Home / Romansa / Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam / Bab 111. Ucapan Laura yang Kejam

Share

Bab 111. Ucapan Laura yang Kejam

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2025-05-25 13:24:31

Setelah semalam ditemani oleh Gerald, pagi ini Elodie terlihat sudah menunjukkan wajah sumringahnya. Meskipun anak itu terkadang tiba-tiba lemas dan tidak tertarik lagi untuk melakukan sesuatu karena faktor tubuhnya yang sakit.

Setidaknya, Giselle bisa melihat Elodie tersenyum dan tidak susah dibujuk untuk makan dan minum, itu sudah menenangkan Giselle.

"Ma, Papa akan ke sini lagi nanti 'kan, Ma?" tanya Elodie sambil berbaring di atas ranjang rumah sakit.

"Iya, Sayang. Petang tadi Papa sudah berjanji kalau Papa akan ke sini menemani Elodie," jawab Giselle sambil mengusap-usap lengan kecil Elodie.

Anak itu tersenyum memeluk boneka kuda poni yang semalam Gerald belikan untuknya.

Rasa senang menyelimuti hati Giselle, putrinya seolah melupakan kalau dia sedang sakit dan Elodie sejak tadi banyak bicara, juga bertanya ini dan itu tentang Gerald.

Perlahan, Giselle beranjak dari duduknya. "Sayang, Mama pergi ke luar sebentar ya, Nak."

"Iya, Mama." Elodie mengangguk.

Giselle me
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ati Gabe
kenapa sih tokoh Giselle lemah banget jadi kurang greget
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 112. Melakukan Segala Hal Demi Buah Hatiku

    Giselle mendapatkan telepon dari Dean pagi tadi bila ada seseorang yang siap membeli rumahnya. Dengan berat hati, Giselle akan tetap kukuh menjual rumahnya demi pengobatan Elodie. Beberapa menit yang lalu, Giselle baru saja pulang untuk mengambil sertifikat rumah miliknya, karena ia sudah membuat janji dengan Dean yang kini berada di rumah sakit menemani Elodie. Di dalam kamar rawat inap Elodie, Dean duduk di sofa setelah ia menyapa Elodie yang kini tertidur pulas. "Jadi Dean, aku sudah membawa sertifikat rumahnya bersamaku sekarang," ujar Giselle menunjukkan sebuah surat sertifikat rumah di dalam sebuah map berwarna merah. "Baguslah kalau begitu, Giselle. Kebetulan, Tuan Orland mengatakan padaku kalau dia akan memberikan bonus untukmu, karena dia bilang padaku kalau halaman rumah dan tempatnya dijaga bersih," ujar Dean tersenyum manis hingga kedua matanya menyipit. "Benarkah?" Giselle tampak senang, sekaligus sedih saat ini. Dean merogoh saku tuxedo hitam yang ia pakai da

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 111. Ucapan Laura yang Kejam

    Setelah semalam ditemani oleh Gerald, pagi ini Elodie terlihat sudah menunjukkan wajah sumringahnya. Meskipun anak itu terkadang tiba-tiba lemas dan tidak tertarik lagi untuk melakukan sesuatu karena faktor tubuhnya yang sakit. Setidaknya, Giselle bisa melihat Elodie tersenyum dan tidak susah dibujuk untuk makan dan minum, itu sudah menenangkan Giselle. "Ma, Papa akan ke sini lagi nanti 'kan, Ma?" tanya Elodie sambil berbaring di atas ranjang rumah sakit. "Iya, Sayang. Petang tadi Papa sudah berjanji kalau Papa akan ke sini menemani Elodie," jawab Giselle sambil mengusap-usap lengan kecil Elodie. Anak itu tersenyum memeluk boneka kuda poni yang semalam Gerald belikan untuknya. Rasa senang menyelimuti hati Giselle, putrinya seolah melupakan kalau dia sedang sakit dan Elodie sejak tadi banyak bicara, juga bertanya ini dan itu tentang Gerald. Perlahan, Giselle beranjak dari duduknya. "Sayang, Mama pergi ke luar sebentar ya, Nak." "Iya, Mama." Elodie mengangguk. Giselle me

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 110. Elodie, Adalah Anak kIta Berdua

