Tuk.. tuk.. tuk..
"Non cathline" panggil mbok mirna yang mengutuk pintu kamar cathline. Cathline bangun dari tempat tidur membuka pintu kamarnya melihat mbok mirna didepan kamarnya. "Ada apa mbok?" Tanya cathline. "Ada yang cari non" ucap mbok mirna. "Siapa mbok?" Mbok mirna bingung karena jayden berpesan untuk tak memberitahu cathline siapa yang mencarinya, cathline menjentikan jarinya karena mbok mirna mendadak melamun. "Mbok..." "Anu non, mbok lupa matikan kompor permisi dulu ya" mbok mirna langsung turun kebawah. Cathline yang bingung dan juga penasaran siapa yang mencarinya ia berpikir kemungkinan ola atau naura, dia langsung turun kebawah namun tak melihat orang sama sekali dia berjalan keluar melihat motor sport dihalaman rumahnya. Cathline melihat punggung cowo dengan jaket kulitnya yang sedang merokok. "Siapa itu, apa kak fabian?" Guman cathline. Dia berjalan perlahan menghampiri pemuda itu cathline menyentuh pelan bahunya yang kekar, sontak ia menoleh kebelakang wajah cathline terkejut ternyata davino yang mencarinya. "Ngapain lo disini?" Sentak cathline. Davino melepaskan jaketnya seketika cathline mundur menjauh ia takut davino melakukan hal buruk padanya, davino menaikan sebelah alisnya dan melepar jaketnya kewajah cantik cathline. "Davino....." teriak cathline. "Apa? Pakai cepat" cetus davino. "Ngapain gue harus pakai jaket lo" protes cathline. "Apa gue harus pakaikan jaket itu" ucao davino begitu datar. Cathline berdecak kesal ia memakai jaket davino yang sedikit kebesaran davino langsung memakaikan helm pada cathline, sontak cathline sedikit terkejut dengan sikap lembut davino. "Buruan naik!" Pinta davino yang sudah diatas motor. "Kenapa gue harus ikut lo, pasti lo mau culik gue atau bunuh gue karena bales dendam kan" celetuk cathline. Davino menyentil keras kening cathline "aww sakit davino" keluh cathline. "Jangan ngelantur lo, cepat naik atau gue seret lo" ancam davino. Cathline langsung naik keatas motor davino dengan perasaan kesalnya, entah dia akan dibawa kemana olehnya perasaan cathline sedikit takut. "Lo mau beli cemilan gak?" Tanya davino. "Apa, gamelan" teriak cathline yang kurang mendengar ucapan davino. "Cemilan bocil" ucap davino yang kesal. "Apa? Lo ngatain gue bau tai" sentak cathline memukul helm davino. Davino langsung menghentikan motoenya dia menatap tajam pada cathline karena sudah memukulnya, cathline dengan wajah polosnya yang tak mengerti kenapa davino menatap tajam padanya. "Apa?" Ketus cathline. "Lo budek apa gimana? Gue bilang mau beli cemilan gak" ucap davino. Cathline merasa malu karena terlihat seperti orang bodoh, cathline menyembunyikan rasa malunya didepan davino yang menatapnya dengan tajam. "Lagian lo pake helm gitu gak kedengaran, nanti aja kalau sudah sampai" ujar cathline. Davino menggelengkan kepala menurunkan helm cathline membuatnya kesal, davino tak memperdulikan teriakan cathline yang begitu nyaring dengan sengaja menggas motornya dengan sangat cepat. ****** "Dok kapan aku bisa pulang?" Tanya laura. "Besok kamu bisa pulang ya" ucap dokter yang menangani penyakitnya. "Tapi dokter aku sudah gak betah disini, tolong biarkan aku pulang. Please" laura memasang wajah menggemaskan. "Gak bisa laura, kamu masih belum stabil jadi harus istirahat dirumah sakit" "Uh pelit banget sih, padahal mau pulang" keluh laura. Fabian yang baru saja keluar untuk membeli makanan dia melihat tingkah gemas laura membujuk dokter maya, fabian berjalan menghampirinya dokter maya merasa lega ada fabian disana setidaknya dia bisa menghindari laura yang terus memintanya untuk pulang. "Fabian lihat pacar kamu ini" ucap dokter maya. "Dasar gadis nakal, meski kak maya kakak kamu tapi kalau dirumah sakit dia tetap dokter" tegur fabian dengan lembut. "Nyebelin deh, kalian berdua selalu seperti ini sama aku" keluh laura. "Sudahlah kakak mau lihat pasien lain" ucap dokter maya pergi dari ruangan laura. Fabian duduk disebelah laura yang masih ngambek padanya dengan lembut fabian membelai rambut laura, dengan