Share

Siapa itu Ayra?

Author: Emak pipit
last update Last Updated: 2025-06-12 14:48:34

Tanpa banyak bertanya. Tuan Gio langsung bergerak masuk ke dalam mobil. Sementara Sissy begitu saja ditinggal.

Sissy yang bingung, langsung inisiatif menyetop taksi lalu memerintahkan sang supir untuk mengikuti mobil sedan yang menjemput Tuan Gio tadi.

"Ikuti mobil itu, Pak!" perintahnya

Sissy terpaksa harus mengikuti Tuan Gio karena dirinya tidak tahu arah jalan pulang ke rumah Tuan Gio. Ditinggal begitu saja setelah menikah tentu bukan pertanda baik bagi Sissy.

"Bisa-bisanya dia meninggalkanku begitu saja! Sebenarnya siapa itu Ayra? Sepertinya dia begitu penting untuk Tuan Gio. Apakah itu istrinya? Astaga–" decak Sissy menduga-duga.

Beruntung tadi saat di kantor catatan sipil Tuan Gio menitipkan jam tangannya kepada Sissy saat hendak pergi ke toilet. Sekarang jam tangan itu menjadi alat untuk Sissy membayar ongkos taksi yang ia tumpangi.

"Pak, saya nggak bawa uang! Bolehkah ongkosnya dibayar pakai jam tangan ini?"

Supir itu melihat jam mewah berkilau itu. "Harga jam ini pasti mahal, Nona. Nona yakin ini bukan barang curian?"

Sissy menggeleng. "Itu jam tangan suami saya. Salah dia yang tidak memberikan saya uang tunai, tapi malah meninggalkan saya begitu saja. Saya yang akan menjadi penjamin kalau tidak akan ada masalah di kemudian hari," ujarnya meyakinkan.

Supir itu mengambil dengan ragu-ragu. Sissy lega saat sang supir mau menerimanya. Sissy tidak tahu saja jam tangan itu bernilai empat miliyar.

****

Tuan Gio yang baru tiba di rumah sakit, langsung berlari ke ruang rawat VIP setelah mendapat informasi jika gadis kecil yang dilarikan ke IGD sudah dipindahkan.

"Gio!" Suara seorang wanita melihat kehadiran Tuan Gio. Dia adalah ibu tiri Tuan Gio.

"Permisi, biarkan saya masuk untuk menemuinya." Tuan Gio tak ingin menggubris wanita tua itu.

Dia ingin segera menemui gadis kecil bernama Ayra. Namun, lagi-lagi ia dicegat.

"Ayra tidak kenapa-kenapa. Jangan terlalu panik," ucap Tuan Abraham.

Pria berusia 65 tahun ini adalah ayah dari Tuan Gio.

Tuan Gio menatap nanar ke arah ayahnya. "Kalau nggak kenapa-kenapa, Ayra tidak mungkin sampai harus dilarikan ke rumah sakit. Kalian semua nggak becus mengurusnya!"

"Jaga ucapanmu. Selama ini kamu tidak ikut mengurusnya," sahut Tuan Abraham tak senang hati dinilai buruk oleh anaknya.

"Ayah yang melarangku mengambil Ayra. Ayah juga yang merasa paling berhak atas Ayra. Sekarang, ayah nggak mau disalahkan? Ck." Manik mata Tuan Gio bergerak menatap sengit lawan bicaranya

"Kamu–" Tuan Abraham naik pitam. Beruntung istrinya mencoba menengahi.

"Kalian berdua berhentilah bertengkar di rumah sakit. Gio, jika kamu mau melihat Ayra, masuklah!"

Tanpa mau peduli lagi, Tuan Gio langsung masuk.

"Kenapa kamu membiarkan dia masuk? Aku belum selesai memberikannya–"

"Sssst! Sayang, ini rumah sakit. Tidak baik ribut. Jika Ayra mendengar, dia akan sedih melihat kakek dan pamannya bertengkar. Lagi pula, Gio sedang khawatir. Wajar jika dia merasa marah. Salahku yang tidak memperhatikan Ayra. Dia pasti kelelahan setelah liburan kemarin," tutur Nyonya Dessy.

