Mau kemana?" Tanya adam yang sedang bermain billiard.
"Ada abang gue depan markas" ucap davino segera keluar. "Abang, sejak kapan dia punya abang?" Celetuk adam yang bingung. Davino menghampiri jayden yang sedang bersender dimotor sportnya dengan ramah davino menyapanya. "Bang lo nunggu lama?" "Nggak, gue baru datang ini markas lo seperti rumah pada umumnya" ucap jayden melihat depan rumah yang disebut markas. "Masuk aja lo akan lihat bagimana isinya, jangan judge covernya" celetuk davino. Jayden terkekeh mendengar celetukan davino ia mengikutinya masuk kedalam markas black wolves, ternyata benar didalam sangat unik disana semua kebutuhan sudah tersedia. Semua anggota black wolves memperhatikan jayden mereka bertanya-tanya siapa dia, adam menatap jayden dari atas sampai bawah ia terpesona dengan ketampanan jayden sama seperti davino. "Kenalin ini jayden abang gue" davino memperkenalkan jayden pada semua anggota black wolves. "Halo bang" ucap semua orang. Davino mempersilahkan jayden untuk duduk disofa ia membawakan minuman bersoda untuknya, adam masih memperhatikan jayden yang masih heran tak ada kemiripan dengan davino hanya memang ia akui jayden sama tampannya dengan davino. "Elo kenapa?" Tanya davino. "Gue heran dimana miripnya kalian berdua" cibir adam. Davino memutarkan bola matanya bagaimana adam mendadak bodoh "bukan berarti dia abang kandung gue" cetusnya. Adam beria o ternyata salah mengira jika jayden kakak kandung davino, ia menggaruk kepalanya yang tak gatal karena malu. "Sorry gue pikir abang kandung lo, hehehe" "Semua orang mengira kita bersaudara, tapi gue abangnya cathline" ucap jayden. "Apa?" Teriak bastian ditelinga davino yang baru bergabung. "Asu, sakit telinga gue bodoh" sentak davino memukul kepala bastian. "Maaf gue kan terkaget-kaget dengarnya" ucap bastian. Jayden menggelengkan kepalanya melihat pertemanan davino yang sangat unik berbagai macam sifat semua orang berkumpul disini, adam terus memperhatikan jayden yang memang sekilas mirip dengan cathline ia menatap tajam pada davino. "Kenapa lo natap gue kaya gitu" cetus davino. "Lo sejak kapan dekat dan kenal sama cathline!" Ketus adam. "Iya benar, kalau lo dekat sama abangnya kenapa kalian berdua musuhan! Jawab gak lo" pinta bastian dengan paksa. "Memang gue harus cerita sama lo berdua! Gak perlu tau urusan gue" Adam dan bastian terus memaksa davino untuk bercerita mereka terus menganggunya jayden tertawa renyah, melihat mereka berdua membuat davino tak bisa berkutik ia sangat mengenal davino dari kecil yang tak suka dibantah. "Biar gue ceritain sini" ucap jayden. Adam dan bastian langsung berhenti menganggu davino ia duduk dengan tenang seperti anak kecil. "Gue ceritakan ya dav" "Serah lo bang" dengus davino. "Davino sama cathline dulu dekat banget mereka dari TK sampai SD selalu bersama, kalian pasti kenal davino orangnya kaku dingin gak suka dibantah bukan?" Ucap jayden. "Kalau sama cathline sifatnya mendadak hilang dia akan menjaga cathline dimana pun tak ada yang boleh menganggunya selain dia, tapi gue gak tau kenapa mereka bisa musuhan" "Ternyata davino soft boy juga" cibir bastian diselingi tawa canda. "Berisik lo" kesal davino. "Lo kenapa bisa musuhan sama cathline?" Tanya adama yang penasaran. "Gak tau, gue malas ceritainnya" adam dan bastian langsung duduk berdempetan dengan davino agar ia