Malam yang dinantikan Nathan tiba. Ia bersiap lebih awal sambil memikirkan susunan kalimat yang ingin dikatakan kepada Erin. āKamu baik-baik saja?ā tanya Amelian setengah berbisik. Ia sejak tadi mengamati ekspresi putranya yang tampak sedang memikirkan banyak hal. Pria bermata hitam itu tersenyum. āAku baik-baik saja, bu.ā Ucapannya penuh dengan keyakinan dan Amelian bisa melihat hal tersebut dengan jelas. Pandangan mata semua yang sedang duduk mengitari meja itu beralih ke arah David dan Erin yang baru saja datang. Erin memakai gaun hitam panjang dengan lengan pendek. Ia tampak lebih menawan dengan penataan rambut yang diikat pada bagian samping telinga sebelah kiri. āMaaf kami terlambat,ā ucap David yang kemudian duduk disusul oleh Erin. āNggak terlambat kok, masih ada satu lagi yang akan datang,ā jawab Amelian sambil tersenyum. Dahi David mengernyit, ia mengamati sekeliling meja itu tapi merasa semua yang sudah seharusnya hadir telah lengkap. Tidak lama kemudian seorang wa
Akhir pekan itu hujan turun dengan deras sejak pagi. Erin terdiam di kamarnya sambil menatap tetesan hujan yang mengenai jendela. Semua berlalu tanpa pembicaraan yang jelas dan perempuan bermata coklat itu merasa tidak tenang dengan ketidakpastian yang ada. Sudah satu bulan ini sikap Nathan kepadanya semakin baik tapi tetap dalam batas yang wajar. Hanya saja cara pria itu menatap membuat Erin merasa terganggu. Erin sudah mencoba menanyakan hal itu langsung kepada Nathan tapi mantan kekasihnya tersebut selalu mengalihkan pembicaraan. āApa dia beneran udah move on dan berubah seperti yang dikatakan mas David?ā gumam Erin dalam hati. Pandangannya beralih ke arah jam digital di meja. Erin menghela nafas lalu memejamkan matanya. Ruangan tersebut terasa lebih sepi karena David sedang pergi. āSepertinya aku udah terbiasa dengan kehadiran mas David⦠.ā Sejak kedatangan Niki, David memang pergi setiap hari menemui mantan istrinya tersebut, untuk memenuhi janji yang sudah terlanjur dikata
āAda yang mau dibicarakan?ā tanya Erin dengan ekspresi datar dan tatapan mata yang terlihat dingin. Sorot mata kedua orang tersebut bertemu, tapi Erin segera mengalihkan pandangannya ke kaleng minuman di atas meja lalu meraihnya. āYa, bulan depan aku akan pergi ke Perancis mengunjungi Nichoā¦,ā āBersama Niki,ā ucap Erin melanjutkan perkataan David. Pandangan David menyelidik ekspresi Erin. Perempuan tersebut tampak tenang dalam ekspresi datarnya, tapi ada nada kesal dalam ucapannya. āLalu?ā tanya Erin yang kemudian memandang ke arah David. āAku hanya ingin memberitahu mu tentang ituā¦ā Erin mengangguk kemudian kembali meraih makanan miliknya dan mengunyahnya perlahan. Suasana ruangan tersebut menjadi hening setelah keduanya saling terdiam dalam waktu lama. David bangkit dari tempat duduknya lalu melangkah pergi dari ruangan tersebut. Beberapa saat kemudian ekspresi datar Erin berubah menjadi sendu. Perempuan bermata coklat tersebut tetap melanjutkan mengunyah makanan yang ada d
