Share

Pejuang Amplop Coklat

Nayla sedih sekali karena tidak bisa kerja di Sakinah Corporation, tapi Nayla sadar gak boleh berlarut-larut sedihnya, gimanapun juga Nayla harus tetap cari pekerjaan.

Nayla mulai mencari lagi informasi tentang lowongan pekerjaan melalui telepon genggamnya. Banyak sekali informasi lowongan kerja di internet, tapi tak sedikit lowongan kerja yang tak sesuai dengan Nayla, kebanyakan lowongan kerja itu membutuhkan orang yang berpengalaman di bidang permesinan, untuk lowongan lulusan SMK sendiri banyak lowongan yang membutuhkan operator produksi. Nayla lulusan SMK, tapi Nayla jurusan Akuntansi, Nayla masih mencari dan berharap barang kali ada lowongan yg sesuai dengan jurusannya, tapi untuk lulusan SMK. Selain itu Nayla pun mencari tempat kerja yang ada di daerahnya, karena Nayla adalah seorang perempuan, orangtuanya tidak sampai hati melepaskan Nayla ke luar daerah untuk bekerja, bagaimanapun juga seorang perempuan pada dasarnya tidak wajib untuk mencari uang, jadi kalau seorang perempuan ingin mencari uang boleh saja, tapi jangan keterlaluan, begitulah kata orangtuanya. 

Disela-sela Nayla sibuk mencari lowongan pekerjaan di handphone nya, tiba-tiba ada pesan WA masuk dari kakak ipar Nayla yaitu Teh Isma. Teh Isma memberi pesan sebuah gambar yang isinya adalah lowongan pekerjaan di Universitas tempat kuliah Teh Isma dahulu, Universitas Sejahtera Indonesia (USI) namanya. Disana ada 2 lowongan pekerjaan, yang pertama menjadi Guru untuk lulusan S1 dan Staff Administrasi untuk lulusan SMK/SMA. Nayla tertarik dengan lowongan pekerjaan tersebut, karena lowongan ini termasuk lowongan yang sesuai dengan apa yang diinginkan Nayla, terlebih lagi letak universitas ini tak jauh dari rumahnya.

 

Setelah yakin dengan lowongan pekerjaan tersebut, Nayla pun memberitahukan kepada orangtuanya perihal lowongan tersebut untuk menanyakan pendapat mereka, orangtuanya setuju, Nayla pun bersemangat. Disaat itu Nayla teringat teman kelas sekaligus sahabatnya di SMK yang bernama Nikita, Nayla telah berjanji kepada Nikita sebelumnya untuk saling tukar informasi mengenai lowongan pekerjaan. 

Nge Chat WA Nikita

Nayla : (Gambar info loker) Assalamu'alaikum.... . Nik, Nay punya info lowongan kerja nih, ini Nay dapet info dari kakak ipar, hayu coba yuk!

Nikita : Wa'alaikumussalam Nay, wah baru aja aku mau kirim info loker juga ke kamu eh keduluan  

Nayla : Hah iya? Haha ya udah gapapa makin banyak loker makin bagus, btw kamu ada info loker apa?

Nikita : (Gambar info loker) Ini ada info loker dari Foodindo nih, pabrik makanan gitu, lagi ada banyak banget loker disana, coba yuk! 

Nayla : Waah boleh juga, hayu hayu, kalo kamu mau coba gak yang info loker dari aku barusan?

Nikita : Hmm... boleh juga sih, ya udah deh ayo kita coba dua-duanya

Nayla : Yuk! Asiiik kita berangkat bareng ya, btw kita mau ke Foodindo dulu atau mau ke USI dulu?

Nikita : Ke USI dulu aja gimana?

