Home / Romansa / Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam / Bab 10. Kenapa Kita Harus Bertemu Kembali, Gerald

Share

Bab 10. Kenapa Kita Harus Bertemu Kembali, Gerald

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2025-04-16 09:07:33

Usai kejadian semalam, Gerald semakin merasa kesal karena tidak berhasil menemukan ke mana Giselle pergi setelah terlepas darinya di hotel.

Pagi ini, ia kembali melihat mantan istrinya di dalam ruangan kerja dan bersikap baik-baik saja seolah tidak ada yang terjadi di antara mereka.

Wanita itu beranjak dari duduknya dan menundukkan kepalanya. "Selamat pagi, Pak," sapa Giselle dengan ragu-ragu.

Laki-laki berbalut tuxedo navy itu berdiri di hadapannya dengan sebongkah perasaan kesal yang sejak semalam ditahan.

Giselle mengangkat wajahnya menyadari Gerald tidak menjawabnya, namun laki-laki itu masih menatapnya dengan sangat nyalang tajam.

"Kau merasa senang karena bisa lari dariku semalam?" tanya Gerald.

Bariton suaranya yang rendah dan menekan membuat wanita di depannya ini merinding.

Giselle menggeleng kecil. "Ti-tidak, Pak Gerald. Semalam saya—"

Ucapan Giselle terhenti saat Gerald maju dua langkah dan menyudutkannya pada meja kerjanya. Laki-laki itu membungkukkan badannya mendek
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 11. Tuan CEO yang Posesif!

    Sebuah mobil berwarna merah tampak berhenti di depan gedung perusahaan milik Gerald. Sosok wanita cantik dengan balutan dress berwarna putih turun dari dalam mobil. Seperti biasa, Laura dengan fashion glamornya berjalan dengan langkah percaya diri memasuki gedung."Selamat siang, Bu Laura," sapa seorang penjaga yang sudah hafal dengannya. Laura hanya menatapnya sekilas dan berjalan masuk. Semua orang di sana menyapa Laura dengan begitu sopan. Laura mencari Gerald di ruang kerjanya. Tetapi ruangan itu kosong tidak ada siapapun. "Apa dia begitu sibuk?" gumam Laura sambil menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. "Semua pesanku sejak beberapa hari yang lalu tidak pernah dibalas." Wanita itu kembali turun ke lantai tiga, lalu masuk ke dalam ruang staff. Semua karyawan di sana yang tampak sibuk membicarakan sesuatu terkejut dengan kedatangannya. "Bu Laura, selamat siang." Semua orang di sana menatap Laura yang masih tampak cuek. "Di mana Pak Gerald?" tanya Laura me

    Last Updated : 2025-04-16
  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 12. Keberanian yang Tersembunyi Dalam Diri Giselle

    Usai meeting seharian, sore ini Gerald pulang dengan wajah lelah. Laki-laki berbalut tuxedo hitam itu melangkah keluar dari dalam mobil begitu tiba di pekarangan rumahnya.Kening Gerald mengerut saat ia melihat mobil berwarna putih di pekarangan rumahnya saat ini. "Sepertinya Tuan dan Nyonya besar ada di sini, Tuan," ujar Sergio. Gerald tidak menjawabnya, melainkan ia segera bergegas masuk ke dalam rumah. Dan benar saja, di sana ada ibunya yang duduk di ruang tamu menunggunya entah sejak kapan. "Mama," sapa Gerald berjalan mendekat. "Kenapa Mama ke sini tanpa mengabariku lebih dulu? Papa mana?" Wanita dengan pakaian berwarna merah dan glamor itu menatap putranya dengan lekat. Marisa menghela napasnya pelan. "Mama ke sini hanya dengan sopir. Mama sengaja ingin menemuimu dan bertanya sesuatu padamu, Gerald," ujar Marisa sambil membuka kipas kain di tangannya. Gerald melepaskan tuxedo hitamnya dan duduk di hadapan sang Mama. Melihat ekspresi dingin Mamanya kali ini, ia mulai meras

