Share

Bab 6 Mimpi Masa Lalu

Author: Jeruk Manis
Nabila merasa agak lega setelah memarahinya, lalu mulai membicarakan hal serius.

"Kalau begitu, kamu pasti nggak mau anak ini, 'kan? Besok apa aku harus langsung mengatur jadwal operasi setelah kamu selesai diperiksa?"

Nova mengelus perutnya sambil menahan sakit hati dan mengiakannya, "Baik."

Usai berbicara, air matanya menetes.

Bagaimanapun, dia bersalah pada anak ini.

Namun, tanpa hubungan nikah, dia tidak bisa memberikan apa pun kepada anaknya, bagaimana mungkin berani melahirkannya?

Dia hanyalah seorang wanita biasa dari keluarga biasa. Dia tidak boleh membiarkan anaknya dianggap anak haram untuk selamanya.

Brian tidak akan menikah dengannya.

Brian tidak akan memberikan kesempatan apa pun kepada Nova untuk menempel padanya.

Perasaan.

Cinta.

Keluarga.

Anak.

Brian tidak akan memberikan semua itu kepadanya.

Nova memejamkan mata dan menyeka air matanya.

...

Larut malam, Nova tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Tiba-tiba, dia sepertinya bermimpi.

Di dalam mimpi, dia kembali ke masa kecil.

Saat masih kecil, dia ikut ibunya berpindah-pindah tempat tinggal. Waktu menetap yang paling panjang adalah berada di sebuah desa perikanan di pinggir sungai.

Itu juga tempat di mana Nova dan Brian pertama kali bertemu.

Saat masih kecil, Brian tidak depresi seperti sekarang. Wajahnya tampan bagaikan boneka.

Kemudian, Nova baru tahu bahwa dia menjalani perawatan di sana karena sakit.

Mungkin karena proses perawatan sangat sengsara, sehingga dia sering duduk seorang diri di tepi sungai sambil menangis.

Setiap kali Nova melihatnya akan membujuknya dengan sebuah lolipop.

Awalnya, Brian tidak menghiraukannya.

Kemudian, dia akan memanjat ke tembok rumah Nova secara diam-diam dan memanggilnya, "Min."

Selanjutnya, mungkin karena penyakitnya sudah hilang, sehingga dia dijemput sekumpulan orang.

Sebelum pergi, Brian bilang dia pasti akan pergi mencarinya.

Namun, Nova tidak menunggu kedatangannya.

Sepuluh tahun kemudian, mereka bertemu kembali secara tidak sengaja.

Pada hari dia ulang tahun ke-17 tahun.

Adik dari ayah dan ibu tirinya bilang kehilangan gelang di pantai, sehingga suruh dia bantu mencarinya

Di pantai, Nova langsung mengenali Brian pada pandangan pertama.

Pemuda berusia 19 tahun itu telah kehilangan sifat kanak-kanakan dan penuh depresi.

Saat Nova melihatnya, dia sedang berjalan selangkah demi selangkah menuju air laut yang dingin dan bergemuruh.

Saat itu, dia segera menariknya tanpa pikir panjang.

Pria itu menoleh ke belakang.

Tatapannya penuh dengan kedinginan dan keganasan yang tidak sesuai dengan usianya.

Nova tiba-tiba mundur dua langkah.

Pria mencibir dan berjalan menuju air laut lagi.

"Kematian adalah hal termudah di dunia ini!"

Nova berteriak sekuat tenaga.

Langkah kaki Brian terhenti.

Tepat pada saat ini, sebuah ombak tiba-tiba menerpanya. Sosok kurus Nova ditutupi oleh air laut.

Nova sudah lupa dengan perasaan pada saat itu, hanya ada ketakutan karena tidak bisa menangkap sesuatu.

Ketika dia kehilangan kesadaran, kedua tangannya tiba-tiba merangkul pinggangnya.

Ombak bergemuruh dan tubuhnya mengambang.

Dalam kondisi setengah sadar, dia seperti melihat wajah pria yang putih dan dingin.

Dia tidak tahu bagaimana cara Brian menyelamatkannya dari ombak yang begitu kuat.

Dia hanya ingat bahwa saat membuka matanya, wajah Brian yang dingin dan kata-katanya.

"Kamu bahkan nggak mampu menyelamatkan dirimu, masih berani menyelamatkan orang lain."

Usai berbicara, dia langsung berbalik pergi.

"Brian."

Dia berteriak dalam mimpi.

Ketika sadar, mimpinya juga hancur.

Saat membuka mata, ponselnya berdering.

Panggilan dari Nabila.

