"Den fabian silahkan masuk" ucap pengurus rumah tersebut.
"Terimakasih bi, lauranya ada?" Tanya fabian. "Non laura ada diruangan lukis, den fabian mau dibuatkan apa?" "Kalau ada minuman bersoda boleh bi, kalau gitu saya kelaura dulu ya" fabian berjalan menuju ruang lukis biasa gadis bernama laura sering menghabiskan waktunya dia. Fabian dengan perlahan membuka pintu ruang tersebut melihat gadis cantik itu sedang melukis sesuatu, fabian tersenyum manis berjalan masuk menghampiri laura. "Kamu lagi lukis apa, mmm?" Tanya fabian melihat lukisan laura. "Kamu disini, aku pikir lagi sibuk belajar untuk ujian" ucap laura yang sedang fokus melukis. "Emang aku gak boleh kesini, kalau gitu aku mau pulang lagi aja deh" bohong fabian duduk disofa. "Yaudah sana pulang, lagi juga kamu sudah ada gadis lain bukan" celetuk laura dengan tersenyum. Wajah fabian mendadak menjadi datar ia pun memeluk laura dari belakang "Tapi aku sayangnya sama kamu" bisik fabian. "Dasar gombal" cibir laura. Fabian dengan erat memeluk laura sebenarnya dia tak ingin memberikan harapan pada cathline, namun laura menyuruhnya untuk mencari gadis lain karena gadis yang dipeluk nya saat ini kondisi tubuhnya sangat lemah. "Kamu melukisnya sudah dong, aku kesini mau habiskan waktu sama kamu" pinta fabian mencium pipi laura dengan lembut. "Jangan peluk aku, kamu bau matahari" laura mendorong tubuh fabian. "Kamu kok gitu sama aku sih, aku bete sama kamu" ambek fabian kembali duduk disofa. Laura tersenyum tipis melihat tingkah fabian dia bersyukur sekali mengenal sosok laki-laki sepertinya, namun dia tak pernah terpungkiri jika kondisi dia sangat lemah takut suatu saat nanti dirinya akan meninggalkan fabian. Cathline mendekati pemuda yang duduk dimeja belajarnya saat ingin memukulnya pemuda itu pun membalikan tubuhnya, cathline sangat terkejut orang yang berdiri dihadapannya adalah kakaknya. "Kak jayden" ucap cathline menjatuhkan stik baseball memeluk jayden sangat erat. Jayden menerima pelukan adik kecilnya yang sudah lama tak bertemu "sudah lama kita gak ketemu" "Cathline kangen banget sama kakak" ucapnya yang terus mengeratkan pelukannya. Jayden tersenyum bahagia dia mengelus pucuk kepala adiknya itu entah sudah berapa mereka tak bertemu, melihat cathline yang tumbuh menjadi gadis cantik pastinya ia banyak disukai oleh laki-laki lain. Cathline melepaskan pelukannya dia menatap sendu wajah kakaknya yang semakin tampan dan terlihat dewasa. "Kakak makin ganteng aja" ucap cathline dengan tersenyum manis. "Kamu juga makin cantik pasti sudah pacar ya" goda jayden. "Enggak kok, aku fokus belajar sebenatar lagi kenaikan kelas. Kakak kenapa gak bilang aku kalau pulang keindonesia" kesal cathline. "Namanya bukan kejutan dong kalau kakak kasih tau kamu" jayden mencubit pipi adiknya dengan gemas. "Sakit kak, jangan dicubit" dengus cathline pipinya yang terus dicubit oleh kakaknya. "Ganti baju sana kita makan siang kebawah, kakak sudah laper tunggu kamu" pinta jayden ia pun pergi dari kamar adiknya. Cathline sangat senang dia langsung berganti pakaian dan turun kebawah untuk makan siang bersama kakaknya itu, dimeja makan sudah ada beberapa masakan kesukannya cathline langsung duduk disamping jayden. "Kak ambilin itu" ucap cathline dengan manja, jayden