"Aku hanya tidak suka sikapnya yang menghakimi tanpa mau mendengar. Sangat tidak menggambarkan pewaris dari keluarga Dirgantara!" tandas Tuan Abraham.

Nyonya Dessy menggandeng lengan suaminya lalu merebahkan kepalanya di lengan sang suami.

"Berikan mereka waktu berdua. Mereka sudah lama tidak bertemu. Mari kita pergi cari minum. Sepertinya kau butuh kopi," bujuk Nyonya Dessy.

Tuan Abraham pun tak bisa menolak permintaan istrinya. Ia pun mengangguk setuju.

Sissy mencoba bersembunyi di balik tembok agar tidak terlihat Tuan dan Nyonya yang baru saja dilihatnya berseteru dengan Tuan Gio.

"Pria itu sama sekali tidak sopan dengan orang tua! Sebenarnya ada hubungan apa mereka sampai Tuan Gio begitu marah?" desis Sissy bertanya dalam hati.

Melihat kondisi aman. Sissy memberanikan diri mendekati ruang rawat VIP itu. Ia mencoba membuka sedikit dan mengintip. Sissy tahu sebenarnya perbuatannya salah. Hanya saja, rasa penasarannya begitu besar. Dia merasa kehidupan suami barunya sangat penuh teka-teki yang harus ia pecahkan sendiri.

Lewat celah kecil, Sissy bisa melihat punggung belakang Tuan Gio yang tengah memegang sebuah tangan yang dipasangi selang infus. Pupil mata Sissy membesar.

"Jadi dia yang bernama Ayra," lirih Sissy.

"Nona Sissy!" tegur seseorang mengejutkan Sissy.

"Eh–"

Sissy membalikkan tubuhnya dan dengan cepat menutup kembali pintu ruangan VIP.

"Kamu itu ...."

"Saya adalah asistennya Tuan Gio. Nama saya Daren. Apa yang sedang Nona lakukan di sini?"

"Tadi kalian meninggalkanku begitu saja. Jadi aku mengikuti kalian."

Daren menghela napas. "Mari ikut saya! Nona tidak boleh berada di sini. Jika Tuan Gio tahu, dia pasti akan marah."

Sissy mengikuti jejak langkah Daren menuju lorong rumah sakit. Tak lama suara ponselnya berbunyi. Daren menerima panggilan itu. Sissy bisa mendengar bagaimana asisten Tuan Gio sedang mengadu.

"Mengapa kamu mengadukanku?" protes Sissy dengan wajah cemberut.

Daren tak menjawab. Dia menunggu sampai Tuan Gio datang menghampiri mereka.

Sissy terus mendumel. "Ck! Kalian yang salah. Kalian pergi begitu saja. Apakah kalian lupa, jika aku ada di sana? Wajar aku menyusul. Aku mana tahu alamat rumah bosmu!"

"Ehem!" Tuan Gio berdehem.

Sissy menutup rapat mulutnya. Mendadak nyalinya ciut dengan tatapan Tuan Gio yang sangat tajam.

"Tuan, aku minta maaf. Aku tidak bermaksud memata-matai Anda atau ikut campur urusan Anda. Sumpah!" cerocos Sissy sambil menunduk. Ia memainkan jari jemarinya untuk menenangkan dirinya sendiri.

Jantung Sissy rasanya mau copot.

"Daren, antarkan gadis ini pulang! Jangan sampai ada orang dari Dirgantara melihatnya," perintah Tuan Gio kepada Daren.

"Siap, Tuan." Dito mengangguk.

"Nona mari ikut saya," ajak Dito.

Sissy melirik ke arah Tuan Gio.

"Ada apa lagi, hah?" Tuan Gio mendengkus kesal menerima tatapan Sissy.

"Apakah anak kecil itu adalah putri Anda, Tuan?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Nona Muda Kesayangan Tuan Presdir   Apa salahku?

