Share

Apa Kau Lebih Suka Di Sentuh Dia?

Verrel Burhan Prayoga menatap tubuhnya pada cermin yang cukup besar di hadapannya sembari mengancingkan jas hitamnya yang melekat pas di tubuhnya yang perfect.

Wanita mana pun yang melihatnya saat ini pasti terpesona dengan ketampanannya. Verrel keluar dari kamarnya bersiap - siap untuk pergi ke kantor. Angela sibuk menyiapkan sarapan di dapur.

Sekilas Angela mencium parfum yang sangat familiar untuknya. Siapa lagi kalau bukan Verrel Burhan Prayoga yang datang ke meja makan untuk menyantap sarapannya. Angela dengan cekatan sudah menata semuanya di meja lengkap dengan minumannya.

Ia tidak berkata banyak. Hanya menyodorkan makanan kepada Verrel kemudian kembali ke tempat duduknya untuk menyantap makanannya sendiri. Sesekali Verrel melirik kearah Angela, namun gadis itu lebih asyik menikmati makanannya.

Seusai makan Verrel menghampiri Angela.

"Kau bisa membeli segala sesuatu menggunakan ini." Verrel menyerahkan black card pada Angela.

"Tidak, terima kasih," tolak Angela.

"Kau istriku, sekarang akulah yang menanggungmu," kata Verrel tegas.

"Istri kontrak," sindir Angela.

"Buku nikah itu asli!" Jadi kau istri sahku," bantah Verrel.

"Terserah apa katamu," Angela pergi meninggalkan Verrel yang belum selesai bicara.

Lelaki itu geram melihat tingkah Angela yang mengacuhkannya. Ia sudah menjatuhkan harga dirinya dengan sikap yang agak lunak tapi ternyata itu tidak mengubah apapun. Angela tetap kekeh tidak bisa menerima dirinya sebagai suami.

"Hari ini aku tidak berangkat kerja, mungkin untuk seterusnya," ucap Angela tiba-tiba. Ia teringat bagaimana Verrel selalu memanfaatkan situasi di dalam satu ruangan dengan mencium paksa waktu itu. Bahkan pria itu selalu menginginkan lebih.

"Kenapa? Kau tidak bisa bersikap seenaknya," kata Verrel.

"Aku lelah, ingin di rumah hari ini," ucap Angela. 

"Bekerjalah kembali di kantorku!" teriak Verrel.

Angela menghentikan langkahnya.

"Aku tidak mau!" Ia mempercepat langkahnya dan kembali ke kamar. Verrel hanya bisa menatap Angela dari lantai bawah sesaat kemudian ia pun memutuskan pergi ke kantor.

Ponselnya berdering beberapa kali. Verrel mengangkatnya. Asisten pribadinya memberitahu bahwa akan ada klien yang sangat penting yang di temuinya hari ini. Iapun mempercepat laju mobilnya. Urusan dengan Angela akhir - akhir ini membuat kepalanya pening. Lebih baik ia menghadapi lawan bisnis yang tangguh daripada berurusan dengan sikap Angela.

Sementara di dalam kamar. Angela merutuki kebodohannya kenapa bisa terjebak dengan permainannya sendiri. Ia melihat pantulan wajahnya di cermin, buat apa cantik tapi kalau bodoh. Ia terus menyalahkan dirinya.

"Angela kamu tidak boleh seperti ini. Pergilah jalan - jalan cari angin segar," katanya menghibur dirinya sendiri.

Angela mulai mengganti bajunya. Berdandan cantik mengenakan dress berwarna peach. Yah, hari ini ia berencana ingin makan es krim. Bukankah coklat yang dingin akan mendinginkan pikirannya. Menurutnya itu adalah ide yang cemerlang.

Angela mampir ke sebuah minimarket ia membeli beberapa makanan camilan dan es krim kesukaannya. Setelah di rasa cukup belanjaannya ia memutuskan duduk di kursi taman yang tidak jauh dari minimarket. Angela sibuk menjilat es krimnya tanpa sadar ada seorang pria yang memperhatikannya dari kejauhan.

Ia memarkirkan mobilnya di tepi trotoar. Yohan melompati beberapa tanaman bunga yang menjadi penghalang jalannya.

"Angela, sayang," sapa Yohan.

Mata Angela terbelalak kaget. Sejak kapan Yohan sudah berada di hadapannya. Mungkin ia terlalu asyik menikmati es krimnya sehingga ia tidak tahu Yohan sudah berdiri di dekatnya.

"Maafkanlah aku. Aku mengaku salah. Aku masih sangat mencintaimu," terang Yohan seraya menggeser kursi di depan Angela.