    Last Updated : 2025-04-17
  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 13. Pria Baik Hati yang Ingin Mendekati Giselle

    Hujan turun sore ini, Giselle tidak bisa langsung pulang. Wanita itu meneduh di sebuah halte bus yang berada di depan gedung kantornya. Sesekali Giselle menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Pasti sore ini Elodie sudah menunggunya, karena Giselle berjanji akan pulang cepat. "Ya Tuhan, kumohon segera redakan hujan ini. Kasihan Elodie pasti menungguku," gumam Giselle sambil meremas jemari tangannya. Hujan turun semakin deras, Giselle hanya bisa pasrah dan tidak berhenti untuk terus berdoa. Sampai akhirnya dari arah kiri, sebuah mobil berwarna merah melaju dan berhenti tepat di hadapan Giselle. Giselle mengerjapkan kedua matanya dan memperhatikan siapa orang yang berhenti di depannya saat ini. Begitu pintu mobil terbuka, Giselle terkesiap saat ia melihat Dean—laki-laki yang ia temui saat meeting bersama Gerald kemarin, kini muncul kembali di hadapannya. "Pak Dean," ucap Giselle lirih. Laki-laki dengan balutan kemeja putih berdasi navy itu berjalan ke arahnya

    Last Updated : 2025-04-17
  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 14. Gerald yang Sekarang Bukanlah Gerald yang Dulu

    Pukul delapan malam, Giselle mendatangi kediaman Gerald. Giselle segera pergi setelah ia menidurkan Elodie di rumah sakit. Kini, Giselle sudah sampai di kediaman pria itu. Rumah berlantai dua yang megah dan mewah, berdiri kokoh di atas tanah perumahan para konglomerat di kota Luinz. Giselle berjalan ke arah teras dan menekan bell pintu rumah itu. Tak lama, pintu pun terbuka dan tampak seorang pelayan yang menyambutnya. "Nona mencari siapa?" tanya wanita itu. "Saya asisten Pak Gerald di kantor," jawab Giselle. "Apa Pak Gerald ada?" "Oh, ada. Silakan masuk."Giselle melangkah masuk ke dalam rumah itu. Ia duduk di sofa ruang tamu dan diam menunggu. Hingga terdengar suara langkah kaki dari arah tangga. Giselle menoleh dan melihat sosok Gerald yang menuruni anak tangga. Laki-laki tampan itu tampak segar dan rapi dengan memakai sweater hitam berlengan panjang dan celana bahan hitam. Sebuah rasa rindu tiba-tiba berlabuh di hati Giselle. Dulu, ia sangat menyukai Gerald yang mengenakan

    Last Updated : 2025-04-18
  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 15. Ma, Seperti Apa Rasanya Punya Papa?

    Tengah malam Giselle kembali ke rumah sakit. Wanita itu berjalan tergesa-gesa di lorong yang sudah sangat sepi. Saat sampai di depan kamar inap Elodie, Giselle tiba-tiba menghentikan langkahnya saat ia sedikit membuka pintu kamar itu. Giselle melihat Elodie yang terbangun, putrinya tampak bermain dan berbicara dengan dua bonekanya. "Tuan beruang punya Papa, tidak? Kalau Elodie tidak tahu Papanya Elodie ada di mana," ujar anak itu dengan suara kecilnya. "Tuan kelinci sama seperti Elodie, Tuan Kelinci tidak punya Papa, ya?" Anak itu mendengus pelan dan mengucek kedua matanya. Jari telunjuknya yang mungil menekan hidung boneka beruang cokelat miliknya dan memeluknya erat. "Elodie ingin bertemu Papa. Emm ... Papanya Elodie seperti apa? Tapi Elodie sudah punya Mama, Elodie saaayang Mama!" seru anak itu tersenyum menatap ke arah jendela."Mama, Mama ... oh Mama, nanana..." Anak itu bernyanyi-nyanyi kecil dan mengangkat bonekanya di udara. Elodie kembali berbaring dan menatap boneka ber

