Share

Bab 17 Makan Bersama-sama

Bisa dikatakan bahwa dia adalah wanita kesukaan baru Brian.

Bagaimanapun, Brian tidak akan memberi kesempatan kepada wanita yang tidak diminati untuk mendekati dirinya.

Sementara itu, Yenni ini sudah ketiga kalinya.

Nova berdiri diam di depan pintu, sedangkan Alex mengangkat alis matanya.

"Kenapa?"

Nova segera tersentak.

"Bagaimana kalau kita ganti tempat lain saja?"

Alex masih belum buka suara langsung ada yang memanggilnya.

"Bu Nova, kamu juga mau makan di sini ya?"

Yenni itu memanggil Nova seperti sedang memamerkan diri.

Bibir Nova agak pucat.

Dia menoleh ke arahnya dan kebetulan bertatapan dengan Brian.

Tatapan Brian sangat mendalam dan tampa emosi sedikit pun.

Nova menyapanya dengan keras kepala, "Pak Brian."

Brian mengangguk dengan santai.

Kemudian, dia mengalihkan pandangan ke Alex.

Alex juga sedang menatap Brian.

Tuan dari Keluarga Frank ini adalah anak kebanggaan.

Hampir setiap bidang di Kota Medin terdapat cerita legendaris dari orang tersebut.

Katanya saat Brian berusia 19 tahun telah menjatuhkan ayahnya dan mengambil alih kekuasaan Keluarga Frank.

Namun, setelah beberapa tahun kemudian, mungkin karena merasa tidak berarti, sehingga dia meninggalkan Keluarga Frank dan mendirikan perusahaan sendiri.

Sekarang sudah 4 tahun berlalu, perusahaan Brian sedang bangkit dan berkembang pesat.

Brian juga menjadi tuan di Kota Medin yang sebenarnya, tidak lagi mengandalkan ayahnya.

Dia telah menjadi eksistensi yang tidak bisa diraih.

Alex juga pernah berpikir untuk mendekati Brian, tetapi tak kunjung ada kesempatan.

Dia tahu bahwa Nova bekerja di perusahaan Brian.

Namun, dia tidak ingin memanfaatkan Nova.

Tidak disangka, ternyata hari ini dia memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Brian.

"Halo, Pak Brian."

Alex menyapa Brian dengan tatapan yang sangat sopan.

"Aku Alex dari Kantor Pengacara Sander, teman Nova. Senang bisa bertemu dengan Anda."

Brian mengangguk dengan dingin dan melontarkan pandangan kepada Nova.

"Teman?"

Dia sengaja mengulangi kata ini, "Sepertinya hubungan kalian berdua sangat baik?"

Nova tiba-tiba mengerutkan kening. Belum buka suara, Alex telah menjawabnya.

"Memang lumayan baik."

Brian tersenyum simpul. "Kalau begitu, apa Pak Alex tertarik untuk bekerja sama?"

"Oh?" Alex mengangkat alis. "Apa Pak Brian nggak punya tim pengacara sendiri?"

Brian mengangkat sudut bibir. "Kadang-kadang juga akan berkonsultasi ke pengacara luar."

Dia menatap lurus pada Nova. "Misalnya, ada karyawan yang mengingkar janji."

Raut wajah Nova pucat dan bergegas menjelaskan, "Pak Brian, hari ini aku bertemu dengan Pak Alex untuk membahas sesuatu."

Brian meliriknya dengan ekspresi datar. "Bisnis Bu Nova benar-benar sangat luas."

Nova seketika menyadari sindiran pria ini.

Istilah bisnis yang dikatakan adalah bisnis hubungan intim.

Mungkin karena dia masih dendam dengan kata-katanya tadi malam yang ingin mencari investor lain.

Nova telah membuatnya tidak nyaman, sehingga dia juga tidak akan membiarkan Nova nyaman.

Nova tidak berbicara lagi.

Dia tidak ingin membicarakan hal ini di depan publik.

Terutama karena hal ini melibatkan Alex.

Dia tidak ingin Alex terlibat karena dirinya.

Alex sangat pengertian. Dia menatap Brian, lalu menatap Nova dengan tatapan yang agak berbinar dan tidak menjawab lagi.

Namun, Alex tidak berbicara, ada orang lain yang tidak sabar buka suara.

Mungkin Yenni sedang membalas Nova, sehingga hari ini sengaja menentangnya.

"Bu Nova, kita sudah bertemu, bagaimana kalau makan bersama saja? Aku dan Brian berdua benar-benar sangat bosan, karena dia nggak bicara saat makan." Dia mengangkat alis pada Nova.

Saat Nova ingin menolak, Brian buka suara.

"Silakan duduk."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status