    Udara kamar mandi masih dipenuhi uap hangat, namun dinginnya tatapan Tuan Gio membuat Sissy gemetar. Ia menggenggam erat handuk yang menempel di tubuhnya, matanya berair menahan sakit hati.“Tuan Gio, sebenarnya ada apa denganmu?" tanya Sissy dengan lirih.Tuan Gio tidak menyahut dia langsung pergi dari kamar mandi begitu saja. Sissy dibuat kebingungan dengan sikap Tuan Gio yang mendadak menunjukkan sikal cemburu butanya."Ada apa dengan dia? Kenapa dia bersikap seperti tadi kepadaku?"****Hari itu, suasana kampus ramai seperti biasa. Mahasiswa berseliweran dengan buku di tangan, beberapa sibuk bercengkerama di taman. Sissy berdiri di depan gerbang kampus, menunggu supir yang biasa menjemputnya pulang.Ia menghela napas, mencoba menahan letih setelah seharian kuliah. Namun, pandangannya tiba-tiba tertuju pada sebuah mobil mewah hitam yang berhenti tak jauh darinya. Dari balik kaca yang terbuka, terlihat sosok yang begitu familiar.Sissy membelalakkan mata. "Astaga, tidak mungkin itu

  • Nona Muda Kesayangan Tuan Presdir   Kegilaan Tuan Gio

    Sementara itu, di restoran VIP yang sama, suasana masih tegang. Jeni dan Sony duduk berhadapan, gelas minuman yang sudah hampir kosong seakan menjadi saksi bisu ketegangan mereka.Sony akhirnya membuka suara, tatapannya menusuk langsung ke mata Jeni.“Jadi, katakan padaku, seberapa dekat hubunganmu dengan Tuan Gio?”Pertanyaan itu membuat Jeni sedikit terperanjat. “Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan itu?”Sony tidak bergeming. “Aku harus memastikan. Aku tidak ingin Sissy dipermainkan. Jika Tuan Gio masih punya hubungan denganmu, maka jelas dia tidak tulus.”Jeni tertawa dingin, menegakkan punggungnya. “Kau benar-benar peduli pada Sissy, ya? Padahal, bukankah kau hanya pria di balik bayangannya?”Sony mengepalkan tangan di bawah meja. “Jawab pertanyaanku, Jeni.”Jeni mendesah, lalu menatap Sony dengan tatapan getir. “Aku memang pernah bersama Gio. Lama sebelum Sissy muncul. Tapi itu sudah berakhir meski aku yakin jika hatiku dan hati Gio tidak benar-benar selesai.”Kalimat itu menggantun

  • Nona Muda Kesayangan Tuan Presdir   Pertemuan

    Restoran VIP itu begitu tenang dengan pencahayaan temaram. Aroma kopi dan masakan mewah bercampur, menambah kesan eksklusif. Jeni melangkah masuk dengan anggun, gaun elegan membalut tubuhnya. Statusnya sebagai model papan atas membuat banyak mata melirik, tapi hari itu ia hanya fokus pada satu tujuan yaitu bertemu Sony Admaja.Sony sudah menunggunya di meja sudut, penampilannya rapi, tatapannya tajam namun tenang. Jeni tersenyum, menyapa dengan percaya diri.“Terima kasih sudah meluangkan waktu, Tuan Sony. Aku pikir, mungkin kita bisa membicarakan soal pekerjaan,” ujar Jeni membuka percakapan, meski sebenarnya topik itu hanya alasan semata.Sony menanggapi ramah. "Panggil aku dr dengan Sony saja tidak perlu menggunakan Tuan."Jeni tersenyum lalu mengangguk setuju. Obrolan kemudian mengalir, namun semakin lama, Jeni tidak menyentuh sedikit pun hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan atau dunia modeling. Ia lebih banyak bertanya hal-hal ringan, seolah mencari celah.Sony mulai curiga. T

