แชร์

Siapa Pria Ini?

ผู้เขียน: Emak pipit
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-06-12 14:43:06

"Kenapa? Jangan-jangan kamu ...."

Sissy mengangguk. "Saya belum pernah melakukannya dengan siapapun," sahut Sissy kembali.

"Apa? G-gadis ini masih suci?" 

Pria itu langsung bangkit dari posisinya. Ia tidak bisa merebut kesucian gadis yang sedang tidak berdaya itu. Kesadarannya yang masih diatas lima puluh persen membuatnya langsung bergegas memakai kembali pakaiannya dan meninggalkan Sissy begitu saja. 

"Apa wanita itu bukan wanita bayaran?" lirihnya. Lalu mengambil ponselnya. Dan menelepon seseorang.

****

Pria itu dengan gusar keluar dari bar karaoke. Asisten pribadi menjemputnya dan membukakan pintu mobil Rolls Royce untuk bosnya.

"Kau sudah periksa?" tanya pria itu sambil membenarkan posisi duduknya.

"Saya sudah cek rekaman cctv. Gadis itu dibawa oleh seorang wanita ke dalam ruangan. Pelayan mengaku dibayar untuk memasukkan obat ke dalam minumannya."

Pria itu sedikit terkejut mendengar pernyataan dari asisten pribadinya. "Urus gadis itu, antarkan pulang ke rumahnya!" ucapnya kemudian.

"Baik, Tuan Gio."

Pria yang bernama Giovani Dirgantara langsung mengusap kasar wajahnya. Kepenatan di kepalanya membuatnya memilih menenangkan dirinya dengan minum-minum. Dia tidak menyangka dia justru menjadi pahlawan kesiangan padahal selama ini dia yang tidak pernah peduli dengan siapapun dan apapun. 

Masih terngiang di otaknya betapa ia menginginkan tubuh gadis itu. Bagaimana ia hampir tergoda. Beruntung Tuan Gio cepat sadar dan mampu menahan dirinya meski kesempatan itu terbuka lebar. 

Bukankah hanya pecundang yang melakukan hal itu disaat lawannya tak berdaya? Tuan Gio tidak mau menjadi seperti itu.

****

PLAKK!

"Dasar tidak tahu malu!" umpat seorang pria paruh baya berusia 55 tahun bertubuh gempal.

"Ayah, kumohon dengarkan dulu penjelasanku. Aku benar-benar tidak tahu siapa orang yang membawaku pulang tadi. Aku tidak kenal mereka, " bantah Sissy setengah memohon sambil memegangi pipinya yang memerah karena mendapatkan tamparan dari sang ayah.

"Kau semalam tidak ada. Tiba-tiba pulang pukul 04.00 dini hari. Kau menjual diri kan? Lihat saja tubuhmu banyak meninggalkan bekas dari om-om yang membayarmu!" tuduh Nyonya Wina.

Sissy langsung menutupi lehernya dengan kerah bajunya. Ia menangis. 

"Ibu yang membawaku untuk bertemu klien bisnis ayah tapi nyatanya ibu menjualku," tangkis Sissy sambil menatap sengit ke arah ibu tirinya.

"Berani sekali kamu justru menuduhku menjualmu!" Nyonya Wina melotot marah.

Seolah tak peduli, Tuan Nugroho menarik Sissy dan menyeretnya hingga keluar dari pintu rumah.

"Aku tidak sudi memiliki anak liar sepertimu! Aku akan mencoret namamu dari kartu keluarga Lesmana. Mulai detik ini kita tidak memiliki hubungan apapun lagi!"

Tuan Nugroho masih dengan pendiriannya mendorong paksa putrinya hingga tubuh mungil Sissy tersungkur.

Sissy menggeleng-gelengkan kepalanya dengan kuat. Ia mencoba meraih celana ayahnya namun gerakannya dihalangi oleh ibu tiri dan kakak tirinya. 

"Ayah! Jika bukan kalian, siapa lagi keluargaku? Tolong jangan membuangku. Aku tidak memiliki siapa-siapa lagi. Di luar hujan, aku tidak tahu harus kemana," rengeknya mengiba.

"Ck! Itu bukan lagi urusan kami. Kamu sudah membuat malu keluarga ini, Sissy! Enyahlah!" ucap sang ibu tiri dengan kejam seolah tak memberikan celah untuk Sissy bisa membujuk ayahnya lagi.