    Last Updated : 2025-04-18
  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 16. Anakku Adalah Segalanya Untukku

    Sejak petang tadi hingga pagi ini Giselle dibuat khawatir oleh putrinya. Elodie tiba-tiba bangun dan menangis mengeluh perutnya kembali sakit. Giselle tak peduli dengan jarum jam yang sudah menunjukkan pukul delapan pagi dan ia sudah membuat janji untuk menyelesaikan pekerjaannya, tapi kini masih di rumah sakit menjaga Elodie yang berbaring merengek-rengek saat dokter memeriksanya. "Bagaimana, dok? Apakah sakitnya kembali serius?" tanya Giselle dengan sorot matanya yang cemas. Dokter laki-laki itu memperhatikan Giselle dengan tatapan sendu. "Tidak, Nyonya. Untuk saat ini, sakitnya masih datang dan pergi. Tidak bisa kalau rasa sakitnya langsung hilang begitu saja," ujarnya. Raut wajah Giselle benar-benar berubah sedih. Wanita itu mengusap kening Elodie, putrinya meringkuk memeluk lengannya sambil terisak-isak kecil. "Elodie mau pulang, Mama! Elodie tidak mau disuntik lagi!" pekik Elodie marah di sisa-sisa tangisnya. "Om dokter nakal! Tangan Elodie disuntik terus!" "Ssstttt ... t

    Last Updated : 2025-04-19
  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 17. Terbongkarnya Keberadaan Elodie

    Siang ini, Giselle pergi berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari anaknya karena kebutuhan bulanan Elodie sudah hampir habis.Kini, Giselle berada di sebuah pusat perbelanjaan dan tengah berdiri di depan deretan rak berisi susu formula untuk balita. "Susu formula Elodie tinggal sedikit, sepertinya aku harus membeli dua box untuk berjaga-jaga," ucap Giselle mengambil dua box susu formula rasa cokelat di depannya. Wanita itu berjalan menuju ke lantai atas. Perhatian Giselle tertuju pada arena permainan anak-anak di depan sana. Hatinya begitu nelangsa saat ia melihat anak-anak seusia Elodie bisa menghabiskan waktunya dengan bermain dan tertawa ceria. Sedangkan Elodie harus berjuang dengan penyakit keras yang dia derita. Giselle tertunduk sedih. "Semoga kau cepat sembuh, Sayang." Setelah itu, Giselle bergegas masuk ke dalam sebuah toko pakaian. Gisella berniat membelikan baju hangat untuk putri kesayangannya, karena sebentar lagi akan memasuki musim dingin. Di tempat yang sama, tampak

    Last Updated : 2025-04-19
  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 18. Om, Papanya Elodie?

    "Sayang, ini Om Dean, Nak. Temannya Mama. Om Dean ini bukan Papanya Elodie." Giselle berusaha menjelaskan pada si kecil yang kini duduk di pangkuan Dean dan menatap wajah Dean dengan pandangan polosnya. Tetapi anak perempuan itu menggeleng-gelengkan kepalanya dan kembali mendusal dalam pelukan Dean. "Ini Papanya Elodie, Mama! Mama tidak boleh nakal!" pekik anak itu menjerit dan marah pada Mamanya. "Bukan Om. Ini Papa!" Giselle menarik napasnya panjang, raut wajah terlihat lesu. Elodie tampak nyaman dengan Dean dan anak itu sejak tadi memeluknya, tak mau lepas sedetikpun. Berkali-kali Elodie mengatakan pada Dean kalau dia sangat merindukan Papanya. Dean memperhatikan air muka Giselle yang terlihat sedih dan susah. Laki-laki itu hanya bisa menerka apa yang Giselle pikirkan saat ini. "Tidak apa-apa, Giselle. Aku tidak keberatan kalau Elodie memanggilku Papa," ujar Dean mengusap pundak Giselle. “Aku sama sekali tidak mempermasalahkan hal ini. Jangan tidak merasa tidak enak seperti

    Last Updated : 2025-04-20

Latest chapter

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 61. Tak Terima Kau Disukai Pria Lain!

