Masa skorsing davino sudah berakhir cowo badboy itu kembali kesekolah, banyak siswi yang merindukan sosok badboy penguasa sekolah kembali lagi.
"Akhirnya kak davino kembali" "Kak davino makin ganteng" Setiap teriakan siswi di galaxy international high school terdengar memanggil dan memuji peran utama kita, davino dengan gagah berjalan dikoridor sekolah semua mata tertuju pada davino yang sangat terlihat tampan. Cathline yang baru keluar dari ruang osis melihat semua orang memperhatikan sesuatu ia berjalan kearah semua orang tertuju. Cathline melihat davino tengah bermain basket bersama teman-temannya, "pantas aja ramai ternyata sudah mulai sekolah" Naomi dengan sengaja menabrak tubuh cathline "jangan halangi jalan dong" cetus naomi tersenyum miring berjalan menuju lapangan. "Dasar medusa" pekik cathline yang kesal dengan naomi selalu seenaknya. Davino melihat cathline yang berdiri memperhatikannya dengan sengaja dia melemparkan bola pada gadis itu untung saja bola basket tak mengenai cathline, dengan kesal cathline kembali melempar bola basket dan mengenai bastian yanh sedang minum. "Uhuk..." Cathline membulatkan matanya dia salah sasaran mengenai bastian "maaf bas" ucapnya langsung pergi. "Woy cathline, mau bunuh gue hah!" Teriak bastian. Naomi berjalan menghampiri davino memberikan sebuah botor mineral padanya, adam dengan cepat mengambil botol minuman naomi lalu minumnya. "Adam itu buat davino, balikin gak" sentak naomi yang kesal. "Lo mau dav" adam memberikan air mineral yang sudah dia minum pada davino. "Buat lo" jawabnya singkat lalu pergi dari sana. "Tuh davino gak mau jadi buat gue, cewe gan-jen" cetus adam pergi mengikuti davino. Cathline sedang membaca sebuah buku novel ditaman untuk meluangkan waktunya, dikarenakan semua guru sedang rapat jadi dia mengambil kesempatan untuk membaca buku. Davino yang hendak ingin pergi kegudang melihat cathline yang sedang duduk sendirian ditaman, dia memikirkan sesuatu untuk mengerjai gadis cantik tersebut. Davino perlahan mendekati cathline melihat ada ulat diatas bunga mawar, dia segera mengambil ulat tersebut dan meleparkan pada cathline. "Akh....." teriak cathline ketakutan. "Hahahaa" Davino tertawa puas melihat cathline sangat ketakutan karena ulat itu, cathline menatap tajam pada davino hidungnya pun berkempas - kempis sangat kesal. Cathline berjalan mendekati davino lalu memukul kepala davino menggunakan buku novelnya. Plak "arrgghh.." "Sakit gila, dasar bocil!" Sentak davino mengusap - usap kepalanya. "Elo itu nyebelin banget sih hah! Selama 3 hari ini gue merasa damai gak ada lo" kesal cathline. Wajah davino mendadak berubah menjadi datar dia berjalan mendekati cathline, "Lo bilang apa tadi?" "Gue bilang damai gak ada lo selama 3 hari" ucapnya dengan gugup. Davino terus mendekati cathline dengan perlahan dia pun berjalan mundur, tubuh cathline terpojok dipohon mangga davino menatap tajam cathline. "Sekarang lo lebih berani sama gue ya" bisik davino ditelinga cathline. "Selama ini emang gue takut sama lo, tentu tidak tuan davino" cetus cathline. "Oh ya, kalau gue bertindak jauh bagimana. Mmm" goda davino dengan tersenyum miring. "Ja-jangan macam-macam lo sama gue davino" suara cathline bergetar sedikit takut. Fabian yang melewati taman melihat davino dengan cathline sedang berduaan, dia pun memanggil nama cathline "Cathline.." panggilnya. Cathline menoleh melihat fabian yang berdiri tak jauh dari sana, dia langsung mendorong tubuh davino agar menjauh darinya. Cathline langsung menghampiri fabian agar tak salah paham padanya. "Kak fabian..." ucapnya. Davino menaikan sebelah alisnya melihat fabian menatapnya dengan tajam, dia memberikan jari tengah lalu pergi daris sana. Cathline menghela nafasnya davino sudah pergi dia takut mereka berdua akan bertengkar kembali. "Davino ngapain kamu?" Tanya fabian dengan datar. "Di-dia gak berbuat apa-apa kok kak" bohong cathline. "Ayo pergi" ajak fabian menarik tangan cathline. Cathline berjalan disamping fabian dengan wajah datarnya, entah mengapa fabjan terasa berbeda yang membuat cathline sedikit bingung. "Kak..." ucap cathline. Fabian tak menoleh kearahnya ia terus berjalan sambil menggegam tangan cathline, dia tahu jika fabian sedang marah padanya karena kejadian tadi ditaman. "Kakak marah sama aku?" Tanya cathline dengan pelan. Fabian berhenti