Share

Bab 9 Ancaman dari Gary

Author: Jeruk Manis
Bibir Nova agak bergetar.

Sejak dia berusia 18 tahun, Gary sering meraba wajahnya dan bokongnya.

Ibunya sudah banyak kali bertengkar dengan ayahnya karena hal ini, tetapi Gary tetap saja tidak berubah.

Hal ini berlangsung hingga dia masuk universitas dan meninggalkan rumah.

Namun, dia tidak mungkin menceritakan hal semacam ini kepada Brian.

Dia bertatapan dengan Brian dan berkata, "Nggak."

Raut wajah Brian tetap sangat muram. "Aku nggak berharap terjadi hal semacam ini lagi."

Hal yang dia maksud adalah kedatangan Gary ke perusahaan.

"Nggak bakal ada lain kali lagi, karena aku bakal segera resign."

Brian menyipitkan mata dan tiba-tiba mencibir. "Kelihatannya Bu Nova bertekad untuk resign."

Nova tersenyum getir. "Ya."

Brian tersenyum simpul dengan suara yang membuat orang merinding. "Baik, kalau begitu, aku nggak bakal mempertahankan Bu Nova untuk resign."

Nova mengiakannya, "Ya."

Brian menatapnya, lalu berjalan ke tempat duduk di tepi jendela.

Nova baru menyadari bahwa masih ada wanita lain yang mengikuti Brian.

Wanita itu sedang menoleh ke arah Nova.

Tatapannya penuh dengan tantangan dan kesinisan.

Nova langsung berjalan ke arah luar tanpa menghiraukannya.

Tanpa wanita ini, masih ada wanita lain di sisi Brian.

Dia tidak pernah kekurangan wanita.

Selama ini Nova tahu jelas.

Akan tetapi, dalam hatinya tetap merasa sangat sedih.

Tangan yang terletak di perutnya agak mengepal, seolah-olah kepahitan dalam hatinya akan meluap.

Dia pikir bahwa untungnya dia sudah ingin resign.

Asalkan meninggalkannya, suatu hari nanti dia pasti bisa melupakan Brian.

Tiba di depan pintu perusahaan, dia menarik napas dalam-dalam dan menenangkan suasana hatinya, lalu masuk dengan wajah tersenyum.

Dalam grup perusahaan sedang membahas tentang pengundurannya.

Entah siapa yang menyebarkan kejadian tadi malam di dalam grup.

Katanya Nova sangat hebat. Ada yang bilang Brian berhati kejam, sedangkan kebanyakan bilang Nova bersikap manja.

Nova langsung keluar dari grup setelah melihatnya.

Perusahaan tidak pernah kekurangan berbagai macam gosip seperti ini. Dia tidak tertarik untuk mencari tahu, juga tidak ingin menghiraukannya.

Topik gosip sekarang adalah dirinya.

Namun, begitu dia mendorong pintu, ruang kantor sontak menjadi tenang.

Mata Cindy merah ketika melihat Nova.

"Bu, apa kamu benar-benar mau resign?"

Nova melirik semua orang di dalam kantor dan mengangguk. "Semoga kalian karier kalian semua lancar."

Usai berbicara, dia mengemas barang secara diam.

Di dalam kantor dibanjiri bisikan, tetapi Nova tidak menghiraukannya.

Saat tidak sudah hampir selesai kemas, ponselnya tiba-tiba berdering.

Sebuah panggilan dari nomor asing.

Nova mengangkat panggilan, lalu terdengar suara Gary.

"Nova, kamu tebak aku lagi di mana?"

Dalam hati Nova berdebar.

Dia sontak teringat kata-kata Gary.

"Gary, coba saja kalau kamu berani mengganggu ibuku!"

Gary malah tidak menghiraukan ancamannya. "Aku tetap berpegang teguh, asalkan kasih aku uang, asalkan kamu kasih aku uang, aku jamin nggak bakal mengganggunya!"

Bibir Nova agak bergetar. "Aku benar-benar nggak ada uang. Semua uangku sudah digunakan untuk membayar biaya medis."

"Kalau begitu, biar dia mati saja. Setelah dia mati, maka biaya medis bakal dikembalikan!"

"Gary!" Nova berteriak, lalu nada bicaranya menjadi lemah. "Ayah, bagaimanapun, ibuku sudah menemanimu hampir 20 tahun. Pandanglah hubungan 20 tahun ini, ampunilah dia, oke?"