    Beberapa hari kemudian.Memasuki hari ke sepuluh Elodie di rumah sakit, kondisi Elodie terpantau membaik dan anak itu sudah kembali ceria lagi. Lebih tepatnya setelah Giselle membelikan stroller atau kereta dorong yang Elodie inginkan sejak beberapa hari yang lalu. Pagi ini, dokter mengizinkan Elodie untuk dibawa pulang. Selain kondisinya yang sudah berangsur pulih, Elodie juga terus menerus mengajak pulang. Ditemani oleh Dean di sana yang sudah berjanji untuk menjemput mereka pagi ini. Kehadiran Dean semakin membuat Elodie lebih bersemangat. "Pa, Elodie sudah boleh pulang sekarang?" tanya anak itu pada Dean. "Sudah, Sayang. Sebentar lagi pulang dengan Mama dan Papa. Kita tunggu Mama sebentar, oke?" Dean merapikan jaket hangat berwarna biru muda yang Elodie pakai. "Iya, Papa." Anak manis itu duduk di dalam kereta dorongnya.Elodie tersenyum senang, seolah tak ada lagi yang ditakuti olehnya karena apapun yang ia mau akan dituruti, apalagi ia sekarang sudah memiliki seorang Papa ya

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 60. Siapa, Anak itu Sebenarnya?

    Keesokkan harinya, Gerald menepati ucapannya. Laki-laki itu diam-diam pergi ke rumah sakit setelah semalam Sergio menceritakan tentang sosok anak kecil di dalam kamar inap yang Giselle tunggu. Semalam penuh Gerald tersiksa dengan rasa ingin tahunya, dan pagi ini ia ingin membuktikan dan melihat dengan kedua matanya sendiri. "Kamar ini," gumam Gerald, ia ragu saat berdiri di depan sebuah kamar inap, sebelum pintu kamar itu dibukanya perlahan. Pandangan Gerald mengedar ke dalam sana, kamar itu kosong tak berpenghuni dan tampak rapi, tidak seperti yang Sergio ceritakan semalam. Keningnya mengerut tajam. "Tidak ada siapapun di sini?" lirihnya. Di mana anak kecil yang dikatakan Sergio?Gerald kembali keluar dan menatap plang kayu di depan pintu dan memastikan ia tidak salah kamar. "Kamar ini yang jelas-jelas Sergio katakan semalam," katanya. "Tapi bagaimana bisa kosong tidak ada siapapun?”Gerald yakin Sergio tidak mungkin membohonginya.Namun, decakan sebal terdengar dari bibir Gera

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 59. Gerald Mulai Mengetahuinya

    "Elodie tidak bisa tidur, perut Elodie sakit. Elodie mau digendong! Huwaa ... Mama nakal sekali!" Suara tangisan kecil Elodie memenuhi ruangan kamar rawat inapnya di jam dua belas malam. Elodie terbangun dari tidurnya karena dokter baru saja memeriksa kondisinya lagi dan menyuntikan obat untuk Elodie hingga membuatnya menangis. Anak itu duduk di atas ranjang, sedangkan Giselle buru-buru mencari gendongan milik Elodie. "Sebentar, Sayang. Ayo gendong sini, Nak." Giselle mengangkat tubuh kecil Elodie dan menggendongnya. Ia menyandarkan kepala Elodie di pundak dan mengusap pipi Elodie yang basah. "Ayo mau pulang, Ma! Elodie tidak suka di sini!" pekik anak itu menangis sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Suhu tubuh Elodie sangat panas sehingga menambah rewel anak itu malam ini. Dengan sabar, Giselle berusaha menenangkan putrinya sebisa mungkin. "Ssstttt ... sudah Sayang, tidak boleh menangis lagi. Nanti dokter akan ke sini kalau Elodie menangis," ucap Giselle mengusap wajah Elod

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 58. Aku Ingin Kau, Di Atas Ranjangku!

