Share

Bab 7

Penulis: Jingga Rinjani
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-26 00:08:59

"Lu yakin dengan jelas kalau itu adalah Arumi bini lu?"

"Iya. Dia sama mantan pacarnya dulu. Si Arumi sih kayaknya tidur. Makanya ga tahu."

"Masa iya, tidur sampe ga tahu kalau mantannya nabrak orang? Kalau gak salah, yang nyupir juga banting setir sampai nabrak pohon besar, kan?"

Aku terkejut bukan main. Mantanku menabrak orang saat bersamaku? Maksudnya, Kinos? Memang benar tiga tahun lalu aku mengalami kecelakaan bersama Kinos, tapi setahuku, kami tak pernah menabrak orang. Atau, apakah Bunda merahasiakan semuanya?

"Sayangnya, keluarga Rumi malah menerima kompensasi dari keluarga mantannya yang s*alan itu!"

"Yah, karena Rumi hanya anak angkat di keluarga itu. Sama aja mereka membuangnya, kan?"

Terdengar helaan napas berat Mas Haris. Segitu cintanya kah ia pada Arumi alias Rumi? Jadi, dia mendekati lalu menikahiku hanya karena aku tengah bersama dengan Kinos waktu itu?

Memang benar, waktu itu kami sedang berada di sebuah pesta, aku membantu kakaknya Kinos yang merupakan wedding organizer. Pulang-pulang ketiduran di mobilnya karena terlalu capek. Namun, aku tak tahu apa-apa hingga akhirnya terbangun ketika sudah berada di rumah sakit.

Bunda hanya bilang jika kami menabrak pohon besar karena Kinos ngantuk. Dan bodohnya aku, langsung percaya begitu saja. Ah, Bunda. Kenapa harus berbohong?

"Rum," bisik Kalisa.

Wanita itu menatapku berkaca. Sementara aku dari tadi sudah menahan mendung di pelupuk mata. Sakitnya sudah tak bisa dikatakan lagi.

Kalisa membawaku pergi, yang terpenting sekarang kami sudah mengetahui tentang semua itu.

"Kamu yang sabar, ya, Rum. Si Haris emang keterlaluan banget. Yang salah kan Kinos," ucap Kalisa begitu mobil kami melaju.

Semenjak kejadian kecelakaan itu, Kinos menghilang bak ditelan bumi. Begitupun dengan keluarganya. Kak Winda, bahkan tak bisa kuhubungi. Padahal hampir setiap hari kami melakukan komunikasi.

"Aku benar-benar kecewa dan sakit hati kalau Mas Haris menikahiku karena ingin balas dendam, Lis. Sungguh jahat sekali dia."

"Pasti, lah. Andai aku jadi kamu pun, pasti aku sakit hati. Bahkan kemarin, meski kamu tahan pun, aku bakal ngamuk di sana. Kalau perlu ngereog sekalian. Andai jadi kamu pun," ucap Kalisan sambil menggenggam tanganku.

Kami berteman sudah sangat lama, wajar jika ia pun bisa merasakan, apa yang aku rasakan sekarang. Kuhela napas panjang, aku tak bisa terus menerus begini. Kalau hanya meratap, yang ada aku bakal kecolongan terus dan Mas Haris akan bersenang-senang dibalik kebodohanku.

"Aku harus bergerak, Lis. Nggak bisa terus kaya gini. Besok, aku mungkin aku mendatanginya."

Tepat saat aku selesai berbicara, sebuah panggilan masuk ke ponselku. Dari Bunda.

"Assalamu'alaikum, iya, Bun?"

"Tadi mertuamu ke sini."

"Ngapain?"

"Nanya kok kamu nggak nginep di sana lagi? Terus nanya juga katanya saudara kita ke mana. Bunda bingung harus jawab aja, jadi Bunda bilang aja mereka lagi jalan-jalan."

"Tapi Ibu percaya kan, Bun?"

"Sepertinya, soalnya mereka langsung pulang."

"Alhamdulillah. Bun, maafin Arumi ya, gara-gara Arum malah Bunda jadi berbohong."

"Nggak papa. Asal setelah ini, ceritakan semua pada Bunda, agar semuanya terbuka tanpa satu pun yang ditutupi."

"Baik, Bun."

Aku menutup telepon, lalu lagi-lagi menghela napas. Meski merasa kecewa pada orang tuaku, aku yakin kalau mereka punya alasan di balik ini semua.

