang di cintai menolak lamarannya. Sementara Emily, ia tergelak bebas. "Baiklah aku akan menjawab, Ya." Wanita itu tersenyum seraya mengusap kembali dada bidang Mike. Namun kali ini terasa lapang dan manis karena cincin itu pun ikut serta mengusapnya di sana. "Katakan sekali lagi. Ah tidak perlu, aku terlanjur bahagia dengan jawaban tadi." Saat itu pula Mike membawa tubuh Emily berada dalam kuasanya. "Lagi?" Wanita itu tersenyum mengangguk setuju. Tak menunggu lama, Mike segera membawa tubuh mereka menyatu dalam balutan cinta kasih. Ia