    "Kita sudah usai, Gerald. Apa lagi yang kau inginkan dariku? Bahkan aku sudah mengembalikan uang yang aku pinjam padamu, tapi apa yang kau lakukan?" Dengan penuh keberanian Giselle memukul dada bidang Gerald dan mendorongnya. Kedua iris biru mata Giselle dipenuhi kabut air mata. Wanita itu menyeka air matanya dan mengusap bibirnya yang baru saja dicium oleh Gerald. "Kau akan menikah dengan Laura. Kenapa kau masih menahanku seperti ini?" tanya Giselle dengan napasnya yang naik turun. Gerald mengepalkan tangannya kuat dan menatap Giselle seolah ingin ia telan bulat-bulat. "Apa kau lupa, perjanjian kita saat kau datang padaku mengemis uang lima ratus juta waktu itu, heh?" Gerald melangkah mendekatinya Giselle lagi. "A-apa?" Gerald dengan cepat menarik tengkuk leher Giselle dan mendekatkan wajah penuh emosi di hadapan Giselle. Bibirnya yang menipis, dan cengkeraman tangan yang terasa erat di tengkuk lehernya menjadi bukti betapa marahnya Gerald saat ini. "Aku tidak menginginkan u

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 57. Sebuah Ciuman dan Amarah yang Tertahan

    Dean mengajak Giselle masuk ke dalam gedung rumah sakit, laki-laki itu menarik lengannya dengan pelan dan membawa Giselle ke lorong yang sunyi.Langkah Dean terhenti. Ia meminta Giselle untuk duduk di sebuah bangku yang berjajar sepanjang lorong dan Dean menekuk lututnya di hadapan Giselle saat ini, menelisik wajah sedih wanita itu. "Giselle..." Dean mengusap punggung tangan Giselle hingga wanita itu tertunduk dan menahan untuk tidak menangis. "Menangislah bila itu membuatmu merasa lega," ujar Dean berbisik. Giselle semakin tertunduk dan punggungnya gemetar. "Aku malu, Dean," lirihnya dengan suara parau. "Aku tidak pernah menggoda Pak Gerald seperti yang Bu Laura katakan." "Ya. Aku percaya padamu, Giselle," jawab Dean mengulurkan tangannya mengusap pucuk kepala Giselle. "Berapa kali aku katakan padamu, kau bisa mengundurkan diri dari perusahaan Gerald agar kau tidak terus terlibat masalah dengan mereka. Mau sampai kapan mereka akan menindas dan menyakitimu?" Ekspresi di wajah Gis

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 56. Giselle, Adalah Milikku

    Keesokan harinya, Giselle masih sibuk mengurus Elodie di rumah sakit. Apalagi setelah dokter mengatakan kalau kondisi Elodie benar-benar drop, Giselle tidak punya pikiran untuk kembali ke kantor. Pagi ini, Giselle pergi membeli buah anggur yang diminta oleh si putrinya saat bangun tidur tadi. Giselle tersenyum tipis menatap buah anggur dalam keranjang hias kecil berwarna merah muda sebagai bonus ada dua buah stroberi di dalamnya, yang kini tengah Giselle bawa. "Elodie pasti senang melihat keranjang cantik ini," gumam Giselle, rasanya tidak sabar ingin melihat si kecil kembali tersenyum. Giselle berjalan menyebrangi jalanan menuju ke rumah sakit yang berada di depan sana. Namun, saat ia sudah berada di tepian seberang jalan, tiba-tiba saja sebuah mobil berhenti di samping Giselle dan membunyikan klaksonnya hingga membuat Gisele menoleh. Kening Giselle mengerut menatap mobil berwarna merah tersebut.Saat ia menepi dan menunggu, dari dalam mobil itu keluar Laura membawa tasnya dan