Nayla : Oke deh, ya udah, Nay mau siapin berkas lamarannya dulu ya, btw besok kan masih weekend nih hari Minggu, pasti kedua tempat itu libur, kalau gitu kita berangkatnya lusa berarti ya hari Senin

Nikita : Iya Nay, siap kita cuus berangkat lusa, sebelumnya makasih ya Nay infonya

Nayla : Oke siap, makasih juga ya Nik

Nikita : Iya, sama-sama

🗂️🗂️🗂️

2 hari kemudian, Nayla bertemu dengan Nikita. Seperti yang telah mereka diskusikan sebelumnya, mereka memutuskan untuk pergi ke USI terlebih dahulu. Karena jarak rumah Nayla dengan USI tidak begitu jauh, kemudian angkot dari arah rumah Nikita juga tidak melewati USI, melainkan melewati jalan raya daerah rumah Nayla, maka mereka memutuskan untuk bertemu di pinggir jalan raya dekat rumah Nayla. 

Nayla menunggu angkot yang dinaiki Nikita di pinggir jalan raya daerahnya, Nayla sangat tidak sabar sekali ingin bertemu dengan Nikita. Bulan kelulusan mereka sebetulnya baru bulan Mei kemarin, namun untuk ujian-ujian akhir sekolah mereka, telah berakhir pada pertengahan bulan April lalu, semenjak ujian berakhir mereka sudah jarang sekali bertemu, karena pada waktu itu sekolah sudah membebaskan para murid-murid tingkat akhirnya, jadi mereka tidak ke sekolah setiap hari seperti biasanya, mereka akan ke sekolah jika ada guru yang memanggil mereka untuk melengkapi nilai yang kurang, sekarang sudah bulan Juni, total sudah satu bulan setengahlah mereka tidak bertemu. Bagi Nikita dan Nayla yang sering bersama disekolah, satu bulan setengah itu bukanlah waktu yang sebentar.

"Assalamu'alaikum Nay..." (sapa Nikita sambil memeluk erat Nayla, girang)

"Wa'alaikumussalam Nik...., apa kabar?" (jawab Nayla tak kalah girangnya)

"Alhamdulillah baik, iih kangen banget ih Nay, sumpah! (timpal Nikita, melepaskan pelukan)

"Iya iih... Nay juga kangen banget, padahal baru 1 bulan setengah ya  kita gak bertemu, tapi rasanya kaya udah lamaaa banget (jawab Nayla)

"Iya yaah, eh Nay btw gimana udah siap berkas lamarannya? Kamu jadi bikin 2 berkas ke USI sama ke Foodindo?" (tanya Nikita)

"Jadi dong, niih lihat" (tunjuk Nayla ke berkas-berkasnya)

"Ohh Alhamdulillah... takutnya kamu gak jadi gitu ke Foodindo nya, nanti aku sendirian gitu kesana."

"Ya jadi dong, kita kan udah janji."

"Hehe iya iya" 

"Eh Nik, btw kita ke USI nya mau naik angkot, apa gimana?"

"Ah jalan ajalah Nay, kagok kalau naik angkot mah, boros ongkos, lagian jarak USI dari sini juga masih bisa ditempuhlah dengan jalan kaki, olahragalah sekali-kali"

"Haha iya deh, oke-oke"

🗂️🗂️🗂️

"Alhamdulillaaah, sampe juga nih di USI, gk kerasa ya kalo jalannya berdua mah", ujar Nayla

"Iyalah apalagi sambil ngobrol, hihihi", jawab Nikita

"Eh tapi ini kita kasih lamarannya kemana ya, USI kan luas banget nih" tanya Nikita, bingung

"Hmm... Tanya ke pos satpam dulu aja kali ya", jawab Nayla.

"Oke deeh, yuk!"

Nayla dan Nikita pun menanyakan perihal lamaran tersebut kepada Pak Satpam, disana Nayla menunjukkan gambar yang dikirim oleh Teh Isma, Nayla sendiri sebenarnya belum mengerti perihal lowongan tersebut, disana tertulis lowongan untuk guru dan staf administrasi, tapi Nayla bingung lowongan tersebut sebenarnya akan ditujukan di tempat mana, di gambar yang dikirimkan Teh Isma sih bentuk lokernya itu kaya surat gitu yang di screenshot, nah kop suratnya itu ada tulisan Smartschool USI, biasanya kan Kop surat itu menunjukkan sebuah instansi pembuat surat, kalo untuk kata USI nya sendiri Nayla paham kalo itu adalah USI yang buat, tapi kata Smartschool ini sebenarnya apa, Nayla sungguh tidak mengerti, tapi ya sudahlah yang penting ada kata lowongan staf administrasi nya aja, pikir Nayla.

