Share

Menjadi Istri Simpanan

Author: Emak pipit
last update Last Updated: 2025-06-12 15:44:04

Tuan Gio menarik napas dalam.

"Ya."

Sissy menelan salivanya. Tebakannya adalah dirinya merupakan istri simpanan. Tapi untuk apa Tuan Gio menikahinya jika memiliki seorang istri dan anak?

"Nona Sissy, mari ikut saya!" ajak Daren memecah keheningan sesaat.

Sissy tak banyak bicara. Ia mengangguk lalu berjalan mengikuti Daren pergi. Sementara Tuan Gio menatap kepergian keduanya hingga menghilang dari pandangannya.

"Aku harus fokus kepada kesehatan Ayra dulu setelah itu baru aku akan menjelaskannya kepada gadis itu," lirihnya lalu berbalik menuju ruangan tempat keponakan kecilnya dirawat.

****

Sepanjang perjalanan pulang, Sissy diam saja. Perasaannya sangat dilema. Dirinya tidak menyangka jika menikahi seorang pria yang sudah memiliki anak istri.

"Bagaimana bisa aku justru setuju menikah kontrak dengan pria itu. Sekarang aku menjadi orang ketiga? Pantas saja dia hanya meminta menikah secara kontrak saja," batin Sissy.

Mata Sissy berkaca-kaca. Ia menahan rasa sakit di dadanya. Terusir dari keluarganya, justru sekarang terjebak dalam hubungan dari pria asing yang ternyata sudah berkeluarga.

Sepulang dari rumah sakit, Sissy langsung masuk ke kamar. Ia berjalan lesu menuju tempat tidur hendak melepas penat. Langkahnya berhenti saat matanya tertuju ke arah meja rias. Di atasnya terdapat surat salinan kontrak yang tadi pagi ia tanda tangani.

Sissy melangkah ke arah meja rias dan meraih surat itu. Napasnya berat sambil membuka perlahan surat perjanjian itu.

"Menarik. Kontrak satu tahun tanpa memiliki anak dan tidak menuntut adanya hubungan suami istri."

Sissy menertawakan dirinya juga nasibnya.

"Sebenarnya apa yang pria itu mau dari pernikahan ini bersamaku?"

Sissy menaruh salinan kontrak itu di laci meja riasnya. Ia berjalan lesu ke tempat tidurnya lalu merebahkan dirinya.

"Sudahlah, bukankah ini menjadi pilihanku? Sekarang aku hanya tinggal menikmati semua fasilitas yang diberikan Tuan Gio sekalipun kenyataannya aku hanya simpanan," lirihnya sambil memejamkan matanya.

Air keluar dari sudut matanya.

Gambaran kejadian malam itu saat ia kabur dari Tuan Bejo kini terekam di memorinya. Pria yang menolongnya memiliki postur tubuh seperti Tuan Gio. Aroma parfum Tuan Gio dengan pria itu sangat mirip. Sekalipun kesadaran Sissy malam itu diragukan, tapi Sissy merasa pria malam itu mirip sekali dengan pria yang pagi ini menikahinya.

Tok ... tok ... tok ...

Suara ketukan membangunkan Sissy. Sissy buru-buru bangkit dan membuka pintu kamarnya.

"Nona Sissy, makan siang sudah siap di meja makan."

"Bibi siapa?" tanya Sissy.

Wanita paruh baya itu tersenyum.

"Saya pelayan di rumah ini, Nona. Nama saya Rosida," sahut sang pelayan dengan ramah memperkenalkan dirinya.

"Maaf, Bi. Saya sedang tidak ingin makan. Mungkin masih kenyang," ucap Sissy berbohong karena tidak lama suara di perutnya berbunyi cukup keras.

"Upssss!" Sissy menyengir.

Bibi Rosida tersenyum simpul. "Nona mau saya bawakan saja makan siangnya ke kamar? Tuan Gio akan marah jika Nona tidak makan," ucap Bibi Rosida.