"Waktu itu aku terjebak rayuan wanita itu. Sekarang aku baru sadar bahwa hanya kaulah yang aku inginkan untuk jadi istriku," terangnya lagi.

"Aku sudah selesai makan es krimnya. Sepertinya sudah sangat siang, aku harus pulang," jawab Angela seraya meraih tasnya.

Yohan menarik tangan Angela memeluk mantan pacarnya dengan erat.

"Tolong, lepaskan! Ini tempat umum!" kata Angela lirih.

"Aku merindukanmu," kata Yohan.

"Tapi aku tidak," Angela berusaha melepaskan pelukan Yohan.

"Tidakkah kau merindukanku?" bisik Yohan. Nafasnya yang memburu terdengar ditelinga Angela.

Gadis itu mendorong tubuh Yohan hingga terduduk di kursi taman. Angela berlari sekencang mungkin menghindari kejaran Yohan. Hingga sebuah mobil yang sangat ia kenal menghampirinya.

"Masuk!" perintah pemilik mobil itu.

"Kamu," Angela heran. Bagaimana mungkin Verrel bisa mengetahui keberadaannya.

Angela akhirnya memilih menurut masuk ke dalam mobil. Verrel menyetel tape mobilnya dengan suara yang keras. Angela menutup telinganya.

"Dasar pria gila!" gerutunya.

"Suami pergi ke kantor malah kau bersenang - senang dengan mantan pacarmu!" teriak Verrel.

"Suami? Aku tidak pernah mengakuimu sebagai suamiku!" bantah Angela.

"Baik. Akan aku tunjukkan apa itu suami." Verrel menyetir mobilnya dengan kecepatan tinggi.

"Hentikan! Kita bisa terbunuh karena ulahmu!" teriak Angela.

Verrel tidak mengindahkan perkataan Angela. Sesampainya di depan mansionnya. Verrel keluar dari mobil dan menggendong paksa Angela menaiki tangga atas dan melemparkannya di atas ranjang.

Verrel menarik lepas dasinya. Kemejanya sudah terbuka.

"Apa yang akan kau lakukan!" Angela ketakutan.

"Melakukan apa yang seharusnya seorang suami terhadap istrinya!" Vetrel menarik tengkuk Angela dan menciumnya.

Angela mendorong tubuh Ricko.

"Kau boleh melakukannya dengan wanita lain. Aku tidak sudi kau sentuh!" Angela berusaha memperbaiki bajunya yang sudah berantakan.

"Kau istriku! Kau tidak boleh menolakku!" Verrel semakin beringas ingin memakan habis tubuh Angela.

"Apa kau lebih suka jika pacarmu yang menyentuhmu!" Verrel merobek baju Angela bagian depan. Tampak sepasang benda indah menyembul keluar. Angela menutupinya dengan kedua tangannya. Verrel mencium Angela lagi kali ini ciumannya lebih lembut.

Tangan Verrel menjelajah liar. Ia tidak ingin lagi laki - laki lain mendahuluinya termasuk Yohan. Kecantikan Angela hanya seutuhnya miliknya. Tak ada seorang pun yang boleh memilikinya. Angela menangis terisak membuat kesadaran Verrel kembali. Ia merasa telah menyakiti wanita yang di cintainya.

"Maafkan aku," Verrel duduk membelakangi Angela. Ia merasa menjadi seorang pemerkosa istrinya sendiri. Iapun memeluk tubuh langsing Angela. Mengusap rambutnya perlahan.

"Kenapa kau lakukan ini padaku? Apa salahku?"tanya Angela lirih.

"Maaf, aku sangat cemburu," terang Verrel.

Angela terdiam, ia bingung dengan perkataan Verrel. Lelaki itu benar-benar ingin menguasai dirinya. Ia tidak ingin menikah dengan Yohan, tidak juga dengan Verrel. Apalagi perasaan dirinya dan Verrel yang masih abu-abu membuatnya tetap bersikukuh untuk meninggalkannya kelak. Banyak waniys yang mengagumi Verrel yang terkadang membuat dirinya merasa kecil. Ia juga gemas jika wanita-wanita itu merayu Verrel. Tapi Angela menyadari ia tidak bisa berharap banyak dari pernikahan kontraknya. 

Setahun bagi Angela bukan waktu yang sebentar, ia merasa semakin hari sikap pria itu sangat menyebalkan. Selalu mengaturnya, sesuka hati. 

Tangan Verrel melingkar erat di perutnya, sampai pria itu terbangun kembali karena menyadari ia telah meninggalkan kantor demi Angela.

"Aku berangkat dulu, apa kau ikut denganku. Ingat aku tudak suka kau bersama pria lain!" peringat Verrel.

"Ya, sudah. Aku ikut," jawab Angela lirih.

---Bersambung---

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status