Share

Kenapa Gak Boleh....?

(Nayla Rebahan di Kasur, buka status WA teman-temannya seraya bergumam) Waaah dia udah bekerja, waah dia juga, waaah Shifa udah kerja sebagai salah satu Sekertaris Direktur, hebat bangeeet, emang rezeki mah udah ada yang ngatur ya, walaupun Shifa dulu gak ikut Ujikom dan gak dapet sertifikat dari IAI karena dia sakit saat waktu Ujikom tiba, tapi belum habis 1 bulan lulus dia udah Kerja! sebagai sekretaris lagi! hebaat!. Uhhh jadi iri nih..., hmm... aku kapan ya ada panggilan wawancara, aku udah kirimin lamaran lewat email, kantor pos dan salah satu aplikasi pencari kerja, tapi belum ada panggilan niih.... Hmm...

"Neeng... (sebutan anak perempuan dalam bahasa Sunda) keur naoon di kamar wae, lain mah sasapu kek, ngepel kek, di kamar wae, peupeuriheun keur sakola, ayeuna mah aya di imah mah beberes atuh!" (lagi apaa di kamar terus, bukannya menyapu kek, mengepel kek, di kamar terus, waktu itu mah alasannya lagi sekolah, sekarang kan ada di rumah, bersih2 dong!) Teriak mamanya Nayla.

"Iyaa Maah" (teriak Nayla kesal)

Hmm... Lelah nih di rumah terus, emang sih 1 bulan sejak lulus dari SMK aja belum habis, tapi karena kebiasaan setiap hari ada kegiatan di sekolah, jadi kalo di rumah terus itu lelah nih. Mana setiap hari harus dengerin Omelan Mamah lagi Haduuh..., gak bisa kaya gini terus nih aku harus cari kerja dengan lebih giat lagi, kali ini aku mungkin harus cari kerja ke luar rumah langsung ke tempat kerjanya jangan ngandelin email, kantor pos, sama aplikasi di handphone aja (Gumam Nayla masih dengan menatap layar handphone dan melihat status WA teman-teman nya)

Status Awang AK

Foto Surat Lamaran

Caption : Bismillah

"Eeeh ini Awang mau ngelamar kerja juga, loh itu tempat yang ada di surat lamaran bukan nya tempat dia waktu jadi relawan ketika bulan Ramadhan ya? waktu bulan Ramadhan dia sering banget update status bagi-bagi takjil di jalan, ngasih sembako ke orang-orang yang tak mampu dll, sekarang tempatnya buka lowongan kerja juga kah? Waah kalo iya asik tuh, tanya ke Awang aah..."

Nge Chat WA Awang

Nayla : Wang, mau lamar kerja Wang?

Awang : Iya Nay

Nayla : Waah bukannya itu perusahaan tempat Awang jadi relawan ya? itu teh buka lowongan kerja apa gimana?

Awang : Iya nih, cuma baru bisik-bisik gitu sih, pemimpin perusahaan nya baru ngasih tau ke anak-anak yang waktu itu jadi relawan

Nayla : Ooh gitu ya? Hehe kira-kira kalau bukan yang anak relawan sebelumnya boleh ikut ngelamar juga gak?

Awang : Kayanya sih boleh Nay coba aja

Nayla : Waah beneran? Pengeeen, Awang mau ngasih lamarannya nya kapan? Bareng yuk!

Awang : Awang mah besok Nay, Alhamdulillah berkas Awang udah siap, besok jam 8 pagi Awang kesana

Nayla : Besok? Jam 8 pagi? Oke Siap, Alhamdulillah Nay juga berkas-berkas yang buat dilampirkan nya udah ada, Surat Lamaran nya paling tinggal ganti nama perusahaan nya hehe

Awang : Waah udah ada? GerCep banget (Gerak Cepat)

Nayla : Hehe iya Wang udah niat sih, sebelumnya juga udah sempet ngirimin berkas lamaran ke kantor pos jadinya masih punya nih berkas-berkas nya, nge copy banyak waktu itu

Awang : Ooh oke deh, kuy atuh kita besok ketemu di tempat nya ya, udah tau kan tempat nya?

Nayla : Kuy! Iya udah tau Wang, Oh iya ada cewe gak Wang disana?

Awang : Banyak Nay

Nayla : Waah oke-oke, kalau begitu see you besok ya.... Makasih Awang sebelumnya......