sentuhan fabian laura mulai luluh dengan kehangatannya laura terus memalingkan wajahnya membuat fabian semakin gemas padanya. "Yakin masih mau marah? Padahal aku bawa ice cream diam-diam lo" fabian mengeluarkan ice creamnya. Mata laura membulat senyuman diwajahnya terlihat ia begitu senang fabian membujuknya menggunakan ice cream, saat ia hendak ingin mengambil ice ditangan fabian dengan cepat fabian menggodanya. "Siniin ice cream aku......" rengek laura. "Cium dulu" pinta fabian. Cup Laura langsung mencium bibir fabian dengan sangat cepat senyuman terlihat dibibir fabian, dia menatap wajah cantik cathline yang begitu bahagia dengan satu cup ice cream vanilla. ~o0o~ Davino sudah sampai dimarkasnya cathline segera turun dari motor ia tertegun melihat markas yang disebut davino begitu besar, cathline mengikuti langkah kaki davino masuk kedalam cathlime tak henti-henti memuji interior markas davino didalam hatinya. "Wih, ada neng cathline" ucap bastian. "Tumben lo bawa cemilan begitu banyak" celetuk adam. Tangan davino penuh dengan kantung belanjaan ia menatap sengit cathline yang terus melihat sekeliling markas, davino berdecak kesal memberikan kantung belanjaan semuanya pada adam ia langsung naik keatas. "Kakak..." panggil cathline. Jayden mengelus pucuk kepala adiknya ternyata davino masih bisa menjaganya dengan sangat baik, dia mencari davino namun tak ada jayden mengajak cathline untuk duduk bergabung dengan adam dan bagas. "Gimana davino gak ngapa-ngapain kamu kan?" Tanya jayden. "Enggak kok, cuman dia sedikit menyebalkan" adunya. Bastian yang hendak ingin membuka cemilan kesukaan davino langsung dilarang oleh cathline. "Jangan makan itu, yang lain aja" "Kenapa gue mau coba ini" ujar bastian. "Gue bilang jangan ya jangan, dan jangan makan potato chip gue juga" cathline merebut snack ditangan bastian. Adama baru sadar jika cemilan itu kesukaan davino ia tersenyum miring pada cathline. "Itu cemilan kesukaan davino kan?" Cathline dengan jujur menganggukan kepala "tentu, dia yang bayar semua belanjaan ini jadi gue harus belikan itu. Kakak bayar ini ke anak anjing itu ya" ucap cathline. "Anak anjing?" Guman jayden. "Iya anak anjing, kakak lupa kalau davino suka banget sama anjing" cathline menutup mulutnya. Dia keceplosan bagaimana bisa mengatakan itu didepan adam dan bastian cathline memukul pelan mulutnya, yang sama tidak bisa diajak kerja samanya adam dan bastian saling tukar pandang tersenyum pada cathline. "Jangan mikir aneh-aneh ya lo, gue gak ada hubungan sama davino" cetus cathline. "Iya iya kami paham kok" goda adam. "Tapi wajah lo gak meyakinkan kalau paham tuh" ketus cathline "Yaudah sini gue kasih cemilannya kedavino" pinta bastian. Davino yang turun dari tangga mendengar ucapan cathline tak sadar ada senyuman tipis diwajahnya, ia langsung mengambil cemilan itu ditangan cathline sontak membuatnya sangat terkejut. "Eh.." "Punya gue" ketusnya. Jayden tersenyum tipis sebenarnya davino masih bersikap lembut pada adiknya namu rasa gengsinya terlalu besar, dia berharap jika davino dan cathline bisa seperti dulu.Natasha pergi ketaman belakang sekolah disana dia meluapkan emosinya. "Brengsek awas aja lo cath bakal gue bikin hancur hidup lo" ucapnya dengan penuh amarah. Natasha mengirim pesan pada james untuk memberitahu kejadian hari ini, natasha tersenyum miring dia tahu jika james akan bertindak cepat untuk menjauhkan cathline dari davino. "Mungkin lo hari ini menang tapi lihat nanti, lo bukan berhadapan sama gue tapi sama om james!!" Davino masuk kedalam ruangannya bu meli dia dengan santai masuk dan duduk disofa, bu meli tampak sedang duduk dimejanya melihat davino sudah datang dia duduk disofa dekat davino. "Kamu sudah datang davino, ibu minta kamu datang kesini ada hal sesuatu yang mau ibu bicarakan sama kamu." Ucap meli dengan wajah serius. Davino dengan heran dia hanya memasang wajah datarnya. "Mau bicara apa?" Tanya davino. Bu meli menarik nafasnya dia sebenarnya bingung ingin menyampaikannya, apa lagi dia tahu dengan sikap dan sifat davino begitu keras. "Kamu mulai hari