Setelah mendengar percakapan Nathan dengan Emmy waktu itu, setiap harinya Erin selalu bekerja lebih banyak untuk memikirkan inovasi yang bisa dilakukannya agar semuanya kembali membaik. David merasa khawatir saat melihat Erin berada di ruang kerja setiap hari hingga larut malam. Meski sudah menasehatinya agar tidur dengan cukup, perempuan tersebut tetap keras kepala dan melanjutkan kegiatannya. Erin memang tidak menceritakan semua hal kepada David, tapi pria itu mengetahui semuanya dari Harsano yang merupakan ayah mertuanya. Cerita yang didengarnya hanya tentang pemberhentian kerjasama dari beberapa mitra bisnis yang sudah terjalin sejak dulu. David belum mengetahui bahwa ada campur tangan dari pesaing Erin pada hal tersebut. Pria tampan yang sudah menjadi suami kontraknya itu juga sering menemaninya hingga larut malam. Walau hanya saling diam dengan kegiatan masing-masing, Erin selalu merasa lebih tenang jika ada David dalam ruangan yang sama dengannya. Walaupun Erin selalu meno
āDavid, sepertinya kita nggak bisa bertemu duluā¦,ā ucap Niki dengan suara tertahan seperti sedang menahan sakit. āAda apa? Apa terjadi sesuatu?ā āTidak ada⦠.ā David menghela nafas panjang. āKamu dimana, biar aku kesana sekarang.ā āAku nggak bisa menemui mu⦠.ā āKalau kamu nggak mengatakannya, aku nggak bisa berjanji untuk ikut menemui Nicho.ā Pria bermata coklat itu memejamkan matanya. Ia sebenarnya tidak ingin menggunakan Nicho untuk beralasan seperti itu. Namun firasat David mengatakan ada sesuatu yang terjadi kepada Niki. Niki terdiam selama beberapa saat lalu mengatakan lokasi tempat ia berada dengan suara terpaksa. David tahu, jika tidak memikirkan putranya, pasti wanita itu akan tetap merahasiakan keberadaannya. Setelah mengetahui tempat Niki berada, David langsung mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Beberapa kemungkinan mulai muncul dalam pikirannya. Sepuluh menit kemudian David sampai di sebuah hotel tempat Niki menginap. Ia terburu-buru melangkah menuju no
Keberangkatan David ke Perancis yang lebih cepat dari rencana, sempat memunculkan tanda tanya di benak Harsano. Namun Erin menjelaskan bahwa David sedang ada urusan bisnis dan perlu mempersiapkan semuanya lebih awal. Tentu saja pria tua itu mempercayai ucapan putrinya. Sebenarnya Erin tidak sepenuhnya berbohong. Hanya saja urusan bisnis yang disebutkan, seharusnya diurus oleh salah satu karyawan David yang lain. Hardion yang merupakan ayah David sekaligus pimpinan di MG juga tidak banyak berkomentar karena lebih merasa lega karena putranya yang mengurus semua secara langsung. Tidak ada yang tahu kecuali Erin jika David pergi karena mengurus sesuatu yang berkaitan dengan mantan istrinya dan juga seorang anak yang sudah dianggap sebagai anaknya sendiri. Meski Erin tidak mencegah atau berkomentar, ia tidak ikut mengantar kepergian David. Perempuan itu beralasan ada kelas dan tidak bisa lagi membolos. Tentu saja semua yang dikatakannya hanya kebohongan. Erin hanya merasa tidak ingin
Pak No berdiri dengan ekspresi panik. āNona, tuan Harsano nggak sadarkan diri⦠.ā Ekspresi wajah perempuan yang sedang berdiri di ambang pintu tersebut menjadi pucat. Dadanya terasa sesak, semuanya tiba-tiba menjadi gelap. Namun Erin mencoba mempertahankan kesadarannya. āDimana?ā āM-masih di ruang kerjanyaā¦,ā ucap pak No terbata-bata saat melihat tatapan mata Erin yang nyaris saja menjadi kosong. Erin langsung berlari cepat menuruni tangga, menuju ruang kerja ayahnya dengan pintu yang masih terbuka. āPa!ā Bi Karti menjelaskan kalau ia baru saja menemukan Harsano tergeletak saat membawakan kopi yang diminta oleh pria tua itu. Sambil mendengarkan penjelasan bi Karti, Erin memastikan denyut nadi ayahnya. Wajahnya tampak sedikit lega meski masih terlihat pucat. Sesak, dada perempuan tersebut terasa sesak. Tubuhnya terasa lemas tapi ia berusaha sekuat tenaga untuk tetap dalam keadaan sadar. Setelah menghela nafas panjang, Er
