Home / Romansa / Nikah Kontrak / Siapa Wanita Itu?

Share

Siapa Wanita Itu?

Author: Rasyidfatir
last update Last Updated: 2021-07-04 16:59:36

"Bukan begitu, aku tidak cerita karena saat itu kau masih belum sepenuhnya pulih," ucap Verrel.

Angela tidak jadi marah setelah mendengar perkataan dari Verrel.  "Lalu apa yang terjadi dengan Hellen?" tanya Angela kemudian.

"Sepertinya ia mengalami keguguran, tapi kupikir memang dia sengaja membuat anak itu mati. Aku sangat mengenalnya, ia tidak pernah menyukai anak-anak," terang Verrel.

"Kasihan dia, mau bagaimana lagi. Dia menuai dengan apa yang di tanam," kata Angela.

"Benar, untung saja aku tidak jadi menikah dengannya," ujar Verrel lirih.

"Dan aku sangat beruntung di jodohkan denganmu." Verrel mengecup punggung tangan Angela. Buru-buru Angela menariknya.

"Lihatlah, banyak pelayan di sini ... apa kamu tidak malu?" bisik Angela.

"Kenapa harus malu, kau istriku," kata Verrel.

"Iya, aku tahu. Tapi jangan terlalu vulgar pamer kemesraan di depan banyak orang. Kasihan kan, mereka yang belum punya pasangan," jelas Angela.

"Ya, sudah. Atau kita kembali ke kamar untuk meneruskannya," goda Verrel.

"Verreel, dah ah. Kamu pasti bicaranya langsung ke arah itu," ucap Angela mendengus kesal.

Para tukang kebun hanya senyum-senyum melihat tingkah Tuan dan Nyonyanya. Mereka turut senang melihat kedua pasangan itu berbahagia dan terlihat saling mencintai.

"Lihatlah, dunia serasa milik mereka  berdua, kita seperti mengontrak di sini," kata salah satu di antara mereka senyum-senyum sendiri.

"Begitulah kalau lagi jatuh cinta, dulu pas muda aku juga seperti itu. Sayang, istriku telah meninggal," kata temannya.

"Sudahlah, jangan sedih. Bukankah anakmu sudah besar, kau bisa menikah lagi. Biar ada yang merawatmu."

"Siapa yang mau merawat pria miskin sepertiku, wanita jaman sekarang sukanya hanya pada uang," katanya lirih.

"Benar, susah sekali menemukan wanita yang menerima apa adanya. Tuan Verrel sangat beruntung, Nona Angela adalah tipikal wanita yang tidak materialistis. Ia justru mendukung usaha suaminya." 

Mereka memangkasi rumput sembari bercakap-cakap hingga tidak tahu Angela dan Verrel sudah tidak lagi berada di sana.

Angela sudah berjalan menuju kamarnya, ia berniat untuk membersihkan tubuhnya. Tapi bukan Verrel namanya jika tidak jahil. 

"Sayang, aku bantu menggosok punggungmu," tawar Verrel. 

"Tidak usah, aku bisa mandi sendiri," tolak Angela.

"Tapi aku takut kamu terpeleset," kata Verrel.

Angela cemberut. “Bicaralah yang baik, karena perkataanmu itu adalah doa."

"Ya sudah, kalau begitu aku bantu ya," kata Verrel nekat. Ia tetap saja masuk ke dalam kamar mandi meskipun Angela menolak.

"Kenapa kau berdiam diri saja seperti patung?" tanya Verrel.

"Bagaimana aku mau mandi, jika ada kamu di sini," kata Angela.

Verrel mendekat ke arah Angela. Ia membantu wanita itu membuka bajunya. Angela menutup matanya ia merasa malu sekali. Setelah tubuh Angela polos, Verrel menghidupkan kran showernya. Guyuran air shower yang seperti gerimis hujan menyentuh lembut kulit Angela. Perlahan-lahan Verrel mulai membantu menggosok punggung Angela memakai sabun. 

Angela menahan rasa risihnya, tiap sentuhan Verrel membuat kulitnya seperti tersengat listrik. Apalagi tangan Verrel tiba-tiba memutar ke depan memainkan puncak bukit kembarnya.