Awang : Okee Naay, see you juga, sama-sama

Alhamdulillah.... dapet kesempatan nih, kuy ah siapin berkasnya (Gumam Nayla)

Nayla pun menyiapkan berkas-berkas lamarannya. Nayla sadar bahwa di zaman sekarang ini, lulusan SMA/ SMK itu peluang untuk mendapatkan pekerjaan sedikit, jadi jikalau ada kesempatan maka jangan disia-siakan.

 "Bismillah.... mudah-mudahan besok dilancarkan Aamiin"

📂📂 📂

Assholaatu Khairun Minan Naum...

Assholaatu Khairu Minan Naum...

Adzan Shubuh telah berkumandang,

Ayam pun telah berkokok,

Biasanya Nayla gak mempan kalau dengan 2 suara diatas, dia paling mempan sama suara alarm mamanya yang khasky orang Padang, dengan 3 kali proses tapi, ya begitulah dia selalu kesulitan bangun pagi. Tapi kali ini karena dia akan melamar sebuah pekerjaan rupanya suara Adzan Shubuh terdengar ditelinganya, dia pun lekas untuk bangun dan segera masuk ke kamar mandi kemudian shalat.

"Assalamu'alaikum Warahmatullah (mengarahkan muka ke kanan) As'aluka Fauzan Bil Jannah

Assalamu'alaikum Warahmatullah (mengarahkan muka ke kiri) As'aluka Nazzatan Minan Nar, Guffranaka Rabbana Wa Ilaikal Masir (mengarahkan muka ke depan, menyatukan kedua tangan seperti berdoa, dan mengusapkannya ke muka)"

"Astaghfirullahhal'adziim Li Waliwali Dayya......... (Bacaan dzikir setelah sholat lanjut berdoa), Ya Allah bismillah hari ini aku keluar untuk melamar pekerjaan, jika ini adalah yang terbaik untukku maka mudahkan dan lancarkan Ya Allah, jika tempat yang aku datangi ini menerima aku sebagai pegawai nya, maka ini adalah rezekiku darimu Ya Allah, aku akan menerima dan bersyukur, kabulkanlah semua doaku ini Ya Allah Aamiiin. "

Setelah Sholat Shubuh Nayla mulai bersiap-siap untuk menuju tempat lamaran kerja, mulai dari sarapan, mengecek ulang berkas lamaran dan lain-lain, Nayla sangat bersemangat sekali pagi itu, sehingga dia sudah siap dari pagi sekali padahal jadwal dia berangkat ke tempat lamaran kerja nya itu jam 8 pagi, akhirnya sambil menunggu waktu dia pun memutuskan untuk melaksanakan shalat Dhuha dan tak lupa juga untuk memanjatkan doa kepada Allah.

Karena jarak rumah Nayla dengan perusahaan itu tidak begitu jauh akhirnya Nayla memutuskan untuk berangkat ke tempat lamaran kerja setelah waktu menunjukkan pukul 07.30 WIB. Tempat lamaran kerja yang dia tuju itu adalah Sakinah Corporation yaitu sebuah perusahaan islam yang memiliki berbagai jenis bidang kerja mulai dari percetakan, Islam Pos, Travel Haji dan Umroh, Layanan Pendidikan Islam, Sedekah Perekat Umat (SPU) dll. Nah, Nayla sendiri melamar di bagian Sedekah Perekat Umat (SPU) mengikuti Awang. Di SPU ini, perusahaan mengajak masyarakat untuk membudayakan sedekah, sedekah tersebut akan ditampung di perusahaan terlebih dahulu yang kemudian nantinya sedekah dari masyarakat itu akan dibagikan kepada warga-warga di sekitar masyarakat yang membutuhkan, seperti anak yatim-piatu, janda, jompo dsb. Itulah alasan Nayla sangat semangat sekali untuk melamar di perusahaan ini, karena dari dulu Nayla selalu membayangkan dirinya bisa membantu sesama, menurut dia pasti rasanya sangat senang sekali melihat senyuman orang yang telah dia bantu. 