"Enggg, baiklah. Aku ikut turun ke bawah saja. Tidak usah repot-repot membawanya kemari."

Sissy kemudian keluar dan menutup pintu kamarnya perlahan. Kakinya mengikuti langkah Bibi Rosida menyusuri lantai dua menuju anak tangga.

"Rumah sebesar ini terasa sepi sekali, Bi." Kembali Sissy bersuara.

Bibi Rosida tersenyum lagi. "Tuan Gio datang petang. Rumah ini memang tidak berpenghuni selain saya, supir, sekuriti."

Mendengar penuturan Bibi Rosida, Sissy sedikit tersentak kaget. "Loh, bukannya ada penghuni lain?"

Bibi Rosida mengerutkan keningnya lalu menggeleng pelan.

"Istri Tuan Gio dan putrinya. apa mereka tidak tinggal di sini?" tanya Sissy menyelidik.

Mendengar pertanyaan itu, Bibi Rosida sedikit bingung. "Istri? Sepertinya Nona Sissy salah paham. Tuan Gio tidak memiliki istri selain Nona Sissy."

"Bibi jangan bohong! Tadi aku habis dari rumah sakit. Di sana Tuan Gio mengunjungi putrinya yang bernama .... Ehmmmm ...." Sissy sedikit lupa dengan nama gadis kecil yang ia lihat di rumah sakit.

"Siapa? Tuan Gio tidak memiliki putri. Oh, apakah maksud Nona Sissy gadis itu bernama Nona Ayra?" tebak Bibi Rosida.

"Ya. Benar, Bi. Namanya Ayra."

Bibi Rosida menelungkupkan tangannya menutupi mulutnya. "Astaga, Nona Ayra masuk rumah sakit lagi? Ya, Tuhan! Semoga malaikat kecil itu segera sembuh. Tuan Gio pasti sangat sedih."

Wajah Bibi Rosida terlihat sedih dan khawatir.

"Bibi mengenal Nona Ayra. Kenapa tadi berbohong mengatakan Tuan Gio tidak memiliki anak istri?"

Bibi Rosida menatap Sissy kembali.

"Nona Ayra memang bukan anak dari Tuan Gio."

Sissy menjadi bingung.

"Nona Sissy, sebaiknya Anda makan siang dulu. Mungkin nanti Tuan Gio akan menjelaskannya kepada Nona mengenai Nona Ayra."

"Hm, baiklah." Sissy akhirnya menyerah untuk mengulik lebih jauh.

Sissy tidak mau Bibi Rosida menjadi terkena masalah karenanya.

Sissy yang semula tidak berselera untuk makan kini berubah mood saat melihat beragam makanan enak di hadapannya.

"Wow, ini semua bibi yang masak?" decaknya kagum.

Selama ia tinggal di keluarga Lesmana, Sissy selalu diasingkan. Ibu tiri dan kakaknya selalu memberikannya makanan sisa. Dirinya menjadi babu di rumahnya sendiri.

"Iya. Mohon maaf jika ada yang membuat Nona tidak berselera."

Sissy menggeleng. Dia duduk lalu mengambil beberapa lauk pauk dan nasi hangat lalu melahapnya.

"Ini semua lezat," pujinya.

Bibi Rosida tersenyum melihat majikan barunya itu dengan semangat memakan masakan buatannya. Selama ini dia jarang masak karena Tuan Gio lebih sering makan di luar.

"Saya akan memasakkan makanan lezat setiap hari untuk Nona Sissy," ucapnya lagi lalu permisi untuk pamit pergi ke dapur.

Sissy kini kekeyangan setelah melahap hampir semua makanan yang ada di meja makan. Ia meminum segelas air putih lalu berniat beranjak dari kursi makan.

Hingga akhirnya suara seseorang mengejutkannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Nona Muda Kesayangan Tuan Presdir   Apa salahku?