Meskipun tangan Verrel licin tetapi dapat menimbulkan sentuhan yang khas. Angela memejamkan matanya di bawah guyuran air shower. Ia menikmati setiap sentuhan dari Verrel. Seakan mimpi di bawa ke

langit ke tujuh. 

Tapi, tiba-tiba Verrel mematikan kran showernya dan membalut tubuh Angela dengan bathrobe. Angela menjadi agak kecewa karena Verrel menghentikan sentuhannya. Entah kenapa Angela merasa Verrel hanya mempermainkan perasaannya.

Verrel membopong Angela hingga keluar dari kamar mandi. Ia mendudukkannya di pinggiran ranjang.

"Maaf, sayang. Aku terpaksa menghentikannya. Karena aku takut akan melukai bayi kita," terang Verrel.

"Ya, sudah tidak apa-apa," jawab Angela pelan.

Verrel tahu sepertinya Angela kecewa. Tapi ia juga tidak ingin terlalu menuruti hasratnya. Bisa-bisa bayi dalam kandungan Angela yang lemah.

"Besok, akan ku suruh seorang dokter ahli kandungan ke sini. Kita harus cek, kandunganmu kuat atau tidak jika melakukan itu," ucap Verrel.

Ia mengecup kening istrinya. "Sekarang ganti bajumu dengan baju yang hangat, lalu tidurlah," pesan Verrel.

"Kau mau kemana?" tanya Angela.

"Tidak kemana-mana, aku hanya ingin menelepon sekretarisku. Menanyakan apakah pekerjaannya sudah selesai?" 

"Oh, ya sudah." Angela membiarkan Verrel keluar untuk menelepon sekretarisnya. Sementara Verrel menghubungi kantornya.

"Bagaimana? Apa sudah kau urus semuanya?" tanya Verrel.

"Sudah, Bos. Yohan sudah mendekam di penjara, kemungkinan jika tak ada yang menjamin kebebasannya. Maka selamanya ia akan di penjara."

"Bagus, awasi terus. Dan laporkan padaku tentang perkembangannya. Dan satu hal lagi, tolong carikan sekretaris baru untukku. Angela sedang hamil, ia tidak boleh kerja yang melelahkan," ucap Verrel.

"Baik, Bos. Besok akan saya kirim orangnya secepatnya," kata bawahannya itu.

"Ya sudah, aku tutup teleponnya," ucap Verrel.

Verrel kemudian kembali ke kamarnya, ia melihat Angela sudah tertidur pulas. Verrel mengusap rambut istrinya dengan lembut. Ia merasa kasihan melihat wajah lelah Angela. Apalagi jika mengingat penculikan saat itu, menyisakan luka di hati Verrel. 

Verrel tak sengaja melihat lengan Angela yang putih tergores kaca waktu usaha penyelamatan dirinya. Memang luka itu sudah mengering, tetapi Verrel masih merasa tersayat. Ia seperti ikut merasakan perihnya.

Ia lalu mencium lengan yang terluka itu penuh kasih sayang sembari menutupinya dengan selimut. 

Verrel tidak bisa tidur, karena ia harus menyelesaikan pekerjaannya yang tertunda. Pekerjaannya menumpuk sejak ia mengurus masalah penculikan Angela hingga saat Angela di rawat di rumah sakit. Memang ada beberapa yang sudah di kerjakan asistennya tetapi ada pekerjaan yang tidak bisa di gantikan oleh karyawan lainnya. 

Oleh karena itu, mumpung Angela tertidur, Verrel kembali ke ruang kerjanya. Ia naik ke lantai atas, karena di sana semua arsip dan berkas kiriman dari anak buahnya di letakkan di ruang kerja yang ada di lantai atas.

Verrel sudah meninggalkan pesan untuk Angela. Bahwa ia sedang bekerja di ruang atas. Melarangnya untuk naik, karena takut jika naik turun akan berbahaya bagi kandungan Angela.