membuka mulutnya. Davino ingin pergi namun ditahan oleh bastian dan adam mereka dari dulu begitu penasaran, karena ada kesempatan bagus mereka harus tau sebenarnya apa yang membuat davino terus membully cathline. "Okay fine gue cerita! Awalnya gue gak terlalu marah saat cathline bermain sama cowo lain. Ya salah gue sih ninggalin dia duduk sendirian ditaman" "Sebentar lo tinggalin adik gue sendirian?" Jayden menatap tajam davino. "Parah lo, red flag banget jadi cowo" sindir adam. "Bukan gitu, ya kali gue ajak cathline ke mini market yang lumayan jauh sedangkan dia minta ice cream mulu, yaudah gue gak ajak dia suruh tunggu aja eh pas gue balik lagi ternyata lagi asyik-asyikan main sama cowo lain gue kesal tentunya" keluh davino. "Lo cemburu sama cathline berita terbaru nih" goda adam. "Ternyata abang davino bisa manis juga ya" ledek bastian. Davino berdengus kesal menyesal menceritakan pada kedua sahabatnya yang memilik otak kosong. "Namanya masih kecil masalah gue musuhan sama cathline gue gak bisa cerita apapun termasuk lo bang" "Kenapa?" Tanya jayden. "Lo kalau mau dengar versi cathline, baru dengar versi gue" ucap davino langsing pergi bergabung bermain billiard. Jayden semakin penasaran apa yang sudah terjadi diantara mereka berdua, bastian dan adam hanya saling bertukar pandang tak mengerti apapun namun mereka masih penasaran. "Oh ya bang, kalau gue dekatin adik lo boleh" tanya bastian. "Kalau bisa dapetin cathline silahkan, tapi sih gue lebih setuju sama davino" ucap jayden menepuk pundak bastian. "Mampus gak direstuin, mana mau punya adik ipar kaya lo sudah sama si markonah aja" ledek adam dengan tertawa. "Sini lo, gue lempar kekandang monyet biar reunian" kesal bastian. ****** Cathline dirumah mengscroll media sosialnya ia melihat postingan akun bastian yang berfoto dengan davino. "Ck, sok kegantengan banget sih dia. Tapi emang ganteng sih" celetuk cathline memperbesar foto davino. "Gue apa-apan sih, kenapa lihat foto si anak anjing berhati iblis ini" Cathline melemparkan ponselnya kesembarangan tempat ia keluar kamar turun kebawah, tampak dirumah sangat sepi kedua orang tuanya belum pulang ia mencari sekitar tak melihat keberadaan jayden. Ia berjalan kegazebo dekat kolam biasanya kakaknya selalu bersantai disana namun tak ada juga, ia mencari mbok mirna untuk bertanya kemana kakaknya pergi yang tak bilang padanya. "Mbok..." panggil cathline. Cathline mengetuk pintu kamar mbok mirna dengan cepat mbok mirna membuka pintu kamar melihat cathline sudah berdiri didepan pintu, wanita paruh bayah itu tersenyum manis diwajahnya yang sudah menua. "Ada non? Apa non cathline butuh sesuatu" tanya mbok mirna. "Enggak mbok, kak jayden kemana kok gak ada dirumah" ucap cathline. "Oh den jayden tadi keluar katanya mau ketemu temannya" "Siapa temannya kok dia gak bilang ke cathline sih mbok" kesal cathline. "Mbok gak tau non" Cathline langsung pergi kekamarnya lagi ia tak kesal jika kakaknya pergi bersama temannya, namun saja ia dirumah begitu kesepian jika davino selalu menemaninya dirumah seharian karena ia pun sama kesepiannya. Ponsel jayden berdering ada panggilan masuk. "Bang ponsel lo bunyi tuh" ucap bastian. Jayden langsung mengambil ponselnya yang diatas meja melihat panggilan masuk dari adiknya, pasti cathline sedang mencarinya jayden langsung menerima panggilan telponnya. "Kakak