Home / Romansa / Never Been Loved / Hilang part I

Share

Hilang part I

Author: Hana Nury
last update Last Updated: 2021-08-22 21:06:16

 Apa yang paling berharga dalam hidup?.Akan ada banyak jawaban untuk pertanyaan itu.Bagi Nanda, untuk saat ini, Ibu nya adalah yang paling berharga. Dia takut jika suatu saat Ibunya pergi meninggalkan dia tanpa kata dan kalimat perpisahan.

 Nanda mengambil kamera yang tersimpan rapi di lemari.Sekian lama benda itu tidak digunakan.Sekarang, Ia ingin mengabadikan setiap momen kebersamaan dengan ibunya.

 "Mau ikut komunitas fotografi lagi ?" tanya Ibu sambil duduk di tempat tidur.

" Ngga, mau buat iseng aja." jawab Nanda.

"Katanya mau belajar nyetir lagi? ayo,sekalian hunting foto."

"Mama bawa kamera juga?" 

"Pake hape aja."

***

  Rafa menutup pagar rumah. Seorang wanita cantik berdiri di samping motor hitamnya.

 Di saat bersamaan, Nanda dan mamanya berada di carport hendak naik ke mobil.

 Tiba tiba mama memanggil Rafa, tentu saja Nanda kaget bukan kepalang.

" Mau pergi juga, Raf ?."

"Iya, Bu."

Bukan Rafa yang menjawab tapi perempuan di sampingnya.Dia menghampiri mama, mengajak cipika cipiki.

 "Saya Amara, calon istrinya Rafa."perempuan itu mengenalkan diri.

"Saya Ratih, itu anak saya Nanda." 

Nanda hanya tersenyum.Dia tetap di posisi semula, tidak beranjak sama sekali.

"Saya duluan ya Bu, mau pulang, masih jetlag." amara berpamitan dengan sopan.

"Dari mana?" Mama jadi kepo.

"Saya baru pulang dari Belanda."

" Oh, silakan kalau gitu, ngobrolnya kapan kapan lagi aja."balas mama Ratih sambil tersenyum sungkan.

  Amara naik ke boncengan motor Rafa dan memakai helm yang biasa di pakai Nanda.motor melesat meninggalkan Nanda yang merasa kehilangan perhatian dari pengendara motor itu. ternyata butuh waktu lebih lama untuk move on.

"Ibu kenapa nanya nanya?" Nanda cemberut.

"Emang kamu mau nanya sendiri, itu tadi mama mewakili kamu." 

"Lain kali jangan."

***

 "Apa Lu bilang? sudah punya tunangan? Jadi selama ini ngapain?." pertanyaan beruntun keluar dari mulut Desi.

" Ngga ngapa ngapain." jawab Nanda.

"Maksud gue, si Rafa baru ngomong statusnya sekarang dan dia biarin Lu mondar mandir, bolak balik, jungkir balik nyari perhatian dia.keterlaluan emang tuh demit." Desi terlihat emosi.

"Lo sering ketemu dia,kan?" tanya Nanda

" Sering lah, emang kenapa?."

" Ganteng, kan?"

Desi mengangguk.

" Udah itu aja."ucap nanda

"Maksud?."desi tidak faham.

"Gue yang bego, itu saja."

"Gimana sih, ngga ngerti gue."

"Ya, Lo pikir aja, mana ada cowok seganteng dia, masih jomblo hari gini.gue aja yang memaksakan diri." Nanda realistis.

"Oh, iya juga.terus sekarang gimana?."

" Gue mau fokus satu hal." 

Nanda terdiam sebentar hingga membuat Desi penasaran.

"Apaan?" 

"Ngga mau mikirin cinta cintaan." jawab nanda

"Emang bisa ?." Desi tidak percaya.

" Pasti bisa." Nanda meyakinkan dirinya sendiri.

***

 Rafa menyalakan tv, mencari saluran yang biasa ditonton seseorang yang sudah tiga malam ini tidak datang.

Sambil merebahkan diri di sofa, ia mengingat ucapan Nanda untuk terakhir kali, di tempat itu.

"Aku berhenti"

 Rafa menghela nafas.

Nanda bukan hanya tidak pernah datang lagi, perempuan itu juga memblokir nomor nya.kekanakan sekali.

 Televisi menayangkan adegan romantis sepasang kekasih.mereka berciuman bibir. Rafa teringat Nanda. Jika ada adegan seperti itu, Nanda berteriak histeris,entah apa maksudnya.