Sesampainya di depan pintu masuk utama perusahaan, Nayla bertemu dengan Awang dan temannya, kata mereka kita langsung naik aja ke tempatnya Teh Fatimah katanya, Nayla tidak tahu siapa itu Teh Fatimah, karena Nayla baru pertama kali ke perusahaan itu, akhirnya dia menurut saja, sebab Awang dan temannya telah menjadi relawan di perusahaan tersebut selama bulan Ramadhan sehingga mereka telah hafal sekali tempat-tempat dan orang-orang  yang ada di perusahaan. Nayla pun mengikuti langkah kaki Awang dan temannya tersebut. Nayla mulai memasuki lantai dasar dan mulai menaiki anak tangga, ketika Nayla menaiki anak tangga dia sangat terkesan sekali dengan pemandangan yang ada di tangga tersebut mulai dari anak tangganya, dinding kanan-kiri tangga sampai sekitar tangganya penuh sekali kata-kata dan gambar-gambar motivasi yang telah disusun dengan apik, ada yang berupa stiker dan di tempel di sekitar tangga, ada yang berupa hiasan-hiasan dinding yang terpajang di sisi kanan dan kiri tangga, ada juga stiker yang ditempelkan di anak tangga yang biasa kita injak, ketika kita melihat ke bawah untuk menginjak anak tangganya, kita tidak akan pernah bosan, karena kita bisa menaiki tangga sambil membaca kata-kata, sehingga rasanya berapa banyak anak tangga pun yang telah kita naiki tidak akan terasa, Nayla sendiri malah semakin bersemangat untuk menaiki tangga tersebut setelah melihat kata-kata dan gambar-gambar motivasi, menurut dia kata-kata dan gambar-gambar yang tersedia di sekitar tangga membuat semangat Nayla untuk mengejar mimpi semakin tinggi, sehingga Nayla pun jadi semangat menaiki tangga nya.

Tak terasa Nayla pun telah sampai di tempat Teh Fatimah. Tempatnya Teh Fatimah ini beda sekali dengan di lantai dasar, di lantai dasar tempatnya terbuka sekali, mungkin karena di tempat tersebut di peruntukan untuk pengunjung, sehingga tempatnya terbuka dan lumayan ramai suasananya. Di tempat ini, suasananya tidak ramai seperti di lantai dasar, disini terdapat meja dan kursi pegawai yang disusun per Letter-U yang diberi penghalang untuk memisahkan per setiap Letter-U nya, di setiap Letter-U terdiri dari 2 Meja panjang bertolak belakang, 1 Meja panjang di tengah sebagai pemisah 2 Meja panjang bertolak belakang dan 4 Kursi, dimana diantara 2 kursinya bertolak belakang juga sehingga membentuk Letter-U. Meja dan kursi Letter-U disana rupanya belum banyak yang mengisi, Letter-U tengah lah yang tampak penuh dengan  dokumen-dokumen serta terdapat 4 PC menyala di setiap mejanya, rasanya yang di tengah inilah yang sering aktif dipakai. Kalau tempatnya Teh Fatimah sendiri tempatnya berada di sisi kiri, disisi ini terdapat 2 Letter-U, yang satu Letter-U nya lengkap dengan 3 Meja panjang, 4 Kursi dan 4 PC dan yang satunya lagi hanya terdapat 3 Meja Panjang dan 4 Kursi, tanpa PC. Di salah satu meja ini hanya terdapat 1 laptop yakni kepunyaan Teh Fatimah sendiri yang dimana laptop tersebut akan dibawa pulang jika Teh Fatimahnya pulang. Nayla sebenarnya mulai bertanya dalam hatinya Hmm... Teh Fatimah ini siapa ya? Setauku kalau mau melamar pekerjaan itu biasanya ditangani nya sama HRD, apa Teh Fatimah ini HRD? Tapi kok dia cuma sendiri di Letter-U ini, terus kok dia di perusahaan ini pake laptop pribadi nya ya? Aah sudahlah mari kita ikuti alurnya saja (Gumam Nayla penasaran) 

Teh Fatimah menyambut kami dengan senyumnya yang manis, dia memakai pakaian syar'i sehingga membuat dia tampak lebih anggun dan cantik. 

"Ahlan Wasahlan Ukhti, Akhi" (Sapa Teh Fatimah)

"Ahlan Biik Teh" (Jawab kami serempak)

"Kalian jadi juga nih melamar kerja disini?" (Tanya Teh Fatimah)

"Jadi dong Teh" (Jawab Awang)

"Oke deh, eh bentar ini siapa ya? Teteh rasanya baru lihat sekarang (Tanya Teh Fatimah sambil menatap Nayla)

"Iya Teh, ini temen Awang, baru kesini sekarang, waktu bulan Ramadhan dia tidak ikut jadi relawan" (Jawab Awang)

Nayla Senyum sambil mengangguk ke Teh Fatimah tanda dia membenarkan apa yang dikatakan Awang