Angela menggeliat, ia meraba permukaan seprei di sampingnya. Tak ada siapa pun di sana. Ia dengan malas beringsut turun dari ranjangnya. Matanya tanpa sadar melihat secarik kertas yang tergeletak di atas meja riasnya. Angela tersenyum, setidaknya Verrel sudah meninggalkan pesan untuknya hadi ia tidak perlu naik ke atas.

Angela menyisir rambutnya yang acak-acakan, lalu mengikatnya jadi satu. Ia bermaksud untuk ke dapur mencari makanan. Hamil muda membuatnya mudah kelaparan. 

"Nyonya, mau makan sekarang? Biar saya siapkan," kata seorang asisten rumah tangganya yang baru.

"Kamu baru di sini? tanya Angela.

"Iya, Tuan Verrel sengaja menambah jumlah asisten rumah tangga untuk melayani Nyonya," terangnya.

"Oh, ya siapa namamu?" tanya Angela.

"Panggil saja Bik Mirna," ucap Mirna.

"Angela, tolong iriskan buah yang asam-asam untukku," pinta Angela.

"Baik, Nyonya," ucap Bik Mirna.

Saat Angela keluar dari dapur ia melihat seorang wanita cantik memakai baju kantor naik ke tangga menuju ke ruang kerja Verrel. Wanita itu langsung masuk, lalu pintunya di tutup rapat. Angela sampai melongo melihat kejadian itu.

---Bersambung---

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Fitriyani Puji
welah siapa itu ulet bulu yang baru datang ini kok ngak ada gratis baca tiap 2jm ya jadi gemes
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Nikah Kontrak   Happy Ending

    Para tamu undangan telah datang memenuhi ballrom Hotel Diamond untuk datang memberikan selamat pada sepasang pengantin baru. Chika tampak memakai balutan gaun berwarna broken white serasi dengan setelan jas yang di pakai Saga.Chika merasa tegang karena baru kali ini ia menikah secara resmi di hadapan publik. Yang lebih mengesankan lagi pernikahan itu merupakan pernikahan ganda antara Chika dan Saga, Devan dan Viona. Sungguh di luar dugaan bagi Angela. Ia bergelayut mesra di lengan suami tercintanya Verrel. Demikian juga Mark dan Clara cukup lega menyaksikan putrinya berbahagia bersama dengan orang yang di cintainya.Bunga-bunga rose berwarna putih, lily putih dan baby breath menghiasi dekorasi pernikahan. Tampak meja-meja tamu sudah di penuhi pengunjung yang menyantap hidangan makanan yang di tawarkan. Di setiap sudut ruangan di hiasi bunga-bunga kering yang sudah tertata apik.Semua tamu tampak kagum dengan pasangan pengantinnya yang tampil sempurn

  • Nikah Kontrak   Bersama Selamanya

    Wajah Frans murung, hari ini adalah hari pengambilan raport kelulusannya di TK. Semua anak datang bersama kedua orang tuanya, Frans di temani Chika. Dalam hati sebenarnya Frans ingin seperti teman-temannya. Hanya saja ia tidak berani mengungkapkan perasaannya. Ia takut jika mamanya akan sedih.Chika mendapati Frans diam tidak seperti biasanya. Sementara tatapannya tertuju pada temannya yang sedang bercanda tawa dengan papanya membuat Chika cukup mengerti. Ia lalu mengambil ponsel dalam tasnya. Mengirimkan pesan pendek untuk Saga.Di kantor Saga tengah sibuk mengetik di laptopnya. Sekilas ia melihat ponselnya menyala. Bibirnya tersenyum manakala membaca pesan singkat dari Chika. Ia segera meraih jasnya. Lalu meninggalkan pesan pada asisten pribadinya untuk menghandel pekerjaan hari ini.Di sekolah semua anak mendapatkan jatah giliran pentas bersama kedua orang tuanya. Sang anak membacakan puisi lalu kedua orang tua mendampingi di kanan kirinya.Satu persat