    Udara kamar mandi masih dipenuhi uap hangat, namun dinginnya tatapan Tuan Gio membuat Sissy gemetar. Ia menggenggam erat handuk yang menempel di tubuhnya, matanya berair menahan sakit hati.“Tuan Gio, sebenarnya ada apa denganmu?" tanya Sissy dengan lirih.Tuan Gio tidak menyahut dia langsung pergi dari kamar mandi begitu saja. Sissy dibuat kebingungan dengan sikap Tuan Gio yang mendadak menunjukkan sikal cemburu butanya."Ada apa dengan dia? Kenapa dia bersikap seperti tadi kepadaku?"****Hari itu, suasana kampus ramai seperti biasa. Mahasiswa berseliweran dengan buku di tangan, beberapa sibuk bercengkerama di taman. Sissy berdiri di depan gerbang kampus, menunggu supir yang biasa menjemputnya pulang.Ia menghela napas, mencoba menahan letih setelah seharian kuliah. Namun, pandangannya tiba-tiba tertuju pada sebuah mobil mewah hitam yang berhenti tak jauh darinya. Dari balik kaca yang terbuka, terlihat sosok yang begitu familiar.Sissy membelalakkan mata. "Astaga, tidak mungkin itu

  • Nona Muda Kesayangan Tuan Presdir   Kegilaan Tuan Gio

    Sementara itu, di restoran VIP yang sama, suasana masih tegang. Jeni dan Sony duduk berhadapan, gelas minuman yang sudah hampir kosong seakan menjadi saksi bisu ketegangan mereka.Sony akhirnya membuka suara, tatapannya menusuk langsung ke mata Jeni.“Jadi, katakan padaku, seberapa dekat hubunganmu dengan Tuan Gio?”Pertanyaan itu membuat Jeni sedikit terperanjat. “Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan itu?”Sony tidak bergeming. “Aku harus memastikan. Aku tidak ingin Sissy dipermainkan. Jika Tuan Gio masih punya hubungan denganmu, maka jelas dia tidak tulus.”Jeni tertawa dingin, menegakkan punggungnya. “Kau benar-benar peduli pada Sissy, ya? Padahal, bukankah kau hanya pria di balik bayangannya?”Sony mengepalkan tangan di bawah meja. “Jawab pertanyaanku, Jeni.”Jeni mendesah, lalu menatap Sony dengan tatapan getir. “Aku memang pernah bersama Gio. Lama sebelum Sissy muncul. Tapi itu sudah berakhir meski aku yakin jika hatiku dan hati Gio tidak benar-benar selesai.”Kalimat itu menggantun

  • Nona Muda Kesayangan Tuan Presdir   Pertemuan

    Restoran VIP itu begitu tenang dengan pencahayaan temaram. Aroma kopi dan masakan mewah bercampur, menambah kesan eksklusif. Jeni melangkah masuk dengan anggun, gaun elegan membalut tubuhnya. Statusnya sebagai model papan atas membuat banyak mata melirik, tapi hari itu ia hanya fokus pada satu tujuan yaitu bertemu Sony Admaja.Sony sudah menunggunya di meja sudut, penampilannya rapi, tatapannya tajam namun tenang. Jeni tersenyum, menyapa dengan percaya diri.“Terima kasih sudah meluangkan waktu, Tuan Sony. Aku pikir, mungkin kita bisa membicarakan soal pekerjaan,” ujar Jeni membuka percakapan, meski sebenarnya topik itu hanya alasan semata.Sony menanggapi ramah. "Panggil aku dr dengan Sony saja tidak perlu menggunakan Tuan."Jeni tersenyum lalu mengangguk setuju. Obrolan kemudian mengalir, namun semakin lama, Jeni tidak menyentuh sedikit pun hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan atau dunia modeling. Ia lebih banyak bertanya hal-hal ringan, seolah mencari celah.Sony mulai curiga. T