  • Nona Muda Kesayangan Tuan Presdir   Bocoran Detektif

    Tuan Gio menatap Sissy, begitu juga sebaliknya. Terlihat wajah Tuan Gio memerah seperti udang rebus. Tuan Gio mendadak rebah di atas tubuh Sissy. "Tuan? Tuan baik-baik saja? Tuan?" Sissy mencoba mendorong tubuh Tuan Gio yang besar itu perlahan dari tubuhnya sehingga pria itu menjauh dan merebahkan dirinya di sisi sebelah Sissy. Sissy bangkit lalu memegang kening Tuan Gio. Wajahnya sedikit terkejut. "Astaga, Anda demam?" Sissy buru-buru bangkit. Ia melupakan kejadian yang membuat dirinya sedikit terguncang dan takut akan sosok pria yang tengah mabuk itu.Sissy memperbaiki baju tidurnya lalu keluar kamar perlahan menuju dapur. Ia berniat untuk mengompres Tuan Gio."Dia pasti kelelahan sampai demam begitu. Malam ini pun harus lembur," batin Sissy.Dengan cepat ia kembali ke kamarnya. Sissy melepaskan alas kaki Tuan Gio. Sissy menyelimutinya dan mulai mengompres suami kontraknya yang sudah tertidur."Ternyata kalau dilihat baik-baik, dia sangat tampan juga kalau posisi tidur begini." S

  • Nona Muda Kesayangan Tuan Presdir   Kegilaan Tuan Gio

    Jeni tersenyum puas setelah mendengar pembicaraan Tuan Gio melalui alat penyadapnya. Dia merasa mendapatkan bahan yang sempurna untuk menjatuhkan Sissy sekali lagi."Ini sungguh menarik," decak Jeni kepada dirinya sendiri. "Jika Gio berpikir bahwa Sissy memiliki hubungan dengan salah seorang pewaris di keluarga Admaja, bukankah itu bisa menjadi awal dari akhir Sissy di rumah ini."Jeni mulai memikirkan cara untuk memanfaatkan informasi ini. Gadis itu yakin bahwa ini akan menjadi kesempatan besar untuknya untuk menjatuhkan Sissy dan mendapatkan kembali posisinya di hati Gio. Dengan senyum licik di wajahnya, Jeni mulai merencanakan langkah selanjutnya.****Selain model yang cantik dan seksi, Jeni sebenarnya adalah gadis yang cerdas. Terbukti sekarang dia dengan cepat menemui seorang detektif bayaran yang terpercaya di kota ini untuk membantu menemukan identitas orang dari keluarga Admaja yang berusaha mendekati Sissy. Detektif itu, yang memiliki reputasi baik dalam menangani kasus-kasu

  • Nona Muda Kesayangan Tuan Presdir   Disepelekan

    "Tuan Giovani Dirgantara. Apa benar itu nama Anda?" kata suara bariton di telepon. "Saya rasa kamu sudah tahu siapa saya."Tuan Gio tidak menjawab, dia hanya menunggu lawan bicaranya untuk melanjutkan."Saya lihat kamu sudah menangkap orang yang saya tugaskan untuk memata-matai Nona Sissy," kata pria itu. "Saya harus mengakui bahwa kamu sangat cepat juga."Tuan Gio merasa marah dan kesal. "Apa yang kamu inginkan?" dia bertanya dengan nada yang tajam.Pria itu tertawa. "Saya ingin bertemu denganmu, Tuan Gio. Saya rasa kita memiliki hubungan yang sama-sama menarik."Tuan Gio merasa penasaran. "Apa hubunganmu dengan Sissy?""Saya memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Sissy. Saya rasa kamu perlu mengetahuinya."Tuan Gio merasa kesal. "Apa yang kamu maksud?" dia bertanya dengan nada yang keras.Pria itu tertawa lagi. "Saya ingin bertemu denganmu secara langsung, Tuan Gio. Saya rasa kita perlu berbicara tentang Sissy."Tuan Gio mengeraskan rahangnya. Ia semakin penasaran dan kesal. "Ba

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status