Erin membuka matanya usai tidak sadarkan diri selama lebih dari tiga jam. Ia mencoba mengingat kembali apa yang terjadi, lalu kepalanya terasa sakit lagi. āKamu udah bangun?ā Tatapan mata Erin menuju ke sumber suara. Ia melihat pria di sampingnya menatap dengan ekspresi khawatir. Mata hitam yang dulu pernah ia cintai. Perempuan bermata coklat tersebut mulai bisa kembali mengingat apa yang terjadi. āApa papa ku udah bangun?ā āBelum tapi dokter bilang keadaannya saat ini sudah tidak kritis, mungkin besok kamu bisa mendengarnya sendiri dari dokter⦠.ā Pandangan mata Erin beralih ke jendela ruangan yang tertutup. Ia mulai menebak berapa lama ia tidak sadarkan diri. āMakanlah sesuatu sedikit,ā ucap Nathan lagi. āNanti,ā jawab Erin pelan. Suasana ruangan itu kembali menjadi hening. Nathan menatap Erin yang kembali menutup matanya. āMas David menanyakan keadaan mu⦠.ā Mata Erin terbuka lagi. Ia baru ingat saat ini sedang tidak membawa ponsel karena pergi dengan terburu-buru. āAku
Suasana menjadi hening usai David membenarkan apa yang ditanyakan Erin. Pria tersebut tidak mengatakan hal lain dan membiarkan istrinya memahami pengakuannya. Erin tampak terkejut dengan apa yang didengarnya meski sudah mendengar hal tersebut dari Niki terlebih dahulu. Ia memandang ke arah cincin di jari kanannya dengan ekspresi cemas sekaligus lega. āJadi, sebenarnya aku dan mas David saling menyukai?ā āItu hanya akan membuat mu semakin bingung saat mengambil keputusan kan?ā tanya Davis setelah terdiam dalam waktu yang cukup lama. Pandangan mata Erin beralih ke arah David. āNggak⦠bukan begitu, aku hanya sedang berpikir.ā āJangan mempertimbangkan tentang ini, jangan pikirkan aku, kita bisa lakukan sesuai rencana.ā āNggak, tunggu dulu,ā balas Erin dengan ekspresi cemas. Perempuan tersebut sejak tadi berusaha menyusun kalimat yang ingin dikatakan. Namun otaknya kali ini terasa sulit berfungsi sebagaimana mestinya. āErin, dengar, aku mengatakan itu bukan untuk membuat mu bingung,
Semua asumsi dan pikiran buruk memenuhi kepalanya. David menghela nafas panjang lagi lalu memijat dahinya pelan. Ia berusaha tidak memikirkan semua itu lebih dulu. Setelah membereskan barang-barang milik Erin, pria tersebut langsung pergi berbelanja bahan masakan dan membeli buah-buahan kesukaan istrinya. Meski ia dalam keadaan tidak tenang, pria tersebut tetap memasak karena ingin menyambut kepulangan istrinya dengan hangat. Erin terbangun menjelang sore hari ketika Harsano sudah pulang ke rumah. Semua makanan yang dimasak David sudah tersedia lengkap di meja makan. āSepertinya aku tidur sangat lama? Kenapa papa atau mas David nggak membangunkan ku?ā āPerjalanan dari Italia kan sangat jauh, tentu saja kamu harus cukup istirahat,ā balas Harsano dengan senyum yang dipaksakan. āKenapa papa ekspresinya begitu?ā āAyo makan,ā ucap Harsano memperbaiki ekspresinya. Makan malam yang diselenggarakan lebih awal tersebut berlangsung cukup hangat. Namun Erin merasa ada yang lain dari eksp