"Gue bener-bener nggak nyangka kalau dijadiin bahan balas dendam sama Mas Haris. Yang nyetir, Kinos. Yang nabrak, Kinos. Tapi kenapa gue yang kena? Kenapa hidup nggak adil begini?" Lagi, air mataku mengalir deras.

Mengingat jika selama tiga bulan ini, Mas Haris menjalani hidup rumah tangga kami tanpa cinta. Hanya aku yang mencintainya, sementara ia membenciku. Siapa yang akan bertahan?

"Apa nggak sebaiknya lu tanya aja langsung? Biar semuanya jelas?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Nama Perempuan Lain di Buku Harian Suamiku   BAB 99

    “Kenapa, Neng? Kok bengong gitu” tanya Mbok Nah. “Itu tadi si Arum kupanggil, tapi nggak nyaut. Mana jalannya cepat banget. Terus nggak lama, dia keluar lagi naik motor.” “Ya sudah, Neng, ayo kita susul!” ajak Mbok Nah. Aku mengangguk saja, lalu Mbok Nah membantu mendorong kursi rodaku menuju rumah Ibu yang terdengar berisik. “Ada apa ini, Bu?” tanyaku pada Ibu yang tengah menimang Renda.” “Ayahnya Arum, masuk rumah sakit lagi. Sekarang katanya gagal jantung.” Aku menutup mulut mendengar ucapan Ibu. Gagal jantung? Apakah ayahnya Arum memiliki riwayat penyakit itu? “Mas Haris ke mana, Bu?” “Dari kantornya, langsung ke rumah sakit. Kita saling mendo’akan saja, ya,” ucap Ibu. “Aamiin.” -- Setelah tengah malam, baru kami mendapat kabar kalau ayanya Arum meninggal dunia. Mendengar kabar itu, membuatku antara percaya dan tak percaya. Orang sebaik ayahnya Arum, kenapa cepat sekali meninggalnya? Keesokan hari. Kami sudah stand by di rumah Arum setelah Bapak meminta kunci rumah pad

  • Nama Perempuan Lain di Buku Harian Suamiku   BAB 98

    “Untuk apa datang ke sini, Kak?” tanyaku pada Kak Karina yang sudah berdiri di belakangku entah sejak kapan.“Kakak ingin bicara denganmu, Rum,” ucap Kak Karina.Aku melengos. Bagiku, tak ada lagi yang perlu dibicarakan diantara kami. Sudah cukup penghinaan mereka atas diriku.“Aku sibuk, Kak. Nggak ada lagi yang perlu kita bicarakan juga. Aku dan Mas Kinos sudahh bercerai. Pun aku tak pernah mencoba menghubunginya lagi. Jadi, baik Kak Karina ataupun Ayu tak perlu takut dan khawatir karena aku takkan mengganggu rumah tangga orang lain. Beda dengan Ayu ataupun seseorang,” ucapku ambil mengangkat nampan kosong dan menyerahkannya pada Mbok Minah.“Kamu nyindir aku, Rum?” tanya Kak Karina.Hampir saja aku terkekeh mendengar pertanyaannya. Ya dipikir saja, memangnya kalau bukan dia, lantas siapa? Siapa orang yang dengan sengaja memasukkan Ayu dalam rumah tangga yang adem, ayem, dan tentram?“Maaf, Kak, tokonya mau aku tutup,” ucapku sambil meninggalkannya ke dalam.“Aku tak menyangka jika

  • Nama Perempuan Lain di Buku Harian Suamiku   BAB 97

    NAMA PEREMPUAN LAIN DI BUKU HARIAN SUAMIKU“Apa Bapak nggak salah bicara?” tanyaku.“Nggak, Rum. Nak Rhman datang ke sini memnag untuk melamarmu.”Aku terdiam mendengar ucapan Bapak. Bukan Lina yang hendak dilamarnya, namun aku? Aku, seorang janda yang bahkan tak memiliki rahim ini, hendak dinikahi oleh juragan beras seperti Mas Rohman?“Bagaimana, Nduk?” tanya Bapak.Aku menatap Lina yang seakan kehilangan semangat, pun terlihat jelas bahwa ia kecewa dengan kenyatan yang diucapkan oleh Bapak tadi. Aku menggeleng, bukan karena Lina sebenarnya, tapi aku sendiri belum mau memulai suatu hubungan lagi. Bagiku sudah cukup hidup begini. Menekuni bidang usaha yang baru saja kurintis.“Maaf, Pak, Rumi belum bersedia. Lagipula, baru kemarin Rumi bercerai. Rasanya tak elok jika langsung menjalin hubungan dengan orang lain lagi,” ucapku.“Ya sudah. Bapak pun setuju denganmu. Tadi sebenarnya sudah Bapak tolak. Tapi, Nak Rohman malah maksa. Jadi, sudah pasti ya kamu menolaknya?”