  • Nikah Kontrak   Perceraian

    "Ma, apa benar Frans memang putraku?" tanya Saga sembari menangis di depan Angela. Ia merasa seperti orang bodoh tidak tahu apa-apa."Ya, akhirnya kau sudah tahu juga," kata Angela.Saga tercengang, ternyata kedua orang tuanya sudah tahu kebenarannya. Lalu mengapa mereka menyembunyikannya?"Kenapa mama tidak mengatakannya padaku? Aku merasa seperti orang paling bodoh, Ma. Putraku sendiri memakiku, membenciku, aku bisa melihat kemarahan di bola matanya," kata Saga."Itu karena Chika melarangku, aku juga tidak ingin melukai hatinya," kata Angela."Sekarang, apa yang harus aku lakukan? Putraku tidak mau menerimaku," keluh Saga."Kau harus bisa meraih hatinya. Bayangkan ia besar tanpa kasih sayang seorang papa. Frans sering melihat Chika bersedih sendirian. Sebagai seorang anak yang sangat menyayangi mamanya wajar jika dia ikut terluka.""Baiklah, Ma. Saga akan berusaha keras untuk mengambil hati Frans," kata Saga kemudian."Bagus,

  • Nikah Kontrak   Sebuah Kebenaran

    Dering suara telepon mengagetkan Chika dari aktivitasnya dengan Saga."Sudah, biarkan saja. Tanggung," kata Saga.Chika mendorong tubuh Saga. Ia yakin jika yang sedang menelepon adalah putranya. Dengan baju yang sudah terlihat berantakan Chika meraih ponselnya. Benar, memang Frans yang meneleponnya."Mamaa!""Cepat pulang!" teriak Frans di telepon."Iya, sayang. Sekarang juga mama pulang," kata Chika menghibur Frans. Ia lalu mematikan ponselnya.Saga langsung mengambil ponsel Chika dengan paksa, untung saja Frans sudah memutus panggilannya. Saga memeriksa riwayat panggilan Chika. Di sana ada gambar foto bocah tampan mirip dirinya."Jangan bilang, jika anak ini adalah putraku," kata Saga. Ia kembali menatap foto Frans lebih dekat lagi. Chika segera merebutnya. Ia tidak ingin Saga tahu jika dirinya sudah memiliki seorang anak."Lima tahun kau menghilang, anak ini juga berusia lima tahun. Itu berarti kemungkinan besar

  • Nikah Kontrak   Terjebak Di Villa

    "Minumlah, agar tubuhmu menjadi hangat," ucap Saga."Terima kasih."Chika tidak langsung meminumnya karena masih terlalu panas. Ia memilih meletakkannya di atas meja."Masih terlalu panas, aku akan meminumnya nanti," ucap Chika."Tunggu sebentar."Saga beranjak dari tempat duduknya ia melangkah menuju ke dapur. Tangannya membuka pintu lemari mengeluarkan beberapa bungkus mie instan. Ia tidak tahu apakah Chika mau mengonsumsi mie instan atau tidak.Ia pun mengambil panci dan memenuhinya dengan air. Setelah mendidih ia masukkan mie nya ke dalam panci. Sambil menunggu mie nya masak ia menyiapkan mangkuknya.Chika merasa sudah terlalu lama Saga meninggalkannya. Ia kemudian bangkit dari tempat duduknya mencari keberadaan Saga. Melihat Saga tengah memasak di dapur membuat nafasnya sedikit sesak. Ia tidak suka melihat kebaikan Saga. Hatinya bisa saja luluh lantah kalau di perlakukan seperti itu.Tidak seharusnya suas

  • Nikah Kontrak   Orang Yang Sama

    Saga mengikuti langkah Axella dari belakang. Kebetulan restorannya tidak begitu ramai sehingga mereka leluasa memilih tempat yang nyaman. Rupanya Chika memilih tempat di dekat jendela yang menghadap ke arah air terjun kecil. Di luar jendela terlihat taman landscape menghiasi sekitar restoran.Para pengunjung restoran merasa nyaman untuk berlama-lama di sana. Di dinding hotel banyak terpajang lukisan klasik dan ornamen unik yang tidak ada di tempat mana pun."Kenapa kita kesini? Bukankah seharusnya kita langsung ke lokasi untuk meninjau tempatnya," kata Axella."Jangan terlalu terburu-buru, Nona Axella. Saya tidak ingin Anda kelaparan di jalan hanya karena kurang makan," kata Saga sambil tersenyum.Chika malas membantah perkataan Saga. Ia lebih memilih melihat buku menu yang ada di depannya. Saga memberi isyarat pada pelayan untuk menghampirinya."Saya akan segera kembali membawa pesanan Anda."Chika kembali terpaku pada pem