  • Nona Muda Kesayangan Tuan Presdir   Bocoran Detektif

    Tuan Gio menatap Sissy, begitu juga sebaliknya. Terlihat wajah Tuan Gio memerah seperti udang rebus. Tuan Gio mendadak rebah di atas tubuh Sissy. "Tuan? Tuan baik-baik saja? Tuan?" Sissy mencoba mendorong tubuh Tuan Gio yang besar itu perlahan dari tubuhnya sehingga pria itu menjauh dan merebahkan dirinya di sisi sebelah Sissy. Sissy bangkit lalu memegang kening Tuan Gio. Wajahnya sedikit terkejut. "Astaga, Anda demam?" Sissy buru-buru bangkit. Ia melupakan kejadian yang membuat dirinya sedikit terguncang dan takut akan sosok pria yang tengah mabuk itu.Sissy memperbaiki baju tidurnya lalu keluar kamar perlahan menuju dapur. Ia berniat untuk mengompres Tuan Gio."Dia pasti kelelahan sampai demam begitu. Malam ini pun harus lembur," batin Sissy.Dengan cepat ia kembali ke kamarnya. Sissy melepaskan alas kaki Tuan Gio. Sissy menyelimutinya dan mulai mengompres suami kontraknya yang sudah tertidur."Ternyata kalau dilihat baik-baik, dia sangat tampan juga kalau posisi tidur begini." S

  • Nona Muda Kesayangan Tuan Presdir   Kegilaan Tuan Gio

    Jeni tersenyum puas setelah mendengar pembicaraan Tuan Gio melalui alat penyadapnya. Dia merasa mendapatkan bahan yang sempurna untuk menjatuhkan Sissy sekali lagi."Ini sungguh menarik," decak Jeni kepada dirinya sendiri. "Jika Gio berpikir bahwa Sissy memiliki hubungan dengan salah seorang pewaris di keluarga Admaja, bukankah itu bisa menjadi awal dari akhir Sissy di rumah ini."Jeni mulai memikirkan cara untuk memanfaatkan informasi ini. Gadis itu yakin bahwa ini akan menjadi kesempatan besar untuknya untuk menjatuhkan Sissy dan mendapatkan kembali posisinya di hati Gio. Dengan senyum licik di wajahnya, Jeni mulai merencanakan langkah selanjutnya.****Selain model yang cantik dan seksi, Jeni sebenarnya adalah gadis yang cerdas. Terbukti sekarang dia dengan cepat menemui seorang detektif bayaran yang terpercaya di kota ini untuk membantu menemukan identitas orang dari keluarga Admaja yang berusaha mendekati Sissy. Detektif itu, yang memiliki reputasi baik dalam menangani kasus-kasu

  • Nona Muda Kesayangan Tuan Presdir   Disepelekan

    "Tuan Giovani Dirgantara. Apa benar itu nama Anda?" kata suara bariton di telepon. "Saya rasa kamu sudah tahu siapa saya."Tuan Gio tidak menjawab, dia hanya menunggu lawan bicaranya untuk melanjutkan."Saya lihat kamu sudah menangkap orang yang saya tugaskan untuk memata-matai Nona Sissy," kata pria itu. "Saya harus mengakui bahwa kamu sangat cepat juga."Tuan Gio merasa marah dan kesal. "Apa yang kamu inginkan?" dia bertanya dengan nada yang tajam.Pria itu tertawa. "Saya ingin bertemu denganmu, Tuan Gio. Saya rasa kita memiliki hubungan yang sama-sama menarik."Tuan Gio merasa penasaran. "Apa hubunganmu dengan Sissy?""Saya memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Sissy. Saya rasa kamu perlu mengetahuinya."Tuan Gio merasa kesal. "Apa yang kamu maksud?" dia bertanya dengan nada yang keras.Pria itu tertawa lagi. "Saya ingin bertemu denganmu secara langsung, Tuan Gio. Saya rasa kita perlu berbicara tentang Sissy."Tuan Gio mengeraskan rahangnya. Ia semakin penasaran dan kesal. "Ba

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status