"Permisi Pak, apa benar ini adalah lowongan dari USI?" tanya Nayla sambil menunjukkan gambar

"Mana sini mba coba saya lihat"

(Pak satpam melihat gambar)

"Oh iya mba bener ini disini, smartschool USI" terang pak Satpam

"Oh iya Pak, makasih, tapi ini kita harus ke ruang mana atau ketemu siapa ya Pak untuk menyerahkan berkas lamarannya?" tanya Nayla.

"Hmm itu coba deh mba-mbanya luruus terus saja, sampe itu tuh kantin (menunjuk ke kantin) kelihatan kan Mba, nah di samping kiri kantin ada sepetak ruangan, yang ada komputer di dalamnya, nah disana biasanya ada Pak Adi yang biasa ngurusin, coba tanya kesitu aja ya mba", jelas Pak Satpam

"Oh iya iya, saya paham Pak, makasih ya Pak sebelumnya" ujar Nikita

"Iya mba sama-sama" 

"Permisi Pak" ujar Nayla dan Nikita bersamaan

"Iya mba"

Nayla dan Nikita menuju ruangan yang dimaksud oleh Pak Satpam, letak ruangannya tidak terlalu jauh dari tempat pos satpam tempat mereka bertanya. Namun, Nayla dan Nikita dibuat bingung disana, karena ternyata ruangan tersebut dipenuhi oleh para mahasiswa. Nayla dan Nikita tidak tahu apa yang dilakukan para mahasiswa di ruangan itu, ruangan tersebut hanya berukuran 2x1 m, disana terdapat 1 unit komputer dan seorang petugas Bapak-bapak yang wajahnya tak terlihat oleh Nayla dan Nikita karena tertutupi oleh para mahasiswa disana. Nayla dan Nikita menunggu di depan ruangan tersebut sampai kerumunan para mahasiswa itu sudah tidak ada lagi di dalam ruangan tersebut.

"Permisi Pak, benar ini dengan Pak Adi?" (Tanya Nayla)

"Iya betul, ada keperluan apa ya?"

"Ini Pak, kami mau melamar kerja di Smartschool USI, kata Pak Satpam temui saja Pak Adi" 

"Oh itu, ke Pak Iin Neng, coba hubungi Pak Iin saja, ada nomornya kan dilowongan kerjanya?"

Nayla dan Nikita melihat gambar lowongan kerja yang ada di hp nya

"Eh, gak ada Pak, kami cuma dapat informasi lowongan kerja nya hanya potongan gambar saja, seperti ini (nunjukin gambar ke Pak Adi) jadi disana tidak ada no nya"

"Oh, gak ada ya? Ya sudah ini nomor nya"(jawab Pak Adi sambil menyebutkan nomor Pak Iin)

Nayla dan Nikita pun mencoba menghubungi Pa Iin, Nayla dan Nikita menghubungi beliau melalui aplikasi W******p, mereka mencoba menyusun kata dengan formal selayaknya seorang pelamar kerja ingin melamar kerja, seperti yang telah diajarkan oleh sekolah mereka dahulu ketika pelatihan, ternyata Pak Iin membalas mereka melalui telepon, beliau mengatakan bahwa dirinya sedang berada di luar, dan tidak ada di lingkungan smartschool, beliau menyarankan kami untuk langsung saja menemui Ibu Ina di Smartschool. Nayla dan Nikita kembali kebingungan, karena mereka benar-benar tidak tau dimana letak Smartchool yang dimaksud itu.

"Duuh, Nay, dimana sih Smartschool nya itu sebenarnya?" 

"Nay juga gak tau Nik, tapi katanya ada di lingkungan USI ini, hmm... Coba kita tanya ke salah satu mahasiswa disini aja kali ya?"