Naura dan ola berada dikantin menikmati makan siangnya tiba-tiba robby datang menghampiri mereka berdua."Tumben berdua cathline mana?" Tanya robby yang heran biasanya mereka selalu bertiga."Ngapain lo kesini sih sana ah pergi ganggu aja bikin gue gak selera" celetuk ola yang memang kesal dengan robby yang selalu jahil padanya."Dih, emang ini punya bapak moyang lo hak gue dong" sahut robby yang mengambil bakso milik ola."Dasar monkey pergi sana ngeselin lo" teriak ola dengan keras robby dengan sengaja menjulurkan lidahnya seraya mengejek ola.Naura hanya menggelengkan kepalanya dia masih kepikiran dengan cathline tak biasanya cathline tak bercerita apapun padanya."Hufftt..." naura menghela nafasnya begitu dalam."Lo masih kepikiran cathline ya ra? Sama gue juga mau gimana lagi dia gak mau cerita kita gak bisa paksa dia" ucap ola yang mengerti perasaan cathline namun dia juga khawatir dengan sahabatnya itu."Yaudah kita tunggu cathline sendiri yang cerita sama kita, yang penting ki
Menjelang beberapa jam adam dan bastian memberanikan diri untuk naik keatas, mereka berjalan dengan berhati-hati dan melihat davino sedang duduk sambil menghisap rokok miliknya.Bastian dan adam duduk bersebelahan mereka saling tukar pandang sedikit takut dengan ekspresi davino."Dam lo yang tanya sana gue takut" bisik bastian yang sudah bersiap-siap untuk lari jika davino menjadikan mereka samsat juga.Adam menarik nafasnya begitu dalam "hufft" dan adam bersiap-siap untuk lari dia takut jika nanti adm salah bicara davino memukulnya."Dav, lo kenapa?" Tanya adam dengan sedikit berkeringat.Davino menghembuskan asap rokok miliknya dia menatap tajam dan berekspresi dingin pada mereka berdua."Gue cuman pengen mukul orang sampe mati!" Jawab davino dengan dingin yang membuat adam dan bastian merinding."Hahaha gitu ya dav" ucap adam yang mencoba tidak tegang meski jantungnya berdebar kencang. "Kalau gitu gue sama bastian balik duluan ya, kita berdua gak mau ganggu lo dav" Bastian menatap
Cathline masuk kedalam rumah menuju dapur untuk menaruh ice creamnya kedalam freezer, didapur mbok mirna sedang menyiapkan minuman dan cathline sedikit bingung siapa yang bertamu."Mbok, siapa yang bertamu?" Tanya cathline dengan bingung."Loh non, bukannya ada non naura sama non ola dikamar dari jam setengah 4 nungguin dikamar" jawabnya mbok mirna yang sedang menyiapkan cemilan juga."Ya ampun mbok, cathline bener-bener lupa kalau mereka mau kesini. Oh ya mbok sekalian bawa ice cream yang cathline bawa tadi ya 2 aja aku mau kekamar dulu" ujarnya yang pergi berjalan menuju kamarnya.Cathline membuka pintu tampak kedua sahabatnya sedang bersantai menonton serial drama korea dikamar cathline.Cathline meletakan tasnya digantungan dan bergabung dengan kedua sahabatnya yang asyik menonton drama korea."Lo kemana aja sih cath, ini udah jam set 6 gak ada kabar untung kita betah dirumah lo" celetuk ola yang menikmati buah yang tadi sore disiapkan mbok mirna."Iya lo kemana aja gak biasanya p
Diruangan VIP ada sudah ada 2 keluarga tengah bergembira yang sedang merayakan hari penting, tampak yang menghadiri beberapa kerabat dari kedua keluarga tersebut.Davino hanya duduk dengan tatapan kosong melihat keluarganya berkumpul dia merogoh ponsel nya di saku jasnya.Dengan tatapan sedih memandangi wallpaper seorang gadis yang tersenyum lebar begitu bahagia."Hufftt.." davino hanya menghembuskan nafasnya begitu dalam entah apa yang akan terjadi nanti.Seseorang berjalan menghampirinya dengan membawa segelas minuman untuk davino dan memberikannya."Nih minum lesu banget" ucapnya duduk disamping davino.Davino tak memperdulikannya dia mengambil minuman tersebut dan meminumannya, pria itu hanya menggelengkan kepalanya dia tahu sikap davino akan seperti itu."Lo udah kasih tau cathline tentang ini?" Tanya fabian dengan menatap kearah davino."Belum!" Jawab davino dengan datar tanpa ekspresi apapun."Hmm, setidaknya lo harus bilang sama cathline jangan sampai dia tau sendiri. Jangan s