dimana?" Omel cathline. Jayden menjauhkan ponselnya karena teriak cathline begitu sangat nyaring, membuat telinganya sedikit kesakitan. "Kakak lagi main sama teman-teman kakak, ada apa kenapa kamu teriak sih" tegur jayden. "Kakak dimana? Kenapa gak bilang cathline sendirian tau" "Kakak lagi dimarkas davino kamu mau kesini?" "Gak mau, kakak cepat pulang" rengek cathline. "Kakak baru juga sampai, kamu kesini atau minta davino jemput" "Gak mau" tolak cathline. "Yaudah kesini sendiri" Cathline langsung memutuskan panggilan telponya bersama jayden ia sedikit kesal kakaknya malah lebih menghabiskan waktu dengan davino kebanding dirinya, cathline membaringkan tubuhnya ia mengutuk davino sudah merebut kakaknya darinya.Pagi-pagi davino sudah bangun dia sudah janji dengan cathline akan kerumahnya, jam 8 davino sudah sangat rapih ia berjalan menuju meja makan untuk sarapan."Mbok..." panggil davino.Mbok sri segera menghampiri davino yang memanggilnya. "Ada apa den?" Tanya dengan sambil membawa nasi goreng buatannya."Mama udah pulang?" Jawab davino."Udah dari semalam den davino kekamar gak lama nyonya pulang." Ucap mbok sri.Davino menganggukan kepalanya sambil menyantak sarapannya mbok sri menatap kearah davino begitu sedih, davino yang merasa mbom sri terus menatapnya merasa aneh."Kenapa mbok liatin davino kaya gitu?" Ujar davino."Enggak kok den, oh ya den kenapa sikapnya kaya gitu semalam sama nyonya kasian dia jauh-jauh kesini." Mbon sri duduk dimeja makan bersama davino yang sudah biasa."Gak apa-apa, lagi juga davino gak butuh dijenguk udah dewasa selama ini davino selalu sendiri dan bareng mbok terus." Sahut davino, mbok sri mendengar itu sedikit pilu jika mengingat itu namun disisi lain d
Davino menancap gas dengan kecepatan tinggi untuk pulang ke mansion bertemu dengan papanya, sesampainya davino dimansion dia segera masuk kedalam tanpa menoleh atau pun menjawab sapaan para maidnya.Davino membuka pintu ruangan kerja papanya dengan keras, james yang sedang bekerja diruangan tersebut menatap lurus kearah davino.Davino dengan ekspresi dingun berjalan menghampiri meja james dan menggebrak meja tersebut.Brak!!"Ada apa, hmmm?" Tanya james dengan ekspresi biasa sambil melepaskan kaca matanya."Maksud papa apa nelpon kesekolah buat pindah keinggris!" Bentak davino.James tersenyum miring melihat putranya begitu marah. "Kenapa? Bukankah kita udah sepakat kamu jangan pernah jalin hubungan sama cathline. Kalau terbukti masih menjalin ada hukumannya bukan."Davino begitu kesal dia menendang belekang sofa yang ada disana. "Davino udah ikuti semua kemauan papa buat tunangan sama natasha, tapi papa gak ada berhak bukan untuk davino gak berteman sama cathline.""Hahaha.." jame te
Natasha pulang kerumah dengan penuh amarah dia berlari kekamarnya disana natasha membanting seluruh barang. "Dasar jalang awas ya lo cathline gue bikin hidup lo sehancur mungkin! Dan lo davino gue pastikan berlutut dikaki gue" teriak natasha. Natasha terus melemparkan barang-barangnya tak ada satu pun pengurus rumah yang berani masuk kedalam kamarnya. Bel pulang sudah berdering cathline membereskan buku-bukunya kedalam tasnya, davino melirik cathline yang masih membereskan buku-bukunya dia berjalan menuju meja cathline. "Kamu udah selesai?" Tanya davino. Cathline menoleh kearah davino terkejut dengan cara bicara davino kepadanya. "Kenapa diem, kalau udah selesai ayok pulang bareng" ucap davino yang merai tas cathline. "Biar gue aja dav sini." Ujar cathline yang mencoba meraih tasnya namun davino menolak dan tetap membawakan tas milik cathline. Sahabat mereka begitu terkejut dengan sikap davino mendadak berubah seketika. "Ada apa sama si davino, apa karena ribut sama si natasha j
