Share

Chapter 8: Sakit hati

"Oh, dadi apa sing terjadi sekien karena mbak?" (Oh, jadi apa yang terjadi saat ini karena mbak?) tanyaku emosi, membalikkan badan, menatap mbak Raeni penuh benci.

"Iya, bener! Pengen wadul ning warga? Wadul bae! Mader keluargane sira ilok mangan duite mbak! Sira wadul, anak sira tak dadiaken tumbal! Hahahahahaha," (Iya, benar! Mau lapor ke warga? Lapor saja! Lagian keluargamu sudah pernah makan uangku! Kamu lapor, anakmu jadi tumbal! Hahahahah,) ancamnya membuatku tambah kesal.

Sakit ...! Hatiku sakit ...!

Seakan tercabik-cabik oleh ucapannya.

Tetapi tak bisa ku pungkiri, kalau keluargaku pernah makan uang itu.

Menyesal ...? Menyesal ...? Menyesal tak ada gunanya lagi bagiku!

"Wadon iblis!" (Wanita iblis!) teriakku sambil berpaling meninggalkannya dan secepatnya keluar dari rumah si wanita biadab!

Awal niat ingin pinjam uang, malah mendapatkan hal yang tak bisa ku percaya, kalau bukan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status