"Heh, menemaniku selama 20 tahun, apa aku butuh dia untuk menemaniku? Jangan omong kosong! Dalam waktu dua hari, kalau nggak, aku segera menandatangani persetujuan penghentian perawatan untuk wanita ini! Kamu jangan lupa, aku adalah suaminya yang sah!"

Usai berbicara, Gary langsung mengakhiri panggilan.

Saat Nova menelepon balik, ponselnya sudah dinonaktifkan.

Dia langsung menelepon perawat yang menjaga ibunya.

"Apa Gary sedang berada di rumah sakit?"

"Benar, tadi dia ke sini dan mengecek saldo biaya medis. Sekarang dia pergi cari dokternya."

Mungkin Gary benar-benar akan melakukannya.

Nova bergegas keluar dari kantor.

"Bu, kamu mau ke mana?"

Cindy menyadari ekspresinya ada yang salah, sehingga bertanya.

"Ada urusan, aku pergi dulu."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Nona Nova Sudah Ada Pasangan Baru   Bab 465

    Ucapan singkat itu menghancurkan ketenangan yang dibuat-buat oleh Nova.Seketika, pertahanan Nova runtuh total.Nova turun dari ranjang dengan kaki telanjang, berjalan ke arah pintu, lalu merebahkan diri di pangkuan Brian dan menangis.Tatapan mata Brian penuh rasa sayang, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa, hanya membiarkan Nova menangis.Sampai ketika tangisan Nova mengecil, Brian menariknya ke atas."Kenapa nggak beri tahu aku?"Nova masih merasa keberatan.Nova menatap Brian dengan matanya yang merah. "Aku kira kamu sibuk."Brian mengangkat alisnya. "Sesibuk apa pun, aku pasti bisa luangkan waktu untuk urusanmu."Nova merapatkan bibirnya. Lama kemudian, dia bertanya, "Wanita tadi calon istri yang dipilihkan oleh keluargamu?"Brian tersenyum seraya mengangkat dagu Nova dan bertanya, "Kamu cemburu?"Nova mengelak dari tangan Brian."Buat apa aku cemburu? Memangnya kita ada hubungan apa?"Brian langsung memeluk Nova.Brian menundukkan kepala dan menggigit leher Nova dengan kuat."Sek

  • Nona Nova Sudah Ada Pasangan Baru   Bab 464

    Kemudian, terdengar suara Brian."Terserah Kakek, tapi aku juga nggak akan beri ampun lagi.""Brian, kamu benaran pikir kamu sudah dewasa dan Kakek nggak bisa mengontrolmu lagi?"Kemudian, terdengar suara seorang wanita."Kakek Aldo, jangan marah, Kak Brian hanya ngomong begitu saja. Kak Brian, jangan bikin Kakek Aldo marah lagi, oke? Kemarin Kakek Aldo sudah hipertensi karena kamu."Nova tidak kuat lagi mendengar percakapan di dalam.Nova menaruh bubur di ambang jendela depan pintu dan langsung pergi.Sekembalinya ke bangsal, dokter sudah selesai ganti shift.Nova menunggu sebentar di luar ICU. Kemudian, dokter melangkah keluar setelah melakukan pemeriksaan.Dokter tertegun sejenak saat melihat Nova."Bu Nova, kita bicarakan di kantor."Nova menegang.Tangannya yang berada di kedua sisi tubuh juga mengepal.Nova mengikuti dokter ke dalam kantor.Setelah hening sejenak, dokter angkat bicara."Kondisi ibumu nggak terlalu baik."Hati Nova tercekam."Nggak, nggak baik bagaimana?"Dokter m

