Hasrat Terlarang Sepupu Tampan

Hasrat Terlarang Sepupu Tampan

last updateLast Updated : 2025-10-30
By:  dessy COngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 rating. 1 review
49Chapters
401views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Setelah memergoki tunangannya bercinta dengan sahabat dekatnya sendiri, Bella hancur dan tak tahu harus pergi ke mana. Dalam kepanikan dan tangis, langkahnya membawanya ke apartemen Ren—sepupu sekaligus pria yang selalu menjadi tempat kembalinya sejak kecil. Ren menyambutnya dengan tenang, seolah sudah tahu kalau Bella akan datang di malam itu. Ia menemaninya menenggak alkohol, mencoba menenangkan hatinya yang hancur. Namun, dalam mabuk dan luka, batas keluarga tiba-tiba kabur. Bella mendapati dirinya larut dalam pelukan Ren… tanpa tahu bahwa pria itu sebenarnya sudah lama menyimpan perasaan terlarang padanya. WARNING 21+

View More

Chapter 1

Bab 1

Suara itu memecah keheningan malam. Desahan rendah bercampur erangan, jelas terdengar dari balik pintu kamar yang sedikit terbuka.

Bella terhenti. Tubuhnya kaku, Jantungnya berdebar kencang. Dadanya terasa dihantam palu. Itu suara siapa? Mustahil… tapi telinganya tak bisa berbohong.

“Han… ini terasa begitu nikmat,” suara perempuan terdengar parau, penuh gairah.

Jantung Bella seakan merosot ke perutnya. Tidak. Itu tidak mungkin. Itu bukan suara yang ia kenal.... tapi hatinya jelas tahu itu suara yang sangat ia kenal.

Han menggeram rendah. “Kamu suka? Katakan, kamu suka aku.”

“Aku suka… ahh… sangat suka… kamu...ahh... luar biasa...”

Seakan darah Bella berhenti mengalir. Dengan tangan gemetar, ia mendorong pintu sedikit lebih lebar.

Dunia seketika runtuh.

Di atas ranjang, tunangannya.... lelaki yang selama ini ia percayai... menindih seorang perempuan dengan rambut panjang terurai. Kuku perempuan itu menancap liar di punggung Han. Gerakan mereka begitu tanpa malu, seolah dunia hanya milik mereka berdua.

Bella menutup mulutnya agar jeritannya tak pecah. Namun air mata sudah menggenang. Dadanya sakit, perih seperti diremuk.

“Han…” suara Bella pecah, lirih tapi jelas.

Kepala lelaki itu terangkat cepat. Matanya membeku, wajahnya pucat.

“Bella?!” Han terlonjak.

Perempuan di bawahnya buru-buru menarik selimut, separuh panik, separuh masih mabuk kenikmatan.

Bella mundur satu langkah. Tangannya gemetar, tubuhnya bergetar hebat.

“Kenapa… Han? Kenapa kamu lakukan ini padaku?”

“Bella, tunggu!” Han meraih selimut, bangkit dengan wajah panik. “Aku bisa jelasin. Ini… ini nggak seperti yang kamu lihat!”

“Tidak seperti yang kulihat?!” suara Bella meninggi, matanya kabur oleh air mata. “Aku lihat sendiri, Han! Dengan mataku sendiri!”

“Bel, aku khilaf… aku…”

“Diam!” Bella menggeleng cepat, air matanya jatuh deras. “Kamu bukan cuma khianati aku, kamu juga hina aku! Dengan sahabatku sendiri?!”

Perempuan itu bersuara, suaranya serak, “Bella, aku… aku minta maaf…”

“Diam, Fanya!” teriak Bella, dadanya naik turun. “Aku percaya sama kamu. Aku anggap kamu saudaraku. Dan ini balasanmu?!”

Han mendekat, tangannya terulur. “Bella, tolong dengar aku. Jangan begini, kita bisa bicara baik-baik…”

Bella mundur makin jauh, tubuhnya hampir limbung. “Kamu menjijikkan, Han.” Suaranya pecah, penuh benci. “Kamu bukan lagi lelaki yang kucintai.”

Air matanya tak terbendung lagi. Ia berbalik, membuka pintu dengan kasar, lalu berlari keluar.

“BELLA!” Han berteriak, setengah telanjang, mencoba mengejarnya. Tapi Bella sudah lebih dulu menuruni tangga dengan langkah kacau.

Tangannya gemetar saat membuka pintu depan. Malam terasa dingin menusuk, tapi hatinya lebih dingin, lebih beku.

Tanpa menunggu lagi, Bella berlari menuju mobilnya. Air matanya mengaburkan pandangan, tapi ia tetap memutar kunci, menyalakan mesin, dan menekan pedal gas.

Tangisnya pecah di balik setir. “Aku benci kamu, Han… aku benci kamu!”

