Share

Bab 13

Seketika kepalaku sakit. Kata-kata yang dilontarkan oleh Mas Haris semakin berputar di kepala.

"Arum? Arumi?"

Aku langsung melepaskan tangan Mas Haris yang ada di pundakku. Saat ini tujuanku hanyalah Bunda. Aku segera berdiri, meski Mas Haris sempat menghalangi, namun aku segera menghentakkan tangannya.

"Arum!"

Aku berlari ke rumah Bunda, sampai di sana Kalisa masih duduk bersama Bunda. Matanya berkaca menatapku.

"Bunda, jujur sama Arumi. Apa yang pernah terjadi?"

"Bunda... Bunda ..."

"Bunda! Katakan!" teriakku.

"Rum! Jangan bentak bundamu!" bentak Kalisa.

Seketika aku terdiam. Ya Allahu Rabbi! Apa yang telah kuperbuat? Astaghfirullah.

"Bunda, maafkan Arumi, Bun. Arumi cuma ..."

"Kamu memang nggak ingat apa-apa setelah kejadian itu, Nak."

Aku terdiam mendengar kata-kata Bunda. Aku tak ingat apapun?

"Kamu memang sadar di tempat saat mengalami kecelakaan. Kamu bahkan teriak histeris saat melihat orang yang tertabrak itu. Tapi, setelahnya kamu pingsan. Sadar-sadar di rumah sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status