"Oh iya iya, siap siap, ya sudah sini mana berkas lamaran kerja kalian, Teteh periksa dulu ya" (Pinta Teh Fatimah)

"Oke Teeh" (Jawab kami serempak sambil memberikan berkas lamaran masing-masing)

Tak lama seorang Bapak-Bapak menghampiri Teh Fatimah dan mengajaknya berbicara, lalu Bapaknya pun pergi  

"Akhi Ukhti mohon perhatiannya sebentar, barusan Bapak pimpinan SPU bilang sehabis Dzuhur kalian akan di interview oleh Bapak pimpinan, untuk sekarang Teteh akan memeriksa surat lamaran kalian, kalian tunggu dulu ya, sambil menunggu sok terserah, bebas kalian mau ngapain, mau jajan dulu, atau mau ngobrol-ngobrol dulu juga boleh terserah kalian, pokoknya nanti kita berkumpul lagi habis Dzuhur tepatnya jam 13.00 WIB di ruang rapat SPU" (Ujar Teh Fatimah)

"Oke siap Teh" (Jawab kami)

Selagi menunggu, teman-teman disana  satu per satu mulai pergi dari tempat Teh Fatimah, ada yang pergi jajan, ada yang pergi ke toilet, ada juga yang pergi untuk jalan-jalan sekitar kantor supaya tidak pegel akibat duduk terus katanya, sampai akhirnya yang tetap ada di tempat Teh Fatimah hanya tersisa 4 orang, yaitu Nayla, Teh Fatimah dan dua orang pelamar perempuan, kedua orang pelamar itu sudah saling kenal dan akrab, sehingga mereka larut ke dalam obrolan mereka. Karena Nayla adalah orang yang baru disana, dia pun hanya diam di tempat nya Teh Fatimah, dan sesekali menjawab pertanyaan Teh Fatimah.

"Nay, kamu lulusan Akuntansi, sekelas sama Awang?" (Tanya Teh Fatimah)

"Iya Teh lulusan Akuntansi, tapi tidak sekelas dengan Awang" (Jawab Nayla)

"Ooh oke-oke, kamu bisa pakai Microsoft Excel?"

"Alhamdulilah bisa Teh"

"Kamu punya laptop? Hmm dibawa tidak laptop nya?"

"Punya Teh, Alhamdulilah dibawa"

"Oke, sok keluarin laptopnya, dan taruh di sebelah laptop Teteh kemudian nyalakan ya!"

"Oke Teh" 

Nayla pun mulai mengeluarkan laptop dan menyalakannya, sambil menunggu laptop nya meloading untuk menyala Teh Fatimah mengajak ngobrol Nayla

"Nay, Teteh lihat di CV kamu, kamu aktif di organisasi waktu sekolah ya? Bahkan sempet jadi ketua ekstrakurikuler juga?" (Tanya Teh Fatimah)

"Hehe, Alhamdulillah iya Teh" (Jawab Nayla)

"Berarti kamu bisa marahin orang juga dong ya? (Tanya Teh Fatimah)

"Hah, marahin orang? Yaa bisa sih Teh, Alhamdulillah waktu di Ekskul juga udah sempet punya pengalaman buat menghadapi beberapa orang siih hehe" (Jawab Nayla)

Nayla pun mulai larut menceritakan pengalaman-pengalamannya ketika di ekstrakurikuler kepada Teh Fatimah, karena Nayla sangat aktif sekali di kegiatan non akademik di sekolah sehingga kalau dia sudah menceritakan tentang ekstrakurikuler maka ya jadi panjang, terlebih lagi Nayla pun pernah jadi ketua ekstrakurikuler Rohani Islam (ROHIS) di sekolahnya dahulu, yang dimana tugas dari ekskul tersebut hampir sama seperti Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), hanya saja bedanya di ROHIS itu khusus bergerak di bidang Agama Islam. Ya, begitulah Nayla, dia selalu bersemangat jikalau sudah berbicara tentang ekstrakurikuler, karena bagi Nayla ekstrakurikuler itu telah banyak sekali memberikan pelajaran dalam hidupnya yang dimana pelajaran tersebut tidak bisa dia dapatkan kalau dia hanya belajar akademik saja.

"Waah, alhamdulillah lumayan banyak juga ya pengalaman di organisasi nya, Teteh juga mau cerita nih sama Nayla, tapi Nay jangan kasih tau siapa-siapa dulu ya, Teteh baru cerita ke kamu aja nih Nay" 

"Waaah, seriusan Teh?"