    Malam ini Elodie sudah sedikit lebih membaik. Anak itu kini meminta gendong pada Giselle sambil meminum susunya, karena Elodie menolak untuk makan sejak pagi. Sudah tiga jam lamanya Giselle menggendong Elodie hingga pundaknya terasa sangat pegal dan sakit. Tapi tak sedikitpun itu mengeluh. "Dihabiskan susunya, Sayang. Nanti Mama buatkan lagi," ujar Giselle mengusap kening Elodie dan ia tersenyum hangat. Anak itu menatap langit-langit kamar inapnya dan memeluk botol susunya sebelum ia menatap Giselle. "Mama ... Papa mana?" tanyanya. "Papa Dean 'kan sudah pulang, Sayang," jawab Giselle dengan lembut. "Bukan Papa Dean, tapi Papanya Elodie. Papa…!" seru anak itu dengan mata sayu. Giselle tersenyum tipis, ia paham siapa yang dimaksud oleh buah hatinya saat ini. "Papa masih sibuk di kantor. Kalau ada waktu, Papa pasti akan datang ke sini menemui Elodie," jawab Giselle sambil berdiri di samping ranjang. "Elodie kangen Papa?" "Heem, Elodie mau digendong Papa," jawab anak itu

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 109. Merelakan Apapun, Demi Buah Hatiku

    Hari sudah senja, cahaya matahari yang bersinar jingga di ufuk barat terasa hangat menyinari wajah Giselle yang tengah menatapnya dengan perasaan kosong. Wanita itu terdiam melamun sejak tadi. Lebih tepatnya sejak Elodie tertidur setelah diperiksa yang ketiga kalinya. Hingga tiba-tiba saja terdengar suara pintu kamar inap Elodie terbuka, dan muncul seorang laki-laki membawa paper bag di tangannya. "Selamat sore," sapa Dean lirih, laki-laki itu masuk ke dalam kamar inap itu. "Dean..." Giselle mengerjapkan kedua matanya menatapnya. Laki-laki itu tersenyum dan berjalan ke arahnya. Dean meletakkan paper bag di atas meja sudut di dalam ruangan itu. "Bagaimana kondisi Elodie kata dokter?" tanya Dean menoleh pada Giselle. "Maaf ya, Giselle, kemarin aku tidak bisa ke sini karena aku sedang ada urusan di Palashatt." "Tidak apa-apa, Dean," jawab Giselle lirih. Wanita itu memperhatikan Dean yang kini mendekati Elodie. Mengelus kening Elodie dan mengecupnya dengan penuh kasih saya

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 108. Patah Hati Seorang Ibu

    Giselle bernapas lega saat Elodie sudah sadar, meskipun anaknya hanya bisa terbaring di atas ranjang rumah sakit dan memanggilnya dengan suara lirih, setidaknya Elodie sudah bangun dari tidur panjangnya. Beberapa menit yang lalu, Giselle diminta oleh suster pergi ke ruangan dokter. Wanita itu mengambil surat hasil pemeriksaan Elodie, Giselle membawanya dan kembali ke kamar rawat inap Elodie. Saat Giselle kembali ke kamar Elodie, ia terkejut mendapati Marisa berada di dalam kamar Elodie. "Nyonya..." Kedua mata Giselle melebar menatapnya. Marisa menoleh ke arah pintu di tempat Giselle berdiri saat ini. "Mama," panggil Elodie dengan suara kecilnya yang lemah. Segera Giselle melangkah mendekati anaknya. Ia menatap Marisa yang juga menatapnya. "Untuk apa datang Nyonya ke sini?" tanya Giselle menatap Marisa dengan berani. "Tentu saja aku menjenguk cucuku!" jawab Marisa, nada suara yang pelan dan angkuh. "Apa seperti ini yang kau bilang kalau kau layak menjadi Mama untuk Elodi

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 107. Kemarahan Gerald pada Kedua Orang Tuanya

    "Bagaimana, Gerald? Apa kau sudah melakukan tes DNA dengan Elodie? Giselle memberikanmu izin, kan?" Pertanyaan itu terucap dari bibir Marisa yang tengah duduk di hadapan Gerald di dalam ruang keluarga di kediamannya. Sedangkan Charles juga memasang ekspresi wajah yang sama. Ia tampak tidak sabar menunggu jawaban Gerald. "Giselle tidak mengizinkanku," jawab Gerald. "Dalam situasi yang dia alami saat ini, aku tidak ingin mengajaknya ribut, Ma." Marisa mengusap wajahnya frustrasi. "Gerald, Gerald ... kau ini bodoh sekali, hah?! Harusnya kau tidak usah memperdulikan Giselle lagi!" "Tapi keadaan Elodie saat ini sedang tidak memungkinkan, Ma! Elodie sakit dan dia sedang tidak sadarkan diri sejak tadi malam di rumah sakit!" pekik Gerald melawan Mamanya. Marisa dan Charles seketika terdiam dengan kedua mata melebar menatapnya. "A-apa?" cicit mereka. "E-Elodie sakit?" Marisa menatapnya tak percaya. Gerald mengangguk. "Elodie memiliki penyakit keras yang belum aku ketahui pasti

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 106. Kau Tidak Percaya Bila Elodie Darah Dagingmu?