 Lelaki itu kemudian beranjak ke lantai atas menuju kamar, ingin tidur karena ngantuk.meninggalkan tv tetap menyala ,merasakan kehadiran Nanda melalui dialog bahasa Korea yang terdengar sampai atas.

***

 Nanda mendengar bunyi seperti gelas jatuh kemudian ada suara ibunya memanggil.Setengah loncat perempuan itu bangkit dari tempat tidur, menuju arah suara.

 "Mamaa,mama jatuh, ayo bangun !"nanda berusaha mengangkat tubuh ibunya.

" Ke rumah sakit" ucap ibunya,sebelum terkulai di pelukan nanda.

 Nanda membawa tubuh ibunya dan membaringkan di atas sofa ruang tamu kemudian berlari ke kamar mengambil tas ibunya.

 Ketika berada di depan pintu mobil,ia menangis.Nanda berlari menuju rumah Rafa di sebelah.

 Pintu pagar dan rumah Rafa tidak dikunci, Nanda langsung melesat ke lantai dua, menggedor pintu kamar.

" Bangun !, buka pintunya!, antar mamaku ke rumah sakit."

Tidak perlu menunggu lama, pintu langsung terbuka.

" Kenapa?"

" Mama pingsan, ayo buruan !" Nanda menarik tangan Rafa dalam kepanikan.

Rafa menyambar celana jeans dan jaketnya.

" Temenin mama kamu , aku pake ini dulu sebentar."

Nanda berlari, kembali menuju rumahnya.

***

 "Kanker serviks stadium 4B" jawab Nanda saat Rafa bertanya apa penyakit Mama Ratih.

" Berarti sudah lama."

Nanda mengangguk mengiyakan.

Sekarang mama Ratih berada di ruangan observasi.

 " Mama kamu sudah pernah operasi atau kemoterapi?" tanya Rafa kemudian.

Nanda menggeleng, Ia sungguh tidak tahu.

"Ibuku sakit kanker payudara, semua pengobatan sudah dijalani, sekarang dia sehat." ucap Rafa sambil memegang pundak Nanda.

Nanda terdiam.Dia merasa seperti anak durhaka, tidak tahu kesusahan ibunya sendiri.

"Aku.." Rafa tidak jadi berkata, dia menyadari sesuatu.

Nanda mengerutkan dahi.

"Gue temenin Lu, sampai Bu Ratih sadar, jangan khawatir." ucap Rafa selanjutnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Never Been Loved   56. Karena Cinta juga

    Nanda membayar sejumlah uang kepada kasir Rumah Sakit untuk keperluan Papa Hendra. Walaupun memakai asuransi kesehatan, ada beberapa alat dan obat yang harus dibeli secara mandiri. Sekarang Hendra ada di ruang Hemodialisa ditemani Irawaty yang kebetulan sedang istirahat. Perempuan itu bekerja di rumah sakit tersebut sebagai perawat di Poli penyakit dalam. Rafa yang tadi menemani mertuanya tampak duduk di antara Alva dan Alvi.Hari ini Lelaki itu sengaja meliburkan diri dan meminta Farhan menggantikan tugasnya di lokasi pemotretan. Nanda berjalan menuju ruang Hemodialisa, melewati ketiga lelaki yang tampak asik melihat ponsel yang menampilkan sebuah game petualangan. Terdengar suara Papa di telinga Nanda yang sedang memberikan alat dan obat tadi kepada perawat jaga di ruangan itu. "Pulang dari sini, Papa ingin berkumpul bersama di rumah, telp

  • Never Been Loved   55. Karena Cinta

    "Jadi untuk cover, Kamu sudah polling ke pembaca di aplikasi? Yang mana pilihan mereka?, " tanya Larasati.Nanda mengangguk sambil menujukkan pilihan pertama dari gambar cover yang seminggu lalu dikirim pihak editor dan desain grafis.Kedua orang itu juga tampak berada di sana mengikuti meeting hari ini. Mba Tia sebagai editor dan Mas langit yang membuat desain cover untuk novel pertama Nanda."Oh ya, katanya udah open PO juga?, " Larasati kembali bertanya"Sudah, kemarin hari terakhir, "jawab Nanda." Dapet berapa?. "Nanda membuka buku catatan yang berisi daftar pembaca yang mengikuti PO novel miliknya."Ada 186 orang yang sudah transfer. "jawab Nanda."Kamu ngurus sendiri?, " tanya Mba TiaNanda mengangguk."Hebat" Kata Mba Tia kemudian."Sarjana