"Hmm iya deh, boleh juga"

Tidak lama ada dua orang mahasiswi yang lewat di depan Nayla dan Nikita

"Eh, Nay Nay Itu ada mahasiswa yang lewat tanyain-tanyain" (pinta Nikita)

"Maaf Teh, permisi kalau letak Smartschool itu dimana ya?" (tanya Nayla kepada salah satu mahasiswi)

"Smartschool yang mana nih, SD? Atau Play Group?"

"Eh, yang ini nih Teh (menunjukkan gambar lowongan kerja)"

"Ooh SD, itu teh dibelakang Teteh" (ujar Mahasiswi tersebut *Mahasiswi 1*)

"Eh bukannya udah di pindahin ya? Itu yang dulunya sekolah Negeri sekarang kan jadi di tempatin sama Smartschool, itu loh yang dibelakang" (timpal mahasiswi yang lain *Mahasiswi 2*)

"Iya gitu udah di pindahin?"(Mahasiswi 1)

"Iya, udah, itu Teh dibalik gedung ini (menunjuk ke salah satu gedung) ada bangunan yang depannya pagar kecil, itu bangunan Smartschool"(terang Mahasiswi 2)

"Ooh begitu Teh, baiklah Teh, terimakasih ya"(ujar Nayla)

"Terimakasih Teh"(ujar Nikita)

"Sama-sama" (jawab kedua mahasiswi tersebut)

Nayla dan Nikita mencoba mencari bangunan yang dimaksud oleh kedua mahasiswi tersebut, mereka melihat sebuah pagar kecil yang nampak usang dan telah berkarat, pagar itu tak terkunci, sebelum mereka masuk, mereka melihat keadaan dibalik pagar itu melalui celah-celah nya

"Sepi, Nay"

"Iya, kok sepi ya?"

"Bener gak nih Nay Ini tempatnya? Kok serem banget"

"Ya kalo ngikutin petunjuk kakak-kakak tadi ya ini tempatnya, udahlah ayok kita masuk dulu aja!"

"Yakin Nay?"

"Iya, ayoo masuk! (ajak Nayla sambil membuka pagar)"

"Assalamu'alaikum.....(ucap Nayla dan Nikita berhati-hati)"

Mereka berjalan berhati-hati memasuki pagar tersebut, selain pagar kecil yang nampak usang dan berkarat, dibalik itu terdapat sebuah halaman yang seperti nya merupakan halaman depan sekolah dasar tersebut, halaman itu di kelilingi oleh 4 pohon mangga tinggi dan besar serta tanaman-tanaman dalam pot yang nampak layu dan bahkan kering seperti sudah lama tak tersirami oleh sejuknya air. Seperti tak mau kalah, pohon-pohon pun membiarkan daun-daun yang sudah kering bergeletakan di seruas halaman bahkan lorong dari bangunan tersebut, sungguh sangat kotor dan tak terawat.

Kreek... kreek.... kreek... suara pijakan kaki Nayla dan Nikita yang menginjak daun-daun kering seakan menjadi backsound penambah kesan mistis perjalanan mereka disana.

"Aduuuh Naay..., kok aku merinding yaa? Masa iya sih ini tempatnya, serem banget tau, disini kaya gak ada tanda-tanda kehidupan gitu loh Naay...." (Keluh Nikita)

"Iya yah, gak ada tanda kehidupan, lihat deh, bangunan sekolah nya juga usang bangeet, eh itu lihat masa kacanya pecah gitu tinggal setengah, serasa lagi masuk ke dalam film horor ya"

"Itu yang mau aku maksud dari tadi Nay...., udah ah ayo pergi aja yuk!"

"Eh, bentar Nik itu ada ruangan di depan kayanya itu lumayan bagus bangunan nya barangkali ada orang disana, cek yuk kesana!"

"Tapi Nay...." 

"Ayooo! (Nayla menarik Nikita mendekati bangunan tersebut)"

Mereka mencoba mengecek ruangan tersebut, ruangan tersebut ternyata terkunci dan sama sekali tak ada tanda-tanda kehidupan di dalamnya, akhirnya mereka pun memutuskan untuk keluar dari bangunan tersebut, ketika mereka menelusuri lorong-lorong yang ada di sekolah tersebut tiba-tiba ada suara-suara yang muncul entah darimana, semakin lama suara itu semakin kuat sehingga menyebabkan Nayla dan Nikita lari sekencang-kencangnya.