    Setibanya di rumah sakit, Gerald melangkah cepat masuk ke dalam tempat itu dan berjalan di lorong utama. Gerald bertanya pada resepsionis di mana Elodie dirawat. Gerald berjalan di lorong depan, lorong sunyi dan hanya orang-orang tertentu yang diperbolehkan melewatinya. "Di mana Giselle?" gerutu Gerald mencari-cari. Hingga tiba saat Gerald melangkah semakin dalam ke lorong, ia melihat sosok Giselle yang berdiri lesu di depan sebuah ruangan. Wanita itu terlihat sedih menatap lurus ke dalam ruangan berdinding kaca di depan sana. Gerald segera mendekatinya saat itu juga. "Giselle..." Suara Gerald membuat Giselle sontak menoleh menatapnya. Kedua mata sembab dan wajah Giselle begitu kacau saat ini. Gerald mendekatinya dan mencekal kedua pundak kecil Giselle dengan tatapan panik dan khawatirnya. "Apa yang terjadi dengan Elodie, hm?" Gerald menatapnya dalam. Wanita itu menggelengkan kepalanya dan memalingkan wajah. "Anakku sakit," lirih Giselle menoleh ke arah Elodie di d

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 105. Jerit Tangis Giselle

    "Papa ... Papa di mana?" Elodie terbangun dari tidurnya. Anak itu duduk di atas ranjang menoleh ke kanan dan ke kiri. Bibirnya mencebik siap menangis. Anak itu mengulurkan tangannya menepuk-nepuk lengan Giselle. Mamanya tertidur karena merasa sangat kelelahan. "Mama, Papanya Elodie di mana? Mama..." Anak itu menangis. "Papa!" Giselle yang tertidur pun sontak terbangun cepat. Wanita itu langsung beranjak duduk dan menatap si kecil yang menangis histeris. "Ya ampun, Sayang. Kenapa, Nak?" Giselle langsung mengulurkan tangannya pada Elodie. "Papanya Elodie, Mama ... Papa!" pekik anak itu menangis mencari Gerald. "Papa besok pagi ke sini lagi, Sayang. Ssstttt ... Elodie tidak boleh menangis, ini sudah malam." Giselle berusaha membujuk sambil meraih gendongan milik Elodie. Namun, saat Giselle hendak mengangkat tubuh kecil Elodie, ia merasakan kulit tubuh Elodie yang kini sangat panas. Guratan wajah cemas terlihat jelas di wajah Giselle. Ia mengusap kening dan pipi Elodie.

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 104. Kemarahan Giselle yang Tak Tertahankan

    Elodie tertidur dalam pelukan Gerald, dengan kedua tangannya yang masih merengkuh lehernya dan terlihat begitu pulas. Giselle mendekati mereka, ia menatap Gerald yang kini juga menatapnya. "Berikan Elodie padaku, aku akan menidurkannya di dalam. Ini sudah malam, kau bisa pulang," ujar Giselle lirih. "Biar aku sendiri yang menidurkannya. Takutnya nanti dia menangis," jawab Gerald. "Di mana kamarmu?" "Ada di sana." Giselle berjalan ke belakang diikuti oleh Gerald. Mereka masuk ke dalam sebuah kamar. Gerald mengedarkan pandangannya dalam kamar berukuran kecil tersebut. Bahkan mungkin luar kamar ini separuh dari kamar Gerald. Giselle menata bantal dan boneka milik Elodie di atas ranjang. "Tidurkan di sini saja, pelan-pelan," ujar wanita itu. Perlahan-lahan Gerald menidurkan Elodie di atas ranjang. Anak itu terbangun dan membuka matanya yang sayu. "Papa…," ucapnya pelan. "Papa tidak akan ke mana-mana. Tidur lagi, Sayang," bisik Gerald, ia mengusap lembut pipi Elodie hin

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status