"Aku sudah mengatur jadwal operasi untukmu. Jangan minum air, juga jangan makan apa pun."

Nova menenangkan suasana hati sebelum menjawabnya, tetapi dalam hati terasa sangat pengap.

Ini adalah anak dia dan Brian.

Anak dari pria yang dia cintai sekian banyak tahun.

Akan tetapi, dia juga mengerti bahwa anak ini tidak bisa dipertahankan.

Bukan karena takut ketahuan siapa-siapa, melainkan takut lama-lama jadi tidak tega.

...

Setelah berkemas, Nova keluar dari hotel.

Namun, dia melihat sebuah mobil yang tidak asing di depan pintu hotel.

Dia sama sekali tidak merasa penasaran jika Brian dapat menemukannya.

Di Kota Medin, asalkan pria ini berkeinginan, maka tiada orang yang tidak bisa ditemukan.

Dia hanya merasa penasaran dengan kenapa Brian masih datang mencarinya.

Tadi malam sudah omong terang-terangan, kenapa hari ini masih mencarinya?

Selain itu, sekarang dia sama sekali tidak ingin bertemu dengan Brian.

Dengan tidak mudah membuat keputusan, dia benar-benar takut dirinya rentan di hadapan Brian.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Nona Nova Sudah Ada Pasangan Baru   Bab 465

    Ucapan singkat itu menghancurkan ketenangan yang dibuat-buat oleh Nova.Seketika, pertahanan Nova runtuh total.Nova turun dari ranjang dengan kaki telanjang, berjalan ke arah pintu, lalu merebahkan diri di pangkuan Brian dan menangis.Tatapan mata Brian penuh rasa sayang, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa, hanya membiarkan Nova menangis.Sampai ketika tangisan Nova mengecil, Brian menariknya ke atas."Kenapa nggak beri tahu aku?"Nova masih merasa keberatan.Nova menatap Brian dengan matanya yang merah. "Aku kira kamu sibuk."Brian mengangkat alisnya. "Sesibuk apa pun, aku pasti bisa luangkan waktu untuk urusanmu."Nova merapatkan bibirnya. Lama kemudian, dia bertanya, "Wanita tadi calon istri yang dipilihkan oleh keluargamu?"Brian tersenyum seraya mengangkat dagu Nova dan bertanya, "Kamu cemburu?"Nova mengelak dari tangan Brian."Buat apa aku cemburu? Memangnya kita ada hubungan apa?"Brian langsung memeluk Nova.Brian menundukkan kepala dan menggigit leher Nova dengan kuat."Sek

  • Nona Nova Sudah Ada Pasangan Baru   Bab 464

    Kemudian, terdengar suara Brian."Terserah Kakek, tapi aku juga nggak akan beri ampun lagi.""Brian, kamu benaran pikir kamu sudah dewasa dan Kakek nggak bisa mengontrolmu lagi?"Kemudian, terdengar suara seorang wanita."Kakek Aldo, jangan marah, Kak Brian hanya ngomong begitu saja. Kak Brian, jangan bikin Kakek Aldo marah lagi, oke? Kemarin Kakek Aldo sudah hipertensi karena kamu."Nova tidak kuat lagi mendengar percakapan di dalam.Nova menaruh bubur di ambang jendela depan pintu dan langsung pergi.Sekembalinya ke bangsal, dokter sudah selesai ganti shift.Nova menunggu sebentar di luar ICU. Kemudian, dokter melangkah keluar setelah melakukan pemeriksaan.Dokter tertegun sejenak saat melihat Nova."Bu Nova, kita bicarakan di kantor."Nova menegang.Tangannya yang berada di kedua sisi tubuh juga mengepal.Nova mengikuti dokter ke dalam kantor.Setelah hening sejenak, dokter angkat bicara."Kondisi ibumu nggak terlalu baik."Hati Nova tercekam."Nggak, nggak baik bagaimana?"Dokter m

  • Nona Nova Sudah Ada Pasangan Baru   Bab 463

    Brian mengangguk. "Telepon aku kalau ada apa-apa."Nova menyahut, lalu meninggalkan bangsal.Ketika Nova baru sampai di depan lift, pintu lift dibuka.Beberapa pengawal berpakaian hitam berjalan keluar, diikuti seorang pria tua berwibawa.Pria tua itu memakai batik dan memegang tongkat.Pria itu adalah Tuan Besar Keluarga Frank, Aldo.Di sampingnya, berdiri seorang wanita.Wanita itu berumur 25 atau 26 tahun, sangat cantik dan menawan.Wanita itu melirik Nova sekilas."Kakek Aldo, apa mungkin Kak Brian nggak suka aku datang?"Tatapan mata Aldo penuh rasa sayang. "Kalau dia berani bilang nggak suka, Kakek pukul dia!"Wanita itu tersenyum manis, tampak sangat imut. "Jangan, aku nggak tega."Seketika, Nova mengetahui siapa wanita itu.Wanita itu adalah pasangan kencan buta yang dicarikan oleh Keluarga Frank untuk Brian.Nova merapatkan bibir dan berdiri di samping. Hatinya terasa perih.Dia seharusnya menduga hal itu sejak dulu.Sudah lama Keluarga Frank ingin mengaturkan pernikahan untuk