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 55. Pertengkaran Gerald dan Laura

    Jarum jam menunjuk tepat pukul sebelas malam. Gerald baru saja kembali setelah seharian ia tidak bisa berhenti terus memikirkan dan mencari tahu tentang Giselle. Dan kini Gerald baru saja sampai di kediaman. Laki-laki tampan itu keluar dari dalam mobil dan membawa jas hitamnya sambil berjalan dengan tegas seperti biasa. "Selamat malam, Tuan," sapa Sergio yang kini berdiri di ujung atas tangga teras. "Ada apa?" Gerald menatap ajudannya tersebut. Dia tahu, pasti Sergio ingin mengatakan sesuatu hal. Laki-laki dengan balutan kemeja hitam itu menatapnya lekat. "Nona Laura sudah menunggu Tuan Gerald sejak pukul tujuh tadi, sekarang beliau masih ada di dalam." Mendengar hal itu, Gerald pun langsung menarik napasnya panjang. Ia berdecak lidah dan wajah stress langsung memenuhi parasnya. Gerald menyerahkan tuxedo hitamnya pada Sergio sebelum ia melangkah masuk ke dalam rumah tanpa berkata-kata. Di ruang keluarga, tampak Laura yang kini beranjak dari duduknya saat melihatnya masuk ke dal

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 54. Jujurlah Padaku, Giselle

    "Bukan siapa-siapa! Aku tidak menyembunyikan siapapun darimu. Pergilah dari sini, kumohon...!" Giselle dengan berani mendorong Gerald yang kini berdiri di hadapannya. Meskipun sekujur tubuhnya gemetar, ia tetap akan melindungi keberadaan Elodie, dari Papa kandungnya ini. "Aku tidak akan pergi sebelum aku melihat siapa orang itu!" tegas Gerald lagi. Laki-laki itu hendak melangkah ke arah lorong tempat Elodie dirawat, namun lagi-lagi Giselle menahannya dengan sepenuh tenaganya.Giselle lebih baik bertengkar dan ribut dengan Gerald, daripada Gerald harus bertemu dengan Elodie. "Kubilang pergi…!" Giselle menjerit menangis di hadapan Gerald dengan wajah putus asanya. Giselle membungkukkan badannya dan mencekal tangan Gerald sambil menangis memohon pada mantan suaminya tersebut."Jangan temui dia, aku mohon jangan ... Gerald, aku sangat-sangat memohon padamu," lirih Giselle penuh permohonan. Wanita itu menangis menggenggam erat telapak tangan Gerald hingga terasa gemetar. Giselle menu

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 53. Kecurigaan Gerald Semakin Kuat

    Gerald kembali ke kantornya untuk melanjutkan meeting setelah menemui Giselle sore tadi. Sampai menjelang malam, barulah meeting selesai dibahas dan semua anggota rapat keluar dari ruangan meeting.Gerald berjalan di lorong lantai dua puluh seorang diri. Namun, tiba-tiba saja langkahnya terhenti saat ia mendengar suara seseorang di ujung lorong. "Saya sedang mewakili Tuan Dean untuk meeting di kantor milik Tuan Gerald Gilbert, Nyonya Sania," ujar Petter—asisten sekaligus ajudan Dean, yang kini tengah berbincang di telepon dengan Mamanya Dean. Gerald memelankan langkahnya mendekati sumber suara. Hingga suara Petter kembali terdengar. "Kemarin malam, Tuan Dean juga meninggalkan kantor dan pergi ke rumah sakit ibu kota untuk menemui Giselle Marjorie. Bahkan, Tuan Dean juga membayar biaya pengobatan keluarga Nona Giselle. Saya melihat bukti pembayarannya di atas meja kerja Tuan Muda." Mendengar ucapan Petter barusan, Gerald langsung tercengang, keningnya mengerut seketika. Tiada hal

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status