  • Nona Nova Sudah Ada Pasangan Baru   Bab 463

    Brian mengangguk. "Telepon aku kalau ada apa-apa."Nova menyahut, lalu meninggalkan bangsal.Ketika Nova baru sampai di depan lift, pintu lift dibuka.Beberapa pengawal berpakaian hitam berjalan keluar, diikuti seorang pria tua berwibawa.Pria tua itu memakai batik dan memegang tongkat.Pria itu adalah Tuan Besar Keluarga Frank, Aldo.Di sampingnya, berdiri seorang wanita.Wanita itu berumur 25 atau 26 tahun, sangat cantik dan menawan.Wanita itu melirik Nova sekilas."Kakek Aldo, apa mungkin Kak Brian nggak suka aku datang?"Tatapan mata Aldo penuh rasa sayang. "Kalau dia berani bilang nggak suka, Kakek pukul dia!"Wanita itu tersenyum manis, tampak sangat imut. "Jangan, aku nggak tega."Seketika, Nova mengetahui siapa wanita itu.Wanita itu adalah pasangan kencan buta yang dicarikan oleh Keluarga Frank untuk Brian.Nova merapatkan bibir dan berdiri di samping. Hatinya terasa perih.Dia seharusnya menduga hal itu sejak dulu.Sudah lama Keluarga Frank ingin mengaturkan pernikahan untuk

  • Nona Nova Sudah Ada Pasangan Baru   Bab 462

    Nova menjadi gelisah dan segera menghampiri Brian."Kenapa? Lukamu sakit banget?"Brian tiba-tiba menarik Nova dengan kuat ke dalam pelukannya."Nova, jangan gerak. Kalau nggak, mungkin akan kena lukaku," kata Brian dengan suara yang dalam di telinga Nova.Nova pun membeku.Brian menatap bibir Nova dan menelan air liur.Nova menyadari niat Brian sehingga ingin berdiri.Seolah-olah menduga hal itu, Brian langsung memegang belakang kepala Nova."Nova." Brian berkata dengan suara yang rendah dan serak, "Jangan ke mana-mana. Temani aku sebentar."Mereka bertatapan satu sama lain, seolah-olah akan timbul percikan asmara.Udara tiba-tiba menjadi kering. Nova dengan panik menghindari tatapan Brian.Detik berikutnya, Brian memegang Nova dan menciumnya.Ketika bibir bersentuhan dengan bibir, api asmara tersulut. Rasanya sungguh sulit ditahan, bagaikan dahaga yang tak terpuaskan.Brian memegang pinggang Nova menggunakan tangan yang lain untuk mendekatkan Nova dengan dirinya.Lidah Brian menerobo

  • Nona Nova Sudah Ada Pasangan Baru   Bab 461

    Saat bangun, Nova mendapati dirinya berada di rumah sakit.Melihat Nova sudah siuman, Nabila bergegas bertanya, "Apa ada yang nggak enak badan? Dokter bilang kamu gegar otak ringan. Kamu pusing atau mual nggak?"Nova merasakan sebentar. "Nggak, aku baik-baik saja. Di mana Brian? Di mana ibuku?"Nabila terdiam. Sesaat kemudian, dia menjawab, "Bibi masuk ICU. Brian terluka dan kehilangan banyak darah, belum siuman sampai sekarang."Nova menjadi cemas. "Dia terluka di bagian mana? Di mana dia?"Setelah itu, Nova menyibakkan selimut dan ingin turun dari ranjang.Nabila buru-buru menghentikan Nova. "Jangan banyak gerak dulu. Brian belum siuman, nggak ada gunanya kamu ke sana. Aku suruh dokter ke sini dulu untuk periksa kamu."Selesai bicara, Nabila berjalan ke luar.Dokter melakukan pemeriksaan sederhana dan memastikan Nova sudah baik-baik saja. Baru setelah itu, Nabila membolehkan Nova untuk turun dari ranjang."Kamu tengok Brian dulu saja. Bibi belum boleh dibesuk sekarang. Dokter juga se

  • Nona Nova Sudah Ada Pasangan Baru   Bab 460

    Nova langsung mendorong Brian ke luar."Keluar!"Namun, Brian memeluk Nova."Jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja," bisik Brian di telinga Nova. Lalu, dia berbalik badan dan pergi.Nova dengan bengong menatap pintu kamar mandi yang tertutup. Sesaat kemudian, dia tercerahkan.Brian sepertinya sengaja.Seketika, hati Nova terasa pilu.Setelah beberapa waktu, Nova memaksa diri untuk tersenyum.Ya, pasti akan baik-baik saja.Ibu pasti akan baik-baik saja.Dia harus percaya.Setelah mandi, Nova melangkah ke luar.Brian sedang duduk di samping dan bertelepon dengan suara kecil.Melihat Nova keluar, Brian buru-buru mengatakan sesuatu di telepon dan menutupnya."Kenapa nggak keringkan rambutmu?"Brian masuk ke kamar untuk mengambil alat pengering rambut, lalu duduk di sofa."Sini."Nova berjalan ke arah Brian.Awalnya, Nova ingin duduk di sofa.Namun, Brian menarik Nova hingga duduk di pangkuannya.Nova membeku seketika.Brian terkekeh-kekeh. "Rileks, aku nggak akan lakukan apa-apa. B