Natasha pergi ketaman belakang sekolah disana dia meluapkan emosinya. "Brengsek awas aja lo cath bakal gue bikin hancur hidup lo" ucapnya dengan penuh amarah. Natasha mengirim pesan pada james untuk memberitahu kejadian hari ini, natasha tersenyum miring dia tahu jika james akan bertindak cepat untuk menjauhkan cathline dari davino. "Mungkin lo hari ini menang tapi lihat nanti, lo bukan berhadapan sama gue tapi sama om james!!" Davino masuk kedalam ruangannya bu meli dia dengan santai masuk dan duduk disofa, bu meli tampak sedang duduk dimejanya melihat davino sudah datang dia duduk disofa dekat davino. "Kamu sudah datang davino, ibu minta kamu datang kesini ada hal sesuatu yang mau ibu bicarakan sama kamu." Ucap meli dengan wajah serius. Davino dengan heran dia hanya memasang wajah datarnya. "Mau bicara apa?" Tanya davino. Bu meli menarik nafasnya dia sebenarnya bingung ingin menyampaikannya, apa lagi dia tahu dengan sikap dan sifat davino begitu keras. "Kamu mulai hari
Naura dan ola berada dikantin menikmati makan siangnya tiba-tiba robby datang menghampiri mereka berdua."Tumben berdua cathline mana?" Tanya robby yang heran biasanya mereka selalu bertiga."Ngapain lo kesini sih sana ah pergi ganggu aja bikin gue gak selera" celetuk ola yang memang kesal dengan robby yang selalu jahil padanya."Dih, emang ini punya bapak moyang lo hak gue dong" sahut robby yang mengambil bakso milik ola."Dasar monkey pergi sana ngeselin lo" teriak ola dengan keras robby dengan sengaja menjulurkan lidahnya seraya mengejek ola.Naura hanya menggelengkan kepalanya dia masih kepikiran dengan cathline tak biasanya cathline tak bercerita apapun padanya."Hufftt..." naura menghela nafasnya begitu dalam."Lo masih kepikiran cathline ya ra? Sama gue juga mau gimana lagi dia gak mau cerita kita gak bisa paksa dia" ucap ola yang mengerti perasaan cathline namun dia juga khawatir dengan sahabatnya itu."Yaudah kita tunggu cathline sendiri yang cerita sama kita, yang penting ki
Menjelang beberapa jam adam dan bastian memberanikan diri untuk naik keatas, mereka berjalan dengan berhati-hati dan melihat davino sedang duduk sambil menghisap rokok miliknya.Bastian dan adam duduk bersebelahan mereka saling tukar pandang sedikit takut dengan ekspresi davino."Dam lo yang tanya sana gue takut" bisik bastian yang sudah bersiap-siap untuk lari jika davino menjadikan mereka samsat juga.Adam menarik nafasnya begitu dalam "hufft" dan adam bersiap-siap untuk lari dia takut jika nanti adm salah bicara davino memukulnya."Dav, lo kenapa?" Tanya adam dengan sedikit berkeringat.Davino menghembuskan asap rokok miliknya dia menatap tajam dan berekspresi dingin pada mereka berdua."Gue cuman pengen mukul orang sampe mati!" Jawab davino dengan dingin yang membuat adam dan bastian merinding."Hahaha gitu ya dav" ucap adam yang mencoba tidak tegang meski jantungnya berdebar kencang. "Kalau gitu gue sama bastian balik duluan ya, kita berdua gak mau ganggu lo dav" Bastian menatap