pun menuruti permintaan adiknya itu cathline selalu bersikap manja padanya. ***** Davino berjalan masuk kedalam markas disana sudah ada beberapa anggotanya berkumpul, semua orang melihat davino yang sangat berbeda dengan setelan jas seperti itu. "Widih ganteng sekali bos" goda cecep. "Lo sudah sehat?" Tanya davino menyalakan rokoknya. "Sudah bos berkat lo dan yang lain" ucap cecep dengan tersenyum lebar. Bastian yang baru datang membawa makanan melihat davino berada dimarkas, ia terpanah dengan penampilan davino yang terlihat sangat berwibawa. "Ada CEO dimarkas kita, sudah selesai kerjanya?" Celetuk bastian duduk disamping davino. "Lo bawa apa itu" davino melirik belanjaaan bastian. "Ini gue dikasih cathline tadi" sahut bastian membuka cemilan yang dibelikan oleh cathline. "Kenapa lo bisa sama dia?" Tanya davino yang penasaran. "Panjang ceritanya gue malas, lo tanya aja sama orangnya langsung" celetuk bastian. Davino tak terlalu perduli dia hanya menikmati waktunya bersama teman-temannya dimarkas, ponsel davino bergetar ada notifikasi pesan masuk wajahnya pun terlihat senang membaca pesan tersebut. "Chatan sama siapa lo?" Tanya adam. "Minggir jangan kepo" cetus davino menjauhkan ponselnya dari adam. Adam berdengus kesal "ck, dasar kardus!" Gerutunya. ~o0o~ Cathline sedang bersantai sambil menonton neflix bersama kakaknya ia pun tadi sudah membeli beberapa camilan, cathline sangat manja pada jayden kapan lagi dia bisa merasakan kehangatan kakak tercinta. "Tadi itu siapa?" Tanya jayden. "Oh dia bagas temannya davino kak" ucapnya sambil fokus pada layar tv. "Kamu masih temanan sama davino atau pacaran sekarang" goda jayden ia tahu jika dulu cathline selalu bersama-sama dengan davino kemana pun. "Gak mungkin aku pacaran sama dia kak, malah kita tuh musuhan" protes cathline yang kesal jika mengingat tingkah davino. "Jangan gitu kamu, dulu kemana-mana sama dia terus" cibir jayden mengambil potato chip milik cathline. "Ish jangan ambil yang ini" kesal cathline. "Pelit banget kamu, davino mana mau sama cewe galak kaya kamu" ketus jayden. "Kakak ish, aku gak akan pernah suka atau pacaran sama davino" sentak cathline mengembungkan pipinya karena kesal. Jayden hanya tertawa melihat tingkah adiknya entah apa yang membuatnya sangat kesal pada davino, jelas-jelas dia tahu bagaimana dulu cathline dan davino waktu kecil sangat dekat. ***** Davino pulang kerumah tubuhnya sangat letih karena bekerja dikantor papanya dia sangat kesal james bisa-bisanya menyuruhnya untuk kembali kekantor, "cape banget badan gue, gara-gara si tua bangka" Davino masuk kedalam rumah melihat mbok sumi sedang menyiapkan makan malam untuknya, davino menghampiri wanita paru bayah yang sudah ia anggap sebagi ibunya sendiri. "Mbok masak apa?" Tanya davino "Ini loh mbok masak seafood kesukaannya non cathline" ucap mbok sumi. Davino memutarkan bola matanya kesal mengapa mbok sumi selalu ingat dengan makanan kesukaan gadis itu, yang sekarang menjadi musuh bubuyutannya. "Buat apa bikin ini sih mbok orangnya juga gak ada disini" dengus davino. "Gak apa - apa den, meski non cathline gak ada disini tapi makanan kesukaannya mbok buatkan" ujar mbok sumi. "Jangan terlalu effort mbok masak buat orang yang gak ada disini" kesal davino mbok