Ekspresi Elisa masih tampak tetap teduh. Namun ada sedikit rasa cemas yang terpancar dari sorot matanya. āLalu apa yang kamu inginkan?ā āAku hanya nggak mau membohongi semua orang lebih lama lagi, nek.ā Wanita tua di sebelah Erin tersebut tersenyum. āKali ini nenek tidak akan memaksakan satu hal, nenek akan mendukung apa pun keputusan mu.ā āAku akan coba berpikir lagi.ā āKamu bisa membicarakan itu dengannya, katakan secara jujur lalu ambil keputusan setelah kamu tidak lagi bimbang.ā Elisa bangkit dari tempat duduknya lalu mengusap kepala Erin sebelum kemudian melangkah pergi meninggalkan kamar tersebut. Erin menghempaskan tubuhnya di kasur. Matanya menatap langit-langit kamar dengan ekspresi sendu. Semua perasaan yang muncul membuat ia semakin bingung. āWalau mendengar semuanya, kenapa aku tetap terus teringat kalau mas David membantu ku karena merasa berhutang budi?ā Ia bukannya tidak bisa melihat ketulusan Dav
āIni tentang David kan?ā tanya Elisa lagi. Pupil mata Erin membesar setelah mendengar ucapan sang nenek. Namun ia tidak mengiyakan secara langsung tebakan Elisa. āKamu tidak perlu khawatir tentang itu, kali ini nenek tidak akan sembarangan berkomentar,ā ucap Elisa meyakinkan. Tatapan mata tua itu tampak teduh, tapi tetap tidak berhasil meyakinkan Erin untuk bercerita lebih dulu. Erin sudah terlanjur menganggap sang nenek membenci David. Baginya menceritakan tentang pria tersebut hanya akan membawa hal yang lebih buruk. Elisa masih menunggu dengan tenang selama selama beberapa waktu. Namun Erin tetap diam dengan ekspresi ragu. āDavid beberapa kali menghubungi nenek untuk menanyakan keadaan mu...,ā ucap Elisa setelah cukup lama terdiam di tempatnya. āMas David menghubungi nenek?ā āYa.ā āKenapa? Mas David kan bisa bertanya langsung ke Erinā¦ā āKamu menghindarinya, jadi dia bertanya langsung ke nenek.ā Pandangan mata Erin beralih ke arah lain dengan ekspreii gelisah. āJadi mas D
Niki menatap Erin dalam waktu lama. Ia beberapa kali menghela nafas kemudian menggelengkan kepalanya pelan. āSudahlah, itu bukan urusan ku juga. Semoga semua rencana mu berjalan lancar.ā Wanita bermata hazel itu bermaksud melangkah pergi, tapi Erin menahan pergelangan tangannya. āTunggu, jelaskan dulu.ā āUntuk apa?ā Erin melepaskan genggaman tangannya. āTolong jelaskan dulu, paling nggak, aku bisa tau hal yang sebenarnya.ā āApa David nggak mengatakannya padamu?ā Perempuan di seberang Niki itu menggenggam tangannya sendiri sambil berusaha mempertahankan ekspresi datarnya. āSepertinya udah, tapi ku pikir itu hanya ucapan asal untuk menenangkan ku.ā āAsal? Apa kamu nggak bisa membedakan bagaimana raut wajah seseorang saat mengatakan hal yang sesungguhnya?!ā Intonasi suaranya meninggi. Niki tidak bisa menahan emosinya karena menghadapi Erin yang memilih buta akan semua hal di sekelilingnya. āAku nggak mau salah pahamā¦,ā balas Erin beralasan. Ada jeda yang cukup panjang sebelum
Waktu berlalu cepat, tidak terasa Erin sudah berada di Italia selama hampir 4 bulan lamanya. Musim dingin kali ini datang lebih cepat dari tahun sebelumnya. Salju putih menyelimuti banyak kota sejak awal bulan. Erin tetap menjalani hari demi hari dengan baik. Belajar tentang bisnis, ikut memberi solusi pada masalah-masalah yang sedang terjadi pada perusahaan yang dikelola tante dan neneknya. Meski Erin sering teringat David, ia tetap melakukan semua kegiatannya dengan sempurna. Ia berusaha mengatur otaknya agar membedakan urusan pekerjaan dan urusan pribadi. Bertambahnya usia dan pertemuannya dengan berbagai orang dengan latar belakang berbeda juga membuat ia banyak belajar tentang kehidupan. Perempuan itu menyadari banyak hal. Semua yang sudah dilakukannya dan balas dendamnya yang tidak membawa manfaat apa pun pada akhirnya akan melukai banyak orang, termasuk dirinya sendiri. āKamu beneran mau berangkat sendiri? Tidak perlu nenek temani?ā