menoleh kearah cathline dengan wajah datar, "kamu sama davino tadi berciuman?" Celetuknya. "Enggak kak, aku sama sekali gak ciuman sama dia" ucapnya dengan jujur. "Kalau gitu kamu kekelas sendiri, aku harus pergi" fabian langsung pergi meninggalkan cathline dikoridor sekolah. Cathline menatap punggung fabian yang sudah lergi menjauh dari sana, entah ada apa dengan sikap fabian yang mendadak menjadi dingin. "Ada apa dengan kak fabian" guman cathline. ***** "Cathline suka gak ya sama ini?" Guman jayden memilih beberapa tas branded. "Ada yang bisa saya bantu mas" ucap karyawan tokok tersebut. Jayden menoleh kesamping terpanah dengan wajah cantik karyawan ditoko itu, mata jayden sama sekali tak berkedip karyawan cantik bername tag lily menjentikan jarinya. "Halo mas maaf" Jayden tersentak dari lamunannya "oh maaf, tadi lo bilang apa?" Ucapnya dengan lembut. "Mas sedang cari apa, biar saya bantu" ujar lily sangat lembut. "Gue lagi cari tas buat adik gue, tas mana yang cocok dipakai anak SMA seperti apa" sahut jayden tersenyum manis. Lily berjalan kesebuah rak dan mengambil sebuah tas yang cantik, dia memberikannya pada jayden. "Menurut saya ini lebih cocok" "Tentu cocok" celetuk jayden tersenyum melirik lily. Dikelas cathline tak ikut kekantin bersama sahabatnya dan memilih untuk dikelas, dia masih memikirkan sikap fabian yang tiba-tiba berubah padanya. "Kenapa ya dengan kak fabian" Bobby sang ketua kelas masuk kelas melihat cathline sedang duduk sendirian dibangkunya, bobby berjalan menghampiri cathline yang tengah merenungkan sesuatu. "Kenapa lo?" Tanya bobby. Cathline mendongakan wajah menatap bobby "gue gak apa-apa, cuman lagi banyak pikiran" "Kalau ada masalah cerita aja sama gue" ucap bobby yang selama ini menyukai cathline. Davino tak sengaja lewat kelas cathline melihat gadis itu sedang berbicara berduaan dengan seorang laki-laki, dia pun masuk kedalam kelas cathline dan memanggil bobby. "Lo sini" ucapnya dengan tangan disaku celanannya. "Gu-gue bukan dav" tunjuk diri sendiri. "Iya siapa lagi kalau bukan lo!" Cetus davino. "Lo mau ngapain bobby hah!" Sentak cathline menahan tangan bobby. Davino mengerutkan dahinya berjalan menghampiri cathline, "kenapa? Takut cowo lo gue hajar" "Dia bukan cowo gue, tapi lo gak ada berhak buat bully bobby" ucapanya dengan lantang. "Ck" davino berdecak "gue hanya mau suruh dia belikan minuman" davino memberikan 2 lembar uang merah pada bobby. "Antar minuman gue kegudang" davino langsung pergi dari kelas cathline. Cathline mengerutkan keningnya karena bingung dengan tingkah davino, "gak jelas banget" Davino mengumpati dirinya sendiri mengapa bertindak konyol seperti itu, "kenapa gue terlihat bodoh"Natasha pergi ketaman belakang sekolah disana dia meluapkan emosinya. "Brengsek awas aja lo cath bakal gue bikin hancur hidup lo" ucapnya dengan penuh amarah. Natasha mengirim pesan pada james untuk memberitahu kejadian hari ini, natasha tersenyum miring dia tahu jika james akan bertindak cepat untuk menjauhkan cathline dari davino. "Mungkin lo hari ini menang tapi lihat nanti, lo bukan berhadapan sama gue tapi sama om james!!" Davino masuk kedalam ruangannya bu meli dia dengan santai masuk dan duduk disofa, bu meli tampak sedang duduk dimejanya melihat davino sudah datang dia duduk disofa dekat davino. "Kamu sudah datang davino, ibu minta kamu datang kesini ada hal sesuatu yang mau ibu bicarakan sama kamu." Ucap meli dengan wajah serius. Davino dengan heran dia hanya memasang wajah datarnya. "Mau bicara apa?" Tanya davino. Bu meli menarik nafasnya dia sebenarnya bingung ingin menyampaikannya, apa lagi dia tahu dengan sikap dan sifat davino begitu keras. "Kamu mulai hari
Naura dan ola berada dikantin menikmati makan siangnya tiba-tiba robby datang menghampiri mereka berdua."Tumben berdua cathline mana?" Tanya robby yang heran biasanya mereka selalu bertiga."Ngapain lo kesini sih sana ah pergi ganggu aja bikin gue gak selera" celetuk ola yang memang kesal dengan robby yang selalu jahil padanya."Dih, emang ini punya bapak moyang lo hak gue dong" sahut robby yang mengambil bakso milik ola."Dasar monkey pergi sana ngeselin lo" teriak ola dengan keras robby dengan sengaja menjulurkan lidahnya seraya mengejek ola.Naura hanya menggelengkan kepalanya dia masih kepikiran dengan cathline tak biasanya cathline tak bercerita apapun padanya."Hufftt..." naura menghela nafasnya begitu dalam."Lo masih kepikiran cathline ya ra? Sama gue juga mau gimana lagi dia gak mau cerita kita gak bisa paksa dia" ucap ola yang mengerti perasaan cathline namun dia juga khawatir dengan sahabatnya itu."Yaudah kita tunggu cathline sendiri yang cerita sama kita, yang penting ki