sumi selalu saja mengingat cathline yang jelas-jelas mereka tak seperti dulu. "Jangan gitu den, dulu den davino kemana-kemana bareng sama non cathline bukan" goda mbok sumi dengan tersenyum. "Terserah mbok deh, davino mau mandi dulu" davino pergi dari sana untuk membersihkan tubuhnya. Mbok sumi hanya tersenyum mengingat sewaktu kecil dulu davino suka membawa bekal makanan kesukaan cathline. "Padahal dulu antusias banget suruh mbok masak kesukaannya non cathline, sekarang sudah besar jadi gengsinya tinggi" celetuk mbok sumi melanjutkan masakannya.Pagi-pagi davino sudah bangun dia sudah janji dengan cathline akan kerumahnya, jam 8 davino sudah sangat rapih ia berjalan menuju meja makan untuk sarapan."Mbok..." panggil davino.Mbok sri segera menghampiri davino yang memanggilnya. "Ada apa den?" Tanya dengan sambil membawa nasi goreng buatannya."Mama udah pulang?" Jawab davino."Udah dari semalam den davino kekamar gak lama nyonya pulang." Ucap mbok sri.Davino menganggukan kepalanya sambil menyantak sarapannya mbok sri menatap kearah davino begitu sedih, davino yang merasa mbom sri terus menatapnya merasa aneh."Kenapa mbok liatin davino kaya gitu?" Ujar davino."Enggak kok den, oh ya den kenapa sikapnya kaya gitu semalam sama nyonya kasian dia jauh-jauh kesini." Mbon sri duduk dimeja makan bersama davino yang sudah biasa."Gak apa-apa, lagi juga davino gak butuh dijenguk udah dewasa selama ini davino selalu sendiri dan bareng mbok terus." Sahut davino, mbok sri mendengar itu sedikit pilu jika mengingat itu namun disisi lain d
Davino menancap gas dengan kecepatan tinggi untuk pulang ke mansion bertemu dengan papanya, sesampainya davino dimansion dia segera masuk kedalam tanpa menoleh atau pun menjawab sapaan para maidnya.Davino membuka pintu ruangan kerja papanya dengan keras, james yang sedang bekerja diruangan tersebut menatap lurus kearah davino.Davino dengan ekspresi dingun berjalan menghampiri meja james dan menggebrak meja tersebut.Brak!!"Ada apa, hmmm?" Tanya james dengan ekspresi biasa sambil melepaskan kaca matanya."Maksud papa apa nelpon kesekolah buat pindah keinggris!" Bentak davino.James tersenyum miring melihat putranya begitu marah. "Kenapa? Bukankah kita udah sepakat kamu jangan pernah jalin hubungan sama cathline. Kalau terbukti masih menjalin ada hukumannya bukan."Davino begitu kesal dia menendang belekang sofa yang ada disana. "Davino udah ikuti semua kemauan papa buat tunangan sama natasha, tapi papa gak ada berhak bukan untuk davino gak berteman sama cathline.""Hahaha.." jame te
Natasha pulang kerumah dengan penuh amarah dia berlari kekamarnya disana natasha membanting seluruh barang. "Dasar jalang awas ya lo cathline gue bikin hidup lo sehancur mungkin! Dan lo davino gue pastikan berlutut dikaki gue" teriak natasha. Natasha terus melemparkan barang-barangnya tak ada satu pun pengurus rumah yang berani masuk kedalam kamarnya. Bel pulang sudah berdering cathline membereskan buku-bukunya kedalam tasnya, davino melirik cathline yang masih membereskan buku-bukunya dia berjalan menuju meja cathline. "Kamu udah selesai?" Tanya davino. Cathline menoleh kearah davino terkejut dengan cara bicara davino kepadanya. "Kenapa diem, kalau udah selesai ayok pulang bareng" ucap davino yang merai tas cathline. "Biar gue aja dav sini." Ujar cathline yang mencoba meraih tasnya namun davino menolak dan tetap membawakan tas milik cathline. Sahabat mereka begitu terkejut dengan sikap davino mendadak berubah seketika. "Ada apa sama si davino, apa karena ribut sama si natasha j