"Haduuh Naaay, ampuun gini-gini amat sih cari kerjaan! gila! tadi itu apaan ya?"

"Hahaha haduh seru ya Nik, aku jadi penasaran itu apa ya? Lihat lagi yuk Nik!"

"Iiih enggak-enggak ah!"

"Aaaah ya udah (Nayla masuk kembali ke bangunan tersebut, Nikita tetap tinggal di depan pagar bangunan itu, sambil melihat Nayla dari kejauhan)"

"Ih si Nay mah aneh, masa masuk lagi ke dalem, gak ada takut-takutnya yah tuh anak, aah udahlah biarin aja! Eh tapi itu kok dari kejauhan Nayla kaya ketawa-ketawa gitu, kenapa ya dia iih jangan-jangan kesurupan tuh anak, ih dia nengok sekarang, iih menuju kesini lagi, ih iih masa lari, aah udh aku tungguin ajalah! masa ditinggal, kasian dong tuh anak, pokoknya nanti pas dia sampai sini, aku bacain ayat kursi langsung"

"Allahu Laa Ilaha Illa Huwal Hayyul Qayyuum.... (Nikita komat Kamit bacain ayat Kursi)

"Hahahaha hahaha hahaha (tawa Nayla semakin meledak, Nikita pun semakin meledak membaca ayat Kursinya)"

"Haduuh haduuh Nik, kamu kenapa sih?" (Tanya Nayla, sambil menahan tawa)

"Looh kamu gak kesurupan?" (Tanya Nikita bingung)

"Hhmmppth... Mana ada aku kesurupan, yang ada aku gak bisa nahan ketawa ngeliat kamu"

"Yaa aku kira kamu tadi kesurupan, habisnya dari jauh aku lihat kamu ketawa-ketawa sendiri terus pas nyamperin aku, ketawanya makin kenceng, ya aku otomatis langsung baca ayat kursi lah!"

"Hahahaha ya ampuun, aku tuh ketawa karena tadi di bangunan sekolah itu di dalem ada mang-mang yang lagi benerin bangunan, jadi suara-suara tadi itu berasal dari si mang-mang, aku tuh ngetawain tingkah kita tadi, yang lari gak jelas padahal belum tau itu apa, terus pas aku nyamperin kamu mata kamu merem sambil komat-kamit baca ayat kursi, ya aku makin ngakaklah, hahaha" 

"Ooh gituu? Ada orang di dalem? Haduuuh syukur deh! Aku kira kamu itu kesurupan tau!"

"Alhamdulillah enggak dong, lagian ini masih terang gini, aman lah, udah ah ayok kita cari lagi Smartschool nya!"

"Ayo deh!"

Setelah sekian lama berkeliling di lingkungan Smartschool, Nayla dan Nikita tak juga berjumpa dengan bangunan Smartschool maupun Bu Ina, Nay berpikir apa sebetulnya tempat ini bukan jodoh Nay? Kenapa sulit sekali menemukan ruangannya, akhirnya Nayla pun memutuskan untuk menelepon kembali Pak Iin untuk menanyakan kembali posisi Bu Ina dan bangunan Smartschool, Pak Iin pun akhirnya memberikan nomor Bu Ina kepada Nayla, setelah mendapatkan nomor Bu Ina, Nayla pun segera menelepon Bu Ina untuk mengetahui posisi Bu Ina, Bu Ina berkata bahwa Bu Ina sedang berada di ruang guru Smartschool, dalam telepon Bu Ina memberikan petunjuk keberadaannya dan ternyata ruangannya itu berada di ruangan yang dari tadi sudah mereka lewati dan itu persis sekali di sebelah kiri halaman yang tadi Nayla dan Nikita menanyakan ke mahasiswa 

"Astaghfirullah..... " ucap mereka berdua setelah menemukan ruangan 

"Ini kan tempat yang tadi" ucap Nikita

Mereka menemukan ruangannya, ruangan tersebut tidak seperti ruang guru pada umumnya, namun justru serupa dengan kelas mahasiswa di USI, sehingga walaupun mereka sudah berulangkali melewati jalan tersebut mereka pun tidak sadar sama sekali.