Sesampainya disekolah cathline segera menjalankan tugasnya sebagai ketua osis, berjaga didepan gerbang untuk chek setiap kelengkapan murid disana.Cathline terus menatap kearah luar sekolah menunggu motor sport yang masuk keperkarangan sekolah, saat cathline sedang melihat beberapa catatan agendanya.Motor sport masuk keperkarangan sekolah seketika mata cathline tertuju kearah motor tersebut, dengan wajah penuh berharap cathline melihat seseorang yang memarkirkan motornya.Saat pria itu membuka helmnya seketika wajah cathline penuh kecewa. "Kenapa adam pakai motor davino? Kemana dia" batin cathline yang bertanya-bertanya.Tak lama bastian datang dan memarkirkan motornya mereka dengan santai berjalan menuju kelas mereka, cathline dengan sabar terus menunggu berharap davino masuk sekolah bel masuk pun sudah berbunyi."Cath, lo gak masuk kekelas bel udah 10 menit yang lalu.." ucap sri"Ah iya kenapa?" Sahut cathline yang tal fokus."Lo lagi mikirin apaan sih? Ayo balik kekelas bel udah b
Davino mengendarai motor dengan kecepatan tinggi pikirannya sangat kacau saat ini, tak sadar dia ada sudah ada didekat rumah cathline.Davino turun dari motornya melihat kearah balcon kamar cathline, dia melihat lampu kamar cathline masih menyala tandanya gadis itu belum tidur.Davino mengeluarkan ponselnya dari saku celana dia mencari kontak nama cathline yang sudah berubah menjadi my girl.Davino hanya menatap ponselnya dia kembali menatap kearah kamar cathline, tak lama cathline keluar dia segera bersembunyi dibalik pohon."Eh tadi kaya ada orang berdiri disana, apa cuma perasaan gue aja ya?" Guman cathline yang melihat melihat langit begitu cerah."Wah langitnya bagus banget sumpah banyak bintang juga, kok gue inget davino ya biasanya dia suka datang kerumah secara mendadak malem-malem kaya gini" ucap cathline yang tak sadar dia merindukan sosok davino yang selalu membuat dia jengkel.Davino memperhatikan cathline yang berdiri dibalcon kamarnya dia sedikit terseyum kearah cathline
"Okay guys, sebaikanya kita adakan camping atau pamera sekolah" tanya cathline yang memimpin rapat osis."Menurut gue sih mending camping gak sih, soalnya kita terakhir camping waktu kelas 1" ucap salah satu anggota osis."Iya benar banget, seru kayanya kita camping apa lagi suasanya sejuk dan ada air terjun wah...." sahut siti sebagai sekertaris."Tapi kita harus lihat budget sekolah dulu deh, takutnya kepala sekolah menyediakan anggaran nya sedikit untuk acara ulang tahun sekolah kita" ujar lala sebagai bendahara osis."Hmmm, menurut gue benar apa kata lala kita harus lihat anggaran sekolah dulu bukan? Karena kalau anggaran kita sedikit itu malah jadi lebih sulit nanti untuk ngadain acara." Jawab rafli.Cathline menganggukan kepala dan mencatat setiap masukan dari anggota osis, meski sebenarnya pikirannya sangat kacau karena ucapan natasha padanya."Menurut lo gimana kak?" Tanya rafli."Sejujurnya gua sih pengen adain pameran sekolah, jadi setiap kelas beragam-ragam melakukan pame
Mobil sport alvaro sudah sampai didepan galaxy international high school, banyak mata tertuju pada mobil sport tersebut.Alvaro keluar dari mobilnya dan dengan cepat membantu cathline membuka pintu, cathline sedikit canggung karena murid disekolahnya menatap dengan begitu tajam."Lo seharusnya gak perlu bukain pintunya varo" ucap cathline"Gak apa-apa, pulang sekolah mau gue jemput gak?" Tanya alvaro.Davino yang baru sampai sekolah melihat cathline mengobrol dengan laki-laki yang dia tak kenali, dengan cepat dia turun dari motornya dan berjalan kearah cathline.Davino menarik tangan cathline agar menjauh dari alvaro, ia menatap tajam kearah alvaro seakan ada permusuhan disorotan matanya."Davino..." ucap cathline yang terkejut."Ayo masuk bentar lagi bell" ucap tegas davino.Alvaro hanya menatap datar davino yanh membawa cathline menjauh darinya, dia tersenyum sinis pada davino.Davino tarik cathline begitu keraa gadis itu berusaha melepaskan cengkraman davino yang semakin kuat."Lep