Share

Chapter 9: Dia kakakku tapi bukan kakakku

Aku mengasah golok tersebut sampai lama, hingga benar-benar tajam dan bisa untuk membunuh orang.

Tak terasa, waktu magrib dan isya pun terlewat.

Namun, aku masih terus mengasah golok tersebut.

"Mas! Ngasah golok kanggo apa? Sing sore sampe apa bengi bli uwis-uwis?" (Mas! Mengasah golok untuk apa? Dari sore sampai habis malam tidak selesai-selesai?) tanya Jamilah hawatir.

"Kanggo esuk, abad rumput! Bokat bli sempet." (Buat besok, potong rumput! Takut tak sempat." jawabku dengan nada yang masih terbawa emosi.

Tepat pukul 12 malam, aku keluar rumah lewat pintu belakang sambil membawa golok yang begitu tajam.

Sampai di rumah kak Warkam, dengan mudah bagiku membuka pintu.

Karena memang tak pernah di kunci.

Aku masuk dan kamar pertama yang ku kunjungi adalah kamar Almarhum Prapto.

Namun, disini tak ada seseorang pun.

"Bagus! Bera

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yuyun Yuningsih
mantap. seru
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status