  • Never Been Loved   54. Dunia milik bersama part II

    Hari ini adalah hari terakhir Rafa berada di ruang kerja Bendahara Keuangan di Perusahaan milik Radian.Semua berkas pengunduran diri dan segala macamnya sudah dikirim pihak HR. Azka menyimpan benda itu di meja bossnya."Bagaimana reaksi pihak manajemen mengenai laporan keuangan yang kita kirim kemarin, " tanya Rafa kepada asistennya itu."Beragam, untuk lebih jelas, kita lihat respon mereka di rapat nanti siang, Pak.""Sepertinya Aku tidak harus hadir, Papa sebentar lagi datang, Kamu dampingi Dia.""Bapak mau ke mana? Saya pikir laporan itu hasil kerja keras Bapak selama tiga bulan bekerja di sini, Anda harus dapat penghargaan karena bisa membereskan tata cara pengelolaan keuangan yang semrawut."Rafa terkekeh mendengar Azka berbicara seperti itu, menurutnya terlalu berlebihan."Raga tidak mungkin membiarkan perusahaan ini menjadi bangkrut,

  • Never Been Loved   53. Dunia milik Bersama Part I

    Malam itu Nanda sedang menonton drama Korea, di ruang tengah, berbaring di sofa baru. Sebuah panggilan video terlihat di ponsel, dari Desi.Nanda menekan tombol hijau."Lagi ngapain pengantin baru?, " tanya Nanda secepat kilat, dia tidak mau keduluan.Desi pasti mau pamer."Honeymoon doooong, nih lihat." Desi memutar kamera handphone, terlihat suasana Jalan Malioboro, sedikit ramai."Udah berapa hari di Jogja?." Nanda bertanya tanpa menyadari Rafa menghampiri dan langsung menindih tubuh istrinya yang telungkup dengan mata fokus menatap hape. Desi yang teriak"HEI, mau ngapain tuh, Laki Lo?. "Rafa yang terkejut, segera bangkit dan berpindah ke sofa yang lain. Dia melempar bantal sofa ke arah istrinya."Wah, KDRT nih, " teriak Desi lagi."Tau, kebiasaan, dibiarin ngelunjak. " Nanda merapikan rambut yang berantakan karena ulah Rafa."Lusa gue pulang, cape udah dua minggu keliling Jawa. " De

  • Never Been Loved   52. Dulu dan Kini

    "Maaf." Nanda menatap wajah Rafa yang sedang memakan nasi goreng yang dibeli saat perjalanan pulang."Makan dulu. " Rafa menunjuk mie goreng milik istrinya yang tersisa setengah.Lelaki itu kemudian menukar kedua makanan tersebut. Dia berusaha menghabiskan mie yang masih banyak dan istrinya memakan nasi goreng yang sisa sedikit.Rafa mengambil ponsel, ada pesan balasan dari papa yang mengabarkan bahwa Lelaki itu sudah ada di rumah begitu juga dengan asisten rumah tangga dan petugas keamanan yang tadi tidak kelihatan satu pun batang hidungnya."Kamu masih marah?, " tanya Nanda lagi."Siapa yang marah?." Rafa membereskan bungkus makanan dan melemparnya ke arah tempat sampah. Nanda mengikuti arah lemparan. Tepat sasaran."Jadi galak, aku takut, " ucap Nanda pelan."Kamu ngga nurut, jangan buka pintu, apalagi tamu lelaki. ""Iya, maaf. ""Ngomong apa Dia?.""Kita baikkan, jangan musuhan, gi

  • Never Been Loved   51.Cinta Lama sudah Kelar

    Rafa yang berada di balik kemudi melihat ada panggilan telpon dari adiknya, Raga. Suasana jalan yang mulai sepi memudahkan lelaki itu untuk segera menepi. Menjawab panggilan itu segera."Maminya Irene meninggal,kita bertemu di rumah, " Kata Raga di detik awal panggilan tersambung."Banyak orang di sana, gue ngga mau mancing keributan. ""Cari sendiri kalau begitu. ""Di mana Lo sembunyikan istri gue, Hah?. ""Temukan sendiri, seperti yang Lo minta,gue tidak akan lagi mengusik Kalian. "Panggilan berhenti.Rafa mencari kontak nama lain. Seseorang yang kemarin berseteru dengan istrinya di gedung resepsi. Panggilan tersambung setelah beberapa saat menunggu. Tiba tiba ada keraguan, Rafa yang kebingungan menutup kembali panggilan dan beralih menelpon adik dari perempuan itu."Kenapa?. " tanya Lelaki bernama Ananta merasa heran mendapat telpon dari teman sekaligus rivalnya tersebut."Lo di Jakarta?.""Iy

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status