"Ehmm!! Dasar anak tidak tahu sopan santun! Berani sekali kau tidak memberitahukan kami!" teriak seorang lelaki paruh baya yang sudah berdiri di tengah pintu.
Kedua orang tua Verrel datang menjenguk bersama dengan mamanya Angela. Mereka mendengar berita dari media tentang penculikan Angela yang di lakukan oleh Yohan.
"Kamu sudah menganggap kami mati! Hah!" Tuan Burhan marah-marah pada Verrel.
"Sudahlah, Pa. Yang penting menantu kita selamat, itu sudah luar biasa," ucap Kamila berusaha menenangkan suaminya.
"Bagaimana aku tidak marah, Ma. Dia ini sangat bodoh. Punya istri cantik dan cerdas seperti Angela, masih saja tidak becus menjaga istrinya. Kalau bukan, Angela yang menolong dia ketika pernikahannya itu. Sekarang dia pasti sudah punya istri penyihir!" sentak Burhan. Ia meluapkan segala amarahnya yang terpendam.
"Percuma kamu kuliah tinggi-tinggi, tapi otak kamu tetap saja dungu!" Burhan terus saja memaki Verrel.
Verrel terdiam, kali ini i
"Bukan begitu, aku tidak cerita karena saat itu kau masih belum sepenuhnya pulih," ucap Verrel. Angela tidak jadi marah setelah mendengar perkataan dari Verrel. "Lalu apa yang terjadi dengan Hellen?" tanya Angela kemudian. "Sepertinya ia mengalami keguguran, tapi kupikir memang dia sengaja membuat anak itu mati. Aku sangat mengenalnya, ia tidak pernah menyukai anak-anak," terang Verrel. "Kasihan dia, mau bagaimana lagi. Dia menuai dengan apa yang di tanam," kata Angela. "Benar, untung saja aku tidak jadi menikah dengannya," ujar Verrel lirih. "Dan aku sangat beruntung di jodohkan denganmu." Verrel mengecup punggung tangan Angela. Buru-buru Angela menariknya. "Lihatlah, banyak pelayan di sini ... apa kamu tidak malu?" bisik Angela. "Kenapa harus malu, kau istriku," kata Verrel. "Iya, aku tahu. Tapi jangan terlalu vulgar pamer kemesraan di depan banyak orang. Kasihan kan, mereka yang belum punya pasangan," jelas Ang
"Kamu baru di sini? tanya Angela."Iya, Tuan Verrel sengaja menambah jumlah asisten rumah tangga untuk melayani Nyonya," terangnya."Oh, ya siapa namamu?" tanya Angela."Panggil saja Bik Mirna," ucap Mirna."Angela, tolong iriskan buah yang asam-asam untukku," pinta Angela."Baik, Nyonya," ucap Bik Mirna.Saat Angela keluar dari dapur ia melihat seorang wanita cantik memakai baju kantor naik ke tangga menuju ke ruang kerja Verrel. Wanita itu langsung masuk, lalu pintunya di tutup rapat. Angela sampai melongo melihat kejadian itu.Perempuan cantik itu masuk ke dalam ruang kerja Verrel di lantai atas. Angela hanya bisa melihatnya dari lantai bawah. Ia tidak ingin gegabah, bisa saja wanita itu adalah karyawannya yang sedang melaporkan pekerjaannya atau membawakan berkas pekerjaan dari kantor.Verrel kaget dengan kedatangan seorang wanita cantik di ruangannya."Siapa kamu? Berani sekali kau masuk ke ruanganku tanpa iji
"Nanti kalau sudah sampai pasti ku telepon," ucap Verrel sembari mengecup kening istrinya."Hati-hati." Angela mengantarkan Verrel berangkat kerja hingga sampai di depan pintu utama. Ia lalu melambaikan tangannya ketika mobil Verrel keluar dari pelataran rumah mewahnya. Angela kembali masuk ke dalam rumah. Kali ini ia tidak ingin menghabiskan waktunya di kamar. Ia ingin bercocok tanam dengan bantun asisten rumah tangganya.Angela telah browsing di internet bagaimana menanam bunga-bungaan, yang baik agar tanaman tumbuh subur. Ia sudah menyuruh pelayan untuk membeli semua bahan yang di perlukan."Nyonya, mari saya bantu," kata Bik Mirna."Iya, tolong ambilkan pupuk dan tanahnya bawa ke sini," kata Angela."Baik, Nyonya."Angela sudah tidak sabar untuk memulai aktivitasnya. Ia tidak ingin mati karena kebosanan berdiam diri di kamar. Makan dan tidur terus. Bisa-bisa anak yang di kandungnya akan menjadi pemalas.Sebenarny
"Kau terlihat lelah sayang," ucap Angela."Iya, banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan. Maaf, kalau aku datang terlambat," kata Verrel menarik dasinya sendiri lalu melepaskannya."Mandilah air hangat, agar tubuhmu segar kembali," saran Angela."Baik, aku mandi dulu," kata Verrel.Angela menyiapkan baju yang akan di pakai suaminya, ia mencari kaos casual yang nyaman. Setelah menemukannya ia menaruhnya di pinggiran ranjang. Kemudian ia keluar dari kamar untuk mengecek apakah makanan yang di peruntukkan untuk Verrel sudah siap atau belum.Terlihat sudah komplit, Angela kembali menemui Verrel untuk mengajaknya makan."Sayang, makanan sudah siap. Yuk, kita makan dulu," ajak Angela.Verrel yang terlihat tampan memakai kaos simpel dengan celana berbahan katun sepanjang di bawah lutut sedikit. Memberikan kesan maskulin dan santai.Ia pun keluar mengikuti langkah kaki Angela menuju ke ruang makan. Dengan sabar, Angela me
