Share

30. Pertaruhan Harga Diri

Hanya tinggal tiga orang yang ada di ruang tamu. Mereka hanya diam. Terlalu sibuk dengan pikiran masing-masing.

Terdengar suara embusan napas kakek Jalu yang kencang. Usianya juga sudah tua. Namun tidak ada riwayat penyakit pernapasan. Hingga saat napas berat seperti ini, Isyana curiga kakeknya sedang stress.

“Kek, maafin Isyana. Jangan sakit ya. Ikut nenek aja istirahat di kamar yuk,” ajak Isyana yang sadar kakeknya juga tidak baik-baik saja.

“Gak lah Isyana. Kakek baik-baik aja kok. Maafin kakek dan nenek ya. Kau jangan pikirin hal tadi. Nenekmu kadang berlebihan emang,” sahut Kakek Jalu yang sangat iba pada cucunya.

“Oh itu. Kakek tenang aja, Isyana gak masalahin kok. Nenek kan biasa begitu.”

Isyana sudah tersenyum lebar. Dia tidak begitu kepikiran tentang neneknya yang memaksa menikah dengan Asher. Baginya, pernikahan tidak bisa semudah itu. Apa lagi hanya karena salah paham semata.

“Syukurlah kalau kau biasa saja. Sana istirahat. Pasti capek habis perjalanan jauh.”

Isyana terseny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status