David langsung mengunjungi rumah orang tuanya setelah pulang kerja. Namun hanya ada Nicho karena saat itu Niki belum kembali.āHalo paman,ā sapa Nicho sambil tersenyum begitu melihat David sampai di rumah tersebut.āPaman?āāYa, mama sudah memberitahu ku dan melarang ku memanggil paman dengan sebutan daddy lagiā¦āAmelian menatap bocah kecil tersebut dengan ekspresi bingung. Ia juga cukup terkejut saat Nicho memanggil David dengan sebutan paman.Wanita tua itu memilih menyimpan rasa penasarannya lalu melangkah menuju dapur untuk meyiapkan makan malam.āHmm begitu? Jadi Nicho tidak mau memanggil daddy lagi?ā tanya David yang kemudian duduk di sebelah bocah tersebut.Bocah kecil itu menatap David dalam waktu lama lalu tersenyum. āNicho tidak ingin merepotkan paman lebih banyak lagi.āJawaban tersebut tidak menjawab pertanyaan David. Namun pria berkumis tipis itu tahu betul bahwa itu adalah keputusan yang sudah disepakati oleh Niki dan Nicho.Meski ada rasa tidak nyaman yang muncul dalam
Erin mematung di tempatnya saat mendengar pertanyaan David dari seberang telepon. Ia tidak menyangka akan ditanya tentang hal itu. āKenapa mas David bertanya itu? Apa nenek mengatakan sesuatu? Tentu nggak, aku sudah memintanya untuk berpura-pura nggak tauā¦ā āErin?ā tanya David memastikan sambungan teleponnya tidak terputus. āYa⦠aku masih disiniā¦ā āJadi nenek mu tahu tentang itu?ā tanya David lagi. āNggak⦠kenapa mas David mikir begitu?ā Hening, David yang tidak langsung menjawab semakin membuat Erin merasa cemas. āApa mas David tau sesuatu?ā āKamu udah janji mau jawab jujurā¦,ā ucap David setelah terdiam cukup lama. āAku sudah menjawab jujur, masā¦ā āErin⦠kita udah sepakat untuk mengakhiri semua dengan cara baik, aku juga butuh mengetahui keadaan sebenarnyaā¦ā Perempuan bermata coklat itu menggenggam erat ponselnya. Matanya terpejam sedangkan ekspresinya tampak semakin cemas. āKita bicarakan itu nanti ya? Aku sudah harus pergi ke kantor sebentar lagiā¦ā /klikā¦/ Erin langsu
Penampilan Nathan terlihat berbeda dari biasanya. Itu pertama kalinya Emmy melihat Nathan memakai jas. Jas hitam tersebut membuat penampilan Nathan tampak lebih dewasa. Penataan rambutnya sekarang juga membuat pria itu terlihat semakin tampan. Kalau David memiliki tampilan pria matang yang menantang, Nathan justru terlihat sebagai pria muda segar yang tenang. āEmmy?ā Perempuan berambut pendek itu langsung menggelengkan kepalanya pelan saat menyadari sudah terlalu lama menatap Nathan. āAh maaf, aku sedang melamunā¦ā āTumben?ā āBiasalah⦠ngomong-ngomong penampilan kak Nathan sekarang terlihat beda, aku sampai nggak mengenaliā¦ā āAku nggak mau terus-terusan dibilang ngikutin penampilan mas Davidā¦ā Emmy mengernyitkan keningnya. Tanpa sadar ia mulai membandingkan penampilan David dengan Nathan sebelumnya. Perempuan itu beberapa kali memang pernah melihat tampilan Nathan yang serupa dengan kakaknya. Namun ia tidak menilai buruk karena berpikir Nathan melakukan itu karena mengidolaka