Seolah tak peduli lagi, Tuan Nugroho menurut dengan istrinya untuk masuk ke dalam rumah. Kakak tiri Sissy pun turut tersenyum sinis sebelum menyusul masuk dan menutup pintu rumah mereka.

Sissy tidak menyerah. Ia mencoba menggedor-gedor pintu kembali, tapi tidak ada yang bergerak untuk membukakan pintu.

Terlihat satpam dan supir keluar dari sisi sebelah rumah. Sissy pikir pertolongan akan datang, tapi rupanya mereka hanya diminta untuk membawa gadis itu keluar dari gerbang rumah mewah itu.

"Paman ... tolong jangan lakukan ini! Aku selama ini bersikap baik kepada kalian," bujuk Sissy.

Sayangnya dua orang pekerja di rumah itu tidak mau ambil resiko. Menolong Sissy sama saja membuat mereka terancam dipecat. Keduanya sama-sama bersikap tega dengan mengeluarkan Sissy hingga depan gerbang.

Mereka sama sekali tidak menoleh ke belakang. Setelah pintu gerbang ditutup dan digembok, mereka berlari masuk.

Sissy menangis di tengah hujan yang mengguyur tubuhnya. Kini dia benar-benar diusir dan tidak ada tempat tujuan. 

"Aku harus kemana? Semua barangku ada di dalam. Ponselku, dompetku ...." Sissy menyerah. Gadis itu berjalan perlahan sambil terus meratap. 

Tak terasa Sissy berjalan cukup jauh hingga melewati sebuah jembatan yang dibawahnya memiliki arus sungai yang cukup deras karena hujan saat itu. Sissy yang kelelahan mulai tak bisa berpikir jernih.

"Apa sebaiknya aku melompat saja dari sini? Sekarang aku tidak memiliki siapapun, aku juga tidak memiliki rumah untuk pulang lagi. Jadi untuk apa aku hidup? Selama ini cukup sudah penderitaanku. Bagaimana kalau kuakhiri saja sekarang?" batin Sissy meratapi nasibnya dipinggir jembatan.

Sissy menelan salivanya. Ia mulai berusaha naik ke pembatas jembatan. 

"Setidaknya jika aku mati sekarang, penderitaan ini berakhir. Tidak ada juga yang akan menangisi kepergianku," lirihnya.

Sissy bersiap membentangkan kedua tangannya. Menarik napas dalam sambil menengadah. Ia membiarkan air hujan menerpa wajah cantiknya.

"Berhenti! Jangan bertindak bodoh!" teriak seorang pria dengan cepat berlari meraih tubuh Sissy yang sudah bersiap jatuh dari jembatan itu.

"Arghhh!" Sissy memejamkan matanya. Kesadarannya menurun, ada keraguan di hatinya. Ia memang memutuskan untuk menjatuhkan dirinya di sungai, hanya saja hati kecilnya terselip ketakutan yang besar. 

Ia takut mati.

Sissy mengerjapkan matanya. 

"Aku masih hidup," lirihnya di dalam pelukan seseorang. 

Sissy menatap pria yang menahan tubuhnya.

"Mengapa Anda membiarkanku hidup, Tuan? Aku sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi," ucapnya dengan bibir pucat dan bergetar hebat.

Tubuh Sissy gemetar. Ia baru saja bermain-main dengan malaikat maut.

Pria itu menatap dingin Sissy. 

"Jika ingin mati, jangan di hadapanku," tegas pria itu.

Sissy berupaya melepaskan diri. Namun, pria itu tak melepaskannya begitu saja.

"Lepaskan aku!"

Tanpa sepatah kata balasan, pria itu langsung menggendong Sissy. Tubuh Sissy yang mungil membuat pria itu dengan mudah membawa Sissy hingga masuk ke dalam mobilnya. Sekalipun Sissy meronta-ronta, ia kalah dari pria itu.

"Mau apa Anda? Anda mau menculikku?" teriak Sissy saat tubuhnya di masukkan ke dalam sebuah mobil.

Pria itu menaikkan alisnya satu. "Menculik? Apakah kamu nona kaya raya?" 

Sissy menggigit bibirnya. "Aku ...."

Ia menarik napas dalam dan panjang. "Aku bukan siapa-siapa. Aku sebatang kara," lanjut Sissy tertunduk.