Natasha pergi ketaman belakang sekolah disana dia meluapkan emosinya. "Brengsek awas aja lo cath bakal gue bikin hancur hidup lo" ucapnya dengan penuh amarah. Natasha mengirim pesan pada james untuk memberitahu kejadian hari ini, natasha tersenyum miring dia tahu jika james akan bertindak cepat untuk menjauhkan cathline dari davino. "Mungkin lo hari ini menang tapi lihat nanti, lo bukan berhadapan sama gue tapi sama om james!!" Davino masuk kedalam ruangannya bu meli dia dengan santai masuk dan duduk disofa, bu meli tampak sedang duduk dimejanya melihat davino sudah datang dia duduk disofa dekat davino. "Kamu sudah datang davino, ibu minta kamu datang kesini ada hal sesuatu yang mau ibu bicarakan sama kamu." Ucap meli dengan wajah serius. Davino dengan heran dia hanya memasang wajah datarnya. "Mau bicara apa?" Tanya davino. Bu meli menarik nafasnya dia sebenarnya bingung ingin menyampaikannya, apa lagi dia tahu dengan sikap dan sifat davino begitu keras. "Kamu mulai hari
Naura dan ola berada dikantin menikmati makan siangnya tiba-tiba robby datang menghampiri mereka berdua."Tumben berdua cathline mana?" Tanya robby yang heran biasanya mereka selalu bertiga."Ngapain lo kesini sih sana ah pergi ganggu aja bikin gue gak selera" celetuk ola yang memang kesal dengan robby yang selalu jahil padanya."Dih, emang ini punya bapak moyang lo hak gue dong" sahut robby yang mengambil bakso milik ola."Dasar monkey pergi sana ngeselin lo" teriak ola dengan keras robby dengan sengaja menjulurkan lidahnya seraya mengejek ola.Naura hanya menggelengkan kepalanya dia masih kepikiran dengan cathline tak biasanya cathline tak bercerita apapun padanya."Hufftt..." naura menghela nafasnya begitu dalam."Lo masih kepikiran cathline ya ra? Sama gue juga mau gimana lagi dia gak mau cerita kita gak bisa paksa dia" ucap ola yang mengerti perasaan cathline namun dia juga khawatir dengan sahabatnya itu."Yaudah kita tunggu cathline sendiri yang cerita sama kita, yang penting ki
Menjelang beberapa jam adam dan bastian memberanikan diri untuk naik keatas, mereka berjalan dengan berhati-hati dan melihat davino sedang duduk sambil menghisap rokok miliknya.Bastian dan adam duduk bersebelahan mereka saling tukar pandang sedikit takut dengan ekspresi davino."Dam lo yang tanya sana gue takut" bisik bastian yang sudah bersiap-siap untuk lari jika davino menjadikan mereka samsat juga.Adam menarik nafasnya begitu dalam "hufft" dan adam bersiap-siap untuk lari dia takut jika nanti adm salah bicara davino memukulnya."Dav, lo kenapa?" Tanya adam dengan sedikit berkeringat.Davino menghembuskan asap rokok miliknya dia menatap tajam dan berekspresi dingin pada mereka berdua."Gue cuman pengen mukul orang sampe mati!" Jawab davino dengan dingin yang membuat adam dan bastian merinding."Hahaha gitu ya dav" ucap adam yang mencoba tidak tegang meski jantungnya berdebar kencang. "Kalau gitu gue sama bastian balik duluan ya, kita berdua gak mau ganggu lo dav" Bastian menatap