Disana, Bu Ina hanya meminta langsung menyerahkan berkas lamaran mereka saja, untuk selanjutnya akan ada tahapan tes yang waktunya nanti akan dikabari melalui nomor yang telah mereka tuliskan di berkas lamaran.

"Akhirnya...." Keluh Nikita

"Ya ampun kita berjam-jam disini cuma buat cari satu ruangan, ya ampuun....." Tambahnya lagi

"Eh Nay, udah ini langsung mau lanjut ke Foodindo? Jadi nih?" Tanya Nikita

"Iya hayu, tapi istirahat dulu lah cape juga ternyata nyari ruangan dari tadi" jawab Nayla sambil memposisikan diri untuk duduk

"Iya nih, Aaaah.... (desah Nikita sambil memposisikan diri untuk duduk dengan kaki diluruskan) Selesahnyeee " ucap Nikita  bernada bicara Upin dan Ipin setelah meluruskan kakinya

Setelah mereka beristirahat beberapa saat, mereka pun langsung menuju perjalanan ke pabrik Foodindo, namun mereka tidak mendapatkan hasil apa-apa dikarenakan di pabrik tersebut tidak bisa menerima surat lamaran secara langsung, di pabrik tersebut hanya menerima lamaran secara online di platform pabrik Foodindo. Satpam disana memberitahukan link platform tersebut, namun setelah mereka cek ternyata disana tidak ada lowongan untuk pendidikan SMK/ SMA di cabang Purwakarta, untuk pendidikan SMK/ SMA adanya di cabang luar kota. Namun, baik Nayla maupun Nikita tidak ada yang mencoba lowongan tersebut dikarenakan mereka berdua dari awal sudah tidak diizinkan oleh orangtua untuk bekerja di luar kota.

"Hmmm... Mau kemana lagi nih sekarang?" Keluh Nayla

"Kalau gak salah disini juga ada beberapa pabrik deh, emang sih tidak begitu terlalu dekat, namun tidak begitu jauh juga, ya kita coba keliling-keliling dulu aja yuk, barangkali ada yang nyangkut" ucap Nikita bersemangat

"Hmmm... Boleh juga, Yuk!" Tak kalah Nayla bersemangat

Mereka berdua melanjutkan perjalanan untuk melihat-lihat pabrik sekitar, kebetulan mereka telah membawa beberapa berkas lamaran yang sudah mereka siapkan sebelumya, untuk dikirimkan ke beberapa tempat. Mereka berkeliling berjalan kaki sambil melihat pabrik di sekitar Foodindo, ya! mereka berjalan, memang dari awal mereka menggunakan angkutan umum, jadi kalau tempatnya tidak begitu jauh, mereka akan berjalan kaki untuk menuju ke satu tempat ke tempat lainnya.

Matahari sudah berada di atas kepala, namun belum ada satupun pabrik yang dapat menerima lamaran mereka, bagaimana tidak? Mereka tidak pernah sampai untuk masuk ke dalam pabrik, mereka selalu tertahan di gerbang depan dengan seorang yang selalu menjaga keamanan pabrik dan jawaban mereka sama seperti Bapak yang setia duduk di depan pabrik Foodindo tadi.

Di perjalanan, kami berjumpa dengan salah satu orang yang sangat baik yang karena informasi nya kami tidak melanjutkan perjalanan bodoh kami, ya! berjalan tanpa tujuan, bodoh kan?

"Di zaman sekarang ini, kebanyakan pabrik sudah jarang yang menerima lamaran secara langsung, mereka lebih banyak menggunakan sistem online, mungkin supaya praktis ............................." (menjelaskan sekaligus menasihati kami yang baru keluar kandang), ujar sang malaikat tak bersayap itu panjang lebar menjelaskan kepada kami  

Akhirnya, mereka pun memutuskan untuk mengakhiri perjalanan nya, Sholat, dan langsung pulang ke rumah masing-masing.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status