  • Nama Perempuan Lain di Buku Harian Suamiku   BAB 96

    [Bisa kita ketemu?] Aku mengerutkan kening saat Kak Karina mengajak bertemu. Hendak apa? Apa mau membahas hal yang kemarin? Astaga! Apa tak ada hal yang lebih penting? [Maaf, Kak, aku sibuk.] [Ini yang terakhir kali.] Aku akhirnya menyetujui bertemu dengannya, dengan syarat dia tak boleh membawa Ayu maupun Mas Kinos, dan Kak Karina langsung menyetujuinya. "Mbok, nanti temani aku ketemu Kak Karina dulu, ya?" "Oke, Neng." Aku mengangguk. Beruntung punya Mbok Minah, yang siap menemaniku ke mana saja dan ngapain saja. Sehingga aku tak merasa sendiri. Arum datang membawa Renda, ia menangis sesenggukan. Aku yang bingung kenapa, langsung mendekatinya. "Kenapa, Rum?" tanyaku. "Ayah masuk rumah sakit. Kecelakaan, Rum. Gimana ini," ucapnya sambil menangis. "Ya Allah! Sini, biar aku jagain Renda. Kamu kalau mau ke rumah sakit, pergi lah. Biar nanti aku yang jaga Renda dan kasih tahu Ibu kalau sudah pulang dari antar makan siang." "Nggak papa, Rum?" tanyanya. "Ya nggak papa, lah. Mem

  • Nama Perempuan Lain di Buku Harian Suamiku   BAB 95

    “Masa iya, sepupu kelakuannya begini, Pak?” tanya Mbok Minah pada Mas Kinos. Sementara Ayu wajahnya begitu pias.“Bisa kamu jelaskan maksud dari semua ini, Yu?” tanya Mas Kinos.“Mas, kamu jangan langsung percaya sama Mbok Minah. Dia itu pasti berpihak sama Mbak Rumi, Mas.”“Kamu benar-benar keterlaluan, Yu. Mas sama sekali tak menyangka, sudah membela dan memilih orang sepertimu.”Setelahnya Mas Kinos pergi, disusul dengan Ayu yang gelagapan dan mengejarnya. Sementara Kak Karina, menatapku dengan tatapan entah, sebelum akhirnya pergi menyusul adik dan iparnya itu menuju mobil. Apakah ia juga mengira kalau aku dan Mbok Minah kerjasama demi membuat pasangan itu tercerai berai?Aku pergi masuk terlebih dahulu, setelah memastikan tamu tak diundang itu melajukan mobilnya. Kuteguk air putih satu gelas penuh. Benar-benar tak habis pikir. Kenapa Ayu selalu saja membuatku dan Mas Kinos salah paham?apakah memberi tahu fakta pada suamiku itu salah? Ah, aku lupa. Kami bahkan suda bercerai bebera

  • Nama Perempuan Lain di Buku Harian Suamiku   BAB 94

    "Apa sih, Mas? Kalau datang itu salam, bukan main nyemprot aja!" tanyaku padanya begitu kami bertatapan. "Aku benar-benar tak menyangka, kalau kamu bisa berbuat sejahat ini pada Ayu, Rum. Kupikir, kamu adik ipar yang baik. Ternyata aku salah. Sudah cacat, jahat pula!" Aku mengepalkan tangan, merasa sakit hati sekali atas penghinaan darinya. Memangnya, tangan dan kakiku menghilang sebelah, akibat perbuatan siapa kalau bukan perbuatan adiknya tersayang itu?Ternyata, bukan cuma Mas Kinos saja yang datang, Kak Karina dan Ayu juga. Herannya, maduku itu diperban pipi kanannya diperban. Aku jadi was-was, kenapa perasaanku sangat tak tenang?"Kamu tanya kenapa? Lihat! Kamu menampar Ayu dengan kencang, kan?" tanya Mas Kinos sambil menarik Ayu dan memperlihatkan perban di pipinya itu. Wajahnya pura-pura mengaduh, kesakitan.Aku mengerutkan kening, kapan aku melakukannya? Ah, jangan bilang, ini hanyalah tipu daya Ayu supaya Mas Kinos semakin membenciku dan tak membuatku melaporkannya pada Mas

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status