"Iya nih Nay, jadi gini sebenarnya Teteh itu berniat untuk mengundurkan diri dari pekerjaan ini, Teteh udah dapat pekerjaan lain yang dekat dengan rumah Teteh, nah Teteh itu lagi cari orang buat gantiin Teteh, tadinya ada temen Teteh yang mau gantiin, tapi gak jadi soalnya dia udah dapet kerjaan lain, Nay mau gk gantiin Teteh?"

"Hah? Gantiin Teteh? Seriusan Teh? Ya mau aja sih Teh, eh tapi beneran ini?" (ujar Nayla kaget, tak percaya)

"Iya beneran Nay, ini Teteh Copy in semua file SPU ya ke laptop Nay"

"Aah, eh iya Teh" (ujar Nayla masih tak percaya) 

Teh Fatimah menjelaskan file-file yang telah di copy kannya kepada Nayla, Teh Fatimah pun mengajarkan sistem-sistem keuangan di SPU kepada Nayla, Nayla memerhatikan dengan rasa penuh tak percaya

Hmm... Segampang ini kah mendapatkan pekerjaan? (pikir Nayla)

Waktu Dzuhur telah tiba, semua pelamar pergi ke mushola perusahaan, di perjalanan menuju mushola dan sambil mengantri di toilet dan tempat wudhu, Nayla mulai berbincang-bincang dengan pelamar yang lain. Nayla berkenalan dan mengobrol banyak dengan salah satu pelamar namanya Sania, Sania orangnya sangat ramah, rupanya orangtua Sania ini temannya pimpinan SPU, dia sangat menyenangkan, Nayla sangat nyaman berbicara dengannya. Sebelum nya Nayla sedikit kebingungan disana, perusahaan itu lumayan luas dan memiliki banyak ruangan, Nayla butuh teman untuk berjalan bersama, Nayla tidak terbiasa sendiri, apalagi itu adalah tempat baru bagi Nayla, disana laki-laki dan perempuan dipisahkan tempatnya, Awang sendiri laki-laki, tentunya Awang bersama teman laki-lakinya, Nayla sebelumnya sendiri, beruntung sekali Nayla bisa berkenalan dengan orang ramah seperti Sania. Sania dan Nayla berbincang banyak sambil mengucap harapan diakhir pembicaraan mereka sebelum bertemu pimpinan SPU

"Mudah-mudahan kita bisa jadi partner sekaligus sahabat di dunia dan akhirat ya (ujar Sania) "Aamiin...." (timpal Nayla)

Setelah Sholat Dzuhur, para pelamar berkumpul di depan ruang rapat, waktu belum menunjukan jam 1 siang tepat, masih ada beberapa menit lagi untuk bertemu dengan pimpinan SPU, para pelamar menunggu di depan ruang rapat sambil berbincang-bincang mengenai pengalaman-pengalamannya ketika akan masuk kerja, mulai dari ketika mereka di tes, interview dll, Nayla hanya diam memperhatikan, dia belum punya pengalaman melamar kerja sebelumnya, Nayla baru saja lulus sekolah. Nayla sangat senang disana, orangnya ramah-ramah, tempatnya nyaman, dan tentunya agamis banget disana, Nayla rasa ini adalah tempat yang bagus untuk kerja, rasanya kalo kerja disini insyaallah gak akan lupa sama Allah.

Bapak pimpinan SPU tiba, beliau meminta para pelamar masuk ke ruang rapat SPU, para pelamar pun masuk, Bapak pimpinan menyambut mereka dengan sangat baik, beliau pun sangat ramah, di ruang rapat nyatanya beliau tidak menginterview mereka, beliau memberi mereka semacam pemberitahuan tentang perusahaannya, beliau berkata " Tempat ini bukanlah tempat kerja yang seperti kebanyakan, ini adalah tempat dimana kita bisa beramal, maka orang-orang disini bukanlah disebut sebagai pegawai tapi sebagai relawan, buat yang mungkin datang kesini untuk mencari kerja dan mendapatkan uang, anda datang ke tempat yang salah, disini kami bekerja untuk beramal, disini hanya disediakan uang jalan saja, bagi siapa yang bekerja diatas 7 jam akan diberi uang Rp. 25.000, jikalau kurang dari 7 jam, maka akan diberi uang Rp. 15.000, akan tetapi tak sedikit para relawan disini tidak mau dibayar, Bapak tidak akan memaksa kalian untuk kerja disini, tapi Bapak meminta sebelum kalian menjadi relawan perusahaan ini, bicarakan dulu semuanya dengan orangtua kalian, jikalau mereka mengizinkan dan ridho serta kaliannya juga siap dan mau bekerja disini sambil beramal, maka besok pagi datanglah lagi kesini jam 08.00 WIB pagi, kalian dinyatakan diterima di perusahaan ini, jikalau kalian tidak siap maka besok tidak usah datang ke perusahaan, kalian dinyatakan mengundurkan diri. Sekian dari Bapak, Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh".

