Pov Suci Rahma Dhany
"Yanu?" Aku terkejut, saat kulihat lelaki dengan pakaian batik berwarna navy turun dari mobil.
Ku kerjapkan mata tak percaya kalau itu Yanu. Segera kudekati jendela mengintip dibalik tirai, benar ternyata itu Yanu.
Brengsek!!!
Jadi kau Yanu, yang mau melamar Soraya? Jadi Soraya yang kau cintai selama ini? tidak, itu tidak mungkin. Jangan sampai ini terjadi, tidak. Aku tidak rela. Perasaan gelisah dan marah berkecamuk dalam dada.
Bagaimana bisa dia menyukai Soraya? Bahkan aku tak pernah memperkenalkan mereka. Kapan mereka bertemu?
Degup jantungku semakin tak teratur. Saking terlalu kencang, rasanya seperti tiba-tiba ingin berhenti saja. Dengan semua s
Selamat siang kakak, smoga suka dengan tulisan ini ya kakak, maaf masih belajar
Pov Soraya AlmahyraTujuh tahun yang lalu, seseorang mengkhitbahku. Cincinpun melingkar dijari manis kiriku. Kebahagiaan mulai menyelimuti keluargaku. Ketika karir sudah kugapai umur dua enam merupakan waktu yang tepat untuk membina rumah tangga.Adhyanuarta Nama lelaki yang selalu memujiku disetiap kita bertemu.ah, bukan setiap bertemu. Karena kami hanya beberapa kali bertemu sampai memantapkan untuk ke jenjang serius.Setelah dua hari acara khitbah, dia meminta izin padaku untuk pulang sementara ke Bandung mengurus seluruh perusahaan peninggalan ayahnya, serta menjemput sang adik yang tinggal di luar negeri.Hingga satu minggu kepergiannya tak memberi kabar padaku. Namun aku selalu yakin akan janjinya yang akan me
Pov Soraya Almahyra"Ingat jangan mencariku lagi! Aku tak sudi melihat kamu Kang. Dan kamu! Kamu juga Suci, sudah ku berikan Kang Yana padamu. Jadi jangan ganggu kehidupanku lagi."Hmmh...terkadang aku tertawa sendiri, mengingat kata-kata yang kuluncurkan untuk dua makhluk tak berakhlak itu.Memang, mulutku bisa berkata seperti itu, tapi hatiku tidak. Justru Hatiku hancur saat mengatakannya pada mereka. Sebenarnya mereka penting bagiku, tapi rasa kecewaku terhadap mereka sudah terlanjur menggunung. Kesalahan mereka tak bisa dimaafkan.Suci si wanita pengambil Adhyanuarta dariku. Tapi ibu selalu saja mengingatkanku mungkin dia bukan jodohku, mungkin takdirku lebih baik. Mungkin dan mungkin.Lantas, apa kali ini juga takdirku? Umur pernikah
Pov Adhyana"Oke aku akan mengabulkan permintaanmu, Soraya Almahyra." Kubisikkan perkataan itu tepat di telinga Soraya istriku. Kuberikan surat perceraian sesuai permintaannya.Namun, sebenarnya aku tidak membubuhkan tanda tangan persetujuan pada surat itu. Karena sampai kapanpun aku akan menjadi suaminya. Hingga ajal menjemput aku akan tetap menghormatinya sebagai istriku.***Flashback"Cep, itu siapa ya yang sedang tilawah?" Tanyaku pada lelaki yang menyambutku, saat datang memenuhi undangan pengajian di Gedung Ukhuwah."Itu namanya Soraya Almahyra Kang." Jawab lelaki itu sembari membungkukkan badannya."Oh,,," Aku ha
Fitnah kejam itu mulai merusak kehidupanku."Adhyana!! "Teriakan wanita itu menyadarkanku. Apa aku harus menendangnya dengan kakiku sendiri?"Apa ini yang kamu lakukan pada kakak iparmu?" Teriaknya sambil menangis histeris didepan para tamu.Mendengar perkataannya, sungguh aku menyesal membantunya. Kuusap dada berusaha menangkan hati sendiri."Dia yang menggoda dan merayuku!" Aku berusaha membela diri dengan tenang."Bohong! Ini buktinya."Astagfirullahapa niat wanita itu? Dia memperlihatkan baju yang sobek dibagian dada.Segera kututup mata. Yang benar saja, tak pernah kusangka istri dari seorang Adhyanuarta yang paling kuhormati dan