Mobil melaju kencang di jalanan malam, lampu kota berpendar kabur oleh air mata yang tak henti jatuh. Bella bahkan tak tahu ke mana ia pergi. Ia hanya tahu satu hal, ia harus menjauh dari rumah itu, dari pengkhianatan itu, dari mereka.

Ingatannya berputar. Malam saat Han melamarnya. Tawa Fanya yang selalu mendukungnya. Semua itu sekarang terasa hina, kotor, palsu.

“Kenapa aku begitu bodoh percaya kalian…” suara Bella patah.

Ia menekan gas lebih dalam. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, hanya ingin sejauh mungkin dari rumah itu, dari mereka berdua.

Dan tanpa sadar, roda takdir membawanya menuju sebuah apartemen. Bella menatap bangunan itu dengan pandangan kosong. Tubuhnya bergetar, seolah semua tenaga sudah terkuras. Tapi di tengah hancurnya hatinya, hanya satu nama yang terlintas, Renand. Lelaki yang selalu dingin, tapi diam-diam pernah menjadi tempat paling aman yang pernah ia rasakan.

Tangannya meraih ponsel. Dengan jari bergetar, ia menekan nomor yang sudah lama tak dipanggilnya. Sekali, dua kali, sampai akhirnya terdengar suara berat yang familiar di telinganya.

“Bella? Kenapa malam-malam telepon?” suara Renand terdengar serak, jelas baru bangun.

Bella terisak. “Aku… aku di depan apartemenmu. Tolong… bukain pintu.”

Hening sebentar. Lalu suara langkah cepat terdengar dari seberang. “Tunggu. Aku turun.”

Tak sampai lima menit, Bella melihat sosok tinggi itu keluar dari lobi apartemen. Wajahnya masih kusut, kaos tipis menempel di tubuhnya, tapi mata Renand langsung melebar saat melihat Bella dengan wajah berantakan.

“Bella… apa yang...” ucapannya terhenti ketika melihat mata bengkak Bella.

Tanpa bisa menahan diri, Bella terisak semakin keras. Tubuhnya goyah, dan seketika Renand meraih lengannya, menahannya agar tidak jatuh.

“Han… dia… dia hianatin aku,” suara Bella pecah di dada Renand.

Lelaki itu terdiam. Rahangnya mengeras, matanya berkilat marah. Tapi ia hanya menghela napas dalam, lalu memeluk Bella erat, membiarkannya menangis sepuasnya di dadanya.

“Sudah… kamu aman sekarang,” bisiknya rendah, nyaris tak terdengar.

Bella hanya menangis, tubuhnya terguncang di pelukan itu.

Renand membawanya masuk ke apartemen. Ruangan hangat, lampu temaram. Bella duduk di sofa, wajahnya sembab. Renand menyodorkan segelas air, tapi Bella menolaknya.

"Beri aku alkohol. Aku yakin kamu punya."

Renand tak membantah ia mengambil sebotol minuman beralkohol dan menyodorkannya. Bell langsung meneguknya sampai habis.

“Aku benci dia, Renand. Aku benci… tapi kenapa hatiku masih sakit begini?” tangis Bella makin parah.

Renand menatapnya lama. Ada sesuatu di matanya, sesuatu yang selalu ditahan bertahun-tahun. Perlahan ia duduk di sebelah Bella, menepuk bahunya.

“Karena kamu terlalu cinta, Bel. Dan orang yang terlalu cinta… paling gampang dihancurkan.”

Bella menoleh. Pandangannya kabur, tapi ia bisa melihat tatapan Renand yang dalam menusuk jantungnya. Ada kehangatan di balik dingin yang selama ini ia kenal.

Tubuh Bella gemetar. Entah dorongan apa, ia mendekat, mencari kenyamanan di pelukan itu lagi. Renand ragu sesaat, tapi akhirnya membiarkan tubuh Bella merapat.

Suasana hening. Hanya terdengar isakan kecil Bella dan detak jantung yang terasa begitu dekat.

Lalu, tanpa sadar, wajah mereka semakin mendekat. Hidung hampir bersentuhan. Mata Bella setengah terpejam, air matanya masih menempel di pipi.

Renand mengatupkan rahangnya, seolah berperang dengan dirinya sendiri. Namun akhirnya, jarak itu lenyap. Bibirnya menyentuh bibir Bella, ringan, ragu, tapi penuh gejolak yang selama ini terkubur.

Bella terhenyak. Air matanya terhenti seketika, berganti dengan kehangatan yang mengguncang dadanya.

Di luar jendela, malam tetap dingin. Tapi di dalam apartemen itu, sebuah batas telah terlewati.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
dessy C
Terima kasih buat yang sudah baca sampai sini! Jangan lupa tinggalkan komentar atau ulasan ya, biar aku makin semangat lanjut nulis ceritanya ...
2025-10-01 20:56:06
0
49 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status