Share

Nayla's 18th Year
Nayla's 18th Year
Author: Mys

PROLOG

Apa yang kamu pikirkan ketika usia mu menginjak umur 18 tahun?

Dan disaat itu kamu telah lulus sekolah menengah? apa yang akan kamu lakukan? Kuliah? Kerja? Atau apa?

Cerita ini mengisahkan tentang kehidupan seorang anak perempuan bernama Nayla, seorang gadis berumur 18 tahun yang baru saja lulus sekolah menengah, tepatnya di sebuah Sekolah Menengah Kejuruan dengan berkompetensi keahlian Akuntansi, salah satu alasan dia bersekolah di Sekolah Menengah Kejuruan atau yang sering kita sebut SMK adalah karena dia ingin setelah lulus sekolah menengah ia bisa mendapatkan skill dalam bekerja sehingga dia bisa langsung bekerja dan dapat membantu perekonomian keluarga nya. Dia ingin sekali membahagiakan keluarganya khususnya orang tua nya, walaupun dia kerap kali berselisih hal kecil dengan orangtuanya, tapi diam-diam dia selalu memperhatikan kedua orangtuanya, apa yang mereka inginkan dan lain-lain, dia ingin sekali mewujudkan mimpi besar kedua orangtuanya yaitu untuk pergi ke Tanah Suci Mekkah. Untuk itu, setelah lulus dari SMK dia berusaha untuk mencari pekerjaan. 

Sebenarnya dalam hati kecilnya dia ingin sekali kuliah untuk mengembangkan skill nya, beberapa promosi pembukaan pendaftaran mahasiswa baru dari berbagai universitas di sekolahnya sempat membuat prinsip dia yang dimana setelah lulus SMK langsung kerja itu hampir saja sirna, bagaimana tidak? para mahasiswa yang ditugaskan oleh masing-masing universitasnya untuk berpromosi sangat pandai sekali dalam menarik perhatian dan tak sedikit membuat para calon alumni sekolah SMK nya itu berdecak kagum, termasuk Nayla. Nayla tau betul bahwa dirinya tidak bisa kuliah karena perekonomian keluarganya yang tidak mampu untuk membiayai kuliahnya, sehingga seberapa kagum nya pun dia terhadap kata-kata para pembicara di promosi itu, Nayla selalu mencoba untuk menahan diri agar tidak tergiur, namun ada 2 penawaran kuliah yang benar-benar menarik perhatian dia kala itu, dia pikir mungkin orang tuanya akan setuju dengan penawaran-penawaran itu. 

Akhirnya dia pun memutuskan untuk membicarakan tentang penawaran itu pada orangtuanya, penawaran pertama adalah dengan jalur beasiswa, dimana kita bisa berkuliah dengan gratis asalkan kita bisa mempertahankan nilai kita nantinya. Yang kedua adalah tawaran kuliah sambil kerja, jadi ada sebuah universitas yang bekerjasama dengan salah satu pabrik yang berada di daerah Nayla, sistemnya itu  para mahasiswa akan kerja pada hari Senin s.d Jum'at di pabrik dan kuliah pada hari Sabtu dan Minggu, para mahasiswa akan mendapatkan gaji rutin per bulan dari pabrik yang dimana nantinya di setiap gaji tersebut akan dipotong setengahnya untuk biaya kuliah, misalkan gajinya Rp.3.000.0000, para mahasiswa akan menerima gaji Rp.1..500.000 karena yang Rp.1.500.000 laginya akan disalurkan ke universitas sebagai biaya kuliah, namun tentunya harus ada uang masuk dulu sebelum nya sekitar kurang lebih Rp. 1.500.000 untuk daftar ulang, uang daftar ulang inilah yang sedikit berat bagi Nayla untuk membicarakan kepada orangtuanya, tetapi Nayla berpikir untuk mencoba dulu saja.

Nayla pun mencoba untuk membicarakan perihal penawaran-penawaran tersebut kepada orangtuanya, namun sayang kedua penawaran itu tidak disetujui oleh orangtuanya, Nayla sedikit kecewa dengan keputusan orangtuanya, tetapi dia pun sangat mengerti keadaan orangtuanya. Orangtua Nayla selalu mengajarkan Nayla untuk bersyukur, jika kita tidak mampu untuk mendapatkan sesuatu tersebut ya terima aja, jangan ambil jalan yang sulit katanya. Orangtua Nayla tidak menyetujui Nayla untuk ikut beasiswa, karena sesungguhnya mereka khawatir dengan Nayla, mempertahankan nilai itu bukanlah hal yang mudah, dimana Nayla nantinya harus bersungguh-sungguh dalam belajar demi mempertahankan nilai, bagaimana kalau Nayla jadi stres karena hal itu? bagaimanapun juga setiap manusia pasti sewaktu-waktu ingin merasakan kebebasan. Udahlah yang biasa-biasa aja begitulah  kata orangtuanya, orangtuanya sangat khawatir bila Nayla mengikuti beasiswa, takutnya Nayla menjadi merasa terbebani dengan itu semua, terlebih lagi  orangtuanya pernah mendengar ada salah satu anak beasiswa yang merupakan kenalannya stres karena harus terus-menerus belajar, alasan itulah yang membuat orangtuanya semakin tidak menyetujui penawaran beasiswa itu.

Untuk penawaran yang kedua, tidak disetujui orangtuanya dengan alasan uang masuk pertama yang menjadi beban, bagi keluarga Nayla mengumpulkan uang dalam jumlah tersebut bukanlah hal yang mudah, mengingat orangtuanya pun sudah memasuki usia renta, Nayla dan keluarga hanya mengandalkan penghasilan dari warung sederhana yang dimiliki oleh orangtuanya. Nayla sebenarnya kecewa tapi Nayla mengerti dengan semua alasan orangtuanya, dari Nayla kecil dia selalu diajarkan untuk bersyukur, sehingga bukanlah hal yang sulit bagi Nayla untuk mengerti itu semua, toh Nayla juga sudah terbiasa dengan kehidupannya yang sederhana. 

Pada dasarnya orangtua Nayla tidak pernah melarang Nayla kuliah, jikalau Nayla benar-benar ingin sekali kuliah, maka Nayla harus berusaha sendiri untuk membiayai kuliahnya, karena orangtuanya telah menyatakan ketidaksanggupannya dalam membiayai kuliahnya. Akhirnya Nayla pun memutuskan untuk tidak kuliah dulu, dia akan lanjut untuk bekerja seperti prinsip awalnya, Nayla akan menabung sedikit demi sedikit dari uang gaji yang nanti akan diterimanya setelah bekerja untuk biaya kuliah, itu juga jikalau dia masih semangat untuk kuliah, karena banyak yang bilang kepada Nayla, katanya kalau sudah kerja, keinginan untuk kuliah itu sedikit demi sedikit akan hilang. Aaah gimana nanti saja deeh perihal urusan kuliah atau tidak, gimanapun juga Nayla tidak boleh berharap lebih takutnya nanti kecewa, itulah yang terlintas dipikiran Nayla. Sekarang Nayla harus fokus cari kerja dulu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status