Menjelang beberapa jam adam dan bastian memberanikan diri untuk naik keatas, mereka berjalan dengan berhati-hati dan melihat davino sedang duduk sambil menghisap rokok miliknya.Bastian dan adam duduk bersebelahan mereka saling tukar pandang sedikit takut dengan ekspresi davino."Dam lo yang tanya sana gue takut" bisik bastian yang sudah bersiap-siap untuk lari jika davino menjadikan mereka samsat juga.Adam menarik nafasnya begitu dalam "hufft" dan adam bersiap-siap untuk lari dia takut jika nanti adm salah bicara davino memukulnya."Dav, lo kenapa?" Tanya adam dengan sedikit berkeringat.Davino menghembuskan asap rokok miliknya dia menatap tajam dan berekspresi dingin pada mereka berdua."Gue cuman pengen mukul orang sampe mati!" Jawab davino dengan dingin yang membuat adam dan bastian merinding."Hahaha gitu ya dav" ucap adam yang mencoba tidak tegang meski jantungnya berdebar kencang. "Kalau gitu gue sama bastian balik duluan ya, kita berdua gak mau ganggu lo dav" Bastian menatap
Cathline masuk kedalam rumah menuju dapur untuk menaruh ice creamnya kedalam freezer, didapur mbok mirna sedang menyiapkan minuman dan cathline sedikit bingung siapa yang bertamu."Mbok, siapa yang bertamu?" Tanya cathline dengan bingung."Loh non, bukannya ada non naura sama non ola dikamar dari jam setengah 4 nungguin dikamar" jawabnya mbok mirna yang sedang menyiapkan cemilan juga."Ya ampun mbok, cathline bener-bener lupa kalau mereka mau kesini. Oh ya mbok sekalian bawa ice cream yang cathline bawa tadi ya 2 aja aku mau kekamar dulu" ujarnya yang pergi berjalan menuju kamarnya.Cathline membuka pintu tampak kedua sahabatnya sedang bersantai menonton serial drama korea dikamar cathline.Cathline meletakan tasnya digantungan dan bergabung dengan kedua sahabatnya yang asyik menonton drama korea."Lo kemana aja sih cath, ini udah jam set 6 gak ada kabar untung kita betah dirumah lo" celetuk ola yang menikmati buah yang tadi sore disiapkan mbok mirna."Iya lo kemana aja gak biasanya p
Diruangan VIP ada sudah ada 2 keluarga tengah bergembira yang sedang merayakan hari penting, tampak yang menghadiri beberapa kerabat dari kedua keluarga tersebut.Davino hanya duduk dengan tatapan kosong melihat keluarganya berkumpul dia merogoh ponsel nya di saku jasnya.Dengan tatapan sedih memandangi wallpaper seorang gadis yang tersenyum lebar begitu bahagia."Hufftt.." davino hanya menghembuskan nafasnya begitu dalam entah apa yang akan terjadi nanti.Seseorang berjalan menghampirinya dengan membawa segelas minuman untuk davino dan memberikannya."Nih minum lesu banget" ucapnya duduk disamping davino.Davino tak memperdulikannya dia mengambil minuman tersebut dan meminumannya, pria itu hanya menggelengkan kepalanya dia tahu sikap davino akan seperti itu."Lo udah kasih tau cathline tentang ini?" Tanya fabian dengan menatap kearah davino."Belum!" Jawab davino dengan datar tanpa ekspresi apapun."Hmm, setidaknya lo harus bilang sama cathline jangan sampai dia tau sendiri. Jangan s
Sesampainya disekolah cathline segera menjalankan tugasnya sebagai ketua osis, berjaga didepan gerbang untuk chek setiap kelengkapan murid disana.Cathline terus menatap kearah luar sekolah menunggu motor sport yang masuk keperkarangan sekolah, saat cathline sedang melihat beberapa catatan agendanya.Motor sport masuk keperkarangan sekolah seketika mata cathline tertuju kearah motor tersebut, dengan wajah penuh berharap cathline melihat seseorang yang memarkirkan motornya.Saat pria itu membuka helmnya seketika wajah cathline penuh kecewa. "Kenapa adam pakai motor davino? Kemana dia" batin cathline yang bertanya-bertanya.Tak lama bastian datang dan memarkirkan motornya mereka dengan santai berjalan menuju kelas mereka, cathline dengan sabar terus menunggu berharap davino masuk sekolah bel masuk pun sudah berbunyi."Cath, lo gak masuk kekelas bel udah 10 menit yang lalu.." ucap sri"Ah iya kenapa?" Sahut cathline yang tal fokus."Lo lagi mikirin apaan sih? Ayo balik kekelas bel udah b