Pria itu memegang dagu Sissy lalu mengangkat wajah sendu gadis di hadapannya. "Dengar, jangan pernah berpikir untuk melompat di jembatan itu lagi!"

Sissy bungkam. 

Takut? Sudah pasti. Perasaan Sissy sekarang campur aduk. Ia merasa pria itu tidak asing. Mereka seperti pernah berjumpa.

Sissy memilih untuk duduk diam di dalam mobil itu sambil mengingat-ingat pria itu.

Pria itu kemudian masuk ke dalam mobil.

Sissy melirik pria yang berwajah dingin di sisinya itu.

"Siapa pria ini? Mengapa dia begitu peduli hidup dan matiku?" batin Sissy.

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Nona Muda Kesayangan Tuan Presdir   Petaka Jam Tangan

    "Nona Sissy, maaf jika kedatangan saya mengganggu. Saya ingin mengkonfirmasi sesuatu hal kepada Anda." Asisten Tuan Gio yang bernama Daren kemudian memanggil orang yang ia bawa bersamanya.Mata Sissy terbelalak."Nona muda! Tolong saya! Bukankah Anda bilang jika anda akan bertanggung jawab jika saya kenapa-kenapa?" rengek pria paruh baya yang diseret dua orang algojo ke hadapan Sissy.Tuan Daren mengeluarkan sesuatu dari balik jasnya."Nona Sissy, apakah Anda yang memberikan jam tangan ini kepadanya?" "Tolong katakan iya! Anda membuat saya dalam masalah besar dan dituduh mencuri," ucap sang supir taksi.Sissy mengangguk membenarkan."Nona muda apakah Anda tahu jika ini jam kesayangan milik Tuan Gio. Bagaimana bisa Anda memberikannya kepada pria ini?"Sissy menarik napas dan mengeluarkannya perlahan. "Begini sebenarnya tadi aku tidak bisa membayar taksi. Kebetulan Tuan Gio menitipkan jam tangannya kepadaku. Ya, karena hanya itu yang aku miliki akhirnya aku–""Nona Sissy tahu tidak ka

  • Nona Muda Kesayangan Tuan Presdir   Menjadi Istri Simpanan

    Tuan Gio menarik napas dalam."Ya."Sissy menelan salivanya. Tebakannya adalah dirinya merupakan istri simpanan. Tapi untuk apa Tuan Gio menikahinya jika memiliki seorang istri dan anak?"Nona Sissy, mari ikut saya!" ajak Daren memecah keheningan sesaat.Sissy tak banyak bicara. Ia mengangguk lalu berjalan mengikuti Daren pergi. Sementara Tuan Gio menatap kepergian keduanya hingga menghilang dari pandangannya."Aku harus fokus kepada kesehatan Ayra dulu setelah itu baru aku akan menjelaskannya kepada gadis itu," lirihnya lalu berbalik menuju ruangan tempat keponakan kecilnya dirawat.****Sepanjang perjalanan pulang, Sissy diam saja. Perasaannya sangat dilema. Dirinya tidak menyangka jika menikahi seorang pria yang sudah memiliki anak istri. "Bagaimana bisa aku justru setuju menikah kontrak dengan pria itu. Sekarang aku menjadi orang ketiga? Pantas saja dia hanya meminta menikah secara kontrak saja," batin Sissy.Mata Sissy berkaca-kaca. Ia menahan rasa sakit di dadanya. Terusir dari

  • Nona Muda Kesayangan Tuan Presdir   Siapa itu Ayra?

    Tanpa banyak bertanya. Tuan Gio langsung bergerak masuk ke dalam mobil. Sementara Sissy begitu saja ditinggal.Sissy yang bingung, langsung inisiatif menyetop taksi lalu memerintahkan sang supir untuk mengikuti mobil sedan yang menjemput Tuan Gio tadi."Ikuti mobil itu, Pak!" perintahnyaSissy terpaksa harus mengikuti Tuan Gio karena dirinya tidak tahu arah jalan pulang ke rumah Tuan Gio. Ditinggal begitu saja setelah menikah tentu bukan pertanda baik bagi Sissy."Bisa-bisanya dia meninggalkanku begitu saja! Sebenarnya siapa itu Ayra? Sepertinya dia begitu penting untuk Tuan Gio. Apakah itu istrinya? Astaga–" decak Sissy menduga-duga.Beruntung tadi saat di kantor catatan sipil Tuan Gio menitipkan jam tangannya kepada Sissy saat hendak pergi ke toilet. Sekarang jam tangan itu menjadi alat untuk Sissy membayar ongkos taksi yang ia tumpangi."Pak, saya nggak bawa uang! Bolehkah ongkosnya dibayar pakai jam tangan ini?"Supir itu melihat jam mewah berkilau itu. "Harga jam ini pasti mahal,