  • Nona Nova Sudah Ada Pasangan Baru   Bab 462

    Nova menjadi gelisah dan segera menghampiri Brian."Kenapa? Lukamu sakit banget?"Brian tiba-tiba menarik Nova dengan kuat ke dalam pelukannya."Nova, jangan gerak. Kalau nggak, mungkin akan kena lukaku," kata Brian dengan suara yang dalam di telinga Nova.Nova pun membeku.Brian menatap bibir Nova dan menelan air liur.Nova menyadari niat Brian sehingga ingin berdiri.Seolah-olah menduga hal itu, Brian langsung memegang belakang kepala Nova."Nova." Brian berkata dengan suara yang rendah dan serak, "Jangan ke mana-mana. Temani aku sebentar."Mereka bertatapan satu sama lain, seolah-olah akan timbul percikan asmara.Udara tiba-tiba menjadi kering. Nova dengan panik menghindari tatapan Brian.Detik berikutnya, Brian memegang Nova dan menciumnya.Ketika bibir bersentuhan dengan bibir, api asmara tersulut. Rasanya sungguh sulit ditahan, bagaikan dahaga yang tak terpuaskan.Brian memegang pinggang Nova menggunakan tangan yang lain untuk mendekatkan Nova dengan dirinya.Lidah Brian menerobo

  • Nona Nova Sudah Ada Pasangan Baru   Bab 461

    Saat bangun, Nova mendapati dirinya berada di rumah sakit.Melihat Nova sudah siuman, Nabila bergegas bertanya, "Apa ada yang nggak enak badan? Dokter bilang kamu gegar otak ringan. Kamu pusing atau mual nggak?"Nova merasakan sebentar. "Nggak, aku baik-baik saja. Di mana Brian? Di mana ibuku?"Nabila terdiam. Sesaat kemudian, dia menjawab, "Bibi masuk ICU. Brian terluka dan kehilangan banyak darah, belum siuman sampai sekarang."Nova menjadi cemas. "Dia terluka di bagian mana? Di mana dia?"Setelah itu, Nova menyibakkan selimut dan ingin turun dari ranjang.Nabila buru-buru menghentikan Nova. "Jangan banyak gerak dulu. Brian belum siuman, nggak ada gunanya kamu ke sana. Aku suruh dokter ke sini dulu untuk periksa kamu."Selesai bicara, Nabila berjalan ke luar.Dokter melakukan pemeriksaan sederhana dan memastikan Nova sudah baik-baik saja. Baru setelah itu, Nabila membolehkan Nova untuk turun dari ranjang."Kamu tengok Brian dulu saja. Bibi belum boleh dibesuk sekarang. Dokter juga se

  • Nona Nova Sudah Ada Pasangan Baru   Bab 460

    Nova langsung mendorong Brian ke luar."Keluar!"Namun, Brian memeluk Nova."Jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja," bisik Brian di telinga Nova. Lalu, dia berbalik badan dan pergi.Nova dengan bengong menatap pintu kamar mandi yang tertutup. Sesaat kemudian, dia tercerahkan.Brian sepertinya sengaja.Seketika, hati Nova terasa pilu.Setelah beberapa waktu, Nova memaksa diri untuk tersenyum.Ya, pasti akan baik-baik saja.Ibu pasti akan baik-baik saja.Dia harus percaya.Setelah mandi, Nova melangkah ke luar.Brian sedang duduk di samping dan bertelepon dengan suara kecil.Melihat Nova keluar, Brian buru-buru mengatakan sesuatu di telepon dan menutupnya."Kenapa nggak keringkan rambutmu?"Brian masuk ke kamar untuk mengambil alat pengering rambut, lalu duduk di sofa."Sini."Nova berjalan ke arah Brian.Awalnya, Nova ingin duduk di sofa.Namun, Brian menarik Nova hingga duduk di pangkuannya.Nova membeku seketika.Brian terkekeh-kekeh. "Rileks, aku nggak akan lakukan apa-apa. B

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status