Pulang sekolah Nayla berjalan dengan penuh waspada. Ini semua karena Raka, entah apa yang dipikirkan cowok itu hingga ingin menjemputnya pulang sekolah. Ucapan Raka tadi pagi bisa dianggap serius, karena Raka termasuk nekad.
Semoga dia nggak dateng.
Semoga semoga
Langkah Nayla terhenti. Melihat para siswi SMA Budi Mulia sedang tebar pesona melewati cowok berbaju hoodie itu. Cowok itu melipat tangannya di depan dada, menatap sekeliling dengan wajah datar.
"Rakaaaa... Mati gue." Nayla hampir melompat karena takut. Ia langsung bersembunyi di balik pohon dengan mata menatap Raka.
"Serius gue di jemput mantan Bapa Presiden PA. Terharu gue." Nayla berdecak dengan wajah ingin menangis. "Ngapa sih lo ganggu hidup gue yan
"Lo punya gue," ulang Raka. Gadis itu mengedipkan mata tidak percaya yang dia dengar. Demi apa gitu?"Jadi lo nggak bisa nolak buat gue anter." Raka menarik tangan Nayla ke depan motornya."Tunggu sebentar. Jadi maksud lo, setelah lo ngomong gitu ke gue. Terus lo bisa seenaknya bawa-bawa gue." Nayla melepaskan tangannya. "Jangan macem-macem.Gue bilangin bapa gue lo ya!""Nggak ada yang nggak bisa gue dapetin. Lo mau gue minta izin Bapa lo?" Raka menantang, gadis itu menggeleng jengkel. "Dengan senang hati.""Tapi gue bukan boneka lo," ucap Nayla melepaskan helmnya lalu meninggalkan Raka yang tetep saja mengikuti Nayla."La." Raka mengejar Nayla. Cowok itu menarik tangan Nayla. Membuat mereka saling berhadapan. Perasaan Nayla bercampur aduk. "Kasih gue waktu sebulan buat dekat sama lo. Kalau sebulan, hati lo nggak luluh. Gue lepasin lo.""Kalau gue nggak mau," jawab N
"Gue abis akal,La. Udah seminggu kita cobain segala cara buat bikin Raka illfeel ama lo. Tapi, tetap aja gak ada reaksinya," ucap Rangga, menyenderkan tubuhnya kebelakang bangku. Putus asa. "Gue juga bingung." Beca menggaruk kepalanya yang gatal. Dua hari belum keramas. Nayla menjatuhkan kepalanya di meja, bingung juga. "Kalian pada ngomongin apaan sih kok gue nggak ngerti." Tina melihat bergantian kepada ketiga kawannya. "Oia, Kita lupa cerita sama lo tentang Nayla sama Raka," kata Beca. Nayla menunggu reaksi Tina, hubungan mereka sedikit berjarak. Entahlah kenapa. Nayla pun heran dengan perubahan sikap Tina. "Ada cerita yang nggak gue tahu?" tanya Tina pada mereka. "Si Raka blak-blakan ngejar Nayla. Tuh cowok maksa banget pengen jadi cowok Nayla. Kaget nggak lo
Eits! Jangan salah bukan hanya memamerkan seragam sekolah, tapi juga dandanan Nayla agak sedikit ektrim. Rambut diikat ke atas kuncir kuda. Anting berbulu dan juga lengan bajunya dilipat ke atas. Wajahnya dipoles makeup. Kira-kira terlihat seperti apa dia dilingkungan anak kuliahan. "Hai! Hallow gue Nayla, pacar Raka Nicholas Ciputra. Ada yang tau nggakRaka dimana?" tanya Nayla pada mahasiswa yang melewatinya. "Lagi stand-up comedy, ya?" "Belajar dulu yang bener, jangan kegatelan di kampus orang." "Eh, Raka nggak akan mau sama lo. Kampus ini nggak kekurangan siswi cakep." "Apa sepopuler itu Raka di kampusnya? Pada sewot semua kayanya," gumam Nayla. Dari sekian orang yang disapa Nayla belum ada satupun yang ter