Pria tampan itu membuka kacamata hitamnya sesekali matanya di manjakan dengan gedung pencakar langit yang menghiasi kota. Sudah berapa tahun ia tidak kembali ke kota kelahirannya. Jika saat itu ia tidak memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di luar negeri, mungkin sekarang ia sudah menikah dengan kekasihnya. Tetapi karena kekasih masa kecilnya tidak di temukan keberadaannya, ia memutjskan untuk melanjutkan pendidikannya di luar negeri.Mark bukan pria yang mudah jatuh cinta. Sekali ia jatuh cinta, maka ia tidak akan mudah melupakan wanita yang di cintainya. Tapi bagaimana ia bisa mengenali wanita masa kecilnya, mereka sudah terpisah sekian lama. Ia hanya teringat gadis itu mempunyai luka kecil di tubuhnya. Tapi luka semacam itu bukankah bisa hilang dengan sendirinya.Mark yakin, jika gadis kecil itu sekarang pastilah tumbuh menjadi gadis dewasa yang cantik. Ah, angan-angannya kembali melayang-layang. Saat gadis kecil itu menjadi tetangganya, dialah satu-satu
"Ah, jangan bilang ini tentang gadis kecil yang sering kau ceritakan padaku dulu," tebak Verrel."Benar, aku mau mencarinya, jika bertemu aku ingin menikahinya," kata Mark."Kau sudah gila apa? Bagaimana kalau dia sekarang sudah menikah? Apa kau tetap akan menikahinya?" tanya Verrel."Itu kan baru perumpamaan, belum tentu dia sekarang sudah menikah," bantah Mark."Terserah padamu, tapi menurutku carilah wanita lain. Kau tidak selamanya hidup sendiri," nasehat Verrel.Angela mengamati keduanya berbincang-bincang. Ia tidak menyangka Verrel memiliki saudara. Mereka kelihatan akrab sekali. Angela melihat Mark seperti teringat sesuatu tetapi apa, ia sendiri tidak bisa menjabarkannya."Aku mau berangkat ke kantor, apa kau mau ikut? Setidaknya kau perlu belajar untuk bekerja di perusahaan," kata Verrel."Besok saja, hari ini aku sangat lelah sekali," jawab Mark."Ya sudah kalau begitu, jika perlu apa-apa bilang pada pelayan. Jangan co
Mark tidak ingin mengatakan yang sebenarnya pada Angela. Ia tidak ingin merusak hubungan pernikahan Angela dengan Verrel. Meskipun ia merasa kecewa dengan apa yang baru saja ia ketahui. Kekecewaannya karena gadis kecil yang selama ini ia cari sudah menikah dengan saudara angkatnya.Angela merasa Mark bersikap tidak seperti biasanya, ia lebih banyak diam tidak berbuat banyak ulah. Ia tidak lagi ceria seperti kemarin. Tapi Angela tidak berani bertanya terlalu mendalam karena ia baru mengenal pria itu.Saat berpapasan Mark memilih menghindar dari Angela. Kalau Angela lagi menonton TV, Mark memilih di dalam kamar. Tapi Angela tidak menganggap itu suatu yang berarti besar, karena yang terpenting hubungannya dengan Verrel baik-baik saja.Saat Mark mencari minuman di kulkas, Angela tengah duduk menikmati buah asamnya. Ia melihat Mark seperti buru-buru melewatinya.Kaki Angela di jegalkan di depan Mark, hingga membuat lelaki itu hampir terjatuh."Maa
Angela melihat Verrel dengan tatapan kecewa, ia meminta asisten rumah tangga untuk membuatkan jahe hangat buat meredakan mabuknya."Minumlah," kata Angela menyodorkan secangkir jahe hangat untuk Verrel. Tetapi lelaki itu lemah tak berdaya, akhirnya terpaksa Angela yang menyuapinya sesendok demi sesendok air jahenya. Lalu ia letakkan di atas nakas."Kenapa kau mabuk? Seharusnya, kau bisa menolak permintaan mereka!" kata Angela penuh amarah. Angela tidak tahan dengan bau alkoholnya, ia langsung berlari menuju kamar mandi dan muntah-muntah. Sepertinya dia bisa gila jika satu kamar dengan Verrel. Bau alkohol yang menyengat membuatnya ingin muntah terus."Kau tidur saja di sini, aku tidur di kamarku atas. Percuma aku marah pada orang mabuk, kau tidak akan mendengar," kata Angela.Tiba-tiba tangan Verrel mencekal lengan Angela. "Jangan tinggalkan aku," kata Verrel lirih.Angela mengibaskan pegangan Verrel karena perutnya kembali mual-mual jika berd