  • Nona Muda Kesayangan Tuan Presdir   Ditinggal Begitu Saja

    "Me-ni-kah?" Sissy terkesiap."Tidak bisa!" tegas Sissy selanjutnya.Sissy lalu menutup lembaran kertas dan memasukkan kembali ke dalam map lalu menyodorkannya kembali ke dada bidang milik pria itu.Pria yang bernama Tuan Gio itu mengernyitkan keningnya. "Jadi kamu menolak?""Tuan, kita belum saling mengenal. Bagaimana bisa menikah dengan orang yang asing? Begini saja, jika ada hal yang harus saya bayar seperti biaya menginap semalam dan pakaian yang saya kenakan ini. Saya menjadi pelayan saja. Bagaimana?" Sissy membuat penawaran lain.Tuan Gio berbalik lalu duduk di kursi sambil tertawa mengejek. "Menjadi pelayan di rumah ini? Sayangnya aku tidak membutuhkannya.""Tapi, saya tidak memiliki uang. Jika Anda meminta bayaran, tentu saja saya tidak bisa membayar. Saya sekarang sebatang kara dan tidak memiliki apapun," tandas Sissy."Dengar, aku juga tidak mau menampung orang asing. Kamu wanita dan aku pria dewasa. Kau mengerti maksud ucapanku kan? Aku akan membayarmu mahal untuk kerjasama

  • Nona Muda Kesayangan Tuan Presdir   Menikah

    Pria itu adalah Tuan Gio. Tuan Gio tidak berbicara apapun selama di mobil selain mengendarai mobil dengan fokus tanpa memedulikan Sissy yang masih dilanda perasaan campur aduk.Sissy kembali menarik napas panjang lalu menghembuskannya perlahan. Matanya terpejam menahan air mata yang berlinang saat mengingat kejadian demi kejadian yang menimpanya dalam satu malam.Dirinya memang berhasil kabur dari Tuan Bejo, tapi Sissy justru digerayangi oleh seorang pria yang juga dia tidak kenal. Meskipun pria itu meninggalkannya begitu saja, Sissy tetap saja merasa dirinya sudah kotor. Sissy membuang wajahnya, menatap ke arah luar jendela mobil. Ia menangis sekali lagi hingga ia merasa matanya begitu berat. Ia membiarkan dirinya terlelap.Tuan Gio melirik ke arah Sissy sebentar. Beruntung Tuan Gio meminta asisten kepercayaannya mencari tahu soal Sissy dan mengikuti Sissy. Terlambat sedikit saja, mungkin dia akan kehilangan gadis itu. Tuan Gio semula tak peduli dengan Sissy dan penderitaannya. Han

  • Nona Muda Kesayangan Tuan Presdir   Siapa Pria Ini?

    "Kenapa? Jangan-jangan kamu ...."Sissy mengangguk. "Saya belum pernah melakukannya dengan siapapun," sahut Sissy kembali."Apa? G-gadis ini masih suci?" Pria itu langsung bangkit dari posisinya. Ia tidak bisa merebut kesucian gadis yang sedang tidak berdaya itu. Kesadarannya yang masih diatas lima puluh persen membuatnya langsung bergegas memakai kembali pakaiannya dan meninggalkan Sissy begitu saja. "Apa wanita itu bukan wanita bayaran?" lirihnya. Lalu mengambil ponselnya. Dan menelepon seseorang.****Pria itu dengan gusar keluar dari bar karaoke. Asisten pribadi menjemputnya dan membukakan pintu mobil Rolls Royce untuk bosnya."Kau sudah periksa?" tanya pria itu sambil membenarkan posisi duduknya."Saya sudah cek rekaman cctv. Gadis itu dibawa oleh seorang wanita ke dalam ruangan. Pelayan mengaku dibayar untuk memasukkan obat ke dalam minumannya."Pria itu sedikit terkejut mendengar pernyataan dari asisten pribadinya. "Urus gadis itu, antarkan pulang ke rumahnya!" ucapnya kemudi

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status