Bapak pemimpin SPU itu pun pergi meninggalkan para pelamar, para pelamar mulai kebingungan, termasuk Nayla, Nayla sebenarnya ingin sekali kerja disini, gaji berapa pun akan Nayla terima, Nayla terlanjur jatuh cinta dengan tempat dan orang-orang disini, tapi Nayla tidak yakin orangtuanya akan menyetujui, aah sudahlah nanti coba dibicarakan pikir Nayla.

Nayla pun pulang ke rumah, Nayla langsung membicarakan dengan orangtuanya perihal perusahaan tersebut seperti apa yang telah dibicarakan oleh Bapak pimpinan SPU, Nayla pun bercerita tentang Teh Fatimah yang ingin mengundurkan diri dan bermaksud untuk menjadikan Nayla sebagai penggantinya, dalam artian Nayla itu udah diterima dan sudah diposisikan di tempat itu. 

"Bagaimana Pak? Mah?"(tanya Nayla pada orangtuanya)

"Kalau Bapak kurang setuju Neng, bagaimanapun juga kita mah orang kecil, kita bekerja untuk mendapatkan uang, biar bisa makan, biar bisa nabung untuk masa depan dll, perusahaan itu memang bagus mengajak beramal, tapi kurang cocok kalau buat kita, pekerjaan itu cocoknya buat orang yang sudah berada Neng, lebih baik cari yang lain saja" (jawab Bapaknya Nayla)

"Mamah setuju sama Bapak, mending cari yang lain saja" (tambah Mamahnya Nayla)

"Ihh kenapa gak boleeh? Tempatnya nyaman banget, Eneng disana bisa kerja sambil beramal, kenapa gak boleeh?" (ketus Nayla kesal)

"Neng kita bisa beramal dengan cara lain, tidak hanya dengan cara itu" (timpal Bapak Nayla tegas)

"Aah Bapak mah, Mamah mah, Neng pengen kerja disanaaa, meni gak boleh iih" (teriak Nayla kesal)

"Neng kan tadi nanya pendapat orangtua, jawaban Bapak sama Mamah gak setuju pokoknya" (tegas Bapak Nayla)

"Aah Bapak mah..." (timpal Nayla kesal)

Nayla pergi ke kamar dan sedikit membanting pintu, meninggalkan orangtuanya yang masih ada di ruang tengah rumah nya, Nayla menangis di kamar, Nayla kecewa dengan jawaban orangtuanya, bagaimanapun juga perusahaan itu telah memikat hati Nayla, Nayla telah jatuh cinta dengan perusahaan itu, terlebih lagi Nayla gak enak sama Teh Fatimah, Teh Fatimah menaruh harapan besar sama Nayla, Nayla juga gak enak sama Sania, Nayla berjanji akan bersama dengan Sania, Nayla juga gak enak sama Allah sebelum Nayla berangkat ke perusahaan itu Nayla telah berdoa kepada Allah agar dimudahkan dan dilancarkan semuanya, kalau diterima Nayla akan menerima dan bersyukur, lalu masa sekarang Nayla mau menolak semuanya, padahal semua doanya telah dikabulkan oleh Allah, Nayla takut mengecewakan Allah, pikir Nayla.

Nayla kecewa dengan keputusan orangtuanya, tapi tidak ada pilihan lain selain mengikutinya. Nayla nge WA Awang bahwa Nayla tidak diizinkan oleh orangtuanya, lantas meminta nomor WA Teh Fatimah, Nayla bermaksud meminta maaf karena Nayla tidak jadi menggantikan Teh Fatimah di perusahaan itu, karena tidak diizinkan. Teh Fatimah membaca WA dari Nayla, tapi Teh Fatimah tidak membalasnya, tangis Nayla pun makin menjadi-jadi, Teh Fatimah pasti kecewa banget dengan Nayla, pikirnya.

Akhirnya hari itupun menjadi hari yang menyenangkan sekaligus mengecewakan bagi Nayla.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status