Nayla yang sudah berkeliling bak artis itu nggakk tahan lagi ingin ke kamar mandi. Cewek itu masuk ke toilet kampus. Saat Nayla mencuci tangan di wastafel. Ternyata sudah ada yang berdiri di belakangnya. Nayla menghitung dari cermin kira-kira empat wanita dengan wajah mengesalkan mengelilinginya. "Lo Nayla? Cewek Raka," ucap gadis yang berambut panjang dengan wajah mengesalkan. "Iya. Kenapa?" bukan Nayla kalau nggak bisa mengimbangi suara datar mereka. "Pacar Raka?" Ke-empat gadis itu menyeringai. "Pe De banget lo! Cewek putih abu-abu ngaku pacar Raka. Dandanan lo kaya topeng monyet gini berani keliaran di kampus kita. Urat malu lo putus?" ucap wanita yang berambut pe
"Raka!" panggil Ellena yang melihat Raka. Tidak, dia sengaja mencari Raka untuk mencari perhatian cowok itu. "Gue buru-buru, nggak ada waktu." "Lo cari Nayla kan?" Ucapan Ellena mampu menghentikan langkah Raka yang lebar. Cowok itu menatap Ellena. "Lo tahu dia dimana ?" "Tadi gue dengar di kantin, Metta cs ngurung cewek SMA di kamar mandi dekat ruang lab," ucap Ellena dengan hati-hati, sebenarnya sudah semenjak pembulian, Ellena tahu Nayla di sana. Saat ia ingin masuk ke toilet. Tapi, diurungkan melihat Metta cs sedang melancarkan aksinya. Raka dan Doni langsung pergi meninggalkan Ellena, gadis itu tampak melihat k
"Pipi kamu gimana? Nanti orangtua kamu nanyain," ucap Raka. Mereka sekarang sudah di depan rumah Nayla. Tangannya membuka helm di kepala Nayla. Sejenak Nayla terdiam, mendengar sebutan Aku-kamu. Raka merubahnya, dan itu terdengar manis. "Nggak papa, nanti aku bisa cari alesan." "Nih." Tiba-tiba Raka memberikan paper bag berisi ponsel merk terkenal. "Handphone?" Nayla membuka yang diberikan Raka. "Kirain tadi kita mampir ke konter beli handphone kamu." Raka tertawa, "Nggak, punyaku masih bagus. Itu buat kamu," ucap Raka. "Aku nggak mau, ini mahal." Nayla menyodorkan lagi, tapi cowok itu menggeleng. "Handphone kamu kan rusak, jadi gimana aku mau hubungin kamu?" ucap Raka. Nayla tidak melihat saja ekpresi Raka saat menelpon nomornya tapi nggak nyambun
"Hai, Raka." sapa Ellena. Dia menghadiri party yang diadakan oleh keluarga Ciputra. Ayah Raka mengadakan party untuk perusahaannya disalah satu hotel berbintang.Raka yang berdiri menoleh kebelakang mencari suara itu "Ellena.""Gue bener-bener nggak bisa ngenalin lo tadi, dengan pakaian formal kaya gini. Dasi sama jasnya perfect lo pakai." Ellena menatap keseluruhan Raka."Lo juga like princess dengan gaun itu." Raka basa-basi. Ia menatap Ellena menggunakan gaun berwarna gelap, membentuk lekukan tubuhnya. Sangat sexy. Sayang, Raka sama sekali tidak tertarik. Baginya Ellena hanya masa lalu."Wau! Thanks buat pujiannya," ucap Ellena. Dia menyelipkan rambutnya ke belakang kuping. Tersipu."So what are you doing? Kirain gue lo nggak bakalan datang ke acara seperti ini, walaupun keluarga lo yang buat.""Bokap gue maksa. Dan kay
"Raka... Kirain gue lo nggak akan dateng lagi ke tempat ginian." Doni melihat Raka langsung semangat merangkul temannya itu duduk di sampingnya. "Masih inget pulang ya," ledek Doni. Raka tersenyum kecut."Lo dari mana pake baju formal," cibir Doni melihat penampilan Raka. Sangat berbeda, terlihat keren. "Jangan bilang pakaian lo ini sengaja, biar lo kelihatan paling ganteng diantara kita." Ujar Doni sinis. Lalu meraih gelasnya ke mulutnya."Lo bahagia banget gue dateng. Nggak ada lagi yang ngasih lo free minum ya," cibir Raka dengan santai."Yaelah, lo pikiran negatif mulu sama gue. Semenjak lengket sama Nayla, lupa lo sama soulmate lo satu ini," balas Doni dengan manja yang dibuat-buat. Raka bergidik ngeri.Raka duduk di salah satu sofa di bawah lampu yang remang-remang. Terlihat Erga dan Mike berjoget menikmati dentuman music yang dimainkan disk joki