  • Nona Nova Sudah Ada Pasangan Baru   Bab 459

    "Nggak usah tanya!" Nabila langsung mengambil sebotol semprotan merica di samping dan menyemprotnya ke Melvin.Melvin tersemprot karena tidak siaga. Matanya tidak bisa dibuka karena pedas.Kemudian, sebelum Melvin sempat bereaksi, sesuatu menodongi selangkangannya."Turun! Kalau nggak, kukebiri kamu!"Melvin berusaha membuka matanya. Ternyata, itu adalah pisau bedah yang mengkilap.Mata Melvin memelotot saat melihat Nabila. "Kamu dokter?"Nabila tersenyum. "Tentu saja, dokter andrologi yang khusus mengebiri pria. Kalau kamu butuh, bisa daftar ke divisiku. Mau tanya namaku? Cari saja sendiri!"Selesai bicara, Nabila membuka pintu mobil dan mendorong Melvin ke luar.Melihat mobil Nabila melaju pergi, Melvin tidak dapat menahan amarah dalam hatinya.Dia, Melvin Luminto, pertama kali disemprot semprotan merica oleh seorang wanita! Bahkan pertama kali ditodongi pisau bedah di bagian selangkangan!Melvin makin marah sehingga langsung menelepon Brian.Brian sedang mengemudikan mobil. Dia meli

  • Nona Nova Sudah Ada Pasangan Baru   Bab 458

    Air mata Nova tidak terbendung lagi, tiba-tiba menetes.Brian menghiburnya dengan suara rendah, "Aku sudah suruh orang cari pelatih itu."Nova menyeka air matanya dan mengangguk."Kamu bisa cari dokter, aku sudah nggak apa-apa."Brian hanya menatap Nova. Mata Nova merah padam, tetapi sudah tidak panik seperti tadi.Brian tidak tahu sejak kapan Nova tidak lagi bergantung padanya.Namun, melihat Nova begitu, Brian sama sekali tidak merasa terhibur.Akan tetapi, semua itu sepertinya disebabkan oleh dirinya sendiri.Brian merasa tidak berdaya."Aku baik-baik saja. Tentang Bibi, aku sudah atur semuanya, jangan khawatir."Nova menarik napas dalam-dalam dan mengangguk.Pengaturan Brian sangat cermat.Selain pelatih, petugas kebersihan rumah sakit juga diselidiki.Brian bahkan menyuruh orang untuk memeriksa semua kamera CCTV di kota."Tunggu kabar di rumah atau di sini?"Nova ingin menunggu di rumah sakit, tetapi melihat wajah Brian yang pucat, dia berubah pikiran."Tunggu di rumah saja."Pada

  • Nona Nova Sudah Ada Pasangan Baru   Bab 457

    Seketika, tatapan mata Brian menjadi suram.Nova yang berdiri di samping mendengarnya dengan jelas sehingga mengambil ponsel itu. "Apa yang terjadi?"Nabila berkata dengan cemas, "Aku juga nggak tahu detailnya. Perawat hanya bilang dia bawa Bibi ke sesi pemulihan dan tunggu di depan pintu. Yang lain sudah keluar, tapi Bibi belum keluar juga. Jadi, dia langsung masuk. Bibi nggak ada di ruangan pemulihan. Dia sudah tanya semua dokter, tapi nggak ada yang perhatikan."Wajah Nova memucat. Setelah menutup telepon, dia berbalik badan dan berjalan ke luar.Brian bahkan tidak sempat untuk menghentikannya.Brian segera kembali ke kamar untuk berganti pakaian, lalu menyusul Nova.Sesampainya di bawah, Brian melihat Nova sudah duduk di dalam mobilnya sendiri.Brian bergegas berjalan ke sana dan menarik Nova ke luar.Wajah Nova pucat pasi.Brian tidak mengatakan apa-apa. Dia menarik Nova ke mobilnya dan membantu Nova memasangkan sabuk pengaman."Dengan kondisimu sekarang, nggak aman untuk setir mo

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status