Soraya almahyra"Oke aku akan mengabulkan permintaanmu, Soraya Almahyra." Kang yana membisikkan itu tepat ditelinga kananku. Lantas dia memberikan surat perceraian itu dan berbalik meninggalkanku yang terpaku.Kubuka amplop itu. Sial Kang Yana..... Kuhentakkan kaki dan berusaha menyusulnya. Namun dia berjalan begitu cepat menaiki mobil. Kulihat sekeliling memperhatikanku yang bertingkah seperti wanita diputusin pacarnya mungkin. Ah, aku lupa, mengapa aku memintanya menemuiku ditempat umum seperti ini. Situasi menghimpitku dalam kebingungan."Kang Yana!" kukepalkan tanganku. Sekarang kebencianku sudah benar-benar menggunung. Kegertakkan gigi."Kamu pikir kehidupanku akan buruk kalau tak bersamamu lagi?" Gerutuku sambil berjalan meninggalkan taman hendak kembali ke kantor.
Entah dimana letak puncak kesetiaan seorang suami terhadap istri, begitupun sebaliknya.Tapi, bagaimanapun agama memang memperbolehkan berpoligami, lantas bagaimana pula jika hati ini tak rida berbagi suami dengan wanita lain? Bukan, bukan aku tak memimpikan surga. Tapi hatiku berkata, ada jalan lain menuju surga selain berbagi suami dengan wanita lain.Dulu, tak pernah terbayangkan skenario hidupku akan terjebak dalam kemalangan, dan kesedihan. Sebelum ada sosok tampan yang melengkapi kehidupanku.Kang Yana bagiku adalah sosok tampan yang berwibawa. Namun kecacatan dirinya telah membagi perasaan, membuat mata dan hatiku tertutup akan hal itu.Awalnya dia menyelamatkanku dari kemalangan, lalu menjatuhkanku lagi pada jurang kemalangan yang lebih dalam.
Aku memilih menjauh dari mereka. Meski hati ini tak rela membiarkan lelaki yang kucinta berdua dengan wanita lain. Aku berjalan dengan cepat kearah rumah. Tak peduli harus berjalan seberapa jauh, asal aku bisa menghindar dari mereka.Tak ingin menyaksikan drama antara Suci dan Kang Yana lagi. Cukup saat di rumah sakit aku melihat mereka bermesraan, menyaksikan sikap agresif Suci yang membuatku jijik.Perih dada ini,Allahapa yang seharusnya aku perbuat saat situasi seperti ini menghimpitku? Tidakkah Engkau memberi satu kebahagiaan yang memihak padaku? sebentar saja, aku ingin merasakan kebahagiaan itu tanpa harus dikejar oleh wanita itu. Wanita tak tahu akhlak yang selalu mengusik kehidupanku.Gadis kecil yang dulu selalu kuutamakan dalam urusan segala hal. kini gadis kecil
Dengan susah payah mencoba bersikap seolah semua tak pernah terjadi. Aku berupaya melupakan Kang Yana dan Suci, namun bayangan tentang mereka tak kunjung menghilang dari pikiran.Hari sudah semakin larut. Mata enggan untuk terpejam. Menutup tubuh dengan selimut, lalu membukanya lagi dan terjadi berulang. Berkali-kali menghela nafas panjang mencoba menstabilkan jantung yang berdetak tak karuan.Allahapa Kang Yana memang hanya bersandiwara mencintaiku, gara-gara aku pernah ditinggal oleh almarhum kakaknya dan dia merasa bersalah, kemudian menebusnya dengan menikahiku? Ah, sulit ditebak dan masih saja otakku berputar memikirkan mereka.Orang bilang Kang Yana itu saleh, mengerti agama dan pandai berdakwah. Memang bisa dibilang begitu. Bahkan, Aku sempat mendengarnya berdakwah satu kali saat acara pengajian di kampungku sebe