  • Nikah Kontrak   Menyebalkan

    Sepulang dari rumah orang tuanya Saga berpikir tentang apa yang di katakan Angela. Ia merenungi kehidupan rumah tangganya. Memang benar jika rumah tangganya seperti tidak ada tujuan. Ia membiarkan Luna bersikap seenaknya.Ia tahu jika di luar Luna memiliki hubungan gelap dengan beberapa pria. Saga hanya tinggal menunggu waktu menceraikannya. Ia baru mengumpulkan bukti-bukti kuat agar pengadilan menyetujui gugatannya.Terlebih lagi, kerjasama yang di jalin selama bertahun-tahun dengan papanya Luna pasti akan mengalami kerugian besar jika ia bercerai. Bagi diri Saga ia tidaklah gila harta. Hanya saja jika ia merugi maka yang kena imbasnya adalah karyawannya.Di rumah Saga merasa kesepian, memang benar kata mamanya jika dalam pernikahan di butuhkan seorang penerus. Tapi, bagaimana Luna bisa hamil sementara Saga juga sudah enggan menyentuhnya. Ia tidak bisa membayangkan menyentuh tubuh seorang wanita yang sudah di sentuh berganti-ganti pria.Saga menjad

  • Nikah Kontrak   Sesal Verrel

    Angela merasa kasihan mendengar cerita Chika. Ia bisa menyimpulkan jika Chika belum menikah dengan Saga. Terlebih Verrel ia justru merasa terpukul karena wanita yang di telantarkan Saga adalah putri sahabatnya sendiri.Melihat wajah polos Frans kecil mengingatkan Verrel pada Saga di waktu kecil. Anak itu tidak bersalah, seharusnya dulu ia mendengarkan permintaan Saga untuk tidak menikahi Luna. Ia yakin putranya itu tidak pernah mencintai istrinya."Kemarilah, Nak. Ini juga kakekmu. Peluk kakek," kata Verrel. Tak terasa air matanya meleleh.Frans sedikit ragu ia melihat sebentar ke arah mamanya seperti meminta persetujuan. Chika menganggukkan kepalanya."Pergilah, mereka juga kakekmu," kata Chika.Verrel memeluk erat Frans kecil. Ia mengecup pipi chubby bocah itu. Seluruh rasa bersalahnya seakan membebani pundaknya. Verrel bahagia, tapi ia juga merasa kasihan dengan Frans.Angela mengusap air matanya, ia memeluk Frans penuh

  • Nikah Kontrak   Serpihan Rahasia

    Sayang, mama berencana mengajakmu ke rumah teman mama," kata Clara."Mereka sudah mama anggap seperti saudara. Kamu mau kan?" tanya Clara."Iya, Ma.""Kapan kita akan kesana?" tanya Chika."Sekarang, bersiap-siaplah. Mumpung hari ini kita weekend," kata Clara."Baik, Ma. Chika juga akan menyiapkan Frans."Tidak memakan waktu lama Chika dan Frans sudah siap. Mereka masuk ke dalam mobil bersama Mark juga. Frans melihat orang di mobil satu persatu. Lalu ia tiba-tiba tertawa."Hei, kenapa kamu tertawa, sayang?" tanya Clara."Bukan begitu, Nek. Hanya saja kalian terlihat lucu," jawab Frans."Lucu? Apa kami seperti badut kesukaanmu itu?" tanya Mark."Hahaha, kakek bisa saja. Frans lihat kalian kalau diam saja berwajah tegang terlihat lucu," terang Frans."Kamu ini." Clara memencet hidung mancung Frans dengan gemas.Sesampainya di kediaman Verrel, mereka di sambut hangat oleh mereka. Frans dengan malu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status